It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Agova @Flowerboy @adachi @dhanirizky @TigerGirlz @Zhar12 @alexislexis @arifinselalusial @Gabriel_Valiant @elul @nakashima @Tsu_no_YanYan @farizpratama7 @Barc @Rivaldo_Nugroho @jokerz @yeltz @bayumukti @Zarfan @borntobetop @Matt_Ivan @brownice @AsthaPerda @yuzz @andilim @YANS FILAN @ularuskasurius @fahmy37 @_tampan_ @FendyAdjie_ @yunjaedaughter @armand @CoffeeBean @hikaru @Rez1 @be_biant @adacerita @amy73 @kutu22 @suck1d @arcclay @rysan_80 @4ndh0 @rey_drew9090 @ron02 @assassin @luketan @zalanonymouz @idans_true @Rempong69 @DItyadrew2 @arieat @armand @ZioDyn @Egar_cute @kurokuro @aldo_graci0 @derik @Adam08 @petertomasoa @pokemon @rivengold
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @Different @babybroww @amira_fujoshi
Burried The Heart 19
Pagi-pagi sekali, Hendra mendatangi Shane di paviliun, pemuda kecil itu sedang sarapan di dalam ruang makan, Hendra menghampirinya,
“pagi” sapa Hendra,
“eh, pagi juga” balas Shane, “sudah sarapan?”
Hendra menggelengkan kepala, “ aku justru kesini, ingin sarapan bersama denganmu” ujar Hendra yang lantas mengambil selembar roti serta mengolesinya dengan selai coklat. Shane bangkit berdiri, mengambil gelas dan menuangkan susu untuk Hendra,
“terima kasih”
Shane hanya tersenyum, lalu kembali ke tempat duduknya. Shane tampak terdiam, sesekali ia melirik ke arah Hendra yang sibuk mengolesi roti dengan selai, kemudian Shane mengarahkan pandangannya pada bibir Hendra, ia memperhatikannya untuk sejenak waktu. Tiba-tiba saja terlintas di pikirannya kejadian beberapa hari lalu, dimana Hendra menciumnya untuk yang pertama kali, Shane menunduk malu.
“ada apa?” tanya Hendra,
“hah?” Shane segera menengadahkan kepalanya, “tidak..tidak ada apa-apa”
Hendra sengaja melirik sinis ke arah adik sepupunya itu, “ada yang kau sembunyikan dariku?”
“tidak, sungguh.. tidak ada apa-apa”
Hendra mendekat ke arah Shane, kemudian mendekatkan wajahnya. Shane tampak gugup, jantungnya berdebar dengan sangat kencang, nafasnya terdenga menderu. Hendra mengulurkan tangannya, kemudian...
“ada sisa roti di sudut bibirmu” ujar Hendra,
Shane menghela nafas sejenak, ia pikir, Hendra akan kembali menciumnya.
***
Maya tampak malu jika ia berpapasan dengan Hendra. Hendra pun merasa sikap Maya membuatnya sangat risih, maka pada sore hari itu sepulang kuliah, Hendra mengajak Maya untuk berjalan-jalan di taman sambil mengobrol. Shane sedang berada di rumah utama, bersama dengan Farida dan juga Dinda,
“sepertinya beberapa hari ini kau menghindariku” ucap Hendra mengawali pembicaraan,
“aku malu terhadap kakak atas sikapku pada malam itu” jelas
Maya,
“aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu”
“ya, kakak memang tidak mempermasalahkan hal itu, tapi sebagai seorang wanita, aku merasa malu” tukas Maya,
Hendra meraih tubuh Maya, membalikkan tubuh gadis itu untuk menghadapnya. Hendra menekuk kedua alisnya,
“aku meminta maaf atas perkataanku malam itu, aku tak bermaksud apa-apa”
“tidak apa-apa kak, aku yang salah” ungkap Maya,
“jangan berkata seperti itu” ujar Hendra,
Maya menatapi Hendra dalam-dalam, sorot mata pemuda di hadapannya itu, membuat ia merasakan sebuah kehangatan, kehangatan seorang laki-laki. Sesungguhnya, Maya sangat berharap jika Hendra menerima dirinya sebagai seorang kekasih. Tapi kejadian di malam itu, di dalam kamar Hendra, membuat dirinya berusaha menahan semua rasa yang ada di dalam hatinya.
Untuk Hendra sendiri, harus di akui oleh dirinya, jika sosok Maya, adalah sosok gadis cantik idaman setiap pria. Bagaimana tidak, Maya boleh di katakan terlahir dengan sosok yang sangat sempurna. Rambutnya panjang berwarna hitam legam, kedua alisnya tumbuh dengan rapi dan tipis, bermata bulat di padu bulu mata lentik, hidungnya kecil dengan tulang hidung yang tinggi, serta bagian yang paling menarik bagi Hendra adalah bibirnya.
