BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

***aku dan kamu***

Hari semakin terik, namun dia belum juga datang untuk menemuiku disini. Iya disini di taman yang asri ini, taman ini nampak indah di beberapa sudut banyak bunga dan tanaman-tanaman yang mulai tumbuh bahkan ada yang sudah lebat, inilah kota tempatku tinggal, kota kecil yang katanya memiliki SDA melimpah, kota ini memang masih dalam tahap berkembang, maka tak ayal banyak gedung-gedung yang setengah jadi namun banyak juga yang sudah di huni. Kota ini terbagi dua oleh sebuah sungai yang lebarnya 100 meteran, sungainya nampak sangat asri walau terkadang keruh akibat hujan. Aku memang bukan asli orang sini namun aku telah berdomisili di sini hampir 5 tahun sejak aku masih duduk di bangku SMP namaku Alan Putra, tinggiku 172Cm, beratku 58kg, aku merupakan anak tunggal dari seorang ayah yang asli orang sini dengan ibu yang asli orang jawa, kulitku kuning langsat karena munurun dari ayahku, aku memiliki rambut bergelombang, namun selalu kubuat pendek mengingat aku masih kelas tiga SMA

aku menunggu disini sudah hampir setengah jam, di taman yang asri ini. Aku menunggu seorang yang telah menjadi temanku semenjak ku injakan kakiku di kota ini, dia berjanji padaku akan mengajak aku ke rumah neneknya yang ada di kota sebelah yang di kelilingi daerah perbukitan, ku cek HPku untu memastikan sekarang pukul berapa, di HPku menunjukan pukul 14:28 berarti sebentar lagi aku sudah 30 menit menunggunya, menunggu Andre seorang teman yang mengetahui rahasia besarku, dia mengetahui kalau aku seorang Bisex. Dia mengetahuinya saat kami berkemah penerimaan anggota pramuka baru yang biasanya di sebut malam keakraban atau pengukuhan, walau gak ada akrab-akrabnya sihh karena semua anggota baru di ploncoh sama senior-senior untung aku mahir bela diri tae kwondo dan ada temen seperguruanku di kubu pramuka hehehehe jadi aman deh aku

akhirnya saat jam 14:43 sampailah dia di sini di taman ini, dengan senyuman khasnya yang manis Andre mendekatiku tubuhnya yang kurus khas remaja usia 17 tahun membuat dia nampak cocok mengenakan polo sirth yang dipadukannya dengan jeans coklat setengah tiang. Andre adalah sosok cowok yang memiliki muka sendu nan menyejukan mata tingginya yang hanya 168 cm membuat dia tak terlihat kurus, saat dia tersenyum nampak lubang di pipi kirinya yang menambah kesan cute pada wajah pribuminya, kulitnya yang exsotic membuat dia nampak seperti orang Indonesia bagian timur hehehe

"oeee, ndre lama bener si kamu nihh. Hampir aja aku lumutan di sini" hardikku pad Andre sambil berkecak pinggang
"sorry breww" Andre mengulurkan tangan meminta maaf "tadi emak minta dianter ke rumah bibik. Jadi telat deh" jawab andre sambil mengguncang tanganku dengan lembut namun bertenaga
"kok gak SMS atau WA aku hahhh" dengan nada kesal sambil ku remas kuat tangan Andre
"adawww breww, sakit oeee" Andre melepas tangannya dari tanganku "gila aja yahh kamu pikir ni baju basah apa pake di peres segala" Andre bersungut padaku sambil ngambil HPnya "nihh HPku mati tadi jatoh pas di rumah bibik" Andre menunjukan HPnya padaku
"ooooohh" aku hanya bisa mengeluarkan kata itu karena sudah diserang sindrom kekesalan
"udahh yok, jangan marah lagi dong entar batal berangkatnya kalo manyun terus gini" Andre menarik tanganku dengan agak maksa
"bentar dulu, aku ambil tas dulu" kataku sambil menuju belakang kursi taman
"jiahhh jauh bener ngumpetin tasnya breww" Andre mencibirku dengan menaikan alis kanannya
"kamu kan tau emakku gak ngebolehin aku nginep, tadi takut ada yang liat jadi aku sembunyikan deh perbekalanku ini hehehehe" timpalku sambil mengangkat tas berukuran sedang yang isinya pakaian untuk 3 hari di daeran neneknya Andre nanti
"udahh yok kita ke terminal, tadi aku liat udah ada busnya" andre mendahuluiku ke trotoar
"sipppp" sahutku agak keras karena andre udah agak jauh dariku


