Ini cerpen lama yang sudah aku tulis, silahkan di baca dan di beri komentar,
Cinta, kata yang sakral yang membuat insan Tuhan tak bergeming, yang membuat manusia lemah, yang membuat manusia kuat, Cinta,seakan virus yang menyerang setiap insan Tuhan, Cinta, seperti dua mata pisau, yang siap melukai setiap manusia, tapi Cinta, tak pernah pudar oleh waktu, oleh canggihnya teknologi, oleh bobroknya iman manusia, karena ia, Cinta, ya Cinta, itulah yang kini tengah di rasakan oleh insan manusia yang sedang terlelap itu,.
Didalam mimpinya dia berjalan dengan pujaan hati yang selama ini hanya di kaguminya, yang tak pernah sedikitpun ia berani menyapanya, bagaimana berani? Kenal saja melalui jejaring sosial yang memang sedang trend saat ini, apalagi kalau bukan facebook, jejaring sosial dari Amerika tersebut sudah sangat mewabah dari masyarakat tingkat bawah, menengah hingga tingkat atas, dan itu yang juga di gandrungi oleh insan manusia yang sedang tertidur lelap itu.
Dalam tidurnya, lelaki itu selalu memimpikannya, dia yang di sukai, jaman memang sudah gila, bagaimana tidak, dia menyukai lelaki lain, itu saja sudah gila dan lebih gilanya lagi dia menyukai lelaki yang sama sekali tidak di kenalnya, lelaki yang hampir setiap hari di lihat profile facebooknya, lelaki yang buat dia tersenyum dengan foto-foto narsis yang ia unggah
"Aku ingin mengenalmu lebih jauh" tulisan itu sudah di tulis olehnya beberapa kali di pesan facebook untuk orang yang selama ini di kagumi,tapi selalu saja kata-kata yang di tulis itu di hapus
"Ahhh susah banget sih" jengkelnya dalam hati Sudah beberapa kali memang dia mencoba menulis pesan untuk sang pujaan hati,namun sang jari tak mampu mengetik kehendak hati, naluri, akal sehat dan hati tak pernah searah
"Kau benar-benar membuatku gila"rutuknya dalam hati sambil melihat foto yangbaru saja di uanggah sang pujaan hati
"Hendry, aku suka kamu" lagi-lagi kata itu di hapus dari kolom pesan
"AHHHH kau sudah benar-benar gila Windra, bagaimana bisa kau menyukai orang yang tak kau kenal? Baik kalau dia juga sama sepertimu seorang gay, kalau bukan? Loe bakal malu, malu Win" rutuknya kepada dirinya sendiri
Pemuda yang bernama Windra tersebut segera log out dari laptopnya dan pergi ke kampus, sepanjang jalan dia merutuki kebodohan dirinya yang benar-benar tolol,paling yang hanya berani dia lakukan cuma like status facebooknya, dan kadang saja di balas 'like' oleh sang pemilik akun yang bernama Hendry, cowok SMA yang manis itu, itu saja sudah membuat Windra senang gak karuan,padahal bisa saja cowok bernama Hendry tersebut hanya menekan tombol like tanpa tahu siapa yang menulis status itu dan isi dari status itu,hanya 'like' basa basi saja, tapi semua itu tak diperdulikan oleh Windra, dia sudah terlanjur senang karena sudah di 'like' oleh sang pujaan
"Kenapa aku jadi kayak gini ya?" Tanya Windra kepada diri sendiri
