BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

istri ke 2 brondong tampan....

13»

Comments

  • Kok potona gigi semuwaahh siihh jeeeuunng...
    muka geto nape seeehh.....

  • udah cere. lakinya serong. MOKONDO = Modal kontol doang. lagian ga cakep2 amat tu laki.
  • boong bgt deh loe....

    cek sana ke gorila...


    @assmara

  • Biodata dan Foto Elly Sugigi Terbaru




    Sebenarnya saya amat tertarik menguak siapa sih sebenarnya eli suhari ini, Mungkin nama tersebut masih terdengar sayup-sayup di telinga pembaca bukan?. Mungkin sobat amat penasaran dan bertanya-tanya: "siapa sih eli suhari itu?

    Kalau penasaran, berikut Foto Elly Sugigi yang mungkin bisa menyegarkan ingatan sobat akan profil Eli Sugigi unik dari beliau:

    Eli Sugigi

    Bagaimana, Sobat sudah ingat kan?. Elly suhari, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Eli suhari/ "mpok eli", merupakan artis yang kini kian meroket namanya melalui sebuah acara di-stasiun tv swasta. Meski namanya belum bisa disejajarkan dengan artis ternama, namun peranannya dibelakang panggung di-tengarai mengubah kesuksesan kaum bawah dengan jalan yang luar biasa.

    Dulunya Elly suhari adalah profil ibu rumah tangga, yang hanya menggantungkan gaji suami untuk memenuhi kebutuhan hidup. Layak sama halnya dengan orang biasa, beliau juga tak luput dari jeratan hutang para renternir, hingga terpikirkan baginya untuk menjual salah satu organ ginjalnya guna menutup hutang dan aib suaminya.

    Terkadang usaha tidak selalu berbuah manis, beliau melalang lintang mencari pekerjaan dan pernah mendaftar sebagai peserta Extravaganza, namun terlambat lantaran waktu pendaftaran yang diberikan juri mepet. Namun, beliau tak patah arang, guna menghibur diri, dia sering bermain-main di studio trans TV, hingga pada akhirnya berkenalan dengan para crew trans-TV. Disitulah awal karir beliau dimulai. Ia ditawari menjadi promotor penonton dan mencari banyak pengunjung. Disini tugas beliau hanyalah melatih mereka memberikan "applouse" pada sebuah acara, baik itu acara televisi yang ratingnya rendah sekalipun, maupun acara konser musik dsb.

    Disaat karirnya kian menanjak, halangan yang merepotkan datang dari suaminya, tabiat mantan suami elly sugigi yang buruk dan uring-2an sering membuat repot eli suhari di lokasi syuting. Dengan nada tinggi, suaminya kerap memukuli, dan memarahi beliau dengan harapan segera berhenti dari pekerjaan itu. Ya, namanya wanita juga punya kesabaran, pada akhirnya mpok eli terpaksa memutus cerai suaminya ditahun 2007. Mungkin, karena hatinya yang terlalu baik dan mudah menolong orang lain, berpisah dari suaminya seakan membawa berkah, rezekinya pun tak sulit didapatkan.


    Dari hasil bawa-bawa penonton inilah, Elly bisa membeli rumah kontrakan dengan kapasitas 4 kamar di depok. Tiap satu kamar dikontrakan seharga Rp 250 ribu perbulan. Punya dua mobil, satu mobil kecil buat keluarganya, satu mobil besar untuk antar jemput penonton binaannya. dan sisanya lagi 7 karyawan yang ia gaji untuk urus administrasi dan jadi kordinator lapangan (Korlap).

    Saking seringnya jasa agen beliau diperguanakan stasiun TV, beliau juga kebingungan menerima tawaran dari sejumlah produser acara. kadang dalam 1 hari, beliau harus mencari sekitar 50 orang per-acara yang tayang. bahkan sampai 3 kali acara perharinya. Selain disibukkan dengan perusahaan Agen-nya, kelucuannya makin sering kita jumpai di Televisi (Tahan Tawa - TransTV) dengan penampilan yang khas lewat gigi uniknya menghibur para konstentan Tahan TAWA. Diluar itu, beliu bahkan menjadi pilar penting dalam memasok ribuan pengunjung seiring dengan kemunculannya di televisi. Hampir semua penonton trans_TV dan Trans _7 adalah recruitmen dari agen-nya

