Masa kecil John Wayne Gacy diwarnai banyak kenangan pahit, mulai dari sabetan gesper ayahnya hingga menjadi sasaran bullying dan pelecehan seksual. Beberapa dekade kemudian, Gacy dikenal sebagai The Killer Clown, pembunuh berantai sadis yang mengambil nyawa sedikitnya 33 lelaki muda.
Selain Gacy, sudah banyak kasus lain yang menunjukkan adanya kaitan antara trauma masa kecil dan perilaku kekerasan pada usia dewasa. Namun, baru belakangan ini saja ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa trauma masa kecil ternyata mengubah kondisi otak.
"Riset kami menunjukkan bahwa orang yang memiliki trauma masa kecil tidak hanya menderita secara psikologis, namun otak mereka juga ikut berubah," ujar Profesor Carmen Sandi dari École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL) Swiss, yang mengepalai riset ini, seperti dikutip dari Science Daily, Kamis, 17 Januari 2013.
Hasil penelitian Carmen dan timnya yang dimuat dalam Translational Psychiatry ini memberikan gambaran tambahan betapa buruk konsekuensi akibat kekerasan yang dialami anak-anak.
Para peneliti mencapai kesimpulan ini setelah mengadakan serangkaian percobaan pada tikus muda yang ditempatkan pada kondisi dengan tingkat stres tinggi. Ketika tikus dewasa menunjukkan perilaku kasar dan agresif, tim peneliti memeriksa otak binatang pengerat tersebut.
Dari pemeriksaan diketahui bahwa bagian orbitofrontal cortex pada tikus sehat tidak aktif. Bagian ini seharusnya aktif untuk menekan tindakan agresif ketika individu berada dalam situasi di bawah tekanan. "Hal ini berakibat pada berkurangnya kemampuan menekan sikap agresif, diikuti reaksi berlebihan pada amygdala--bagian otak yang berkaitan dengan emosi," ujarnya.
Sandi mengimbuhkan bahwa terdapat penelitian lain yang menyebutkan bahwa otak manusia yang kasar juga memiliki orbitofrontal yang kurang aktif sehingga kurang bisa menahan diri untuk tidak berperilaku agresif. "Ini sangat menakjubkan, kami tidak berharap dapat menemukan hasil yang sangat mirip seperti ini," katanya.
Tim ilmuwan juga mengukur perubahan dalam ekspresi gen yang diketahui terlibat dalam perilaku agresif. Mereka mencari tahu apakah stres psikologis yang dialami oleh tikus bisa menyebabkan modifikasi dalam ekspresi gen tersebut.
Hasilnya, "Kami menemukan bahwa tingkat ekspresi gen MAOA meningkat pada prefrontal cortex," katanya. Perubahan ini berkaitan dengan perubahan yang bersifat epigenetik. Dengan kata lain, trauma masa kecil juga dapat menyebabkan modifikasi ekspresi gen.
SCIENCE DAILY | RATNANING ASIH
Comments
HAL PERTAMA yang perlu kita ketahui tentang trauma adalah, MAKIN BELIA USIA SEWAKTU MENGALAMI TRAUMA, MAKIN BESAR DAMPAK TRAUMA PADA PERTUMBUHAN JIWA.
Pada usia belia, kita belum mempunyai sistem pertahanan yang kuat untuk menahan hantaman trauma. Itu sebabnya trauma langsung masuk dan menohok jiwa tanpa hambatan.
Pada usia dewasa kita telah memiliki sistem pertahanan yang lebih kuat sehingga laju hantaman trauma lebih dapat diperlambat.
HAL KEDUA tentang trauma yang perlu kita ketahui adalah, TRAUMA YANG TERJADI PADA MASA KECIL BERPOTENSI BESAR MERUSAK PEMBANGUNAN SISTEM PERTAHANAN DALAM DIRI. Salah satu ciri khas anak adalah kepolosannya. Sebenarnya kepoloson berasal dari ketidakadaan sistem pertahanan. Pada masa kanak-kanak kita belum dapat memisahkan diri dari situasi yang dihadapi.
Kita belum memiliki kemampuan berpikir secara abstrak dan menganalisis masalah dari pelbagai sudut. Dan, kita pun belum dapat menyembunyikan perasaan atau pikiran. Itu sebab tatkala kecil anak kerap menangis sewaktu tertangkap basah melakukan kesalahan. Namun setelah remaja, ia dapat bersilat lidah untuk membela diri.
