It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Paulo Coelho
"Kitalah yang merawat Jiwa Dunia itu, dan kita pula yang menentukan apakah dunia tempat tinggal kita jadi lebih baik atau lebih buruk. Disitulah kekuatan cinta memainkan perannya.
Sebabsaat kita mencintai, kita selalu berusaha menjadi lebih baik lagi."
"I just want to break that song into pieces," she said, "and love them all to death."
asma nadia
"ternyata memaafkan dan melupakan itu bukan hal yang mudah dilakukan"
"All happy families resemble one another, but each unhappy family is unhappy in its own way"
asma nadia
" bayangin ekky pake baju ketat warna abu2 milenium kok gw merinding ya. hiiyyyyyy" kata linda
Gelombangnya yang ganas, mampu menghancurkan kapal-kapal disaat badai.
Hewan-hewan laut berbahaya banyak terdapat dalam Samudra. Pusaran air yang mematikan juga ada di Samudra.
Namun orang tetap butuh Samudra. Karena dialah yang menghubungkan hal-hal besar. Samudra merupakan penghubung antar benua.
Kekacauan apapun yang terdapat di daratan, yang namanya Samudra akan tetap disana dengan sifatnya yang misterius dan mematikan.
Semua orang menyeganinya."
Dari sebuah Novel.
P.A.T.
"Mbok, mengapa di sini tak ada orang tertawa dan tersenyum denganku?"
"Lantas apa gunanya senyum dan tawa pada Mas Nganten. Juga tak baik layani senyum dan tawa mereka. Tahu, Mas Nganten, seorang wanita utama adalah laksana gunung. Dia tidak terungkit kedudukannya, terkecuali oleh tangan Bendoro. Bendoro lebih tidak terungkit, terkecuali Gusti Allah sendiri."
"Ah, ah."
"Mengapa, Mas Nganten?"
"Bodohnya aku ini. Aku tak mengerti."
"Kalau semua orang bisa mengerti, Mas Nganten, gampang saja jadi priyayi."
"Kedua orang itu duduk berhadap-hadapan di tempat yang sunyi itu. Seorang pun tiada yang bercakap, masing-masing tepekur memikirkan nasib persahabatan mereka itu.
Hari makin gelap, cahaya bulan tak nampak, hanyalah bintang-bintang yang mengilap itu mencoba-coba mengurangkan kegelapan, yang menyelimuti bumi ini. Kelam rupanya langit itu, muram nampaknya muka orang muda itu. la duduk tiada bergerak, tetapi pikirannya tiada berhenti, berkisar-kisar sebagai roda yang digulingkan. Adalah ia sebagai orang yang hanyut di lautan kesusahan, sebentar-sebentar hendak tenggelam, karena kekuatannya hampir-hampir habis, sedang ombak gelombang amatlah hebatnya. Dengan pandang yang sedih, ia melihat ke kanan dan ke kiri, kalau-kalau ada kapal yang dekat, tempat meminta pertolongan, akan membawa dia ke negeri yang ditujunya itu."
"Business has really improved," he said to the boy, after the customer had left. "I'm doing much better, and soon you'll be able to return to your sheep. Why ask more out of life?"
"Because we have to respond to omens," the boy said, almost without meaning to; then he regretted what he had said, because the merchant had never met the king.
"It's called the principle of favorability, beginner's luck. Because life wants you to achieve your destiny,"
the old king had said.