    Semenjak itu, Biodata Elly Sugigi dengan kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1971 ini harus mondar-mandir mencari beberapa orang yang siap dia bina. Setiaa orang yang berhasil ia gaet, diupah langsung Rp 25.000-35.000 tergantung jenis acaranya. Setiap keluar kucuran dana dari pihak pengelola acara, dia hanya memungut potongan Rp.3000 per-orangnya. Jadi bisa dibayangkan jumlah penghasilan yang dapat per-acara yang minimal 50 orang. Nah, kalau dalam satu hari ada 3 acara sekaligus/ terutama pada acara televisi di bulan puasa, Sobat bisa menghitungnya sendiri ?

    Walaupun agency yang ia jalankan kerap mendapatkan pesaing, peluang usahanya tidak sampai disitu, Job pekerjaan sebagai bintang iklan, diajak main di F TV juga masih sering dia terima. Disamping itu, Video Lucu Elly sugigi-mambu kelek adalah video streaming pertamanya dalam dunia music yang dibuat untuk mendongkrak kepopuleran dirinya. Video ini terinspirasi dan merupakan plagiat dari lagu iwak peyek meledak dijagad youtube



    Tidak sedikitpun ada niatan untuk menjadi pelawak, Beliau lebih suka jadi koordinator penonton saja. Walaupun tidak berharap se-tenar artis, dirinya kini lebih dikenal banyak artis untuk mendukung karir dan penunjang kepopuleran artis yang dia sponsori.

    Apapun itu, ternyata tuhan lebih adil dengan makhluknya. Rezeki-Nya sudah diatur dengan sedemikian hingga bahkan tak terduga-duga. Jika sobat blogermie bisa belajar dari beliau, Ternyata Kegagalan ialah sebuah kesuksesan yang tertunda, tergantung kita saja untuk ikhlas mensyukurinya. Jika sobat ada saran, silahkan di share disini ya


    Heru Prasetyo Blogermie.com Updated at:
  • Jika Kamu Menjadi Eli Sugigi



    Pemilik agen pengerah penonton lain adalah Eli Suhari alias Eli Sugigi alias Mpok Eli, pemilik Eli Agency. Dari hasil jerih payahnya itu, dia kini punya kemampuan finansial untuk ke salon, membeli baju bermerek, dan makan di restoran. "Dulu saya jelek banget. Rambut saya enggak begini, pendek, bajunya juga enggak bagus kayak sekarang," katanya sambil menyentuh rambutnya yang spiral di bagian ujung.

    <<-- Ini petanya, tempat Resepsi Mpok Eli

    image_1.jpg
    [img][/img]


    Mobil Suzuki Aerio kini juga menghiasi garasi rumah kontrakannya. Mobil hitam itu dibeli secara tunai empat bulan lalu. "Sekarang lagi cari-cari rumah. Sudah lama hidup ngontrak," kata janda dua anak itu.

    Eli merasa punya keunikan, bisa melucu. "Makanya saya rajin ke Trans TV, niat saja nonton acara Ngelenong Nyok, Extravaganza,” katanya. Hal itu dilakoni sejak 2006. “Perjalanan hidup aku susah, dari orang susah," kata perempuan kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1971, itu.

    Awal 2007, dengan modal Rp 10 ribu untuk ongkos angkutan umum dari rumah kontrakannya di kawasan Joglo, Jakarta Barat, ke Trans TV di Mampang, Jakarta Selatan, menjadi tonggak berdirinya Eli Agency.

    Salah seorang karyawan Trans TV meminjami Rp 300 ribu untuk modal awal. "Orangku cakep-cakep, rame-rame, bisa merekrut mahasiswa, akhirnya banyak yang minta," tuturnya bangga.

    Dimulai dari sepuluh orang, jumlahnya terus bertambah. Kini Eli sanggup memasok kebutuhan sekitar 500 penonton untuk acara musik Derings. "Alhamdulillah, sekarang ada uang Rp 250 juta untuk modal buat diputar," kata Eli Sugigi. Dia dijuluki begitu karena punya gigi unik.