Nah, makin kita dewasa, makin canggih sistem pertahanan dan makin sanggup kita melindungi diri. Namun apabila pada masa kecil kita telah mengalami trauma—apalagi berkelanjutan—maka proses pembentukan sistem pertahanan ini akan mengalami gangguan. Mungkin kita terlalu cepat mematikan perasaan atau sebaliknya, kita tidak sanggup
mengesampingkan perasaan sama sekali—semua langsung dirasakan.
Mungkin kita akan terlalu sering merasionalisasi sehingga tidak mendayagunakan perasaan sama sekali atau sebaliknya, kita kurang bisa merasionalisasi sehingga menjadi terlalu emosional dan cepat meledak.
HAL KETIGA yang perlu kita ketahui adalah, pada akhirnya trauma masa kecil membuat kita KEHILANGAN RASA AMAN, BUKAN SAJA TERHADAP SITUASI TERTENTU, TETAPI JUGA TERHADAP HAL LAINNYA. Kembali pada contoh tadi, mungkin pada awalnya kita hanya takut pada pertengkaran atau konflik. Mungkin kita menjadi peka terhadap konflik dan berusaha menjauh. Namun perlahan tetapi pasti kita pun berusaha menghindar dari segala ketegangan.
Kita berupaya untuk memastikan segalanya sebab kita tidak bisa menoleransi ketidakpastian. Pada akhirnya kita menjadi orang yang selalu harus memastikan bahwa semua akan berjalan dengan baik. Kita juga berusaha menghilangkan risiko sebab bagi kita, risiko sama dengan bencana.
Singkat kata, akibat trauma kita cenderung mengembangkan perilaku MENGHINDAR dan MEMASTIKAN. Kita menghindar dengan cara MELARIKAN DIRI dari tantangan dan bahaya. Dan, kita memastikan dengan cara MENGENDALIKAN KONDISI ATAU ORANG di sekitar kita. Sudah tentu perilaku ini bukan saja akan memengaruhi kehidupan kita; pada akhirnya perilaku ini memengaruhi orang di sekitar kita pula.
Oleh karena takut, kita cenderung menanamkan rasa takut pada orang di sekitar, terutama anak-anak kita. Oleh karena takut, kita pun cenderung mengendalikan orang di sekitar, supaya hidup seperti yang kita harapkan.
kadg mereka nganggap kesalahan ada pd diri nya
dan menimpakan segala nya pd diri nya sdiri
tpi dgn nutup rapat2 itu sendirian juga amat ngerusak
ap kalo terbuka pd ibu nya bisa nolong?
ga tau juga
at least keterbukaan itu perlu;
some1 to share those thing n feelings...
rasa sayg nya ke kamu memaksanya mau mengulangi kepedihan itu
gw lihat rasa dia dalem ke loe
sebaliknya kerna loe terbiasa dgn bnyk lelaki;
loe nganggep dia nothing...
thats what i see
minta maaflah ma dia
dia sungguh2 tersakiti fsikis nya luar dalem
gw merinding baca nya....
masa kecil itu terlalu sulit ngrasain dn ngadepin yg gtu'
bukn cuma tubuhnya yg kecil;
jiwa nya juga msh amat rapuh...
.
Teori yang berkembang mengenai sakit mental menyatakan bahwa sebagian besar sakit mental disebabkan oleh faktor genetik dan cacat biologis. Ada dua komponen utama yang menyebabkan seseorang bermasalah yaitu faktor biologis dan pengasuhan. Selama ini fokus lebih banyak diberikan untuk menemukan faktor biologis yang mengakibatkan sakit mental. Bremner (2002) menyatakan hal menarik yang sangat perlu disimak: Tiga puluh tahun sejak dimulainya revolusi biologis dalam psikiatri, sampai saat ini masih belum ditemukan gen skizofrenia atau mania.
Hasil penelitian mutakhir menunjukkan data dan temuan penting yang sangat perlu kita cermati dengan serius. Berbagai penelitian ini mengemukakan adanya keterhubungan yang erat dan signifikan antara trauma masa kecil, gangguan atau kerusakan pada wilayah otak tertentu, dan gangguan mental.
Di awal kehidupan otak manusia sangat sensitif dan mudah dipengaruhi oleh pengalaman baik yang positif (pengasuhan yang sehat) dan pengalaman negatif (kekerasan dan pengabaian). Trauma berulang pada anak berakibat sangat buruk terhadap kemampuan anak dalam berpikir, merasa, berelasi dan berfungsi baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa semakin banyak trauma yang dialami anak semakin besar kemungkinan mereka mengalami sakit mental di kemudian hari.
