BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

TERLALU INDAH

TERLALU INDAH

Dia adalah orang yang aku suka. Namanya Putra Bengkalis asal Bengkalis. Secara fisik dia itu bagaikan langit dan bumi denganku. Tentu dia langitnya. Perawakan tinggi, berbadan atletis walau aku yakin perutnya tak sixpack, rambutnya mohak, kulitnya putih bersih, bibirnya merah, ada bulu halus mengiasi bagian bawah bibirnya yang memanjang sampai ke dagu dan yang paling membuatku tergila-gila adalah suaranya. Ya suara ngebasnya yang kental aksen daerah asalnya itu membuatku jatuh cinta pada pendengaran pertama. Luxnya laki banget. Dia juga sangat fasionebel. Dia itu anak gaul. Sementara aku, kalian bisa membayangkan sendiri bagai mana rupaku. Jelas sangat jauh dibanding dia. Langit dan dumi.

Aku mengenal dia dari inbox group yang nyasar ke fbku. Awalnya kesal karena aku dimasukan entah oleh siapa ke dalam group yang hobinya nyampah di inbox orang. Walaupun begitu, aku tak keluar dari group tersebut. Bukanya ga mau, tetapi ga ngerti caranya. Selain penampilanku yang ga banget, ternyata aku gaptek juga. Hehehe. Karena setiap hari group tersebut nyampah terus, akhirnya aku penasaran juga sampah apa saja yang mereka buang ke situ. Aku membukanya, lalu menemukan no WA seseorang yang bernama Putra Melayu yang pemilik aslinya Putra Bengkalis. Orang yang aku sukai tadi. Aku coba chat sama dia di whatsapp. Orangnya asik, tidak butuh waktu lama aku akrab denganya. Dia ingin aku memanggilnya Aa. Dan aku dia panggil ade. Aku yang pada dasarnya gampang suka langsung merasa dag dig dug. Beberapa hari kemudian dia mengirimi aku fotonya, ya ampun andai aku es mungkin aku sudah meleleh waktu itu. Dia ibarat pangeran yang nyasar ngobrol sama rakyat jelata.

Kamipun semakin intens chat. Kami saling bertukar foto walau pada awalnya aku sangat ga PD. Tetapi melihat responya yang masih tetap menyenangkan, aku malah semakin berani meminta dia mengirimkan foto lebih banyak lagi. Lumayan buat koleksi, fikirku. Seiring berjalanya waktu, hubungan kami semakin dekat. Aku merasa nyaman di dekatnya. Romantic, humoris, sopan, ya ampun, tak tahan jika melihat fotonya itu. Dia selalu membalas chatku. Dia juga selalu menanyakan kabarku setiap hari. Pada suatu hari dia mengirim pesan suara untuku. Isinya masih seperti yang dulu-dulu, menanyakan kabar, sudah makan apa belu, sudah solat apa belum, lagi apa, blab bla bla. Perhatin bangetkan? Suaranya, membuatku melambung tinggi. Aku merasa diriku terbang. Mungkin aku jatuh cinta padanya. Mulai saat itu aku sering bernyanyi dan mengirimkan rekamanya lewat pesan suara. Aku ingat lagu yang pertama aku kirim adalah lagu nasyid dari Edcoustic yang berjudul Sendiri Menyepi. Lagu ini adalah lagu favotiku. Lagu yang mengingatkan kita kepada Tuhan. Dia bilang suaraku bagus, dengan pd dan tak tahu dirinya aku, aku terus mengiriminya rekaman suaraku. Setiap pagi ketika bangun tidur sampai malam mau tidur lagi, bayangan wajahnya dan suaranya selalu menghantui fikiranku.

