SAAT kasus video porno pada Juli 2010 mengemuka, saya berpikir kalau tiga pelakunya akan bertobat. Yang dua akan memutuskan berhijab dan yang satu lagi entahlah, mungkin dia akan pesantren lama dan membangun keluarga sakinah mawadah warahmah. Tapi ternyata perkiraan saya salah. Cut Tari dan Luna Maya hanya berkerudung selama menjalani beberapa kali persidangan. Ariel pun tampak berpeci di saat kesempatan tertentu saja. Selanjutnya mereka kembali terjun ke dunia showbiz Indonesia dengan penampilan yang seperti pada awalnya.
Barusan saya habis membaca artikel tentang Nyai Syahrini. Dari kapanlagi dia dikabarkan rela terbang ke Paris hanya untuk membeli sepokat alias sepatu. Syahrini telah memesan sepatu dari Perancis dan akan berangkat malam ini untuk mengambil sepokatnya itu.
“Nanti malam akyu akan berangkat ke Paris. Minta waktu satu minggu di Eropah. Ada kerjaan dan harus ambil yang dipesan oleh mamah. Yang diambil tu adalah sepatu yang udah dipesan mamah …”
Bisa dibayangkan bagaimana cara dia bicara, lengkap dengan desah-desahannya yang aaah … Yeah, itulah yang diakuinya dari kapanlagi.com pada kemarin (23/2).
Ditanya mengapa harus ke Eropa, dia berkata, “Di sana itu pertama lebih update, karena akuh butuh itu untuk keperluan panggung, walaupun sebenarnya di Indonesia enggak kalah. Yang kedua sekalian minta rehat aja, sekalian cari inpirasi. Hihi …”
Membaca hal tersebut teman saya pun nyeletuk, “Itu Nyai Syahrini, ke Paris buat beli sepokat bisa, tapi ke Mekah buat ibadah haji nggak bisa.”
Yeah, untuk takaran standar dan selera pribadi, sah-sah saja toh orang mengatakan hal apapun? Saya sih cuma ngikik dan diam-diam membenarkan. Memang serba riskan kalau harus menghubungkan gaya hidup seseorang dengan jenis keimanannya. Toh hanya Tuhan yang tahu kadar ketakwaan seseorang.
Tapi dari pikiran serba permukaan, memang benar juga. Ibadah haji ditujukan bagi yang mampu dan untuk umat muslim. Kebanyakan yang beribadah haji ini adalah orang yang punya banyak uang/orang kaya, atau muslim yang menabung untuk sampai ke Mekah.
Bagi publik selebritis, mereka mungkin berpikir ulang untuk beribadah haji karena di Indonesia ini, kita mengenal titel haji dan hajah. Yang dianggap membatasi ruang gerak para seleb ini jika masih keluyuran di dunia showbiz. Maksud saya stigma yang muncul akan begini: artis udah haji kok masih begitu penampilannya? Jadi jalan terbaik adalah menunggu ’sampai siap’. Biasanya ketika si artis ‘tak laku lagi’ atau berada di usia yang sangat matang. Ya, berdoa saja kalau usia akan panjang umur. Sebab hidup mati seseorang hanya Tuhan yang tahu.
Cuma saya salut sama Giring Nidji. Ia telah melakukan ibadah haji tapi dia juga tidak meninggalkan dunia bermusiknya. Dia beribadah haji bersama ibunya pada 2008. Dan dia juga menolak disebut Pak Haji. Sebab seperti yang bisa dibilang, titel haji dan hajah itu ‘hanya’ terjadi di negara ini. Tidak mengapa kok. Itu barangkali saja sebagai tanda atau pengingat agar sosok yang pernah naik haji itu telah jadi panutan sehingga bisa lebih menjaga sikap.
*
Nah, yang lebih sering terjadi dari artis Indonesia muslim adalah beribadah haji ketika usia mereka sudah matang. Yang perempuan bahkan memutuskan untuk berhijab dan istiqomah. Dan lebih sering kalangan selebritis muda ini melakukan umroh. Syahrini saja sudah umroh dan meng-umroh-kan keluarganya. Yeah, pada dasarnya semuanya kembali pada diri masing-masing. Yang jelas kalau artis diberitakan ya otomatis akan ada penilaian masyarakat.