    Sekarang setiap hari Eli memasok penonton di dua atau tiga acara berbeda. Kadang sampai empat acara. Dia pun selalu hadir mendampingi mereka. "Saya harus ikut mengatur, ikut teriak-teriak juga. Sering kalau acara musik, ada yang berantem, saya sendiri yang memisahkan," ujarnya.

    Bukan hanya di Trans TV, beberapa stasiun TV lain juga banyak memesan kepadanya. Bahkan Eli sampai menolak permintaan, terutama untuk acara sahur dan berbuka puasa. "Yang saya terima yang minta duluan saja. Jadi untuk berbuka puasa di acara BBB di Global TV, kalau sahur di sini (Trans TV, red)," paparnya.

    Untuk memenuhi semua kontrak kerjanya itu, Eli dibantu lima koordinator lapangan. Kelima orang itu sebagian besar diberi tugas mencari orang.

    Selain mendapat gaji tetap, kelima tangan kanan Eli itu setiap hari makan di rumah Eli yang kini mengontrak di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. "Salah satunya saya kasih kendaraan, sepeda motor. Itu bekas saya sebelum beli mobil. Semuanya juga saya kasih handphone," ungkapnya.

    Eli mendapatkan uang untuk menghidupi perusahaan itu dari kontrak dengan stasiun TV yang rata-rata dihitung per episode. Nilainya beragam. "Rata-rata per dua acara bisa (dapat keuntungan bersih) Rp 3 juta. Kalau lebih, ya bisalah bersih sehari Rp 4 juta. Tapi ada waktu libur juga, enggak setiap hari," jelasnya.

    Tidak mudah bagi Eli untuk memulai karier di bidang itu. Suaminya tidak mendukungnya sehingga Eli sering berbohong agar mendapat izin. Akhirnya dia harus bercerai dari sang suami.

    sum
  • Awal Kisahnya Eli Sugigi




    <<--Nampaknya bahagia, selamat!

    Elly Suhari, perempuan dari kalangan biasa yang sempat menjadi pembantu rumah tangga. Bahkan ia pernah nekat akan menjual ginjalnya demi membayar hutang-hutangnya. Setiap hari, didatangi rentenir dan dimaki-maki. Namun, kegigihannya menghadapi semua masalah dan kejujurannya disaat terjepit, mengangkat derajat yang mengubah nasibnya 180 derajat. Ia mengalahkan kemiskinannya dan berhasil membangun bisnis Elly Agency, yang mengkoordinir penontron bayaran untuk sejumlah acara di televisi. Penghasilannya sehari Rp 2 juta – Rp 4 juta. Meskipun bukan seorang artis, namun namanya kini cukup populer dikalangan para artis papan atas.


    image_4.jpg
    [img][/img]


    Elly Suhari tersenyum menyapa Kartini, ketika menyambanginya di sebuah salon di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, pekan lalu. Seorang stylis muda sedang menata rambutnya. Tak banyak waktu yang disediakan Elly, karena dia harus berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta. Dengan waktu yang sedikit, Elly bercerita tentang perjuangan hidupnya di masa sulit dan menyakitkan, hingga ia menjadi tenar dikalangan artis saat ini dan meraup penghasilan bersih Rp 15 juta sebulan. Sang stylis terus saja sibuk menta rambutnya. Inilah kisahnya.

    Masa-masa lajang sangat menyenangkan bagi Elly yang biasa dipanggil para artis dengan sebutan Elly Sugigi atau Mpok Elly. Meski ia bukan anak dari keluarga berada, namun kehidupannya penuh dengan hura-hura. Mudah bergaul, banyak teman dan selalu muncul di arena sepatu roda di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Ia juga tak pernah ketinggalan diacara dance dan disko yang banyak diganrungi pemuda diera tahun 1990-an. Kehidupan hura-hura itu membuat dirinya tak sedikitpun membayangkan bakal menjalani perjuangan berat dan menyakitkan ketika ia menikah.

    SETIAP HARI DI MAKI-MAKI RENTENIR YANG MENAGIH HUTANG

    Tahun 1993, Elly mengalami suatu masalah dan kabur dari rumahnya. Ia bertemu dengan seorang pengamen yang iba padanya dan menikah sirih. Keluarga baru ini pun mengontak rumah kecil di belakang rumah orantua Elly, di kawasan gang Subuh, Cipinang subuh, Jakarta Timur. Dari perkawinannya itu, pasangan ini dikarunia dua anak, laki-laki dan perempuan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Elly membantu suaminya berdagang kue keliling di kantor walikota Jakarta Timur.

