It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@NanoB : masak begitu sulit ya? mana yang kurang jelas silakan ditanyakan ...
poke @sinjai, @elsa, @northsinner, @Hitam_Terlarang, @exel_badboy, @rigil, @silencewords
kalau boleh kasih analog versi gw, Tuhan itu mungkin kayak remaja yang sedang belajar membuat kue brownies. Dia buat itu just for fun, for hobby, atau disuruh pacar.. Who knows. Beberapa dari brownies pertama ada yang gosong, ada yang terlalu manis atau apalah.. Teruuus sampe ada 3-4 loyang yang menumpuk di tong sampah selama beberapa hari... Membusuk dan tumbuh jamur. Tumbuh dan muncul begitu saja.... Jamur itu bahkan tidak tahu dia muncul di apa yang disebut brownies.... Tidak tahu siapa yang membuat brownies itu..
hanya bisa berfikir dan mencoba meraba-raba bagaimana dia bisa ada dan tumbuh disitu sekemampuan fikirannya... Sekemampuan analoginya. Jamur itulah kita..
haduh jadi curcol gini..
udah ah yah.... Any comment?
Jadi menurut Cien manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh.
1. Tubuh adalah raga jasmani dari seorang manusia berupa fisik yang mampu melakukan tindakan yang dapat dilihat oleh mata.
2. Jiwa meliputi pikiran (akal), perasaan (emosi), dan kehendak (keinginan). Jiwa adalah sosok jasmani manusia yang mampu melakukan tindakan dengan cara memerintah tubuh. Proses kegiatan suatu jiwa dapat dimengerti oleh kita namun tidak dapat dilihat secara fisik oleh mata.
3. Roh adalah bagian paling penting dari dalam diri manusia karena merupakan esensi dari pribadi manusia. Roh yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain yakni hewan. Hewan memiliki tubuh dan jiwa. Namun hewan tidak memiliki Roh. Roh adalah seperti malaikat pelindung kita. Roh berasal langsung dari Tuhan. Dengan Roh inilah secara naluri manusia dapat membedakan benar dan salah dan menimbulkan rasa bersalah dalam diri manusia. Bila kita melakukan suatu pelanggaran tanpa menggunakan akal pun, jauh di dalam kita sudah diingatkan akan pelanggaran itu. Satu lagi sifat dasar Roh adalah kebenaran dan kejujuran.
Dari pemahaman diatas, maka ketika manusia meninggal tentunya tubuh (raga) dan jiwa akan ikut mati juga. Namun Roh akan abadi bahkan Roh yang akan menceritakan bagaimana perbuatan kita selama kita hidup. Roh akan menceritakan mulai dari semua tindakan nyata kita (yang dilakukan oleh tubuh) maupun hasrat, keinginan, dan pikiran kita baik jahat maupun bersih (yang dilakukan oleh jiwa). Maka di depan Sang Maha Pencipta tidak ada sesuatupun yang dapat disembunyikan.
Sejak dahulu banyak manusia ingin berbicara dengan roh-roh. Roh Tuhan (yang merupakan esensi sejati) berusaha ditemukan manusia itu sendiri. Namun Roh Iblis, Roh orang mati, Roh Malaikat, dan banyak Roh-Roh yang ada di dunia ini.
Dalam Alkitab dan Taurat terdapat bagian yang menjelaskan mengenai ilmu berbicara dengan Roh ini. Raja Saul (1050-1010 SM) melakukan hubungan dengan tukang tenung memanggil Roh orang mati. Cien tidak akan menjelaskan banyak lagi, karena banyak orang yang mempelajari ilmu berbicara dengan Roh di dunia baik Roh orang hidup (peramal, tukang santet, tukang tenung) maupun Roh Iblis (dukun, tukang santet, tukang tenung). Apapun itu jauhilah ilmu itu karena Roh kebenaran mampu mengalahkan semuanya.
Bagaimana membuat Roh kita semakin kuat? Tentunya seperti yang banyak agama-agama ajarkan dengan berdoa atau bermeditasi dan membaca kitab-kitab rohani. Karena makanan bagi Roh adalah makanan rohani tentunya.