Perkembangan dan pertumbuhan otak anak dipengaruhi oleh interaksi antara orangtua dan anak. Siegel (1999) mengatakan bahwa pikiran manusia berkembang melalui pola-pola dalam aliran energi dan informasi di dalam otak (anak) dan di antara otak (orangtua dan anak).
Schore (1994) menyatakan pentingnya relasi antara orangtua / pengasuh utama dan anak dalam konteks mengendalikan, menenangkan, dan memengaruhi secara positif kondisi emosi bayi/anak di masa kritis pertumbuhan mereka sampai saat anak mampu mengendalikan diri sendiri.
Masih menurut Schore bila relasi ini gagal, orangtua atau pengasuh tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik, dalam konteks mendukung regulasi emosi anak, maka akan berakibat perkembangan otak dan psikis yang buruk dan menjadi sumber berbagai masalah gangguan mental di masa mendatang.
Sejak tahun 1980 hingga saat ini terdapat lebih dari tiga ratus studi klinis yang menunjukkan hubungan erat antara trauma masa kecil yang berulang dan penyakit mental yang muncul kemudian – seringkali puluhan tahun kemudian.
Berdasar hasil penelitian mendalam sejak tahun 1991 para peneliti telah menemukan hubungan antara trauma masa kecil dan kondisi otak abnormal. Trauma masa kecil menyebabkan kerusakan otak dan selanjutnya mengakibatkan sakit mental.
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang sehat belajar menjadi tenang dan mencerap pola perilaku kondusif yang ditunjukkan oleh pengasuhnya. Situasi lingkungan yang mendukung ini sangat baik untuk perkembangan otak dan sistem saraf sehingga mampu mngatasi kondisi stres normal yang biasa dialami anak.
Saat anak bertemu dengan situasi yang menimbulkan stres, sistem saraf simpatiknya secara otomatis mengaktifkan respon lawan atau lari. Saat stres berhasil ditangani dengan baik, otak yang berkembang optimal akan mengembalikan anak ke kondisi tenang dan rileks.
Namun bila anak berulang kali mengalami kekerasan (abuse) baik secara fisik atau psikis, dan pengabaian (neglect), otak dan sistem sarafnya akan mengalami gangguan dan kerusakan hingga taraf tertentu.
Akumulasi data dari penelitian terkini menunjukkan bahwa trauma berulang yang dialami bayi atau anak kecil mengakibatkan kerusakan pada pre-frontal cortex (bagian otak yang melakukan fungsi eksekutif seperti berpikir, fokus, menimbang, kendali perilaku dan menenangkan diri), corpus callosum (kumpulan serat penghubung kedua hemisfir otak), hippocampus (bagian otak yang menangani pembelajaran, memori, dan keseimbangan emosi), amygdala (bagianotak yang menangani pemrosesan dan keseimbangan emosi), cerebellar vermis (membantu menenangkan sistem limbik yang terlalu aktif), HPA axis (poros hypothalamus-pituitary-adrenal, yang merupakan sistem hormon utama tubuh), sistem serotonin/dopamine/GABA, dan sistem saraf simpatik.
Selain mengakibatkan gangguan dan kerusakan otak, trauma masa kecil yang berulang dapat mengganggu sistem hormon dan senyawa kimiawi otak (neurotransmitter). Hingga saat ini terdapat tujuh belas penelitian yang dilakukan pada lebih dari 1.375 anak yang menunjukkan kerusakan pada fungsi HPA axis mereka akibat trauma masa kecil.
Efek lain yang diakibatkan oleh trauma masa kecil adalah berkurangnya fungsi saraf bertahun kemudian, berkurangnya kecakapan verbal dan performa, dan juga IQ, berkurangnya perkembangan mental (personal, sosial, dan motor), EEG abnormal, kejang, depresi, dan penyalahgunaan zat (substance abuse).
Trauma yang biasa dialami anak di masa kecil dan berlanjut hingga masa remaja yang berakibat sangat buruk terhadap masa depannya, antara lain:
- anak tidak diinginkan, karena kehamilan yang terjadi di luar kehendak atau rencana, baik oleh salah satu atau kedua orangtuanya.
- anak pernah mau digugurkan, baik masih dalam pikiran orangtua atau sudah pernah dilakukan upaya pengguguran namun gagal.
- salah satu atau kedua orangtua menolak anak karena berjenis kelamin tidak seperti yang diharapkan atau diinginkan.