    Lumayan, ia bisa kredit motor, suaminya menggunakan untuk mengojek. Dari situ ia mulai bisa membeli mobil butut seharga Rp 5 juta. Dengan mobil butut itulah suaminya mengantarkan ia berdagang kue. Namun perjalanan nasib menentukan lain, saat sedang menikmati hidup yang menanjak bagus, tiba-tiba Elly menderita penyakit usus buntu. Uang tabungan dan seluruh hartanya habis untuk biaya mengobati penyakitnya.

    Uang sudah habis suaminya pun menganggur, kredit motor belum lunas, jadilah ia berhutang kesana kemari untuk menutupi biaya hidup. Seringkali rentenir datang kerumahnya dan memaki-makinya. Mereka menagih hutang yang tak pernah bisa dibayar Elly. Rasa malu, takut dan caopek dimaki-maki rentenir, Elly dan suaminya memutuskan pindah ke tempat lain. Ia menitipkan anak tertuanya pada sang ibu dan membawa anak keduanya pindah ke kawasan Joglo. “ Saya kabur dari rentenir. Orang-orang bilang saya kabur karena banyak hutang. Saya tidak perduli, yang penting saya kabur mau cari duit biar bisa bayar hutang.

    JADI PEMBANTU RUMAH TANGGA UNTUK MEMBAYAR HUTANG-HUTANG SUAMI

    Ditempat yang baru ini ia mengontrak rumah kecil sangat sederhana, suaminya mulai mengamen lagi dan Elly berdagang sayuran dirumahnya. Namun, ia tak ingin suaminya hanya mengamen, ia coba carikan pekerjaan sebagai supir dirumah orang asing melalui penyalur tenaga kerja. Tidak lama suaminya menjadi supir pribadi, karena perusahaan penyalur tenaga kerja itu bangkrut. Sementara Elly sendiri kehabisan modal berjualan sayuran. Ia banting setir jadi pembantu rumah tangga dan mencucukan pakaian keluarga temannya sendiri.

    Dari penghasilannya sebagai pembantu rumah tangga, ia bisa mengirimkan uang untukbiaya sekolah anaknya. Praktis selama suaminya menganggur ataupun bekerja, biaya sekolah anaknya Elly sendiri yang menanggung. Elly tak betah melihat suaminya menganggur, ia mencoba mencarikan pekerjaan lagi. Ia baca dikoran ada lowongan supir tamatan SMP/SMA. Ia suruh suaminya melamar dan akhirnya di terima di perusahaan pengerah tenaga kerja. Tahun 2000, suaminya ditempatkan sebagai supir di PT. Indosat, bergaji Rp 3 juta.



    Namun, dari gaji sang suami tak sedikitpun diambil untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Suaminya malah kredit motor lagi. Elly tak berhenti bekerja apa saja asalkan bisa mengirim uang untuk biaya sekolah anaknya. Lewat setahun suaminya bekerja, musibah datang lagi. Mobil PT. Indosat yang dikemudikan suaminya, dirampok orang. Mobil diambil dan suaminya dihajar hingga babak belur. Luka dikepalanya membuat suaminya berubah perangai, jadi pemarah dan sering memuli Elly.

    Dua tahun bekerja, kontrak suaminya tidak diperpanjang lagi, karena masalah perampokan mobil tersebut. Ditambah lagi ia mengalami flek pada paru-parunya akibat terlalu keras bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan berjualan sayur sekaligus. Ia terpalsa berhenti bekerja dan kemabali Elly berhutang lagi kesana kemari. Hidupnya jadi gali lobang-tutup lobang. Bahkan ia tak mampu membayar kontrakan. Elly memutuskan memboyong suami dan anak keduanya kembali kerumah orang tuanya di Cipinang. Ia dan keluarganya mendapat kamar di belakang rumah.

