BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

buat calon guru atau yang lagi kuliah di ke guruan masup bro..

Sarjana Non Kependidikan Dilegalkan
Jadi Guru Profesional


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) akhirnya melegalkan sarjana non
kependidikan untuk menjadi guru profesional. Kedepan
sarjana lulusan di luar FKIP (fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan) itu bersaing dengan sarjana yang empat
tahun mengenyam kuliah kependidikan.
Kebijakan membuka akses bagi sarjana non
kependidikan untuk menjadi guru ini tertuang dalam
Permendikbud 87/2013 tentang Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan (PPG). Sarjana dari fakultas non FKIP
itu bebas mengajar mulai dari jenjang TK, SD, SMP,
hingga SMA/sederajat.
Sarjana non kependidikan juga diwajibkan mengikuti
saringan masuk PPG selayaknya sarjana kependidikan.
Meskipun aksesnya dibuka setara dengan lulusan FKIP,
sarjana non kependidikan wajib mengikuti dan lulus
program matrikulasi dulu sebelum menjalani PPG.
Sedangkan untuk sarjana FKIP yang linier atau sesuai
dengan matapelajaran yang bakal diampu, tidak perlu
mengikuti program matrikulasi itu.
Khusus untuk sarjana yang bakal mengajar di jenjang
SMP dan SMA/sederajat, tidak ada perlakuan berbeda
bagi lulusan kependidikan maupun non kependidikan
ketika mengikuti PPG. Mereka diwajibkan untuk
mengikuti PPG dengan bobot atau beban belajar
sebanyak 36 hingga 40 SKS.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) Sulistyo mengatakan, Kemendikbud
harus bisa menanggung resiko jika membuka akses luas
kepada sarjana non kependidikan untuk menjadi guru
profesional. “Guru adalah profesi khusus. Mestinya
pendidikannya juga khusus dalam waktu yang cukup,”
katanya.
Menurutnya calon guru yang sudah kuliah selama empat
tahun di FKIP, sejatinya masih perlu ditingkatkan.
Apalagi untuk sarjana non kependidikan, yang baru
mendalami urusan kependidikan setelah dia lulus kuliah.
“Sebaiknya untuk mendidik calon guru profesional,
dimulai sejak lulus SMA. Bukan sejak lulus sarjana,” kata
dia.
Jika kebijakan membuka akses calon guru profesional
untuk sarjana non kependidikan itu tetap dijalankan,
Sulistyo meminta supaya program matrikulasi
dijalankan dengan serius. Sehingga para sarjana non
profesional itu tidak kikuk saat mengikuti program PPG
bersama calon guru lain lulusan FKIP.
Sulistyo mengatakan sejak awal calon guru harus
memiliki niat yang mantap untuk menjadi guru.
Sedangkan sarjana non kependidikan, ketika masuk
kuliah belum tentu berniat menjadi guru.
Bisa saja ingin menjadi guru karena tergiur penghasilan
yang besar, atau karena sulit mecari pekerjaan sesuai
dengan bidang keilmuannya. “Saya mendukung guru
menjadi profesi pilihan generasi muda potensial,”
paparnya.