Bibir Maya sangat tipis, dan ranum. Sebagai seorang pria, Hendra mengakui jika ia tertarik pada gadis itu, tapi entah mengapa, ia merasa tidak begitu nyaman jika bersama dengan Maya. Lain halnya jika ia sedang bersama-sama dengan Shane.
“Kak?” panggil Maya yang membuyarkan lamunan Hendra,
“eh, ya?”
“apa yang sedang kakak pikirkan?”
“tidak ada”
Maya menghela nafas, Hendra melepaskan tangannya dari sisi lengan Maya. Dari kejauhan tempat dimana ia dan Maya berada, ia melihat Shane sedang berdiri di balkon belakang rumah utama yang menghadap ketaman, Shane sedang berdiri disana menatapi ke arahnya. Entah sudah berapa lama Shane berada disana, ia pun tak tahu.
Shane berdiri terdiam menatapi keduanya. Pada saat Hendra menatap ke arahnya, ia sengaja mengalihkan pandangannya ke arah lain, agar Hendra tak menaruh curiga padanya. Tetapi, sudut matanya sesekali melirik ke arah Hendra dan juga Maya.
“tunggu sebentar” ucap Hendra pada Maya yang dengan segera berlari ke arah Shane berada.
Shane yang melihat
Hendra berlari ke arahnya segera berniat untuk meninggalkan balkon menuju paviliun,
“Shane...” panggil Hendra, “tunggu” lanjutnya,
Shane menghentikan langkah, Hendra tampak terengah-engah sembari mengatur nafasnya yang tak beraturan,
“ada apa?” tanya Shane datar,
Hendra berjalan mendekati Shane,
“semua yang kau lihat, tak seperti yang kau bayangkan” ungkap Hendra,
Shane berpura-pura mengerutkan alisnya, kemudian menjawab,
“memang kau tahu apa yang sedang ku pikirkan?”
Hendra terdiam,
“entahlah, aku tidak tahu, tapi yang pasti, aku tahu jika kau memikirkan sesuatu ketika kau melihat aku bersama dengan Maya” tukas Hendra menekankan, “ aku dan Maya tidak ada hubungan apa-apa” lanjutnya,
Shane menghela nafasnya, kemudian berkata,
“jika kau ada hubungan dengan Maya, aku juga tak melarangmu, bukankah, seorang pria menyukai seorang wanita atau sebaliknya, adalah hal yang wajar”
Hendra terpaku mendengar ucapan Shane,
“apa maksudmu berkata seperti itu terhadapku?” tanya Hendra,
“aku tidak bermaksud apa-apa” ujar Shane, “aku hanya mengatakan apa yang sewajarnya”
Hendra menarik tangan Shane untuk masuk kedalam paviliun yang sudah tak jauh, hanya beberapa langkah, kemudian ia membuat pemuda itu menghadap kepadanya,
“kau marah?”
Shane tersenyum kecil, ia kemudian meraih tangan kakak sepupunya itu dan di genggamnya,
“jangan salah paham, aku sama sekali tidak marah” ungkap Shane,
“ucapanmu terkesan marah padaku”
“kau saja yang terlalu sensitif”
“aku hanya sayang padamu seorang” tukas Hendra,
Shane tampak menghela nafasnya sejenak, kedua sudut bibirnya menyungging senyuman kecil yang manis, menampakkan kedua lesung pipinya,
“iya, aku tahu itu” jawab Shane, “sudah.. kau temui Maya, tidak enak jika seorang gadis menunggumu terlalu lama”
“tapi.. kau?”
“ aku tidak apa-apa, sedikit lelah, ingin beristirahat” ujar Shane,
Meskipun bibirnya berucap seperti itu, tapi sesungguhnya, Shane tak menginginkan Hendra untuk kembali menemui Maya, ia ingin pemuda itu bersamanya. Bibirnya seolah terkunci. Ia tak mampu mengeluarkan kata-kata itu.
“benar, kau tidak apa-apa?” Hendra meyakinkan,
Shane menganggukkan kepalanya, menandakan iya tidak apa-apa. Hendra pun melangkah keluar paviliun, perlahan-lahan beranjak menjauh. Shane masih berdiri di ambang pintu paviliun, menatapi Hendra yang mulai berjalan menjauh darinya.
