BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Realita Berkata

(Cuma sajak, nggak apa apa kan share di sini?)

Realita Berkata (Aib Terindah)

Ini bukan drama. Ini tentang kejujuran hati. Perasaan yang berkata. Hati yang merasa. Ini sebuah realita yang dipenuhi warna. Jika hidup antara hitam dan putih. Maka aku setengahnya.

Semua berkata, "Kamu akan masuk neraka"
Semua berucap "Kamu berada di jalan yang salah"

Jika berada dikeduanya. Aku menyerah. Membenarkan hanya sebuah kebodohan. Menyalahkan sebuah penyudutan. Aku menyerahkan pada hatiku. Aku menyerahkannya pada perasaanku.

Orientasiku mangkir. Otakku berkata bahwa aku adalah pria pendamba wanita. Tapi Nafsuku jauh lebih mengerti kepada siapa ia melampiaskan semua. Hasratku lebih tahu kemana arah syahwat.

Normal bukan sebuah pernyataan bukan? Jikalau aku berkata aku normal, sanggupkan aku normal jika aku mengagumi sesamaku. Aku menginginkan mereka, kami kaum Adam yang tercipta sama.

Aku bertanya pada hati "Kenapa kamu tidak memberi setengahmu pada wanita"
Hatiku berkata "Otakmu bisa membodohi, tapi aku adalah hal paling jujur di dunia ini. Perasaan bersatu denganku."
Aku bertanya lagi "Kenapa kamu tidak memaksa otakku untuk mencintai sesamaku?"
Hatiku menjawab "Karena sepenuhnya, Logika dan Hati berseteru. Jika kamu percaya dengan segala pemikiranmu, maka aku akan menjadi hilang. Jika kamu percaya denganku, maka otakku akan terbuang."

Lalu, apakah disaat bimbangnya orientasi harus kudebat pada logika dan hati? Jika kubertanya pada logika, dia berkata "Hai, kamu kaum Adam. Kamu diciptakan sejak zaman kakek buyutmu untuk menjadi pasangan wanita. Bukan dengan kaum sesamamu."
Saat kubertanya pada Hati, dia menjawab "Perasaanmu tidak berkelamin. Aku memeluk perasaanmu. Kelamin pada tubuhmu memiliki pasangannya. Tapi perasaan yang ada di dalamku tidak pernah ada pasangannya. Ia bebas, kemana ia memihak dan bertuan."

Aku sendu. Inikah realita? Inikah dunia? Inikah perasaan? Inikah logika? Mana yang benar? Mana yang salah?

"Kamu tidak boleh mangkir dari kodratmu. Kamu adalah anak Adam yang akan menjadi imam."

Tapi realita juga berkata.. Meskipun itu sebaliknya.


maaf, nyampah -o- kalau nggak mudeng ya maaf, ini curhat. Hahaha aku terlalu srg dipojokkan soalnya.
«1

Comments

Sign In or Register to comment.