"AHHH jangan-jangan dia pakai pelet nih, ahhhhh nggak mungkin, apa yang mau di pelet dari dirimu? Jelek gitu" cowok itu terus berbicara pada diri sendiri sepanjang jalan tanpa sadar lampu merah menyala di bundaran kampusnya
"Treettttt,,, nyari mati loe, kampretttt, sialan" teriak pengguna motor yang hampir saja bertabrakan dengannya
"Maaf" kata Windra dan kembali meluncurkan motornya
"Tanpa nabrak aku pun, sebentar lagi aku mati" kata Windra dalam hati dan tersenyum sinis
Bayangan sialan itu selalu mengganggu tidurnya,tak lagi nyaman tidurnya selama ini setelah tau apa yang akan terjadi pada hidupnya, "Ahhh andai saja tadi dia benar menabrakku" rutuk Windra lagi
Segera di parkir motornya di parkiran kampus, teman-temannya sudah siap menyerangnya meminta contekan tugas kuliah yang memang sudah deadline
"Ternyata hidupku masih ada guna"senyum Windra yang mencoba menyemangati dirinya sendiri
"Astaga Win, lama banget sih kamu, udah deg-degan nih, pak Gatot bentar lagi masuk" Kata Rizma dengan tergesa-gesa
"Hehehehe tenang aja, udah selesai kok, kamu copy trus print aja" kata Windra sambil trsenyum
"Ihhhh gemes deh sama Windra, paling asik sekelompok dengan kamu" gemas Rizma yang mencubit pipi Windra
"Hahaaa, kalau aku mati kamu nggak bisa lagi sekelompok sama aku" kata Windra tersenyum sambil berlalu meninggalkan sahabatnya di belakang
"Win, tunggu!!!! Husss kamu ini ngomong sembarangan" marah Rizma dengan wajah bete
"Kan aku cuma mengingatkan" kata Windra lagi dengan senyum sinisnya yang sukses membuat Rizma tertegun tak mengerti
Masih teringat dengan jelas kejadian itu, kejadian yang sukses membuat hidupnya terasa tak lagi berarti,
"Windra!" Tegur pak Gatot yang membuat buyar lamunan Windra, sang guru RELT itu memang paling terkenal akan sangarnya
"Yes sir" jawabnya ragu-ragu, semua mata kini memandang padanya
"Repeat what Dewi said just now" perintah pak Gatot
"Sorry sir, I did not listen" jawab Windra menunduk Sang guru hanya menatapnya dengan geram dan meminta Dewi melanjutkan presentasinya mengenai research proposalnya
Diam-diam Windra membuka laman faceboknya melalui handphonenya
"Hmmm yang like fotonya sudah ratusan, tak mungkin aku bisa mendapatkannya" kata Windra dalam hati, dia terus memandang foto Hendry, orang yang di kaguminya.
"Biarlah aku hanya cukup mengaguminya saja" dia kembali memperhatikan presentasi temannya yang lain tanpa melihat handphonenya kembali.
"What subject do you want to study right now?" Tanya Windra kepada anak muridnya? Windra memang menyambi sebagai guru les saat pulang kuliah, begitulah yang di jalaninya untuk mendapat uang, bukannya dia berasal dari keluarga miskin, keluarganya tergolong mampu jika hanya untuk menguliahkannya dan memberi uang jajan, tapi itulah dia, dia tak ingin merepotkan banyak orang meski keluarganya sendiri, dia ingin menunjukan kepada semua orang kalau dia bisa mandiri, meski hasil dari pendapatan mengajarnya tak terlalu besar, tapi itulah dia, meskipun harus hidup hemat asal dengan uang sendiri sudah membuatnya senang.
