BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Membeli Cinta Suci dari Gigolo...

Menjadi simpanan wisatawan mancanegara merupakan impian semua gigolo yang ada di Bali. Karena dengan menjadi pria simpanan mereka akan mendapatkan uang yang banyak.



Pria penjaja seks yang terekam dalam film dokumenter Cowboys in Paradise pada umumnya adalah warga pendatang. Mereka berasal dari Banyuwangi, Surabaya, dan beberapa daerah lain.

Di daerah asalnya para gigolo itu sama sekali tidak mempunyai pekerjaan dan akhirnya merantau ke Bali mencari kehidupan yang lebih layak. “Mereka ke Bali juga mengasah Bahasa Inggrisnya,” ujar salah satu Gigolo, Andrew (bukan nama sebenarnya) kepada okezone di Jakarta, Rabu (28/4/2010).

Gigolo Tebar Cinta Demi Menggapai Cita-Cita

Selain dari wilayah Jawa Timur, penduduk lokal pun banyak yang terpincut menjadi gigolo. Biasanya setelah mendapatkan uang mereka membuat biro perjalanan khusus buat turis atau buka usaha lainnya.

Kehadiran para gigolo ini, menurut Andrew, menjadi daya tarik tersendiri bagi Pulau Dewata. Sehingga para gigolo pun menjadikan kegiatannya sebagai pekerjaan tetap yang menjanjikan. Selain di Kuta mereka juga kerap nongkrong di Jalan . “Mereka juga membawa tamunya di sana selama beberapa hari,” tandasnya.

Selain jago bermain papan selancar dan memiliki kulit yang coklat, wisatawan mancanegara juga sangat menyukai bentuk alat vital yang besar. “Biasanya mereka mau ukuran yang besar,” ujarnya.

Selain warga negara Jepang, wisatawan yang gemar making love dengan Gigolo Kuta berasal dari Australia, Jerman, dan Italia. “Kalau Amerika sedikit karena jumlah wisatawannya tidak terlalu banyak dibandingkan yang lainnya,” ujar Andrew.

Dia menambahkan, aktivitas mereka hanya nongkrong dan bermain surfing di Pantai Kuta. Gigolo-gigolo tersebut juga berharap dapat berkenalan dengan wisatawan di Kuta. Pada umumnya mereka berharap jadi istri simpanan atau berpacaran dengan turis selama beberapa bulan.

Menjadi istri simpanan wisatawan mancanegara merupakan impian semua gigolo yang ada di Bali. Karena dengan menjadi istri simpanan mereka akan mendapatkan uang yang banyak.

Andrew menambahkan, uang tersebut digunakan untuk berfoya-foya dan membeli motor gede. Biasanya paling sedikit penghasilan gigolo di Bali setiap bulannya Rp4-5 juta rupiah.

Dia mengatakan, mereka tidak memasang tarif karena wisatawan enggan untuk membayar dengan alasan mereka bukan untuk mencari pemuas nafsu sementara. Terlalu naif buat turis untuk membayar jasa gigolo. “Mereka biasanya membayar setelah terpuaskan nafsunya,” tegasnya.

Selain jasa Gigolo di sekitar Jalan Legian banyak juga ditemukan panti pijat yang dapat melayani jasa pijat plus. Umumnya panti pijat tersebut tidak memperbolehkan karyawannya. “Namun itukan urusan pribadi dengan tamunya,” ujarnya.

Andrew mengatakan, pelayanan yang diberikan seperti mandi kucing, blow job (oral seks) dan lainnya. Bukan hanya Gigolo saja yang banyak ditemui di Kuta, pekerja seks komersial pun juga menjamur. Jumlah mereka kalah dengan Gigolo, karena takut dirazia oleh pecalang. Di Kuta juga dapat ditemukan gay atau homo namun sangat sedikit. Biasanya kalau Gay dapat dilihat dengan penampilannya yang gemulai dan berbadan besar.

“Gay di sini berbeda jauh dengan yang ada di Lapangan Banteng. Kalau di Lapangan Banteng biasanya dia mangkal di jalanan, kalau di sini bisa dijumpai di cafe sekitar Kuta,” ujarnya. (ful)
«1

Comments

  • Kabur dari hutang bukan pilihan yang tepat untuk Shaggy. Dia senang membeli dan memiliki barang-barang bagus dan ini memang terlihat jelas darinya. Sama halnya dengan menjual diri demi mendapatkan uang.