- saat dalam kandungan ibu kedua orangtua sering ribut atau bertengkar.
- ibu mengalami tekanan mental dan emosi yang intens saat mengandung.
- anak diabaikan oleh orangtua, baik secara fisik maupun emosi.
- anak mengalami kekerasan fisik.
- anak mengalami kekerasan emosi.
- pelecehan seksual.
- trauma karena sekolah (misal: beban pelajaran, perundungan (bullying) yang tidak mendapat penanganan segera dan terselesaikan.
- kecemasan konstan yang berasal dari orangtua pencemas dan bermasalah.
- dll.
Saat anak mengalami trauma dan kondisi emosi negatif dan tidak ada orangtua atau pengasuh yang mendukung dan menenangkannya maka kondisi ini memengaruhi bagaimana jaringan di otaknya terbentuk.
Anak ADD/ADHD tidak memiliki kontrol diri yang baik karena wilayah otak sebelah kiri depan (prefrontal cortex), yang berfungsi sebagai "rem" dan pengendali tidak bekerja (optimal) karena trauma.
Depresi dan Atrofi Otak
Para peneliti telah menemukan ketidaknormalan pada struktur, senyawa kimiawi, dan fungsi otak para penderita beberapa jenis gangguan mental seperti depresi, adiksi alkohol, dan skizofrenia. Dengan menggunakan teknologi terkini seperti MRI (magnetic resonance imaging), PET (positron emission tomography), dan spectroscopy para peneliti independen mengamati beragam kelompok orang yang mengalami depresi dan menemukan atrofi signifikan pada wilayah otak tertentu.
Wilayah otak yang mengalami atrofi (berkurang dalam ukuran atau volume) meliputi: frontal lobes, orbital frontal lobes, subgenual frontal lobes, caudate nucleus, hippocampus, dan amygdala.
Wilayah-wilayah otak yang dijelaskan di atas semuanya saling terhubung dan terlibat dalam respon stres Stres kronis mengakibatkan level cortisol meningkat signifikan dan mengakibatkan kerusakan pada hippocampus, memori verbal, dan kemampuan berpikir.
Informasi dan temuan ini menunjukkan bahwa atrofi pada wilayah otak yang spesifik secara signifikan berhubungan dengan atau mungkin bahkan sebagai penyebab depresi.
Dalam beberapa penelitian secara khusus dilakukan penelusuran dengan meneliti riwayat hidup subjek penelitian dan ditemukan adanya hubungan yang kuat antara trauma masa kecil dan atrofi otak dan depresi.
http://www.adiwgunawan.com/?p=article&action=shownews&pid=160
aku lelah mengejar kepastian cinta.
aku tahu, waktu itu dalam pikiranku hanya ingin mencicipi tubuhnya. merasakan kenikmatan dari permainan asmaranya
ketika aku sudah benar2 mencintainya, 1 tahun, bukan waktu yang sebentar, dia meninggalkanku. menikah.
bisa kamu bayangkan jug, aku menyaksikannya bersanding. walau aku tahu dia merasakan luka hatiku. tapi dia bener2 sudah mengubur semua kenangannya denganku.
tapi kamu tahu ga jug, sekitar sebulan yang lalu aku bertemu lagi dengannya.
dia terlihat kurus dan lelah. ngojek dia sekarang. perekonomian sedang down di dia. sudah punya anak 2. ga ada lagi senyum yang membuatku terlena. mata tajamnya yang dulu penuh semangat sekarang ga ada cahaya lagi.
"Be, maafkan aku!" ujarnya waktu itu. aku hanya bisa memeluk tubuhnya dari belakang. tubuh itu masih hangat namun cenderung kurus.
dan karena itulah aku memutuskan untuk memposting cerita tentang dia.
Pengobatan Luka batin
Luka Batin adalah luka yang terjadi pada lapisan batin yang terdalam akibat suatu tekanan yang terjadi secara luar biasa berat atau terjadi secara terus menerus. Batin yang terluka akan menimbulkan kesedihan yang mendalam, perasaan tidak menentu, kemarahan, kejengkelan, hidup tidak terarah, sesekali timbul keinginan mengakhiri hidup yang terasa pahit.
Matahari pagi yang bersinar indah menjadi tidak berarti, semua tampak kelam kelabu.