Dan Syahrini ini termasuk artis yang ‘ramah media’, tak berkeberatan bahkan kalau sejenis upilnya dibahas. Segala yang ada pada dia dianggap menarik.
Comments
Putar balik di jalan dua arah yang ramai kendaraan, memang menjadi salah satu hal paling mengesalkan saat sedang mengemudi kendaraan.
Beradu argumen antara setan dan malaikat di dalam hati saat seorang sahabat mengingatkan perihal minuman yang belum dibayar saat usai acara tadi. Minuman tambahan untuk perpanjangan waktu saat asyik ngobrol bersama rekan-rekan usai sebuah acara.
Ngopi dan ngeteh diacara BNN dan BRid (blogger Reporter ID)
Setan bicara agar aku memakai jurus “Darmoji” ala jaman sekolah saja. Alias dahar limo ngaku siji (makan lima ngaku siji). Toh nggak kenal juga dengan pelayan dan kasirnya ini.
Namun di sisi telinga yang lain malaikat bilang, mesti mutar balik. Walau repot tapi teh anget manis dalam perut itu jadi haram dan menambah timbangan dosa. Hal yang sering orang bilang “dosa nggak ngejendol” ini.
Hmmm…
Baiklah, kami memilih balik badan. Toh tidak seberapa pula ongkos teh manis dan kopinya. Apalagi terfikir juga rasa kasihan karyawan restoran yang mesti nomboki bon yang tak terbayar dari gaji mereka yang mungkin bagi sebagian orang tak seberapa.
Sesampainya di kafe, terlihat wajah sumringah para pelayan. Kufikir ini gegara minuman tersebut bakal terlunasi.
Ternyata tidak, ternyata mereka menemukan tas ransel berisi Macbook dan kamera DSLR yg tertinggal di meja tempat ngeriung tadi. Mereka jadi gak kerepotan mencari.
Dan aku pun, mendadak jadi lemas sekaligus bersyukur. Bersyukur memilih repot dan keluar biaya tak seberapa utk bayar minuman tersebut, namun tas ransel itu terselamatkan dari ketertinggalan.
Ya, itu tas ranselku .
:-(
@firkhafie
khamuhh mmg shushuathuhh bgthh.....
Seorang mantan Marinir mengaku saat muda kerap disewa oleh beberapa nama besar orang-orang penting dan tokoh Hollywood pada tahun 1940. Ia juga mengklaim pernah melakukan hubungan intim seranjang bertiga dengan Pangeran Edward yang bergelar Duke of Windsor dan istrinya, Wallis Simpson.
Scotty Bowers, sekarang 88 tahun, membeberkan kisahnya dalam buku terbarunya, 'Full Service: Adventures Saya Di Hollywood Dan Kehidupan Seks Secret Of The Stars'. Selain Pangeran Edward, pesohor yang jadi pelanggannya adalah aktor Cary Grant, George Cukor, dan Rock Hudson.
Dalam buku setebal 286 halaman ini menceritakan bagaimana sepak terjangnya menjadi gigolo papan atas di masanya. Selain melayani pelanggan pria, dia juga menjual jasa pada para aktris,antara lain Rita Hayworth dan Katherine Hepburn. Pada New York Times, ia mengaku sudah meniduri 150 pesohor wanita yang berbeda.
Khusus hubungannya dengan calon raja Inggris yang menolak tahta demi janda Wallis Simpson, ia menuliskan dengan catatan khusus. Sebelumnya, dia selalu bungkam saat ditanya siapa kliennya di masa lalu.
"Aku tetap diam selama ini karena aku tidak ingin menyakiti orang-orang ini," kata Bowers pada New York Times dalam sebuah wawancara. Ia menambahkan, publikasi yang dilakukannya bukan demi uang.
Kini, katanya, setelah para pelanggannya meninggal, dia tak punya alasan lagi untuk membuat mereka merasa sakit. "Ini hanyalah tentang mereka yang menyukai seks dan bagaimana mereka melakukannya. Siapa peduli?" ujarnya.
Bowers, yang sekarang tinggal di Hollywood Hills dengan istrinya Lois, 27 tahun, mengatakan kariernya sebagai gigolo dimulai pada tahun 1946. Saat itu, usianya baru 23 tahun.