"English sir" jawab muridnya, kembali ia melanjutkan mengajarnya, kadang aktivitas seperti ini sangat di syukurinya, semua toh juga dapat membuatnya tambah pintar, ibarat pepatah mengajar sambil belajar
Meski di sela-sela kesibukannya, ia masih saja tetap seorang facebooker sejati yang selalu saja membuka laman facebooknya di sela-sela kesempatan, dan apalagi yang ia cari selain update status dari Hendry
"Hmmm, dia nggak nulis status hari ini" kata Windra dalam hati, sang pujaan hati memang gak terlalu sering update statusnya di facebook, meski statusnya sedang online
"Sekarang atau nggak selamanya" kata Windra lagj dalam hati, sekilas dia melihat kemuridnya yang sedang asik mengerjakan tugasnya
"Hai, salam kenal, aq Windra, udah lma aq sk kmu" ketik Windra pada kolom pesan untuk sang pujaan, dengan ragu saat jari sudah di tombol send dan tak sengaja jarinya menekan tombol tersebut
Mau di rutuki diri sendiri tetapi juga sudah terlanjur, toh pesannya sudah terkirim, dan terlihat di kolom pesan tulisan 'typing' yang berarti sang pujaan sedang mengetik balasan pesan itu
"Mampus, gimana kalau dia marah" Windra tak habis-habisnya merutuki dirinya sendiri
"Apa? Kok km bs sk sm aq?" Itu balasan dari sang pujaan hati, yang sukses buat Windra melihat pelangi saat itu
"Aq sudh lma sk sm km" ketik Windra lagi, kali ini tanpa ragu, Windra memang tipe pemalu, tapi dia juga tipe jujur yang selalu mengucap semua apa adanya
"Makasih" jwabnya lgi
"Blhkah aq mndktimu? Blh mnta no hpmu?" Tanya Windra lagi sambil deg-degan
"Ya boleh, ni 089693xxxxxxxx"
"Yes yes yes" triak Windra reflek,
"Sir" tegur siswanya, upsss wajah Windra malu kemerahan
"Thanks" balas Windra lagi
"Kamu km kok bs suka aq?" Tanya Hendry
"Aku juga nggk tau, aq udh sk km dr lma, maaf y klo km risih, aq gay" jawab Windra trus terang
"Iy gpp, aq sk org yg jjur, tiap org kan msti jjur,bner gak?" Jawab Hendry
"Mkasih ya, tp mngknkah aq mndptkn htimu nnti?" Tanya Windra
"Mungkin" hanya itu jawabnya dan sukses membuat Windra terbang melayang
Banyak hal yang di tanyakan mereka, Windra merasa jika mereka serasa sudah mengenal lama, Hendry adalah tipe anak SMA yang humoris, Windra sudah tertawa terpingkal-pingkal karena sms-sms dari Hendry yang sukses membuat dia melupakan beban-beban yang di hadapinya
"Maaf ya bang, adex bukan tipe cowok yang suka cowok, jadi adex gk mau kasih abg hrapan2" sms dari Hendry yang membuat senyum itu hilang
"Ya nggk apa2 dex, abg pham kok" jawab Windra dengan senyum sinis, ya dia sudah menduganya, tak mungkin ia bisa mendapatkan cowok manis itu
"Abg gk ap2 kan" Tanya Hendry
"Abg gak knpa2 dex, bisa jd abg adex aja abg udh sneng bgt" jawab Windra yang mencoba melapangkan dadanya
Memang Windra tetaplah Windra, dia bukan tipe orang yang gampang menyerah begitu saja, meski tak bisa mendapatkan sang pujaan, dia tetap ingin selalu dekat dengannya, selalu ingin bersamanya, karena mungkin ia akan jadi tambatan terakhir untuknya
Hampir setiap hari dia mengirim pesan untuk Hendry, meski kadang dirasa sms Hendry sedikit cuek, meski kadang nggk di balas, tapi toh Windra tetap saja tak menyerah, tetap saja di kejarnya
"Dex, hari jumat ini jalan yuk" ajak Windra kepada Hendry, Hendry kebetulan memang sedang menunggu hasil ujiannya dan hanya santai di rumah menerima ajakan dari Windra, selepas mengajar seger di pacu motor bebeknya ke rumah sang pujaan