Comments

  • Denger kabar kalo lulusan fakultas kependidikan hrs
    lanjut ppg. It's ok, demi memajukan kualitas pendidikan
    bangsa, baru saja denger kabar kalo ppg bleh dimbil dr
    lulusan non kpendidikan. Wow... kalo gtu bubarkan sja
    FKIP, buat apa saya ppl, mikro teaching, belajar membuat
    alat peraga, belajar pekembangan peserta didik, profesi
    kependidikan, belajar pembelajaran, strategi
    pembelajaran, perencanaan pembelajara, telaah
    kurikulum... pasca lulus nanti pun ketika mengabdi dpt
    "upah" yang justru.jauh dibawah umk.. jauh lbh rendah
    dr pekerja lulusan tingkat pendidikan yg lbh rendah... kalo
    gitu saya pergi saja ke negeri orang dimana ptofesi saya
    jauh lbh dihargai...
  • ini bkn sepenuhnya mslh materi. Tp lbh ke pandanang apa
    jdinya pendidikan nanti jika dipegang oleh tenaga yg
    sebenarnya jiwanya belum tertanam sebagai pendidik.
    Ibadah ya itu niat utama, tp kita hrs bisa memikirnya segi
    materi juga. Betul kata kamu, selama gak menzalimi
    keluarga. Saya pun akan pny keluarga kelak, dan saya wajib
    memberikan fasilitas yg baik utk anak2 saya kelak...
  • nice info images?q=tbn:ANd9GcS3h5jZyoWTl_Lu6I248VTDc7RypKQBNBfRxunJFR_HnMrn2ni8bO0KuA0
  • Wah padahal dulu saya pingin bgt jadi guru yang PNS mengajar di SLTP/SLTA. Tapi gara2 saya lulusan non kependidikan, saya harus mengubur impian tsb. Padahal dulu saya mengambil mata kuliah pengsntar psikolinguistik dan metode pengajaran, yg saya rasakan begitu banyak ilmu pendidikan dan pengajaran yg saya dapat. Tapi tak apalah, toh saya pernah jadi guru juga, walaupun hanya guru bimbel/privat dan guru kursus. Dan insya Allah profesi saya yg sekarang cukup utk membangun masa depan.

    Tapi ya tetep aja passion mengajar dan mendidik saya takkan hilang, sampai kapan pun. Menjadi pendidik itu sangat memuaskan batin, lebih dari sekadar materi. Apalagi bila melihat anak didik kita berhasil, sungguh anugerah termahal dan tak ternilai.

    Terkait kebijakan di atas, memang dilematis ya bagi para lulusan kependidikan. Kesannya jadi kurang dihargai dan utk apa ada FKIP. Tapi setidaknya PPG tsb sudah terlihat fair sbg sarana penggemblengan bagi para lulusan non FKIP yg ingin terjun mjd tenaga pendidik.

    Mmmm balik ke esensi, seharusnya memang tenaga pendidik itu diberi gaji yg tinggi agar bisa fokus dan total dlm menjalankan tugasnya. Saya sangat miris dgn sekolah yg SPPnya selangit, tspi ternyata gaji para pendidiknya tak jauh dsri angka UMR. Pendapatsn sekolah sepertinya hanya difokuskan utk pembangunan fisik, dan kesejahteraan para pendidik hny dipandang sebelah mata. Miris...

  • @Jack_White5 sy kira sm kalo paranormal pengobatan alternatif yg dilegalkan masuk ke rumah sakit. ketika mereka dsamakan dg dokter
    Kasarannya seperti itu. Dan itulah di indonesia guru guru mereka hanya di peras sebagai penuh rezim penguasa maka pataslah mutu pendidikan di indonesia tak pernah maju karena pemerintah tak pernah serius menuntaskan masalah pendidikan tertama guru.. Ya ya sudalah buat apa mengutuki itu semua..
  • Wah analoginya gak seekstrim itu lah, dokter dan dukun kan ibarat langit dan bumi. Kalo kasus guru ini kan sama2 org2 berpendidikan, cuma soal fkip dan non fkip aja.

    Sabar masbro, rezeki gak ke mana :-)
  • Tapikan sama sama bisa ngobatin lowhh om @Jack_White5 kalau masalah itu mahh saya udah iklas masalah gaji ada yang atur
  • Gak ah, jangan seekstrim itu bikin analogi, coba cari yg lebih pas lagi. Dukun mah jarang yg berpendidikan formal, apalagi sampai tinggi. Kalo lulusan fkip dan non fkip kan jelas, rsta2 sarjana. Masa sarjana disamain sama dukun si, coba deh dicari analogi yg lebih tepat lagi.
  • emanggimana jalurnya non fkip bisa legal jadi guru???

    kebetulan aku non fkip, tapi rejekinya jadi guru, cuman modal cuap2 bhs inggris doang.
  • Waduh makin banyak tantangan aja ya buat yg FKIP. Udah susah2 kuliah, ppl, materi dan skripsi. Kudu saingan lg sm yg non FKIP. Saya rasa lulusan FKIP lg diragukan ato bgmn sh? Buat apa ada FKIP kalo non kependidikan aja bs jd gru pro? Tw gt saya ambil jurusan yg jrg di ambil dn murah trz ikut matrikulasi dn ppg. Lbh hemat.
Sign In or Register to comment.