Bukan sosok rohani kah? (yang saya bold)
Perdebatan, dan pendapat tentang jiwa (psyché) jadi pembahasan yang sentral yang dibahas dalam filsafat jiwa. N sama transenden nya ketika kita berbicara tentang Tuhan. Yang bisa dilakukan manusia dalam mengkaji Tuhan dan atau jiwa hanya "mengahampiri", tanpa pernah bisa menyentuh nya.
ada roh, jiwa, hati, nurani, akal, istilah istilah yang kadang menurut ku mengalami perpotongan dalam suatu titik. Tp menjelaskan masing masing, tidak pernah memuaskan. (menurut ku) karena transenden nya objek yang kita bahas, sama ketika membahas Tuhan.
Untuk hewan, aku lebih setuju kalo punya roh, bukan jiwa. Karena dari penjelasan tentang jiwa, ada (akal),
perasaan (emosi), dan kehendak
(keinginan). Dan menurut ku hewan tidak punya akal dan emosi mereka hanya punya naluri atau instinct. Jadi malah kontradiktif dengan penjelasan sebelumnya.
But why i choose being Agnostic ??
Agnostik menurut gua sama seperti yang dikemukakan TS, Agnosticist tidak percaya pada AGAMA karna pada sejarah dan latar belakangnya (disamping nilai2 baiknya yang tentunya sama2 semua) adalah kedok, alat, terlalu korup, terlalu rentan akan kendali karena mengandalkan "perintah tuhan" untuk berkuasa (seperti di Abad Pertengahan dan asal usul Lutherian dan juga penganut Galilean).
Agnosticist percaya bahwa ada SESUATU yang berperan, yang bertanggung jawab dibalik semua fenomena dunia ini. Dan karna agnoticist juga otomatis sekuler, yaitu memisahkan antara urusan ilahiah dan duniawi.
sbnernya kalo mau dibahas lagi bisa berpage2 lagi ini, tapi males ngetiknya brooow... hahahahha
mungkin kamu bisa mengutip juga kata2 dari Plato, Socrates, para Epicurean, Neoplatonist, dll. apalagi Plato tentang Eros dari Roh, kerinduan dari roh untuk kembali ke tempat asalnya (dunia "atas) dan terbebas dari kerangkeng "tubuh".
Kalo menurut Cien hewan memiliki akal, perasaan, dan kehendak. Kalo ga ada akal tentunya hewan ga akan bisa berpikir. Nyatanya banyak hewan yang pintar. Naluri lebih tepat dikatakan gabungan antara perasaan dan kehendak. Bagi hewan, akal merupakan bagian kecil dari jiwa mereka. Hewan tidak memiliki Roh. Namun ada beberapa salah kaprah di dunia sehingga mendefinisikan jiwa adalah sama dengan roh. Sehingga timbul istilah yang rancu. Bagi Cien misalkan tidak sepakat akan penyebutannya yang penting sepakat akan inti dan maksudnya saja. Roh adalah anugrah tertinggi Tuhan bagi manusia karena Malaikat juga adalah Roh dan begitu juga Iblis. Namun mereka tidak memiliki tubuh nyata. Maka beberapa dari mereka iri terhadap manusia. Malaikat yang iri akan jatuh menjadi Iblis. Maka beda malaikat dan iblis begitu tipis karena mereka pada awalnya adalah satu.
keberadaan Tuhan. "
terjebak?!!! ga merasa demikian...
malah hidup sebagai manusia i aku...
ckckck...
fuck with god! or God! just same thing!!
agnostik itu menunda mengambil keputusan bahwa tuhan itu ada apa ndak, bukan percaya kalo tuhan itu ada apa ndak....tapi lebih ga ngurus masalah ketuhanan!
aku lebih percaya filosofi...
energi itu sifatnya kekal...
energi mengandung positif dan negatif...
lepas dari positif (rohani) dan negatif (duniawi)...
tetep sama aja... hidup...
masu sampe kapan pun tetep kayak yin n yang