Ini cerita fiksi, tapi tidak sepenuhnya bohong.
Rangga sudah punya isteri dan anak dua, hidup dengan keluarganya aman tenteram dan damai.
Lalu suatu saat Rangga merasa kesepian, seperti ada lubang yang menganga, tidak bisa ditutup oleh kehadiran orang-orang tercinta di sekitarnya.
Singkat cerita Rangga makin sukses dan modern, makin sering mengakses internet di waktu luang. Berawal dari kesukaannya bersahabat ia mulai chatting dan akhirnya masuk ke forum gay.
Rangga merasa sebagian lubang yang menganga terisi dengan curhat, diskusi dan cerita-cerita dalam forum tersebut. Ia juga makin intens chat dengan beberapa orang, sampai akhirnya bertemu seorang remaja yang tampaknya menyayanginya (sebagai orang yang dihormati) dan ia pun menyayangi remaja itu (sebagai kakak kepada adik).
Hubungan mereka makin intens meski tidak sampai ml seperti cerita-cerita gay yang lain. Remaja itu menghormati Rangga yang kuat kepribadian dan Rangga juga menyayangi remaja itu sebagai cerminan masa muda yang tak pernah dirasakannya (semasa muda Rangga hidup miskin sehingga harus hidup sangat prihatin).
Hubungan mereka makin akrab sehingga hampir semua masalah mereka bahas bersama. Awalnya Rangga selalu berperan sebagai si dewasa. Tetapi lama-kelamaan ia juga curhat dan sang remaja dengan setia mendengarkannya.
Ternyata Rangga ketagihan curhat. Maklum, sejak kecil ia biasa memendam masalah sendiri. Begitu bisa curhat, isi hatinya memancar seperti air bah menjebol bendungan. Dimulai dari retakan kecil, akhirnya seluruh dinding bendungan jebol.
Olala, akhirnya tidak beda lagi mana yang remaja dan mana yang dewasa. Bahkan sang remaja mulai risi sehingga pela-pelan ambil jarak.
Merasa ditinggal, Rangga menjadi kesepian. Berulang kali mengontak, si remaja selalu membuat alasan. Sibuk lah, ada acara lah.
Comments
@monic hahaaa kesannya cuman kemasan ya? iya deh sabar
Oke, Pilihan akan kumensen pas lanjutannya kutuangkan di sini
Rangga tidak tahu harus menyapa atau bagaimana. Akhirnya ia pura-pura tidak melihat. Tetapi justru remaja itu yang datang menghampiri.
"Pak," remaja itu mengulurkan tangan sambil tersenyum.
Rangga senang sekali tetapi sikapnya justru menjadi gugup. "Eh, Samuel..." ia menjabat tangan remaja itu dengan canggung.
"Di cottage yang mana Pak?"
"Arah kesana, yang nomor 5A."
"Kami camping di tepi laut Pak, kalau sempat main ya?" Remaja itu menunjuk beberapa tenda di halaman sebuah bangunan mirip mess. "Lebih asyik di alam Pak."
Rangga mengangguk tanpa menjawab.
Sampai di cottage teman-teman Rangga ternyata membagi diri sedemikian rupa sehingga Rangga kebagian pondok paling kecil
Rangga sempat memprotes, tetapi teman-temannya tidak mau mengalah. Terpaksalah Rangga harus rela berimpit-impit dengan tiga teman dalam satu kamar kecil sementara yang lain hanya berdua-dua. Meski begitu sorenya angin baik berpihak pada Rangga. Tiga temannya mendadak dipanggil balik Jakarta, ada calon klien potensial dari negeri para bule.
Jadinya Rangga sendirian....
colek @pilihan dan @elul
@briansaja_89 izh . . . Gw aduin @rigil ya ???