Bangun tidur teringat dirimu
Lagi mandi teringat dirimu
Lagi makan teringat dirimu
Lagi kerja teringat dirimu
Lagi nyuci teringat dirimu
Lagi ngocok jelas berhayal tentangmu
Sampai buang airpun teringat dirimu???
Mau tidur juga teringat dirimu
Serius…...Yang ada dalam otaku hanya nama Aa saja, Putra Bengkalis. Pekerjaanku jadi ga karuan. Aku kehilangan konsentrasi kerjaku gara-gara dia. Dia telah menjadi virus yang merusak saraf otaku sehingga menjadi kacau. Hingga suatu saat aku mengirimi dia lagu Cinta Dalam Hati dari Ungu.
"Ade suka ya sama Aa"
Aku bingung harus membalas apa. Ya ampun, galau.
"Aa mau ade jawab jujur apa ngga?"
"Jujur dong. Itukan modal hidup."
"Ya, ade suka sama Aa," aku to the point membalasnya. Kesanya tak tahu diri banget. Siapa dia siapa aku.
"Maaf de, andai adek dekat, mungkin Aa bisa membalasnya."
Jawaban penolakan secara halus. Sudah ku perkirakan memang, tetapi tetap saja menyakitkan. Rasanya seperti hampir menang buntut togel. Bingung gambarinya.
"Ga apa-apa, A. Ade ngerti."
"Makasih ya de."
Mulai saat itu aku jarang lagi chat denganya. Aku malu, terlebih hati ini masih merasa sakit walau sebenarnya aku tak pantas untuk sakit hati. Dari awal aku memang tak tahu diri. Siapa dia siapa aku.

Selang beberapa waktu dia mengirimiku foto lagi. Tapi kali ini bukan karena permintaanku. Di foto itu dia bersama seseorang. Sangat serasi, mereka seimbang. Penghuni langit dengan penghuni langit. Aku tak tahu siapa yang berada disampingnya itu. Dengan kurang ajar aku menanyakan perihal sosok di sampingnya.
"A, foto orang yang ada di samping Aa ganteng juga. Pacarnya ya?"
"Gantengan mana sama, Aa?"
"Bagi Ade masih gantengan Aa."
"Makasih, itu memang foto pacar Aa."
Gubrak... andai aku ini cermin, pecahlah sudah tubuh ini. Aku langsung lemas. Benerkan dugaanku. Jika dalam agama cinta itu memiliki hukum "Orang baik akan dipasangkan dengan orang baik dan orang tak baik akan dipasangkan dengan orang tak haik pula", sementara di dunia gay hukum yang berlaku adalah "Orang langit (orang rupawan) akan dipasangkan dengan orang langit lagi, begitupun orang bumi (Orang biasa-biasa saja lebih parahnya orang jelek) akan dipasangkan dengan orang bumi pula". Rasanya aku tak terima rumusan seperti itu. Tapi apa daya, itu kenyataanya. Rasanya jiwa yang merasa sempat terbang ini, ingin menjatukan diri saja kembali ke bumi. Bila perlu jatuh ke dasar laut sekalian. Lalu mersembunyi di dalam gua bawah laut. Aku malu atas ketidak tahu dirianku. Atas kenekatanku tanpa berkaca. Aku sangat malu. Sekaligus sakit hati. Hatiku hancur bukan berkeping-keping lagi, tetapi hancur langsung menjadi serbuk.

"Aa serasi sama dia. Sudah berapa lama Aa jalin hubungan?"
Aku pura-pura sok tegar, so terima. Akan tetapi aku ogah menanyakan siapa namanya.
"Tiga tahun De."
Tiga tahun? Bagiku itu waktu yang lama sekali. Aku saja menjalin cinta paling lama satu semester (enam bulan) saja. Itupun banyak surutnya dibanding pasang. Ini, 3 tahun? Pasti mereka saling mencintai. Tak mungkin jika hanya untuk bersenang-senang mereka pacaran selama itu. Aku jadi merasa tak enak hati sama pacarnya. Tapi apa boleh buat, ras-akan tak pernah bisa dibohongi.
"Lamanya, ade ga pernah pacaran selama itu. Pasti Aa dan dia saling mencintai. Kapan ya, ade bisa kaya gitu juga!!! Hmmm…" Ya ampun, balasan chatku itu bikin tambah malu. Sangat nampak jelas aku iri. Sangat Nampak jelas aku tak rela dia menolaku waktu itu. Kemana lagi aku harus menyembunyikan muka ini?
"Ya lumayan lama. Aa dan dia memang saling mencinta. Sebenarnya kunci dalam sebuah hubungan itu adalah saling percaya. Makanya kami awet. Hehehe."
Saling percaya? Awet? Terus, chatnya yang waktu itu "Maaf de, andai adek dekat, mungkin Aa bisa membalasnya." apa maksudnya? Sial, aku terlalu bodoh. Terlalu gampang dipermainkan perasaanku sendiri. Terlalu kegr-an. Jelas kata-kata itu dia maksudkan untuk tidak menyakiti hatiku saja. Untuk membesarkan hatiku akan adanya sebuah peluang. Untuk membuatku tidak terlalu sakit. Bodohnya aku ini, dasar Stupid. Aku tahu dari awal kemungkinan akan semua ini. Siapa dia siapa aku. Hanya saja aku tak tahu diri. Tak tahu malu. Cinta itu memang sukar dimengerti. Bahkan oleh yang merasakanya sendiri. Cinta itu tak bisa memfilter pada siapa dia harus memberikan cintanya.

