***Pendengar Setia***
Di sini! Di tengah sebuah ruang dimensi tiga, di lapisan teratas aku masih berada. Ada banyak makhluk yang menemaniku, sekalipun begitu tak satu pun kutemukan yang [sanggup] menyerupaiku. Tempat mereka juga berbeda denganku. Mereka berjejer rapi pada lapisan yang lebih bawah, memenuhi sekat kosong di antara aku dan mereka. Posisi itu meyakinkanku, mereka tahu betul siapa yang berkuasa. Yah, aku adalah pusat segalanya di sini. Pusat yang hanya selalu dihujani oleh tatap mata mereka yang ke sini.
Dulu, semua selalu terjadi seperti ini. Setiap saat. Setiap waktu. Dan setiap masa itu, aku masih saja diam membisu. Tak ada yang mencoba menyapa. Tak ada yang mencoba bertutur. Sungguh tak beranikah mereka? Menjengkelkan!
Aku sempat berada di ambang putus asa. Aku jenuh menjadi pengamat apa yang terjadi di bawah sana. Aku muak mematung seperti ini. Aku ingin terlibat! Aku ingin berteman. Barangkali ada yang bisa ku bantu, pikirku. Namun mereka tetap tak acuh. Hampir saja aku mati tenggelam dalam berharap. Sampai pada suatu saat, cahaya itu datang. Saat di mana -sekalipun sekali saja- aku menikmati anganku. Deni. Deni Alisno.
*bersambung dulu besok di lanjut
Comments
tag @rawasari
iya ceritanya dah selesai sih (di otak tapinya)
agak sibuk menuliskannya cuy ha..ha..
tokohnya bisa jadi emang benda mati. Namun entar bisa jadi tidak. tergantung perspektif siapa kelak
@rawasari
ayuk ke MBIT ha..ha...
@rendifebrian
jangan di tag lah. cerpennya masih bayi dan juga authornya masih newbie
@firkhafie
iya. nih buat trigger aja..buat aku biar cepat nulisnya.
nih cerpen gak kayak cerpen2 BF lainnya (semoga)
yang diupdate per chapter (karena ini bukan cerbung)
nih bakal jadi kompilasi cerpenku kok...
temanya yah lihat sendiri yah entar
ato klo ngga emang ga cukup bisa jadi 2 ato 3 postingan beruntun, ga nyambung besok ato minggu depan