10 menitan kami jalan menuju terminal AKDP, akhirnya kami masuk ke bus yang lumayan untuk ukuran bus AKDP, setelah tadi hampir 5 menitan beli tiketnya hufffft dasar calo menghambat saja bisanya hikss
selama perjalanan aku hanya diam dan mendengarkan music melalui headset yang tersambung ke HPku. Aku sama sekali tak menggubris apa yang di katakan dan di perbuat Andre setelah hampir 1 jam aku akhirnya tertidur pulas dan saat bangun kami sudah di pemberhentian tujuan kami dengan malas aku turun dari bus ful AC itu
"udah jam berapa nih Ndre...?" tanyaku pada Abdre sambil mengucek mataku yang terasa agak perih
"jam setengah enam brew" jawab andre yang tak kalah lusuh dariku
"hahhh, udah hampir magrib nihh" tanyaku kaget "rumah nenekmu masih jauh nggak Ndre....?" tanyaku lagi sambil mengambil botol minuman di saku tasku
"lumayan sihh, masih harus naik ojek sekitar 30 menit gituh" jawab andre saat menerima minuman dariku
"apaaa, bisa remuk Ndre pinggang kita kalo gini" timpalku dengan mimik kaget
"enggak juga kok, entar seru di perjalanannya tau" jawab Andre meyakinkan
"emang ada apa...?" tanyaku penasaran
"lihat saja nanti, pasti ketagihan" kata Andre sumringah

sudah 5 menitan kami istirahat akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan memakai jasa bang ojeg, uhhh dasar tukang ojeg matre hampir 3 menit tawar menawar yang akhirnya jatuh di harga 70ribu berdua. Jadilah kami menapaki kaki gunung Dempo dengan memakai jasa mereka, di sepanjang jalan aku mengagumi rumah-rumah penduduk yang masih mempertahankan gaya etnik yakni rumah panggung yang di bawahnya banyak di selipi kayu bakar yang menyentuh lantai rumahnya, didepan rumah mereka terdapat tanaman bunga yang indah-indah nan menyejukan mata ditambah lagi dengan taman-taman yang ada di setiap ujung blok serta got-got yang ada di tepian jalan aspal yang kami lewati ini di penuhi air yang mengalir deras dan jernih, andai saja disini tidak sedingin ini aku pasti akan membasuh mukaku yang lusuh ini dengan air itu

sesampainya di rumah neneknya Andre kami langsung di sambut hamparan halaman rumah yang indah karena di penuhi bung beraneka warna dan jenis, memang tak salah daerah ini menjadi salah satu kota bunga di Indonesia karena memang di sini banyak bunga yang indah nan cantik
"Asalamualaikum, nek nenek" pangil Andre sambil mengtuk pintu. tak lama pintu di buka oleh wanita paruh baya yang nampak masih segar dan telihat awet muda karenak kulit langsatnya
"Waalaikumsalam, akhirnya nyampe juga cucu nenek" sambut neneknya Andre
"ia nekk, ini temen yang kata Andre kemaren" kata Andre sambil menyalami dan mencium tangan neneknya
"ohh ini tohh yang namanya Alan, hemm cape yahh ayo masuk" sambut nenek dengan ramah dan senyum simpulnya
"iya nek" kataku sambil menyalami dan mencium tangannya
"Ndre, ajak temenmu makan yah. Makanannya ada di meja makan, nenek mau pengajian di rumah temen kalo sudah makan istirahat saja dikamar jangan tunggu nenek, nenek sudah bawa kunci sendiri" jelas nenek sambil mengambil peralatan sholat dan Al-Quran
"iyaa nek" sahut Andre sambil menaruh tas di pojok ruang tamu hemm yang bisa aku asumsikan ini ruang tamu yang lumayan hangat karena di dominasi oleh warna coklat dari lantai dan dinding serta kordengnya yang terbuat dari dril yang tebal itu