    “Sedih bener, setiap lebaran, saya jualan kulit ketupat untuk beli baju lebaran anak-anak saya. Sedih saya kalau inget saat-saat itu. Kadang ketupat Cuma laku berapa, saya belikan baju anak saya yang murah-murah, yang penting anak-anak saya senang, bisa pakai baju lebaran seperti teman-temannya,” ujarnya sambil terisak. Ia cepat menghapus air mata dan meneruskan ceritanya. “Tapi, kelakuan suami saya makin menjadi, disaat menganggur dia malah menjadikan saya seperti sansak tinju. Saya juga dilarang bekerja mencari uang. Sementara kebutuhan hidup makin susah terpenuhi,” ungkapnya perempuan kelahiran Jakarta 16 Oktober 1971 ini.

    SAKIT PARU-PARU, SEMPAT INGIN MENJUAL GINJALNYA

    Hutang seperti menjadi bagian dalam kehidupan Elly, untuk mengobati paru-parunya ia harus berhutang lagi pada rentenir. Ditambah lagi untuk kebutuhan sehari-harinya dan biaya sekolah anaknya. “Suami saya lebih senang jadi pengamen, kalau gak cukup saya disuruh ngutang kemana-mana. Ya sudah, rentenir tiap saat datang ke rumah memaki-maki saya, saya semua yang menghadapi rentenir itu. Suami saya gak berani,” paparnya.

    Tahun 2004, flek di paru-parunya makin banyak, Elly nekad mau jual ginjalnya. Ia mendatangi Puskesmas di kawasan Rawamangun untuk menawarkan ginjalnya kepada pasien yang membutuhkan ginjal. Ketika ia menawarkan ginjalnya pada seseorang di Puskesma itu, orang itu bertanya kenapa ia mau menjual ginjalnya. Elly mengaku terus terang ia sedang dikejar-kejar rentenir. Ia mau jual ginjal untuk biaya berobat penyakit paru-parunya dan membayar hutang pada rentenir.

    “Saya capek dikejra-kejar rentenir. Eh orang itu malah menasehati saya. Katanya ibu harus punya semangat untuk sembuh, jangan dipikirin penyakit dan masalahnya. Kalau ibu cuma punya ginjal satu, gimana ibu mau jualan lagi. Hadapi semuanya ibu harus bertahan. Yakin ada jalan keluarnya, ayo semangat untuk sembuh ya bu. Saya pikir bener juga orang ini, akhirnya saya gak jadi jual ginjal saya,” kata ibu dua anak ini.. Batal menjual ginjal, Elly terpaksa bergantung hidup pada ibunya.

    Tahun 2006 akhir, Elly lagi nonton televis dirumah ibunya. Ia melihat banyak orang yang ikut audisi untuk acara Esktra Vaganza di Trans TV. Ia berfikir, sepertinya enak kalaun ikut audisi, bisa dapat duit berjuta-juta dengan mudah. “Terus terang saya capek dengan kondisi ekonomi yang morat-marit. Saya nekat bawa anak saya ke Trans TV mau ikut Audisi. Modal duit Rp 10 ribu rupiah buat ongkos Elly mendaftar Audisi. Sayangnya, audisi sudah tutup, pupus sudah harapannya.

    “Tapi, saya gak langsung pulang. Saya lihat banyak orang yang nonton waktu itu acaranya Lenong Nyok. Saya ikut saja nonton. Saya disuruh jadi figuran lewat-lewat saja, tapi sambil dibecandain dan diledekin. Saya dari dulu gak pernah marah kalau diledekin orang, asal jelas ngeledekinnya, bukan karena ngelecehin atau ngerendahin atau sinis. Eh gak tahunya pas selesai acara saya dibayar Rp 10 Ribu. Crew trans TV bilang ke saya, besok datang lagi ya. Artis-artisnya waktu itu Fery Maryadi, Andrew Taulani dan Deswita Maharani. Mereka bilang ke saya Mpok Elly, besok datang lagi ya. Rame nih ada dia, bisa jadi bahan ledek-ledekan, itu tahun 2006 akhir,” paparnya.



    KEJUJURANNYA MENGEMBALIKAN HANDPHONE MENDAPAT SIMPATI CREW TELEVISI

    Sejak itu Elly jadi keranjingan ikut agency jadi ekstras (figuran) sekaligus jadi penonton. Kadang-kadang ia tidak dibayar oleh agencynya, sering juga sampai dua minggu baru dibayar. Buat elly yang penting hatinya terhibur dan dapat uang meskipun sedikit bisa buat biaya sekolah anak. Lama-lama suaminya tidak suka dengan kegiatan elly yang baru itu. Elly sampai berbohong kepada suaminya, ia bilang dibayar Rp 25 ribu.