Sejak saat itu, aku mulai malas whatsappan denganya. Aku tak mau menjadi pengganggu hubungan Aa dan pacarnya itu. Terlebih aku ingin melupakan dia. Berharap dengan begitu rasa sakitku segera hilang. Akan tetapi, pada suatu hari Aa mengirimkan pesan untuku,
“De, aa mau ke Malaysia.”
“Ke Malaysia? Ngapain?”
“Aa mau cari kerja di sana.”
“Sama siapa?”
“Ada sodara aa yang tinggal di Malaysia. Aa akan tinggal bersama mereka di sana.”
“Terus pacar aa gimana? Apa dia setuju?”
“Ya mau gimana lagi, de. Tapi dia setuju kok.”
“Aa yakin?”
“Berusaha untuk yakin. Aa dan dia sepakat saling percaya dan terbuka. Insyaallah semuanya baik-baik saja.”
Ternyata pacarnya itu selain rupawan, seorang yang baik juga. Sangat sempurna. Aa beruntung memiliki dia. Dia beruntung memiliki Aa. Aku tak beruntung karena hanya menjadi penonton saja. Tiba-tiba aku merasa takut kehilangan, sekarang saja jarak kami terasa jauh, padahal masih sama-sama di Indonesia. Apalagi nanti.
“A, kalau di Malaysia nanti, Aa ganti nomor ga?”
“Gal ah de. Aa tetep pake nomor ini.”
“Emang bisa?”
“Nomor ini akan tetap Aa simpan. Buat hubungin yang lainya, mungkin nanti Aa beli nomor sana.”
“Emang ga mati masa aktifnya?”
“Kan bisa minta dikirim pulsa sama keluarga di Bengkalis.”
“Ouh, kalau nanti Aa ganti kartu, kasih tahu ade ya. Jangan sampai putus kontak. Jujur A, ade ngerasa nyaman kalau ngobrol sama Aa. Kita bisa seperti saudara kan?” ya ampun, masih saja aku ini berharap. Tapi mau bagai mana lagi, ini soal perasaan. Ga jadi pacar ga apa-apalah, yang pentingkan masih bisa jadi saudara.
“Isyaallah kalau nanti Aa ganti kartu, Aa kasih tahu ade.”

Beberapa minggu setelah di Malaysia, dia mengirim foto barunya. Aku sangat senang karena bukan hanya satu foto saja yang dia kirim, melainkan belasan foto. Sebelumnya aku memang pernah meminta foto dia ketika dia telah sampai di Malaysia. Ada satu rasa yang membuatku pilu, sekarang aku dan dia semakin jauh.


Aku tak lagi chattingan sama dia lagi. Aku kehilangan kontaknya. Hp kesayanganku terendam bersama jeans buntungku. Sial betul rasanya. Apakah ini pertanda aku harus melupakanya? memang sejak hpku rusak, aku mencoba melupakanya. aku membuka memori hpku di laptop. Mencari fotonya yang otomatis telah tersimpan di database whatsapp. Ya Tuhan, kenapa dia selaltu terlihat manis. Membuatku tak bisa lupa. Kenapa dulu aku harus membuka group sampah itu. Mungkin jika aku tak membukanya, aku takan kenal dia. Aku juga takan merasakan sakit seperti sekarang ini.