singkat cerita sehabis kami makan malam, yang sebelumnya kami memanasi sup dan pindang ikan yang sudah agak dingin kami langsung masuk kekamar yang memang di sediakan untuk Andre, kamarnya tak jauh berbeda dari ruang tamu yang di dominasi oleh warna coklat dan lantai papan namun di dinding terdapat banyak poster naruto dan kawan-kawan yang lumayan besar-besar yang menarik perhatianku adalah poster kazekage Gaara yang terpampang di langit-langit tepat di atas ranjang yang muat untuk dua atau tiga orang itu, di samping ranjang ada sebuah guci yang besar dan terisi bunga plastik yang hampir mirip dengan bunga asli. Kurebahkan tubuh ini di kasur yang empuk nan hangat ini sedangkan Andre masih sibuk dengan tasnya dan tasku, dia mengeluarkan semua isinya dan menaruhnya di dalam lemari kayu yang berukiran relif indah ala bali
"Ndre kok kamu pindah ke Muara Enim sih, kan di sini jauh lebih fun" tanyaku memulai percakapan sambil memandangi punggung Andre
"ehh anu, bapakku minta mutasi kesana karena emak gak bisa tinggal di derah dingin kayak ini" jawab Andre yang masih sibuk di depan lemari
"ohhh, jadi emak jarang kesini....?" tanyaku sambil duduk bersandar di kepala ranjang
"sering sihh, tapi emak paling tahan cuma seminggu di sini. Abis itu drop dianya" jelas Andre sambil mengambil sweater kami berdua dan melemparkannya ke aku
"hahhh, emang emak kenapa kok gitu. Ehh ni sweater buat apa coba....?" Tanyaku memburu karena kaget dilempar sweater
"gak tau sihh kenapa" jawab andre sambil mengankat bahunya "kamu butuh sweater itu soalnya semakin malem semakin dingin gak cukup cuma modal selimut" lanjut Andre sambil memakai sweaternya
"ohhhh, sippp dahh" kataku sambil mengacungkan jempol

akhirnya kami larut dalam candaan ringan dan minim intelektual, lebih banyaknya sih Andre ngebully aku soal kecenderunganku menyukai pria stright yang akhirnya membuatku susah hati, aku juga punya senjata untuk membungkam mulut andre yang nyerocos gak karuan gitu, dia paling takut kalo dengan Dewi bintang SMA yang disukainya sejak kelas 1 dulu. Kalo aku sudah mengancamnya untuk melaporkan kalo dia ngebully aku ke Dewi yang faktanya kaka sepupuku dia pasti akan langsung ciut dan mesem-mesem gak jelas

setelah hampir satu jam kami bercanda akhirnya kami tertidur di bawah selimut tebal, dan di balut dengan sweater tebal pula

pagi harinya, tepatnya jam 4subuh aku dibangunkan Andre untuk melihat yang katanya indah akupun dengan malas memngumpulkan jiwaku yang sedari tadi malam entah berkeliaran dimana
setelah bangun aku di seret Andre ke kamarmandi yang ada di bawah rumah, karena air dan suhunya sangat dingin jadi kubatalkan niatku untuk membasuh muka yang akhirnya sukses membuat Andre manyun gak karuan

sehabis dari kegiatan cuci muka yang gagal oleh suhu yang dingin mintak ampun kamipun naik lagi, saat didalam rumah kami mendapati nenek yang sedang menyiapkan teh jahe hangat untuk kita bertiga
sekarang kami diruang tamu, nenek memulai perbincangan dengan menanyakan namaku yang dari semalam belum kusebutkan karena nenek terlihat sangat buru-buru ke pengajian
"cuk, nama kamu siapa....?" tanya nenek dengan lembut khas lansia yang gemulai
"ahh Alan nek, Alan Putra" jwabku dengan semangat yang agak dipaksakan karena suhu yang dingin
setelah perbincangan kami tadi, yang isinya lebih ke membahas asal usulku yang merupakan orang datangan di sumatera ini. Kami langsung ke kamar Andre hari sudah mnujukan pukul setengah lima, aku sudah dari tadi penasaran dengan apa yang di katakan Andre tadi sehingga membuatku bertanya juga padanya
"Ndre, ada apa sih kok kamu nafsu banget buka kordengnya. Inikan masih gelap" tanyaku dengan nada heran pada Andre yang membuka kordeng sepagi ini
"ehhh, anuu liat aja sendiri paling lima belas menit lagi nongol" ucap Andre dengan semangat 45
"awass ya kalo nanti mengecewakan, ku Area jireugi kan nanti kamu" dengusku dengan menekankan kata Area jireugi sambil menunjuk daerah selangkangannya
"iyaaa bawell, liat aja nanti" sahut Andre sambil menghidupkan Handy Camnya

benar saja tak sampai 15 menit aku menyaksikan sinar kejinggaan yang muncul di balik punggung gunung Dempo ini, ternyata ini yang mau di perlihatkan andre denganku selamat ndre kamu gak dapet pukulanku untu kasus ini karena aku puas dengan pemandangan yang hanya bertahan 30menitan ini huhhh indahnya untung Andre tadi sempat menyalakan Handy Camnya jadi aku bisa melihatnya lagi lain kali saat aku sudah di Muara Enim nanti