Luka batin pada orang dewasa biasa terjadi karena masalah asmara, cinta tak terbalas, putus cinta atau dikhianati pasangan. Masa remaja adalah masa yang sangat rentan terjadinya luka batin karena asmara. Dorongan kuat untuk memiliki dan dimiliki oleh pasangan lawan jenis menyebabkan remaja putri terkadang rela melakukan apapun yang diinginkan oleh pacar, bahkan hubungan seksual sebelum nikah. Putus cinta yang terjadi pada remaja putri yang sudah menjalin hubungan terlalu dalam akan menimbulkan luka batin sangat parah. Keluarganyapun tidak luput akan terimbas dengan penderitaan akibat luka batin.
Masalah hukum juga bisa mengakibatkan luka batin yang luar biasa berat pada orang dewasa. Perceraian, kematian orang terdekat, perlecehan seksual adalah salah satu penyebab luka batin.
Luka batin juga bisa terjadi pada anak, dan hal ini justru luput dari perhatian orang tua. Sulit konsentrasi, pembangkang, hiperaktif, sulit komunikasi adalah gejala awal dari adanya luka batin anak.
BATIN SADAR - BATIN BAWAH SADAR
Mind yang biasa diterjemahkan sebagai pikiran, sebenarnya lebih tepat diterjemahkan sebagai Batin yang berisikan Pikiran (though), Perasaan, Kepribadian, dan Emosi. Mind terdiri dari 2 lapisan / bagian yaitu Concioous Mind dan Subconscious Mind. Batin Sadar dan Batin Bawah sadar.
Batin sadar berperan dalam proses kerja pikiran sadar sehari hari seperti belajar sesuatu yang baru, berpikir analitik, bertindak sesuai alasan, berdebat dengan rasional, berpikir logis, dan intelektual. Batin Sadar punya keterbatasan dalam melakukan prosesing data dan hanya mampu menyimpan memori jangka pendek. Segala hal yang tidak berdasarkan logika dan intelektual akan ditolak oleh batin sadar
Lapisan batin bawah sadar berperan penting pada proses kehidupan fisik manusia yaitu pada proses kerja organ tubuh dan syarat otonom, bersifat kreatif, imajnatif, intuitif, tidak logis, bertindak berdasarkan sensor syaraf / reflek. Segala hal proses kreatif penciptaan terjadi pada lapisan batin bawah sadar ini. Batin bawah sadar berisikan memori jangka panjang termasuk memori masa lalu. Batin bawah sadar berperan sangat besar pada kehidupan manusia, berperan dalam kelangsungan hidup manusia, dia selalu menjaga keamanan kehidupan dengan gerakan refleks dan intuisi. Batin bawah sadar mempunyai kapasitas proses data secara tidak terbatas, sehingga dapat dikatakan kekuatan batin bawah sadar jauh melebihi batin sadar.
Bagaimana Bisa Terjadi Luka Batin ?
Luka Batin
Kalau dilakukan komparasi dengan sistem kerja komputer, batin bawah sadar adalah Hard Disk yang berisikan semua memori data base untuk pengoperasian komputer secara keseluruhan. Batin sadar adalah operating system, soft ware untuk melakukan proses kerja dengan menyimpan dan mengambil data pada hard disk. Kapasitas proses data batin sadar sangat terbatas, berbeda dengan kapasitas proses data dari batin bawah sadar yang tidak terbatas.
Luka batin bisa disamakan dengan adanya "bad sector" pada hard disk karena serangan virus. Akibat adanya virus pada komputer akan menyebabkan komputer tidak bisa berjalan dengan semestinya bahkan bisa rusak. Hal yang sama juga terjadi pada batin manusia.
Karena adanya suatu kejadian buruk yang menimpa seseorang bisa mengakibatkan luka / trauma pada batin bawah sadar.
Jika terjadi luka pada tubuh fisik akan segera terlihat jelas gejalanya seperti darah mengucur, bengkak dan rasa sakit sehingga kita dapat segera melakukan tindakan pengobatan dengan memberikan obat luka, antibiotik dsb. Tetapi apabila terjadi luka didalam batin yang tidak terlihat dan kemudian diabaikan akan terjadi mekanisme pertahanan diri dari batin bawah sadar dengan segera menutup rapat memori trauma tersebut. Hal itu memang berguna sebagai pertahanan diri sesaat, sehingga rasa sakit batin akibat trauma tidak berlanjut. Yang menjadi masalah adalah apabila kejadian trauma yang sudah terpendam rapat pada batin bawah sadar secara tidak sengaja terpicu muncul kembali, dan akan di respon oleh batin sadar sehingga timbul berbagai penyakit akibat trauma masa lalu.
