BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Story

edited March 2014 in BoyzStories
CHAPTER 1


Saat itu aku yang sedang tertidur pulas terbangun oleh dering handphone yang terletak tepat di sebelah telinga kiriku. Dengan samar aku melihat layar iPhone 4s hitam ku, Binyo. Dengan segera aku mengangkat teleponnya.

“wooyy.. lagi dimana lu nyeett ??” seru Binyo dari seberang telepon.

“uummhh.. di rumah niihh gw. Tadi abis dari kampus smpe rumah langsung ketiduran. Kenapa dahh ?” dengan malas aku paksa untuk membuka kedua mataku, walaupun berat.

“bagun kale udah jam 8 malem inii. Ntar malem gw sama anak-anak mau ‘morena’ niihh.. ayoo ikut laah..”

“morena di mana ? perasaan 2 hari yang lalu kita baru dugem daahh..” aku mencoba untuk duduk sambil mengucek-ngucek mata yang kayanya belom mau kebuka.

“Paragon nyeet. Ikut kan luu ?”

“hhmm.. iyaa deehhh..” aku menyetujui ajakan si Binyo malam ini. Gak ngapa-ngapain juga gw male mini, pikirku.

Segera aku tutup telpon Binyo. Aku langkahkan kaki ini yang masih terasa lemas ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi langsung ku lepas semua yang melekat di badan ku, dan aku nyalakn showernya.

Oh iya, aku Bobby, seorang mahasiswa jurusan accounting di salah satu universitas swasta di Jakarta Barat. Jujur aku seorang gay. Dan aku tak menutupi jati diriku sebagai seorang gay kecuali kedua orang tua ku dan adik perempuanku. Aku anak pertama di keluargaku. Adikku bernama Baby. Aku dan baby hanya terpaut 2 tahun. Baby baru saja melanjutkan perguruan tinggi di Melbourne, Australia mengambil jurusan Food and Beverage Management. Jadi aku lebih sering sendirian di rumah.

Malam itu, setelah berpakaian aku langsung melucur ke rumah Binyo dengan mobil Pajero Sprot putihku. Seperti ritual yang sering kita lakukan sebelum dugem, aku dan teman-teman ngumpul di rumah Binyo. Binyo adalah sahabatku yang paling mengerti aku. Binyo sendiri bukan seorang gay, dan yang lebih lagi dia bukan seorang anti-gay. Aku mengenal Binyo sudah 4 tahun lalu. Saat itu temen aku yang mengenalkan Binyo. Saat hari pertama aku kenal Binyo kita langsung nyambung satu sama lain, walaupun aku dan Binyo terpaut 5 tahun diatasku.
Sesampainya aku di depan rumah Binyo aku langsung masuk ke rumahnya yang lumayan besar untuk ditinggali seorang diri. Orang tua Binyo sendiri tinggal di daerah Pondok Indah sedangkan Binyo di daerah Kemang.

Saat itu pintu rumah Binyo tidak dikunci sehingga aku langsung saja masuk.

“nyooo.. “ seruku saat aku memasuki ruang tamu.

“nyooooo.. dimana luuu ??” seruku lagi saat tak ada jawaban .

“nyeett gw lagi di kamar mandi, tunggu bentar” balas Binyo dari dalam kamar mandi.

“okeehh cepetaann..” jawabku sambil melempar tubuhku ke sofa.

Aku mengeluarkan iPhone ku dari saku celana jeans Zara. Sambil menunggu Binyo mandi aku membalas pesan-pesan masuk yang dari tadi sore belum sempat aku balas. Setelah beberapa pesan sudah aku balas, tiba-tiba sebuah panggilan dari Dave masuk.

“hallo Bobby..” sapa Dave dari seberang.

“heyy Dave, what’s up ?

“Lagi dimana Bob?”

“lagi di rumahnya Binyo temen gw. Elu sendiri lagi dimana ?” tanyaku balik.

“hhmm.. gw lagi di kosan aja nih.” Jawab Dave.

“Ohh.. enggak jalan Dave ?”

“Justru tadinya gw mau ngajak luu jalan Bob.”

“Ohyaa? Kebetulan gw sama temen-temen gw mau dugem nih. Mau ikut gak Dave ? Dari pada sendirian gak jelas dikosan.” Ajakku.

“Gak papa gw gabung ? mau dugem dimana ?”

“di Paragon, Dave. Kalo mau ketemu disana aja.”
Dave langsung setuju untuk bertemu langsung di Paragon.