Astaga, rasanya hampir mimisan Windra saat itu melihat wujud nyata dari sang pujaan yang selama ini di pikirkannya, kedatangan Windra dinsambut oleh senyum hangat Hendry sore itu, mereka berjalan ke objek wisata yang cukup terkenal di kotanya, objek wisata yang di ingat Windra saat masih kecil datang bersama kakaknya,
"Bang besok adex ambil amplop kelulusan, doain ya" kata Hendry saat mereka duduk berdua sambil menikmati air kelapa
" ya dex, tentu saja abang doakan, dan abang berharap menjadi orang yang adex ingat saat lulus nanti" jawab Windra sambil tersenyum, sungguh dia telah tersihir oleh senyum manis dari lawan bicaranya yang mempunyai mata sebening kristal
Sore itu di habiskan dengan gelak tawa dan canda dari mereka, Windra juga mengajarkan kiat-kiat menghadapi tes untuk masuk ke perguruan negri
Tampak Hendry sangat antusias pada saat itu, dari cerita humor sampai cerita mistis di ceritakan oleh cowok manis itu saat berlibur yang sukses membuat bulu kuduk merinding
"Abang takut ya hahahahaha" Hendry tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Windra yang bergidik
"Ihhhh enak saja, abang nggk takut, wuekkkkk" Windra tertawa renyah saat itu
"Dex, pulang yuk, bentar lagi kamu mau shalat kan" setelah itu Windra melajukan motornya membawa pulang sang pangeran yang akan shalat, mereka memang berbeda keyakinan, tapi saling menghargai
############
"Dia nggak ada kabar apapun" kata Windra dalam hati, Windra memang sengaja tak sms Hendry, dia berharap sang pujaan akan sms dengan memberikan kabar bahagia tentang kelulusannya, tapi waktu sudah menunjukan jam 6 sore, tetapi sms yang di tunggu belum juga masuk
"Hmmm, sadar Win, sadar, kamu itu bukan siapa-siapanya, mana mungkin dia sms kamu" kata Windra dalam hati
Setiap jam dia melihat ke jam, menunggu tak pasti meski otaknya bilang sang pujaan gak akan sms,tapi toh tetap saja dia menunggu sampai jam 8 malam,
"Sudah cukup, aku memang tak diingatnya" kata Windra lagi, teman-temannya dari tadi tak di perdulikan
"Hmmmm" hanya itu pesan yang dia ketik di handphonenya dan di kirim ke Hendry
Tak lama sebuah pesan masuk
"Kenapa bang" jawab sms itu, marah sudah rasanya, beserta kecewa di rasa, ya ternyata benar dia sama sekali nggak di ingat saat itu
"Selamat atas kelulusanmu" balas Windra
"Makasih abang " jawab Hendry
"Jujur abg kcwa dgn adx" akhirnya sms itu di ketiknya, dia memang bukan orang yang bisa menyimpan perasaan
"Kecwa knp bang "
"Abg brhrap adx ksih tau klo adx udh llus, abg tggu dr sore tp nggk ada mz adx msuk" jawab Windra ketus
"Maaf bang, maaf, adex udh buat abg kcwa, abg blh kok bnci adx "
"Nggk mungkn abg bnci adx, abg syg adx, abg aj yg gk tau dri brhrp trllu byk" jawab Windra lagi
" " balas Hendry
"Udah ya, nggk usah di bahas lagi, kan hr ini hr bhgia adx, jdi mari kita rayakan" jawab Windra
Dan kembali seperti biasa mereka kembali sms dengan suka cita, beban yang dirasa juga terasa lenyap, ada bahagia di wajah Windra, meskipun pil pahit akan segera di rasa, pahit yang paling pahit
#####3 bulan lalu######
"Kanker tulang?" Tanya Windra kepada sang dokter
"Maafkan saya Win, kamu yang tabah ya" jawab sang dokter, tak bisa lagi di trima, Windra lari dari ruang dokter dengan air mata mengalir di pipinya,
"Hahahahaha" tawa Windra di tengah jalan,
"Aku akan segera matiiiiii" teriaknya lagi, air mata itu kini tumpah ruah