“sebenarnya, aku ingin kau disini untuk sekarang ini, menemaniku” gumam Shane dalam hati,
***
“Ferdy”
Ferdy menghentikan langkahnya, suara yang memanggilnya itu sangat tak asing baginya. Dengan jantung yang berdegup kencang, Ferdy pun membalikkan tubuhnya. Di lihat Ferdy, Hendra sedang berdiri menatap tajam ke arahnya,
“ya?”
“apa kau sibuk?”tanya Hendra,
“tidak begitu, ada apa kak?”
Hendra berjalan mendekati Ferdy, dekat, sangat dekat, sampai-sampai tubuh Ferdy menyandar pada tembok. Pemuda itu tampak menelan ludah berulang kali,
“bisa kita bicara?”
“bisa, tapi tak perlu seperti ini” sergah Ferdy,
“aku sengaja, agar kau dapat lebih paham setiap ucapanku” ujar Hendra datar dan dingin,
Ferdy terdiam membisu.
“mulai sekarang, aku minta kau jauhi Shane”
Ferdy tercengang mendengar ucapan Hendra,
“aku tak mau melihat kau berdekatan lagi dengan Shane” ucap Hendra, “paham?” sambungnya, Ferdy yang awalnya sedikit takut, mencoba mengumpulkan keberanian sebanyak-banyak mungkin kemudian ia tampak memajukan dirinya, membuat Hendra mundur beberapa langkah dari tempat ia berdiri semula,
“kau tak berhak menyuruhku untuk menjauhi Shane”
Hendra tersulut emosi,
“kau menantangku?”
“aku tak bermaksud seperti itu, aku hanya mengucapkan apa yang ku rasa tidak masuk akal” sergah Ferdy, “atas dasar apa kau menyuruhku untuk menjauhi Shane?”
“kau..!!!” Hendra menahan emosinya, wajahnya tampak garang, memejamkan mata sejenak, kemudian membukanya kembali, di tatapnya Ferdy,
“lebih baik kau ikuti saja ucapanku” Hendra menahan emosinya, kemudian ia berlalu, tak sampai disitu, Ferdy yang sudah memiliki keberanian, segera menjawabnya,
“aku suka Shane, aku tak ingin melepaskannya begitu saja” ucap Ferdy yang membuat langkah Hendra terhenti dan kembali berjalan mendekati dirinya,
“apa kau bilang? Suka?” emosi Hendra semakin lama semakin
naik ke ubun-ubun,
“ya..aku suka Shane, apa itu salah?” balas Ferdy,
Hendra mengepalkan tangannya erat-erat, bersiap-siap akan melayangkan dan mendaratkan sebuah pukulan pada wajah pemuda di depannya, tapi ia masih mencoba untuk berpikir secara rasional dan mencoba untuk berbicara baik-baik,
“tak usah kau bohongi dirimu sendiri, aku tahu, kalau juga menyukai Shane, iya kan” sambung Ferdy yang membuat Hendra terdiam,
“apa yang kau bicarakan”
“tak usah berpura-pura di depanku, aku tahu kalau kau juga suka pada Shane, maka dari itu, kau memintaku untuk menjauhinya kan”
Hendra terdiam, ia tak mau menatapi Ferdy. Bukan tak mau, sesungguhnya ia tak berani, karena apa yang di katakan Ferdy adalah benar. Ia menyukai Shane.
“tak usah banyak bicara” tukas Hendra, “lebih baik kau ikuti saja ucapanku, jangan pernah dekati Shane lagi” sambungnya yang kemudian berlalu,
“aku tidak akan pernah menjauhi Shane ataupun meninggalkannya”
Meskipun langkahnya mulai menjauh dari tempat Ferdy berdiri, tapi telinga Hendra masih dapat mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Ferdy. Dalam hatinya, ia sudah mulai mengibarkan bendera persaingan dengan Ferdy atas Shane.
Kedua pria yang perlahan-lahan mulai menyadari penyimpangan seksualnya itu, saling berusaha demi orang yang mereka suka.
***
Selepas kuliah, Hendra mengunjungi paviliun, mendatangi Shane. Ketika ia masuk ke dalam, di lihatnya Shane sedang tidak ada di kamar, tapi telinganya mendengar ada suara air dari shower yang mengalir dari dalam kamar mandi. Hendra pun tahu bahwasannya Shane sedang membersihkan diri. Hendrapun merebahkan diri di atas ranjang sembari menunggu adik sepupunya itu selesai dan keluar dari dalam kamar mandi.
Di saat yang bersamaan, suara tanda pesan singkat dari ponsel Shane berbunyi.