    Tetapi dia tidak melihatnya demikian: “Saya sendiri yang menentukan apa yang saya lakukan dalam hidup.”

    Shaggy juga bermimpi memiliki hidup yang lebih baik dan pria yang mencintai dia sebagaimana adanya.



    Penelitian tersebut membagi para gigolo itu menjadi tiga kelompok:

    yang pertama adalah mereka yang memang memutuskan menjadi psk sebagai pekerjaan tetap.

    Kedua: mereka yang melakukan pekerjaan ini demi tantangannya.

    Dan ketiga: mereka yang terpaksa melakukan ini karena terdesak butuh uang.


    Direktur Yayasan Pertolongan dan Penampungan Prostitusi dan Korban Perdagangan Manusia, Nynke de Vries, mengatakan kisah Shaggy adalah sebuah cerita yang sudah dia kenal. “Mereka menghadapi dua macam tabu: punya kontak dengan kaum homoseksual dan mereka hidup di dunia prostitusi. “



    Hutang

    Shaggy, umur 31 tahun, sampai di Belanda tahun 1999 dari Curaçao. Niatnya adalah untuk kuliah, tapi rencana itu gagal. Dia tidak mendapatkan pekerjaan dan dengan cepat terjebak hutang karena dia tidak bisa mengendalikan pengeluarannya selama di Belanda. Yang dia dapatkan dari Pemda, setelah semua pajak dan hutang pada negara dihitung, hanya sekitar 28 euro sen.


    Dari uang itu dia tentu saja tidak bisa bertahan hidup. Akhirnya hutangnya pun menumpuk. Misalnya hutang biaya percakapan telefon dengan keluarganya di Curaçao. Contoh lain hutang untuk seperangkat peralatan kamar mandi baru, yang biaya totalnya tidak bisa dia bayar. Dalam waktu dekat dia berharap hakim tidak akan menyuruhnya untuk membayar hutang-hutang tersebut.

    “Pekerjaan ini memang sesuatu yang harus saya lakukan, karena pendapatan yang saya dapatkan dari dinas sosial amat tidak cukup untuk bertahan hidup. Saya harus melakukan ini untuk membayar hutang.”

    Kabur dari hutang bukan pilihan yang tepat untuk Shaggy. Dia senang membeli dan memiliki barang-barang bagus dan ini memang terlihat jelas darinya. Sama halnya dengan menjual diri demi mendapatkan uang. Tetapi dia tidak melihatnya demikian: “Saya sendiri yang menentukan apa yang saya lakukan dalam hidup.” Shaggy juga bermimpi memiliki hidup yang lebih baik dan pria yang mencintai dia sebagaimana adanya.

    Dia sebenarnya seorang pria yang merasa dirinya perempuan. Dia bermimpi mempunyai rumah dengan perabotan bagus, dan lemari pakaian yang besar. Di kamarnya sekarang terdapat sebuah televisi layar lcd berwarna fusia, pemutar dvd pinjaman, patung-patung malaikat kecil berwarna putih dan kerajinan kristal. Penutup jendela adalah bahan sintetis berwarna putih, merah jambu dan biru. Tembok kamarnya berwarna biru muda. Kamar Shaggy dingin.



    Pakaian dalam

    Dengan bangga Shaggy memperlihatkan pakaian dalam yang dia gunakan jika bertemu klien, yaitu pakaian dalam wanita dengan berbagai warna, yang juga memberi kesan sportif. “Saya mendapat perhatian jika mengenakan ini”, katanya. Berhubungan seks dengan orang asing tidak sulit bagi Shaggy. Dia bahkan merasa lebih menarik dan dicintai jika berada di dekat seorang pria.

    Selama ini belum pernah ada insiden yang tidak menyenangkan, tandas Shaggy. Dahulu dia pernah bekerja di sebuah kelab seks. Namun dia berhenti karena tidak suka bekerja di sana. Dia pernah melihat seorang pria dipukuli di sana.

    Dari Pusat Pekerjaan dan Pendapatan Belanda (CWI) Shaggy berharap dalam waktu dekat ini bisa ikut kursus atau pendidikan. Dia pernah bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah toko di Curaçao, Tapi pengalaman itu belum digunakan di Belanda. “Saya ingin sekali punya ijazah supaya bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan.”