    “Padahal saya cuma dibayar 10 ribu. Kadang-kadang dihutang, yah biar dia mengizinkan saya. Lambat laun rezeki saya bertambah, bayaran saya naik menjadi Rp 25 ribu bahkan pernah dapat Rp 50 ribu rupiah. Saya kan dari gadisnya mudah bergaul, banyak temen. Kemana aja saya banyak temen. Jadi waktu melihat saya di TV, temen-temen saya jadi pengen nonton. Saya ajakin temen-temen saya nonton. Tapi kok agency jadi keenakan, sudah Mpok Elly saja yang bawa temen-temennya. Tapi, bayarnya hutang melulu, padahal Trans TV bayar ke agency cash,” ungkap penyuka tari dan dance ini.

    Suatu ketika, disaat Elly harus membayar cicilan motor suaminya Rp 800 ribu, tiba-tiba ia menemukan sebuah handphone di studio Trans TV. Hatinya bergejolak, ingin mengambil Hp itu untuk dijual. Uangnya bisa bayar cicilan motor. Tapi, ia takut, tidak berani melakukannya takut ketahuan camera CCTV di studio itu. “Saya ambi apa enggak ya,” katanya dalam hati. Rupanya, Tuhan sedng menguji kejujuran dan mentalnya. Untunglah rasa takutnya begitu kuat, sehingga ia menyerahkan Hp tak bertuan itu ke Satpam. Tapi, Satpam malah menyruhnya menyerahkan pada salah seorang crew yang ia kenal.



    “Saya datangi Cak Nurhadi. Saya bilang, Mas saya nemuin handphon gak tahu nih punya siapa. Oh itu punya produser, kata Mas Hadi. Produsernya cuma bilang terimakasih saja. Mas hadi jadi interest sama saya. Dia bilang Mpok Elly orangnya jujur ya. Mas Hadi terus bilang Jadi, setelah itu Mas Hadi lebih deket sama saya dan selalu nolong saya. Mas hadi yang menyuruh saya jadi agency sendiri. Pok Elly kan temennya banyak, bagus-bagus lagi, jadi agency sendiri saja koordinir penonton. Saya bilang, saya gak punya modal dari mana modalnya. Berapa modalnya kata Mas hadi, saya jawab Rp 500 ribu. Mas Hadi langsung meminjakan Rp 500 ribu,” tambahnya.

    DIHAJAR, DITENDANG DAN DITONJOK SUAMI DIDEPAN PARA ARTIS TERNAMA

    Sejak itu, Elly mengkoordinir teman-temannya untuk nonton. Ia mereka dari uang pinjaman itu. Setipa orang dipotong Rp 5.000. Setiap keluar duit dari Trans TV dia langsung membayar kepada Hadi dan kemudian meminjam lagi. Begitu seterusnya. Tapi dia sudah punya keuntungan Rp 5000 dari setiap penonton. Pihak televise pun mulai memintanya untuk mengkoordinir penonton di beberapa acara di Trans TV dan Trans 7. Seperti, acaranya Tukul Arwana. Untuk operasional penonton di dua acara itu ia dipinjami modal oleh Bedu (Pelawak Bajaj) Rp 1,5 juta.

    “Tapi suami saya gak suka, Dia marah-marah terus, sering datang ke studio TV, saya dimarahin, ditonjok, ditendang sama suami di depan artis-artis. Sampai artis-artis tanya itu siapa mbak. Saya bilang itu suami saya. Saya kesal juga karena saya cari uang untuk membantu bayar hutangnya dia pada rentenir sampai Rp 20 juta. Saya ikhlas bayarin. Lama kelamaan saya gak tahan, minta cerai tahun 2007. Alhamdulilah, setelah lepas dari suami saya, rezeki saya makin meningkat,” ujar perempuan yang pernah bercita-cita jadi guru agama ini.