Hendra menyadari hal itu. Tanpa sepengetahuan Shane, diam-diam Hendra mengambil ponsel itu dari atas meja, kemudian ia membuka pesan tersebut, dan membaca isinya,
1 New Message
From : Ferdy
Hi Shane, sedang apa? kalau kau tidak sibuk,
bagaimana kalau malam ini kita jalan2?
aku mau mengajakmu ke suatu tempat,
Kau pasti suka,
Kedua alis Hendra mengerut bengis membaca pesan tersebut, karena Shane masih berada di dalam kamar mandi, Hendra berinisiatif untuk membalas pesan tersebut, supaya Ferdy berpikir seolah-olah Shane yang membalas pesannya itu,
Reply
To : Ferdy
Tidak bisa! Aku sibuk,
Maaf
Send
Delivery Success
Ferdy dengan cepat membuka balasan pesan, seketika dirinya mengerutkan alisnya, dalam hatinya ia berpikir, tak biasanya Shane membalas pesannya dengan tanda baca seperti itu. Ferdy melanjutkan berpikir, apa Hendra ada berbicara macam-macam kepada Shane, Ferdy pun kembali membalas pesan,
1 New Message
From : Ferdy
Sekali ini saja, aku mohon
Jika Hendra ada berbicara macam2 tentangku,
aku mohon kau jangan langsung mempercayainya,
dan tolong pikirkan kembali, apakah aku pernah melakukan hal-hal yang seperti ia ucapkan
Hendra tak berekspresi membaca pesan dari Ferdy itu, dalam hatinya ia mengumpat Ferdy habis-habisan,
Reply
To : Ferdy
Jangan hubungi aku lagi!!!
Send
Delivery Success
Ferdy lagi-lagi mengerutkan alisnya ketika menerima balasan pesan yang sebenarnya bukanlah Shane yang mengirimnya,
1 New Message
From : Ferdy
Shane, aku dapat menjelaskannya
Aku mohon temui aku ya,
Aku dapat menjelaskan semuanya,
Sore ini, Jam 6
“bedebah” gumam Hendra,
Hendra tak lagi membalas pesan dari Ferdy. Kemudian ia menghapus semua pesan yang baru saja di terima dan terkirim, lalu ia mematikan dan menaruh kembali ponsel milik Shane pada tempat semula, karena Hendra mendengar deruan air shower sudah berhenti.
Shane terkejut ketika ia keluar dari dalam kamar mandi melihat Hendra berada di dalam kamarnya,
“maaf jika aku membuatmu terkejut” ucap Hendra,
“ah.. tidak apa-apa”
Shane berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil pakaian untuk berganti,
Hendra melirik sejenak ke arah ponsel Shane yang berada di atas meja,
“aku ingin mengajakmu jalan malam ini” tukas Hendra,
“kemana?”
“kemana saja yang kau inginkan”
Shane yang selesai berganti pakaian, berjalan mendekat ke arah Hendra. Kedua tangannya tampak mengusap-usap rambutnya yang masih agak basah dengan selembar handuk,
“aku tak ada tujuan”
Hendra meraih tubuh Shane, dan menjatuhkan pemuda itu ke dalam pangkuannya, matanya menatapi wajah Shane yang baru saja membersihkan diri lekat-lekat,
“kalau begitu, aku yang menentukan tempat”
“hei... nanti ada yang masuk” Shane tampak risih,
“biar saja”
“apa-apaan kau ini”
***
@amira_fujoshi : heheheh pastinya, situ cemburu juga gak??
@arifinselalusial : lhaaaa kita kapan jadiannya
@nakashima : xixixixi calm down sayang
@Zhar12 : waduh, kok hendra di hate
@bayumukti : hehehe iya, maap, buru-buru ngetiknya,
@Barc : nanti di amuk lhooo sama #lirik @nakashima kalo si shane jadian ama Ferdy xixixixi
@Agova : dah di lanjut, met baca yak hehehehe
@YANS FILAN : hehehe makasih ya, bwt comment n waktunya hehehehe...
cinta segi tiga yah? hoho siap baca maraton nih, kayanya seru
@farizpratama7 : #ikutan dukung bawa spanduk :d
@Zarfan : hehehehe makasih juga dah mau luangin waktu bwt baca plus ninggalin comment #big hug
@Different : makasih bwt comment plus waktunya #big hug
@bayumukti : hehehe ferdy emg d'best yak xixixi... #masih dkung ferdy...
@waisamru : wah... makasih ya dah luangin waktu bwt baca, makasih jg lhoo bwt comment nya siiip nnti kalo update, aku mention... yg pntg jngan bosen yaa bwt bacanya hehehe
@Gabriel_Valiant : hmmmm dukung jg deh xixixi # gak konsisten bngung mau dkung yg mana hohoho