hari sudah menunjukan pukul 8 tapi aku masih belum siap melepas sweater yang ku kenakan karena suhunya masih saja terasa dingin walau sang surya telah menampakan sinarnya, sedangkan Andre sudah nampak segar dengan aroma sabun lifeBoy di tubuhnya yang dibalutnya dengan tishirt hitam yang di timpanya dengan sweater hoody merah tanpa lengan serta jeans biru panjang kakinya terlihat nyaman dengan sepatu kets yang senada dengan jeansnya
"oeee, kok belum mandi sihh. Kitakan mau keliling kebun teh" tanya Andre dengan nada di buat kaget
"nanti aja lah, kalo udah jam 12 yahh, dingin banget nihh" bujukku sambil memelas
"behhh breww, kalo gitu cuci muka aja gih, terus lap tuh badan sama air hangat" timpal Andre dengan sok bijak
"ok dehh" jawabku malas
"aku tunggu di depan yah, mau manasin trailnya dulu" sambung Andre sambil mencari kontak trailnya

sehabis cuci muka aku dan Andre pamitan untuk keliling kebun teh yang katanya milik salah satu mantan penguasa negara ini, medan yang kami tempuh sangat menantang adrenalin dimana kami harus menanjak dan menuruni lereng-lereng yang agak becek, sesampainya di kebun teh yang hampir tak berujung ini aku meletakan tas yang di perintahkan Andre untuk dibawa tadi, isinya baju ganti dan beberapa makanan ringan pengganjal perut

setelah selesai mengitari kebun teh sambil menggoda pemetik yang kebanyakan ibu-ibu itu Andre mengajaku untuk melanjutkan perjalanan. Sesampainya di tujuan aku langsung terperangah melihat kolam yang di atasnya terdapat air terjun yang hemm bisa dibilang indah karena memang belum terjamah banyak tangan jahil manusia, sejenak aku berfikir jadi ini toh kenapa Andre tadi menyuruhku bawa pakean ganti tadi

setelah kami memarkirkan trail yang kami pinjam sama uwaknya Andre kami langsung menuju kolam air terjun yang tak telalu besar itu, aku belum berani terjun kekolam karena aku masih kedinginan akibat terciprat butir-butir embun dari air terjun ini. Sedangkan Andre sudah sedari sampai tadi langsung lompat kekolom alami ini, tak sampai lima menit aku terkejut akan kedatangan 2 orang cowok yang rasanya sebaya denganku, cowok yang berada tepat disebelahku nampak manly dengan rahang yang tegas dan matanya yang sendu, kulitnya putih langsat nampak seperti neneknya Andre, dengan tatanan rambut yang agak panjang hingga menutupi telinganya nampaknya dia mengerti trand rambut ala-ala korea cowok yang paling ujung nampak imut namun memiliki muka yang menurut penilaian ku mengesalkan karena aku tak suka tampang bad boy jadi aku asumsikan dia si mengesalkan hehehe

tak lama setelah mereka menyaksikan Andre berenang dengan gembiranya, si mengesalkan memanggil nama Andre hingga membuat Andre kaget dan menghentikan aktifitas renangnya dan mendekati bebatuan yang kami jadikan pijakan, seketika itu pula nampak muka Andre yang tekejut lalu berubah menjadi senyuman yang indah
"Joko, Bima" kata Andre melihat bergantian si menyebalkan yang ternyata Joko dan si menawan ternyata bernama Bima lalu mereka bersalaman ala anak gaul yang di akhiri pelukan ringan
"kemana aja kamu ndre, kok lama gak kesini" kata Joko yang mimik mukanya jadi sendu
"iyaa ndre, kamu ini kalo aja nenek tadi gak bilang ada kamu pasti kita gak bakal ketemu gini kan" timpal Bima agak kecewa
"iya.. Iya aku juga abis ini rencananya bakal ngajak kalian main kok" jawab Andre sambil meliriku "ohh ya ini temenku dari Muara Enim, kenalin namanya Alan" sambung Andre sambil menarik tanganku dengan lembut
"ehh iya Alan" sahutku sambil menjabat tangan mereka

