It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
'Sialaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnn.... Sekali punya pacar... Kok begooo...' umpat Billy, sambil melempar ponsel nya ke dinding
PRANGGG... (terdengar suara benda membenturdinding)
Ponsel tersebut jatuh berantakan di atas lantai.
Pertamax !!
Monggo dilanjut mas adacerita.
Tanpa pikir panjang di raih nya foto tersebut dan seperti orang yang kesurupan, foto tersebut melayang ke dinding.
PRANGGG (terdengar suara kaca pecah)
'ARGGGGG...GGGGG...' erang Billy
Kemudian ia bangkit berdiri, berjalan menuju kamar mandi, tangan kanan nya meraih handuk yang ada di dekat pintu masuk kamar mandi.
Semua harus di akhiri sampai disini kata nya dalam hati, sia sia selama tiga tahun masa pacaran ini, tak pernah sekalipun perkataan nya di dengar oleh kekasih nya, seperti masuk kuping kanan keluar juga dari kuping kanan.
Setelah melucuti celana pendek nya dan meletakan di keranjang pakaian kotor, Billy berdiri di bawah pancuran, tangan nya memutar keran air.
Di tatap sosok yang ada di cermin di depan nya, tubuh nya semakin membesar, timbangan nya sudah naik 20 kilo, sejak ia berpacaran timbangan nya selalu merangkak naik.
'Hufff'
Billy kemudian berjalan ke lemari pakaian, mengambil celana dalam, sepotong kaos dan celana jeans yang pinggang nya sudah lumayan sempit sekarang.
Setelah selesai berpakaian ia kembali berkaca, ia melihat orang lain, seperti bukan diri nya sendiri.
Kemudian ia menyemprotkan parfum ke pakaian yang ia pakai, lalu berjalan menuju kulkas, mengambil sebotol air mineral dan menenggak nya sampai tinggal setengah. Lalu meletakan nya di atas kulkas.
Kemudian satu persatu barang mulai berpindah ke dalam nya, baju, celana pendek, celana panjang, celana dalam, notebook, charger, dll.
Setelah semua barang yang ia perlukan masuk ke dalam tas, ia kemudian duduk di pinggir tempat duduk. Berfikir kenapa ia harus melakukan hal ini.
'Huftttt'
Dipandangi nya tas ransel tersebut, di pandangi nya ranjang yang berantakan, di pandangi nya satu persatu barang yang ada di kamar itu.
Di setiap benda ada cerita saat mereka berdua membeli nya, Billy dan kekasih nya, mereka selalu membeli sepasang.
Air mata Billy jatuh ke pipi satu demi satu.
Sekarang ia harus tegas memutuskan mau di bawa kemana hubungan dia dan kekasih nya itu.
Tumben sepi nih koridor, biasa nya ada mba Tri yang sedang mengosok pakaian, kata Dani dalam hati.
Sampai di depan pintu kamar, di ketuk perlahan daun pintu tersebut.
Tok..tok..tok..
Tok..tok..tok..
Tok..tok..tok..
Tak ada tanda tanda pintu itu akan di buka dari dalam.
Ah mungkin dia sedang keluar mencari makanan, Dani kemudian mengambil anak kunci dari dalam tas kecil yang bergantung di bahu nya, lalu memasukan anak kunci itu kedalam lubang di daun pintu.
Kamar dalam keadaan gelap.
KLIK (terdengar suara saklar listrik di pencet) lampu menyala, sinar nya menerangi seluruh ruangan kamar.
Dani kemudian meletakan tas nya di sebuah kursi di depan meja belajar, ia kemudian duduk di pinggir tempat tidur yang masih berantakan.
Dasar pemalas, gerutu nya dalam hati, sudah tiga tahun tidak pernah berubah sama sekali sifat malas nya, pikir Dani, Dani sudah cukup lelah, sudah hampir tiga malam iya tidak tidur mengejar target pesanan iklan dari clien nya.
Dani kemudian merebahkan tubuh nya di atas ranjang, bahkan sepatu nya belum iya lepaskan.
Lanjut lgi lanjut lgi...
Di pandangi nya sesaat rumah tersebut, lalu ia menghela nafas panjang, rumah tersebut terlihat tidak terawat, tumpukan daun di halaman rumah, kertas kertas brosur iklan berserakan, tanaman dan rumput tumbuh seenak nya. Cat dinding dan pagar terlihat mengelupas di sana sini.
Ia kemudian membuka gembok pagar, setelah masukia kembali mengunci nya dari dalam.
Pelan tapi pasti ia berjalan menuju pintu utama rumah tersebut.
Billy kemudian merebahkan tubuh nya di atas ranjang, pikiran nya kosong, entahlah apa yang harus ia lakukan, ia masih belum merencanakan apa apa lagi.
Di pandangi nya tiap centi dinding kamar nya, masih seperti dulu, ada foto keluarga di pajang di salah satu dinding di kamar tersebut.
Mendadak ia merindukan kehadiran sosok ibu di samping nya saat ini, ia ingin bercerita pada ibu nya, tentang semua nya, tentang hidup nya.
Di ciumi nya foto tersebut, Satu satu nya orang yang sangat di sayang saat ini hanya ibu nya.
Air mata jatuh membasahi pipi dan bermuara di atas bantal.
Entah berapa menit ia menangis, pikiran nya kosong.
Billy kemudian meletakan foto tersebut kembali pada tempat nya.