Tujuh bulan berlalu tanpa tahu kabarnya sama sekali, aku mulai bisa melupakanya. Rasa sakit itu kini pulih. Aku telah berhasil move on. Iseng-iseng aku coba memperbaiki hpku. Siapa tahu masih bisa hidup lagi. Bukan karena ingin mencari nomor dia, akan tetapi aku merasa sayang dengan catatan-catatan yang aku tulis di note hp itu. Aku bersyukur hp itu bisa hidup lagi dan semua datanya tak hilang satupun. Untuk kesekian kalinya, perasaan itu tidak bisa dibohongi. Tiba-tiba aku kangen sama dia. aku mencari nomornya. Dan akhirnya ketemu. Aku simpan nomornya di hpku yang baru, lalu aku buka whatsappku. Putra Bengkalis. Foto profilnya membuatku rindu padanya. Tanpa bisa aku bending rasa rindu itu, aku mengetik pesan padanya.
“A apa kabar?”
“Baik.”
“Udah lama ga chat, Aa sekarang di mana? Masih di Malaysiakah?”
“Ga de, Aa sekarang dah pulang ke Bengkalis.”
“Sejak kapan?”
“Lima bulan yang lalu.”
“Kok pulang, kenapa?”
“Aa ga bisa jauh dari pacar Aa.”

Ingin ku hilangkan rasa ini
Semua hayalan, tentang dirimu
Ingin hapus impian di hati
Namun dirimu, TERLALU INDAH*

Deg… rindu itu berujung sakit.

End

*) Sebait syair dari lagu Terlalu Indah Regina Ivanova (Regina Idol)

Cerita lebay dariku, Kang Zaen
Km. 60, 21-02-2014, 16.13 WITA


«1

Comments

  • Endingnya nggak pas banget. Agak dipaksa deh kayaknya. Mungkin bisa dipanjangin lagi sedikit, sekedar menjelaskan akhir dari si, siapa ya namanya? yang jadi adek itulah.

    Gimana perasaan dia setelah itu, apa dia masih nyimpen perasaan buat si Putra apa nggak, dan lainnya. Mungkin itu dulu.

    Nyeret uda @ularuskasurius . Uda, aku nemu cerita lumayan nih.
  • Mengenai sosok Aku (Ade), aku memang sengaja tidak menyebutkan namanya. Untuk perasaan tokih Aku terhadap tokoh Putra Bengkalis, sebaik syair lagu ini

    Ingin ku hilangkan rasa ini
    Semua hayalan, tentang dirimu
    Ingin hapus impian di hati
    Namun dirimu, TERLALU INDAH*

    Saya rasa cukup untuk menggambarkanya. Hehehe.

    Makasih udah baca n ngasih masukanya ya. Pembelajaran untuk kedepanya. :-)
  • Masi lbh suka cerita roko..meroko....beda,yg ini agak gmna gt....keep writing bro....
  • Masi lbh suka cerita roko..meroko....beda,yg ini agak gmna gt....keep writing bro....

    Gitu ya bro. Hehehe. Makasih lah tas suprotnya. Makasih juga dah baca n ninggalin jejak.
  • ya ampun @rizky_27, jangan bilang kalo kamu juga ngalamin kejadian.seperti di atas... sedih amat... hehe

    tp beneran bagus ceritanya, wl endingnya seolah di cut begitu saja,

    blowjob bro... hehe
  • ya ampun @rizky_27, jangan bilang kalo kamu juga ngalamin kejadian.seperti di atas... sedih amat... hehe

    tp beneran bagus ceritanya, wl endingnya seolah di cut begitu saja,

    blowjob bro... hehe

    Well, mirip sih. Tapi bedanya dia(kakak yg aku cintai) itu straight. Si dia udah nikah sekarang. Tapi nggak papa. Aku udah ikhlasin dia. Cintaku sama dia nggak sebesar cintaku ke Verdi.
    #curhat
    #dibakar Verdi
  • udah? gitu doang? ya tuhan, gw kira bakal panjang ceritanya, berasa baca FTV
  • @dan99ization Baca FTV nonton ceren ya? Hehehehe
  • hooh @abi_manyu wkwkwk...
    ada cerita lainnya?
  • @dan99ization lagi libur panjang nulis nih. Jadi ga punya cerita baru. Hehehe
  • emang yang panjang panjang tuh enak ya /? @abi_manyu
  • Hahaha, tergantung apanya dulu yg panjang! Kamu sendiri sukanya yang apa??? @dan99ization
  • @abi_manyu yang sempit /plak
  • @dan99ization Makin kacau... Hahaha
  • hahaha padahal saya masih polos banget loh /? @abi_manyu
Sign In or Register to comment.