"Aku akan segera matiiiiiiiii" teriaknya lagi tanpa memperdulikan orang di sekitarnya,
############
Hari-hari kelam itu di lewati dengan sinis, tapi semua berubah sejak hadirnya Hendry, cowok manis itu bertindak sebagai obat penawar baginya
"Dex, jalan yuk" dia mengajak Hendry
"Boleh bang" jawab Hendry
"Dex, abang cinta kamu" kata itu terlontar lagi dari bibir Windra dan hanya di balas senyum oleh Hendry
"Abang sayang banget sama adex" Hendry memandang wajah Windra dengan seksama, entah keberanian dari mana Windra mendekatkan kepalanya hingga bibir mereka berpaut, Hendry hanya diam saat itu, tapi kemudian membalas kecupan itu
"Thanks ya dex" jawab Windra, Hendry hanya tersenyum
"Abang sayang adex" lagi-lagi hanya senyum
Matahari telah sore dan di antarkannya sang pujaan kembali kerumah tanpa tahu status mereka sekarang apa
"Makasih dex" abang akan mengingatnya seumur hidup abang dan selamat tinggal" jawab Windra dengan wajah pucat namun penuh senyum
"Abang mau kemana.?kok ucapkan selamat tinggal?" Tanya Hendry
"Ketempat yang jauh dex" jawabnya sambil melajukan motornya sambil keheranan Di dalam hati Hendry terasa ada yang bergejolak, apa dia sudah mulai mencintai Windra? Dia saja masih ragu dengan perasaannya
Yang kini ia rasanya adalah nyaman, nyaman saat bersama Windra, nyaman dengan perhatiannya dan nyaman dengan banyolannya, tapi entah kenapa ada rasa kehilangan di dalam dadanya
Sudah 3 hari tak ada sms dari Windra, di sms pun nggk di balas, rasa cemas itu menghantuinya, dia berharap Windra baik-baik saja
Dretttt drettt sebuah pesan masuk ke handphonenya
"Windra telah tiada pagi ini karena kanker tulang, dan akan di semayamkan dirumah duka" sms pagi itu membuat hancur hati Hendry, dia tak percaya, dia yakin Windra mengerjainya
"Jgn brcnda bg, gk lucu bgt, adx bnci" balas Hendry gemetaran
"Maaf, ini bukan bercanda,silahkan kamu datang ke rumah duka di alamat ini xxx"
Tangis itu kini pecah, segera di lajukan motornya untuk memastikan, sesampajnya di sana dia melihat wajah Windra yang pucat duduk sendiri di kursi
"Abang, abang apa-apaan sih? Bercandanya nggak lucu" dia langsung mendamprat Windra dengan omelan bertubi-tubi, Windra hanya tersenyum tanpa bicara apapun
"Bang" teriaknya lagi, orang di dalam langsung keluar
"Kamu kenapa?" Tanya seorang wanita yang matanya memerah karena tangis
"Maaf, saya kesal dengan bang Windra udah bohong kalau dia sudah meninggal" jawab Hendry
"Windra memang sudah meninggal, silahkan kamu lihat sendiri di dalam" jawab wanita itu dalam tangis
"Tapi, dia diiiii" Hendry menunjuk ke sampingnya dan Windra sudah tak terlihat lagi, langsung air matanya mengalir tak terbendung
Dia segera berlari ke dalam dan melihat tubuh pucat Windra telah tertidur dalam keabadiannya
"Bang, bangun bang, bangun!" Tangis Hendry di samping jenazah Windra
Karena tak sanggup, Hendry segera keluar menuju motornya, menggunakan helm sambil menangis sambil motornya melaju kencang
"Bagaimana bisa abang tinggalkan adex? Sebelum adex utarakan apa yang adex rasa" isaknya sambil berlalu meninggalkan luka mendalam
####END#####
CINTA( Tak Harus di Ucap)
Comments
Air mata tak henti mengalir dari matanya membuat pandanganya sedikit kabur.. Lalu....
” BRAAKKK”
sebuah truk gandeng menghantam motor hendri. Tubuh hendri trpelanting ke tengah jalan tepat saat sebuah sedan melaju dg kencang.
Dan...
” KRATAAAAAK” isi otakpun berhamburan
TAMAT