Trauma yang muncul kembali ini bisa berupa penyakit mental seperti Perasan marah tanpa sebab, Depresi, Trauma, Phobia, Psikosomatis, anxiety disolder (gangguan kecemasan), OCD (Obsessive Compulsive Disorder), Bipolar dsb. Atau muncul sebagai penyakit fisik seperti Hipertensi, Kanker, Maag, Alergi, Insomnia, Obesitas dsb.
Kejadian trauma masa lalu bisa terjadi karena banyak sebab seperti perlakuan buruk masa kecil, perlecehan seksual, tekanan kehidupan, kecelakaan, bencana alam, kekerasan dalam rumah tangga dsb. Bahkan sebab trauma bisa terjadi saat pembuahan sel telur oleh sel sperma. Kebencian yang dirasakan oleh seorang calon ibu saat melakukan hubungan seksual bisa menyebabkan terjadinya trauma pada bayi yang lahir kelak.
erasaan dan kondisi calon ibu sangat berperan pada kesehatan batin calon bayi saat masih di kandungan.
Peran orang tua sangat besar terhadap perkembangan batin seorang anak, penyebab masalah mental yang dialami orang dewasa bisa terjadi akibat hubungan yang tidak harmonis dengan orang tua sewaktu masih kecil. Perlakuan dan tekanan lingkungan sosial juga bisa menjadi sebab terjadinya luka batin.
Kondisi Penyebab Luka Batin
Pengobatan Hipnoterapi
Pada orang dewasa kejadian yang bisa menyebabkan luka batin a.l.
Putus Cinta
Dikhianati pasangan hidup
Perlecehan seksual / Pemerkosaan
Kematian orang yang dicintai
Keguguran
Tersangkut masalah hukum
Masalah ekonomi, kehilangan pekerjaan
Kehamilan sebelum nikah
Kehilangan jabatan
Ketidak puasan dalam pekerjaan
Trauma Akibat Kecelakaan
Masa kanak kanak yang seharusnya menjadi masa paling bahagia dalam kehidupan seseorang tetapi terkadang justru terjadi hal yang mengakibatkan luka batin seperti:
Harapan orang tua terhadap anak yang terlalu tinggi
Perlecehan seksual terhadap anak
Tekanan lingkungan sosial
Perceraian orang tua
Ketidak perdulian orang tua terhadap anak
Kekerasan terhadap anak
Ketidak harmonisan hubungan orang tua
pengobatan luka batin depresi
Gejala Luka Batin
Terjadi beberapa perubahan kondisi emosional, motivasi, perilaku motorik dan kognitif seperti :
Selalu merasa sedih, muram, terpuruk, depresi
Menangis tanpa sebab
Mudah tersinggung
Gelisah, tidak sabaran
Tidak termotivasi
Selalu merasa malas dan sulit bangun pagi
Tidak berminat pada kegiatan seksual
Bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan daripada biasanya
Perubahan dalam kebiasaan tidur (tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk kembali tidur di pagi buta )
Perubahan dalam selera makan (makan terlalu banyak atau terlalu sedikit)
Perubahan dalam berat badan (bertambah atau kehilangan berat badan)
Berfungsi kurang efektif di tempat kerja atau di sekolah
Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih
Berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan
Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan di masa lalu
Kurangnya self esteem
Berpikir akan kematian atau bunuh diri
( Disadur dari Buku Psikologi Abnormal Jilid 1 - Jeffrey S.Nevid, Spencer A.Rathus, Beverly Greene. - Penerbit Erlangga )
http://www.lukabatin.com/
Move on aja mas, dunia itu indah loh. Niat, tekad, usaha, doa, semoga segera dipertemukan dgn jodoh yg solehah ya, aamiin...
Awall bbbmanposted toJulio Antttttius
January 22
ALHAMDULILLAH
AKHIRNYA TIBA JUGA DIRUMAH
( BARU PULANG ) HABIS JENGUK TEMAN BEKAS KANTOR
YG DI RAWAT DI ( RS MITRA DEPOK )
( INI PHOTO TERBARU SAYA ) TADI SORE
BERAT BADAN SY TURUN .AKIBAT KELELAHAN & ( PIKIRAN )
NO TLP UNTUK ( PERTEMANAN)
( 0877ccccc4028 ) ( TIDAK TERIMA SMS )
KHUSUS ( TOP )
usia 30 tahun sampai 37 tahun
MANLY.MUSCLE
TIDAK SISI/ NGONDEK
BISA JAGA FRIFASI
>>>> DAN RAJIN SHALAT <<<<<
????