    Tapi pertama-tama dia ingin melunaskan hutang terlebih dahulu. Karena itulah untuk sementara waktu dia menjadi psk. Dinas Sosial tidak bisa mengambil uang dari pendapatan di sektor tersebut.

    Teman dan kenalan Shaggy tidak tahu kalau dia psk pria.

    “Orang-orang sekitar tidak tahu itu. Bukan urusan mereka untuk mengetahui apa yang saya lakukan. Saya sendiri yang mengatur hidup. Saya merasa normal. Kamu tidak bisa menyalahkan saya, karena ini hidup saya sendiri.”


    Keluarga

    Keluarga Shaggy tahu bahwa dia menjadi psk demi uang. Namun Shaggy tidak ingin membicarakan pendapat keluarganya mengenai hal itu. “Mereka toh tidak bisa membantu saya melunasi hutang-hutang saya”, ujarnya. Sepertinya emosinya langsung mengalir cepat ketika topik itu diangkat. Matanya membelalak dan kata-kata yang dia ucapkan pedas, tapi dalam waktu bersamaan dia terlihat rapuh.

    Shaggy adalah nama beken sang psk, bukan nama asli.

    (sumber: Radio Nederland)

  • Laki-laki Mahluk Terindah, Benarkah?




    Dari jaman Adam & Hawa, kabarnya laki-laki tidak pernah mau kalah atau ngalah terutama di depan kaum wanita. Sampai Adam, akhirnya melakukan sesuatu untuk menyenangkan Hawa namun sangat tidak disukai Sang Pencipta. Akibatnya mereka berdua dijauhkan dari taman surga, lalu mendiami dunia fana ini.

    Keinginan kaum laki-laki untuk merasa ‘lebih’ dari mahluk manapun adalah sesuatu yang dianggap wajar oleh hampir semua orang.


    Kini ada istilah pria Metroseksual yang artiannya tertuju kepada laki-laki pesolek, menjaga kebugaran fisik luar dalam dan sangat perfect dengan penampilan. Mereka akrab dengan aneka wewangian, baju trendi, necis, funky sampai pada pemanjaan tubuh di tempat spa. Juga yang detail seperti perawatan kuku alias manicure, pedicure, facial dan memutihkan warna kulit.

    Menurut pengamat mode, media massa dan masyarakat umum, hal ini adalah sebuah perkembangan baru, dimana laki-laki tidak mau kalah cantik. Mereka juga ingin ‘see and to be seen‘, seperti layaknya wanita.

    Berbanding terbalik pada era pasca perang dunia sampai tahun 80an, dimana cowok itu terkesan cuek, cool, jarang bicara dan merawat tubuh seadanya. Kiblatnya adalah militer, koboi, pengembara dan segala hal yang berbau kejantanan. Sehingga banyak laki-laki (waktu itu) yang cuek aja kalo bau keringat, rambut acak-acakan, bahkan jarang mandi.



    Opini saya adalah, dari jaman Adam sampai kini, mahluk bernama pria itu sama sekali tidak berubah. Entah sebab kodratnya atau ego atau kondisinya yang membuat mereka seperti itu. Suka bersolek, tidak mau kalah kalo ngeceng di tempat umum, tetap tampil maksimal meski tidak pakai make up wajah.



    Hal ini bukan fenomena baru kalau kita lihat lebih teliti. Coba saja anda perhatikan ‘dandanan’ suku pedalaman, kaum indian maupun para bangsawan jaman dulu. Yang pria selalu lebih ‘fancy’ dibanding perempuannya. Suku Indian terutama, betapa mereka itu pesolek sejati, coreng moreng wajahnya yang artistik, bulu binatang di kepalanya yang warna-warni sampai baju keseharian mereka yang full asesoris. Apalagi pada saat upacara adat dan ketika mereka maju ke peperangan, wow….luas biasa ‘cantiknya’.


    Dominasi keindahan maskulin bukan hanya pada manusia, dari dunia binatang pun bisa kita perhatikan, yang jenis jantan jauh lebih gagah artistik serta lebih cemerlang warna tubuhnya dari sang betina. Seperti kuda jantan lebih bagus anatomi badan yang dihiasi ‘kebyar’ rambut dan ekornya. Ikan cupang jantan juga lebih elok dan penuh hiasan. Sedangkan kalo yang betina ( maaf ) tubuhnya berwarna kusam dan sederhana sekali.