    Lucunya, setelah perceraian itu, suaminya kawin lagi dan pernah menagih hutang kepada Elly sebesar Rp 6 juta. Elly sempat kaget, karena merasa tidak pernah berhutang pada suaminya. Justeru dialah yang membanting tulang untuk membiayai anak-anaknya dan membayarkan hutang suaminya pada rentenir. Usut punya usut, ternyata suaminya pernah mendapatkan uang warisan dari orangtuanya di Pati sebesar Rp 6 juta. Uang itu diberikan ke Elly untuk biaya hidup mereka. Rupanya uang itu diminta lagi dan dianggap sebagai pinjaman. Elly tak mau rebut, dia lembalikan uang itu. Seperti tidak tahu malu, sang suami malah terus menerus minta bantuan pada Elly. “Kadang Rp 200 ribu, kadang 500 ribu. Saya kasih. Tapi, kemarin isterinya yang datang ke saya minta uang Rp 300 ribu. Saya tidak kasih. Dan saya tidak akan kasih uang lagi pada suami saya,” tegasnya.

    Mungkin, karena hatinya yang terlalu baik dan mudah menolong orang lain, rezekinya pun tak sulit didapatkan. Suatu ketika, saat elly sedang menukar uang recehan di sebuah bank, petugas bank menanyakan untuk apa ia selalu menukar uang kecil. Elly menjawab untuk ekstras, penonton yang dia koordinir. Petugas bank ini lalu menawarkan kerjasama meminjamkan modal dengan system bagi hasil. Elly setuju saja.

    “Akhirnya dia modali saya sampai Rp 100 juta. Setelah saya pegang acara di banyak stasiun televise seperti Trans TV, Trans 7, MNC TV dan ANTV, modalnya ditambah jadi Rp 150 juta. Tiga tahun saya kerjasama dengan dia, akhirnya dia keluar dari bank dan jadi pilot sekarang. Invesnya berkurang jadi 15 juta, karena saya sudah punya uang sendiri,” paparnya.

    Dari hasil bawa-bawa penonton ini, Elly yang dulu tinggal dirumah kontrakan kecil, sekarang malah bisa beli rumah kontrakan 4 pintu di depok. Tiap satu pintu dikontrakan dengan harga Rp 250 ribu perbulan. Punya dua mobil, satu mobil kecil buat keluarganya, satu mobil besar untuk antar jemput penonton binaannya. Sekarang tinggal di apartemen, sewa sebulan Rp 1,5 juta “Saya bayar per 6 bulan. Trus saya punya karyawan, untuk urus adminirasi dan jadi kordinator lapangan (Korlap). Temen-temen saya yang dulu. suka telepon minta bantuan. Ya saya bantu bila ada uang. Malah ada juga yang gak bayar, artis lebih kayak dari saya tapi dia lupa sama hutangnya,” ungkapnya.



    MERAUP PENGHASILAN BERSIH Rp 15 JUTA SEBULAN UNTUK ENTERTAINMENT PRIBADINYA

    Sekarang Elly agency miliknya sudah banyak memiliki penonton binaan, kebanyakan anak-anak mahasiswa yang tahu dari mulut ke mulut. Asistennya ada tujuh orang untuk mengelola keuangan dan korlap. Kalau saya lagi keluar kota, MNC sering ngadain acara di luar kota. Nah saya jagain anak-anak di luar kota, asisten saya yang jaga di Jakarta. Mereka juga awalnya penonton yang saya bawa. Setiap hari ia bisa mengerahkan 500 orang untuk tiga acara. Dari situ ia bisa mendapatkan minimal Rp 2 juta rata-rata perhari. Kadang-kadang bisa Rp 4 juta tergantung banyaknya penonton yang dia bawa.

    “Saya dibayar sebulan sekali, tapi saya bayar ke penonton cahs. Satu minggu saya harus keluarkan modal Rp 40 juta – Rp 100 juta. Bersihnya saya terima sebulan 15 juta, untuk pribadi saya. Dulu bisa dapet 30 juta sebulan, sekarang sudah banyak agency lain jadi Cuma 15 juta bersih untuk entertainment atau kebutuhan saya pribadi. Saya merasa ada perubahan besar dalam kehidupan saya. Dulu saya ngopi di warung kopi, sekarang saya sering minum kopi di café. Biasanya makan di warteg, sekarang makan di restoran mewah. Dulu gak pernah tau Bali, kemarin libur lebaran saya bawa 4 karyawan saya ke Bali. Ke salon rutin tiap minggu, nonton bareng karyawan saya. Niat saya untuk membangun rumah orangtua saya yang gedek/bilik sudah terlaksana,” tambahnya lagi.