setelah kami selesai mandi dan ganti baju, kami pulang ke desa, tepatnya ke tempat mereka biasa nongkrong, di tempat mereka sering nongkrong ini sudah ada 2 cowok satu Cewek salah satu cowok yang telah menunggu kami ada yang familiar di ingatanku iyaa dia adalah lawanku saat tanding tae kwondo tingkat propinsi kemarin kalo gak salah dia lawanku di final yang menggagalkanku meraih medali emas, yang cowok satu lagi berbadan tambun namun tidak obesitas, sedangkan yang cewek terlihat cantik dengan rambutnya yang panjang lurus ala iklan shampo di TV

setelah kami setop di hadapan tiga orang yang sudah menunggu kami dari tadi, lawanku saat tanding dulu terperanjat kaget dan mukanya menjadi merah seperti tomat mungkin malu melihat mantan lawannya dulu, dan mau tak mau aku menegurnya dengan menyebut namanya.
"Angga kan, kamu Angga kan" kataku sambil menunjuknya
"ehhh kamu udah kenal" tanya Andre dengan senyum sumringah di bibir manisnya
"emm iya, aku sama dia pernah tanding dulu di Palembang" jawab Angga mendahuluiku
"ohhhh, ya udah kalo gitu kenalin breww ni Jony badannya emang gede tapi melankolis banget orangnya breww" Kata Andre sambil menepuk pundak Jony
"jangan gitulah Ndre, akukan jadi malu hehehe. Jony" Jony menjabat tanganku
"nahh, yang ini namanya siti. Satu-satunya cowok di sini hehehehe" lanjut Andre dengan banyolan gak pentingnya itu
"issshhh kamu ini, namaku Sintia yahh bukan Siti okehh" jawab Sintia a.k.a siti dengan mentoyor kening Andre "Sintia, kamu Alan kan...?" lanjut Sintia langsung menjabat tanganku

setelah sesi perkenalan usai kami lantas terlibat obrolan ringan tentang rencana kedepan selama liburan ini, aku hanya menjawab sekenanya saja karena aku kurang tau daerah ini jadi aku serahkan pada Andre kalau planing kedepannya. Dari obrolan-obrolan ringan itu aku sedikit banyak tau sifat asli Andre yang ternyata humble, dan sangat ramah padah orang, di sisi lain aku juga mengetahui sifat mantan lawanku dulu dia ternyata kocak juga tebukti dia sering menggodai Siti yang sebenarnya namanya Sintia karena mereka gak mau susah jadilah namanya Siti

selesai acara hang out bersama teman-teman Andre aku di ajak Andre keliling desa dengan Trailnya hingga menjelang malam, sesampainya di rumah neneknya Andre aku menyalakan HP yang ku tinggal dalam keadaan non aktif, tak sampai 5 menit smspun berdatangan di layar, lampu pemberitahuan pun tak henti berkedip kubuka satu persatu sms itu, ternyata kebanyakan dari emakku yang masih saja senang mengkhawatirkan anaknya yang sudah sebesar ini hufff inilah derita anak tunggal, selesai membalas sms dari emakku aku langsung ke dapur menyusul Andre dan neneknya yang sedari tadi sudah di meja makan

setelah makan, kami langsung kekamar sedangkan nenek pamitan kekami katanya ada hajatan di rumah keluarganya yang ada di desa sebelah, jadilah kami tinggal dirumah sendirian sampai besok sore. Setelah mengantar nenek ke pangkalan ojek Andre langsung masuk ke kamar dan merebahkan badannya di sampingku
"breww, ada yang pengen aku omongin nihh" kata Andre saat merogoh HP di kantong sweaternya
"apa, ngomong ajak pake izin segala" hardikku pada Andre namun mataku tak lepas dari layar HPku yg katanya sudah pintar ini
"gini lohh, ada yang seneng sama kamu" lanjut Andre sambil merebut HPku
"oee, siapa....?" tanyaku datar namun agak sewot karena Andre mulai jahil
"ada dehhh, nanti juga tau kok" jawab Andre sambil mengamati HPku
"ahhh udah ah, kalo gak mau kasih tau gak usah di omongin Ndre" timpalku kesal karena dibuatnya penasaran menjelang tidur gini
"cieee, smsan sama siapa nihhh...?" tanya andre dengan alis yang di naik turunkan
"Angga, kenapa...?" jawabku datar
"ohhhh, ya udah gi tidur jangan smsan terus besok masih banyak hal seru yang bakal aku kasih tau ke kamu" perintah Andre
akupun akhirnya tidur karena Andre menyita HPku


***BERSAMBUNG***
«13

Comments

Sign In or Register to comment.