    Dalam sejarah seni lukisan figur manusia paling tersohor adalah Monalisa karya Leonardo Da Vinci yang ‘notabene’ adalah wanita. Sedangkan patung yang paling terkenal adalah figure David karya Michelangelo. Monalisa berpakaian sopan, sedangkan David ‘utuh’ semua terlihat alias telanjang. Namun kalau mau di kumpulkan, 80% master piece seni, sosoknya adalah justru laki-laki, padahal para seniman tersohor itu hanya segelintir yang homo seksual.


    Di lain sisi laki-laki memang pemuja wanita, berani mengambil resiko apapun demi merebut keindahan kekasihnya. Kisah klasik peperangan kuno, sering dipicu oleh ego pria yang sedang mabuk asmara, tidak peduli ratusan bahkan ribuan nyawa melayang karenanya. Bahkan konon ada aliran agama yang timbul hanya sebab seorang raja menginginkan kawin lagi dengan cewek pujaannya yang ditentang keras oleh kalangan istana. Ia mensiasatinya dengan membuat ‘aliran agama baru’ sebagai legimitasi pembenaran atas ambisinya.


    Ironisnya tindakan laki-laki meraih cinta dengan cara se-ekstrim apapun seringkali hanya dilandasi atas pembuktikan bahwa dirinya-lah yang paling hebat. Paling maskulin, paling pahlawan. Karena itu jangan heran tokoh Superman dalam komik dan film tidak akan pernah mati. Itu refleksi atas, betapa pria menggagumi maskulinitas, terutama pada dirinya. Narsisme atau cinta diri yang kelewatan berasal dari kata Narcissus seorang tokoh mitologi kisah Yunani. Dan ia adalah pria.


    Laki-laki adalah mahluk terindah yang pernah diciptakan Tuhan, benarkah?
  • Wanita terkaya Jerman, Susanne Klatten, diperas jutaan dollar AS oleh seorang pria yang mengancam akan menyebarkan foto-foto pertemuan rahasia mereka.

    Ibu tiga anak berusia 43 tahun itu menjadi sasaran pemerasan kekasihnya, seorang gigolo Swiss yang diidentifikasi sebagai Helg Sgarbi, demikian menurut berbagai laporan yang muncul di pers Jerman, Minggu (2/11).

    Pasangan itu memulai hubungan rahasia mereka pada 2006, dengan mengadakan pertemuan di hotel-hotel mewah di Monte Carlo, Muenchen, dan kota-kota lainnya, kata laporan-laporan itu. Setahun kemudian Sgarbi mulai menuntut uang.

    Klatten, pewaris kekayaan senilai 7,8 miliar euro, pada awalnya membayar Sgarbi 7,5 juta euro (sekitar Rp 80 miliar). Dalihnya, uang itu untuk membayar perlindungan mafia.

    Ketika Sgarbi menuntut jumlah uang yang lebih besar dan mengancam akan menyebarkan video pertemuan mereka, Klatten kemudian melaporkan kepada kejaksaan Muenchen pada Januari, dengan menyatakan dirinya menjadi korban penipuan dan pemerasan.

    "Nyonya Klatten mengambil keputusan tersebut karena dia tahu hubungannya dengan Tuan S berlatar belakang kejahatan semata. Dari sejak awal tujuannya adalah berkhianat dan memeras dirinya," kata juru bicara Klatten dikutip media.

    Menurut laporan media, rekaman pertemuan mesra mereka tampaknya diambil oleh kaki tangan Sgarbi, Ernano Barretta, seorang penduduk Italia. Kedua pria ditahan pada musim panas lalu setelah operasi gabungan polisi Jerman-Italia berhasil menyadap hubungan telepon ke rumah Barretta dekat Perscara, kawasan Italia di Pantai Adriatik. Kejaksaan di Munich membenarkan bahwa penyelidikan atas kasus tersebut sedang berjalan, tetapi menolak memberikan rincian.