    Walaupun sekarang banyak saingan, tapi masih banyak yang menawari pekerjaan sebagai bintang iklan, diajak main di F TV. “Saya tidak mau jadi pelawak, meskipun banyak yang menawari saya. Saya lebih suka jadi koordinator penonton saja.Walaupun saya tidak jadi artis, tapi saya dikenal banyak artis. Tidak terasa 5 tahun saya menjadi janda, anak-anak saya sudah besar-besar. Yang pertama sudah SMA yang kecil SMP. Sekarang saya Cuma ingin menyekolahkan anak saya sampai jadi sarjana. Saya tidak mikir kawin lagi. Kalau ada rezeki mau bawa ibu saya berangkat ibadah haji. Saya juga punya keinginan membangun bisnis yang pasti untuk masa depan keluarga saya. Yakni, usaha salon, karena saya sangat suka salon. Lalu bisnis travel dan rental mobil,” Begitu katany mengakhiri pembicaraan. (Sisca)
    sumber: http://dphoolan.wordpress.com
    Posted
  • edited January 2014
    @boljugg apa an ya? boong apaan gw? kl buat gw emang ga cakep2 amat napa u sewot sampe suruh cek gorila?!?!

    Live@seputar obrolan selebriti.antv
    kbr tak enak terjadi pd komedian dan pemasok penonton
    eli gigi. Eli dikbrkan menggugat cerai suaminya aldo rosi
    krn berselingkuh dan memoroti harta eli. Sambil
    menangis eli menceritakan kshnya saat pernkhan nya
    sang suami memang selalu pergi dgn wanita lain ke bali,
    pernyataan ini jg diperkuat oleh dewinta bahar dia
    menyatakan eli sdh habis kesbran,eli sering di sakiti,bgtu
    ujarnya. Ini sebnrnya bkn perceraian pertama eli,seblm
    nya eli jg menikah dan bercerai dgn alasan yg sama.
  • gorila itu nama lokasi di cijantung;


    ciyus loh?

    pas gw jumpa mereka baik2 aja kok...

    jadi inget kisah kus deh;
    jalan rutin ama yg lain ampe kusangka istri nya....


    Quote:
    Originally Posted by telor_asin View Post
    Hihihi... dikuat-kuatin kali, orang lakinya aja numpang idup, tapi akhirnya nyerah juga. Lah baretnya lebih parah dari pada baret luka cukuran.
    Menurut si mpok Elie dia juga mao klo ada dokter yang sanggup permak giginya, tapi setelah konsultasi ke beberapa dokter gigi, eh kaga ada yang sanggup. Ya udeh dia terima aja apa adanya.

    ni pala jd menerawang jauuuuuuuuuuhhhh ngebayangin eli ma lakinya ciuman



    Quote:
    Originally Posted by aurak4sur View Post
    iya jeng hati2... gak di kehidupan hetero, gak di kehidupan homo, banyak sekali mokondo... numpang hidup. benalu gitu
    hohoho banyak mokondo beterbangan dimana-mana.. waspadalah.. waspadalah...





    @assmara
  • Quote:
    Originally Posted by lolylol2 View Post
    mending br ciuman gw mah kasian ama totongnya, gw harap kaga ledes lecet lecet
    Masih untung klo cuma lecet-lecet doangan, bisa diobatin betadin.

    Klo sampe buntung, masa mao dilem pake alteko.


    Quote:
    Originally Posted by telor_asin View Post
    Jangan lupa stok hansaplast yang banyak.
    kasian lakinya mpok eli, modal atu2nya dibikin lecet sana sini
    #ngebayangin lakinya mpok eli nangis di pojokan sambil masang hansaplast


  • Harusnya "kekurangan fisik" gak menjadi bahan olokan.
    Sama halnya dengan homoseksualitas. Kurang suka menjadikan hal2 kayak gini sebagai bahan celaan/hinaan.
  • Sebetulnya gak kasihan sama yang dihinanya (karena sepertinya mereka emang seneng2 aja dihina). Lebih kasihan sama yang demen ngehina.
  • edited January 2014
    -
Sign In or Register to comment.