Saat itu, ia baru keluar dari Marinir setelah Perang Dunia II dan mendapat pekerjaan di sebuah pompa bensin di dekat Paramount Pictures. Dia sedang bekerja ketika suatu hari aktor Walter Pidgeon meminta 'jasa'-nya dengan imbalan USD $ 20.
Sejak itu, reputasinya sebagai gigolo tersebar dari mulut ke mulut. Bahkan, ia sempat merekrut beberapa temannya selama jadi anggota marinir untuk terjun ke 'bisnis' pemuas syahwat itu. Ia berhenti dari pekerjaannya pada tahun 1950.
Dalam bukunya, Bowers menulis bahwa, selain melayani klien gay, ia juga menjadi 'mak comblang' bagi sejumlah aktris, antara lain Desi Arnaz. Namun Bowers mengaku ia tidak pernah menerima pembayaran untuk itu. "Aku bukan seorang germo," katanya.
Buku Bowers diterbitkan oleh Grove Press dan akan mulai diedarkan pada 14 Februari. penulis biografinya itu adalah Lionel Friedberg, seorang produser pemenang penghargaan film dokumenter.
TRIP B
Seorang mantan Marinir mengaku saat muda kerap disewa oleh beberapa nama besar orang-orang penting dan tokoh Hollywood pada tahun 1940. Ia juga mengklaim pernah melakukan hubungan intim seranjang bertiga dengan Pangeran Edward yang bergelar Duke of Windsor dan istrinya, Wallis Simpson.
Scotty Bowers, sekarang 88 tahun, membeberkan kisahnya dalam buku terbarunya, 'Full Service: Adventures Saya Di Hollywood Dan Kehidupan Seks Secret Of The Stars'. Selain Pangeran Edward, pesohor yang jadi pelanggannya adalah aktor Cary Grant, George Cukor, dan Rock Hudson.
Dalam buku setebal 286 halaman ini menceritakan bagaimana sepak terjangnya menjadi gigolo papan atas di masanya. Selain melayani pelanggan pria, dia juga menjual jasa pada para aktris,antara lain Rita Hayworth dan Katherine Hepburn. Pada New York Times, ia mengaku sudah meniduri 150 pesohor wanita yang berbeda.
Khusus hubungannya dengan calon raja Inggris yang menolak tahta demi janda Wallis Simpson, ia menuliskan dengan catatan khusus. Sebelumnya, dia selalu bungkam saat ditanya siapa kliennya di masa lalu.
"Aku tetap diam selama ini karena aku tidak ingin menyakiti orang-orang ini," kata Bowers pada New York Times dalam sebuah wawancara. Ia menambahkan, publikasi yang dilakukannya bukan demi uang.
Kini, katanya, setelah para pelanggannya meninggal, dia tak punya alasan lagi untuk membuat mereka merasa sakit. "Ini hanyalah tentang mereka yang menyukai seks dan bagaimana mereka melakukannya. Siapa peduli?" ujarnya.
Bowers, yang sekarang tinggal di Hollywood Hills dengan istrinya Lois, 27 tahun, mengatakan kariernya sebagai gigolo dimulai pada tahun 1946. Saat itu, usianya baru 23 tahun.
Saat itu, ia baru keluar dari Marinir setelah Perang Dunia II dan mendapat pekerjaan di sebuah pompa bensin di dekat Paramount Pictures. Dia sedang bekerja ketika suatu hari aktor Walter Pidgeon meminta 'jasa'-nya dengan imbalan USD $ 20.
Sejak itu, reputasinya sebagai gigolo tersebar dari mulut ke mulut. Bahkan, ia sempat merekrut beberapa temannya selama jadi anggota marinir untuk terjun ke 'bisnis' pemuas syahwat itu. Ia berhenti dari pekerjaannya pada tahun 1950.
Dalam bukunya, Bowers menulis bahwa, selain melayani klien gay, ia juga menjadi 'mak comblang' bagi sejumlah aktris, antara lain Desi Arnaz. Namun Bowers mengaku ia tidak pernah menerima pembayaran untuk itu. "Aku bukan seorang germo," katanya.
Buku Bowers diterbitkan oleh Grove Press dan akan mulai diedarkan pada 14 Februari. penulis biografinya itu adalah Lionel Friedberg, seorang produser pemenang penghargaan film dokumenter.
TRIP B
[img][/img]
bulu ketek syahrini dibikin bulu mata palsu?
o m g....
drpd duit nya buat beli sepatu...
@praddim