Dave adalah orang yang baru aku kenal sekitar 2 bulanan. Dia orangnya baik dan lumayan OK lah menurut gw. Dave berumur 36 dan masih single. Aku kenal Dave dari salah satu event fashion show saat aku menjadi model untuk fashion show “37 Tahun Ramli Berkarya” di Sheraton Hotel. Saat itu Dave hadir sebagai tamu undangan. Saat itu aku dikenalkan oleh Shella teman model ku. Dave sangat menarik saat itu. Walaupun menurutku wajahnya tidak lah setampan Leonardo Dicaprio, tapi aku merasakan aura Dave sangat kuat. Sangat tenang pembawaanya dan yang paling aku suka darinya adalah senyumnya. Dave sangat murah senyum.

“wooyyy…!!” teriak Binyo ditelingaku membuyarkan lamunan ku tentang Dave saat itu.

“eerrrgghh.. apaan siih teriak-teriak ditelinga orang???” balas ku seakan tak mau kalah keras.

“hhahahah… lagian tadi gw teriakin eluu dari kamar mandi kaga nyaut-nyautt malah senyam-senyum sendirian disini.” Jelas Binyo sambil duduk di samping ku dengan hanya diselimuti handuk putih bersih di bagian pinggangnya.

“emang kenapa lu manggil gw ?”

“mau minta tolong ambilin handuk di lemari nyeeeettttt…”

“kan bisa ambil sendiri onyeeettt..”

“yaudah biasa aja keleeess…” ujar Binyo sambil menjulurkan lidahnya.

“udah makan belom luu?” lanjut Binyo.

“belom niih, ada makanan apa di dapur?” Tanya ku lagi.

“ga ada kayanya. Cuman ada ada buah-buahan. Ganjel dulu giih pake buah.” Saran Binyo.

Aku pun beranjak ke dapur dan aku ambil sebuah apel dari kulkas. Aku mengikuti Binyo dari belakang berjalan ke arah kamarnya yang berwallpaper berwarna abu-abu. Lantas aku langsung berbaring di pinggir tempat tidurnya yang berbentuk bulat sambil mengunyah apel.
Binyo mengeluarkan alat ritual dari dalam laci dekat meja lampu.

“ayoo cepeett nihh udah jam berapa kita belom jalan.” Ujar Binyo sambil menyodorkan sebuah bolot air mineral kecil dengan pipa kecil diatasnya.

“niihh mantep niih dibawain sama Deki tadi siang. Cobain .” lanjut Binyo menyodorkan plastic kecil berisi s*bu.

“tunggu bentar gw abisin apelnya dulu.” Sambungku sambil terus mengunyah apelnya.

Binyo langsung mengunci pintu kamarnya dan memberikan aku 2 korek api gas yang sudah di racik sedemikian rupa. Aku sudah menghabisi apelnya.

Aku bangkit dari kasur dan duduk di lantai dekat meja kecil dimana alat-alat ritual itu diletakan. Aku mulai memasukan beberapa serpihan s*bu kedalam pipa kecil diatas botol plastic air mineral. aku nyalakan korek api gas dan aku panaskan pipa kaca itu. Dengan segera aku hisap sedotan dari atas botol. Aku hisap dalam-dalam dan aku hembuskan kembali seperti merokok. Binyo mendekat. Binyo mulai menghisap dalam-dalam. Dan menghembuskan nya. Bergantian kami menghisapnya. Bulu kuduk ku mulai berdiri. Aku dan Binyo terus bergantian menghisap dari sedotan itu. Lebih dari 10 hisapan aku lakukan.cukup menurutku. Mataku cukup terbuka lebar sekarang. Aku dan binyo saling senyum.

Binyo menghidupkan dvd playernya dan segera terdengar suara lagu house music. Binyo langsung berjoget ria. Di tariknya aku yang masih asyik menghisap barang terlarang itu.
“wwooohhoooo… manteeppp benerrr hahahaha” ujar Binyo dengan suara yang tak mau kalah keras dengan speaker.

Tanpa sadar handuk putih Binyo lepas seiring dengan gerakan tubuhnya. Ternyata belom memakai celana dalam atau pun boxer. Kini Binyo telanjang bulant sambil terus berjoget ria tanpa menghiraukan handuknya yang sudah tak tahu kemana. Aku berjoget sambil menggerayangi badan Binyo yang sangan terbentuk indah dengan kontol yang masih lemas. ‘Lumayan membuatku horny’ pikirku.

Aku mematikan dvd playernya mengingat ini sudah jam 23.44. Binyo terus saja ketawa ketiwi saat sadar di sudah telanjang bulat.

“hahahah… udah buruan pake bajuu udah jam berapa niih.”

“Ok booosss..”


[email protected]

Comments

  • ahhh, judul thread kita sama...
  • Judul ku juga..... Padahal nggak juga sihhhh.... :p
  • Klo nggak ada ide pasti selalu berbenturan judul, rebutan malah, maka harus sering baca n lihat di thread boystories biar gk sama judulnya, he he he,,, THANX.
Sign In or Register to comment.