    Selain memiliki 50 persen saham perusahaan kimia Altana, Klatten adalah pemegang saham utama pabrik pembuat mobil mewah BMW. Kekayaannya berasal dari mendiang ayahnya, Herbert Quandt, yang bekerja sama dengan Hitler selama Perang Dunia II. Untungnya, hingga sejauh ini belum ada foto atau video yang sempat disiarkan kedua penjahat.
  • Pria Mabuk Hilang di Halaman Rumahnya Sendiri

    Orang mabuk memang bisa mengalami macam-macam hal, dari yang berbahaya hingga yang lucu, seperti yang dialami seorang pria di pedalaman Australia Utara di dekat kota Darwin, yang hilang di halaman rumahnya sendiri.

    Polisi setempat mengatakan, mereka harus melakukan operasi pencarian selama delapan jam, Selasa (4/3/2014), setelah menerima laporan dari si pemabuk itu sendiri.

    Ceritanya, pria yang tak disebutkan namanya ini, setelah minum beberapa botol bir, mengira melihat seekor anjing liar (dingo).

    Penghuni sebidang tanah seluas delapan hektar ini kemudian mengikuti anjing tersebut.

    Dalam keadaan mabuk, ia mengikuti dingo itu ke semak-semak di belakang rumahnya karena ia khawatir tentang binatang peliharaannya.

    Namun, ia tersesat dan selama kira-kira satu jam ia berusaha untuk kembali ke rumahnya, tetapi ia tak berhasil menemukan rumahnya.

    Ia kemudian menggunakan HP-nya untuk menelepon polisi.

    Polisi, dengan bantuan seorang tetangga, menemukan pria itu sekitar 300 meter dari rumahnya.
  • Menurut pengakuan mereka, orang Jepang akan merasa terkesan sekali jika ada orang dari negara lain mampu bercakap dengan bahasa mereka, dan tentu jika mereka sudah mempunyai kesan positif, selanjutnya : bisa diatur....... umumnya para gigolo di Bali bisa berkata "Aku cinta padamu" dalam tujuh bahasa.

    Menurut pengakuan salah seorang korban Kuta cowboy, seorang wanita Australia asal Queensland, yang beprofesi sebagai perawat , harus rela menghabiskan ribuan dollar Australia dan mendepak sang suami gara-gara jatuh cinta mutlak dengan sang 'boy friend" alias sang gigolo.

    Cerita berawal ketika suatu hari saat dia berkunjung ke Bali bersama putrinya dalam rangka merayakan kelulusan sang putri, yang berusia 19 tahun suatu malam saat mereka ingin bersenang -senang di sebuah Bar dan diskotik, salah seorang musisi yang sedang main di sana selesai pentas mendatangi kedua perempuan tersebut. Si ibu mengira sang musisi yang berusia 26 tahu tersebut naksir putrinya namun ternyata dugaannya salah, karena si musisi terrsebut langsung menembak sang ibu dan menawarkan diri dan mengundang sang ibu berusia 36 tahun ini ke kamarnya.


    Dan siapa nyana, sang ibu akhirnya malah jatuh cinta kepada musisi tersebut yang sejatinya juga berprofesi sebagai Kuta Cowboys, dan kemudian karena sudah tergila-gila, rela meninggalkan sang suami dan mengeluarkan kocek sebesar 7 ribu dollar demi membawa sang cowboy ke Australia dan menghabiskan uang demi kepentingan sang cowboy.
  • Om boljugg bahasannya lagi gigolo terus nih.. Ada hubungan dengan pengalaman pribadi kah ??
  • jangan jangan, ombro boljug adalah... seorang... gay *yekali main disini
  • mas @GuyBerryman‌ itu d bacanya pake pronounciation indo ya? *gay beriman-red*
  • @Giovan, iya, saya beriman, rajin menabung, rajin membantu orang tua, tidak sombong, rendah hati.
  • Wah tipe pacar idaman skali ya mas @GuyBerryman‌ ;))

    Ps. Sya bsa lho nakal2 dikit ;;)
  • Giovan wrote: »
    mas @GuyBerryman‌ itu d bacanya pake pronounciation indo ya? *gay beriman-red*

    klon ing an ! *kibas rambut 2 Meter*
  • @elsa @Giovan kloningan? iya saya kloningannya bassist coldplay
  • @elsa @Giovan kloningan? iya saya kloningannya bassist coldplay

    oough ...

    No beibeh !
  • elsa wrote: »
    @elsa @Giovan kloningan? iya saya kloningannya bassist coldplay

    oough ...

    No beibeh !

    haha, terus enyong kudu kepriwe?
Sign In or Register to comment.