BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

C S (kenapa gak ayah saja yg meninggal)

2»

Comments

  • Tulis aja sendiri jo
  • KEMAREN SELASA dan RABU 24 JULY 2013

    ____


    gak ada yg spesial semua seperti biasa, kemaren gue kena semprot gara-gara salah nyatet stok barang, pacarku libur dua hari hari krjaku terasa hampa.. Duduk bengong di kursi kasir ,


    "mz besok karoke , gimana ?" tawaran tiba-tiba mengagetkanku dari NK.


    "heh! Kamu ! Kan kemaren tak suruh masuk malem, kok hari ini berangkat sore , piye toh ! " tegas tapi lunak.

    Paling gak bisa marah ama nih anak .

    "ya Allah , males banget masuk malem mz," seperti biasa NK dengan tingkah kaya bocah cilik.

    Hmmm
  • uwis? ngono thok? #mlongo
  • @masdabudd namanya juga CS .. Izh tendang kaki kiri
  • Sinopsis "99 Cahaya di
    Langit Eropa" Buku ini adalah catatan
    perjalanan atas sebuah
    pencarian. Pencarian cahaya
    Islam di Eropa yang kini
    sedang tertutup awan saling
    curiga dan kesalahpahaman. Untuk pertama kalinya dalam
    26 tahun, aku merasakan
    hidup di suatu negara dimana
    Islam menjadi minoritas.
    Pengalaman yang makin
    memperkaya spiritualku untuk lebih mengenal Islam dengan
    cara yang berbeda. Tinggal di Eropa selama 3
    tahun adalah arena
    menjelajah Eropa dan segala
    isinya. Hingga akhirnya aku
    menemukan banyak hal lain
    yang jauh lebih menarik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok
    Berlin, Konser Mozart, Stadion
    Sepakbola San Siro, Colloseum
    Roma, atau gondola gondola di
    Venezia. Pencarianku telah
    mengantarkanku pada daftar tempat-tempat ziarah baru di
    Eropa. Aku tak menyangka
    Eropa sesungguhnya juga
    menyimpan sejuta misteri
    tentang Islam. Eropa dan Islam. Mereka
    pernah menjadi pasangan
    serasi. Kini hubungan
    keduanya penuh pasang surut
    prasangka dengan berbagai
    dinamikanya. Aku merasakan ada manusia-manusia dari
    kedua pihak yang terus
    bekerja untuk memperburuk
    hubungan keduanya. Pertemuanku dengan
    perempuan muslim di Austria,
    Fatma Pasha telah
    mengajarkanku untuk menjadi
    bulir-bulir yang bekerja
    sebaliknya. Menunjukkan pada Eropa bulir cinta dan luasnya
    kedamaian Islam. Sebagai Turki
    di Austria, Ia mencoba
    menebus kesalahan kakek
    moyangnya yang gagal
    meluluhkan Eropa dengan menghunus pedang dan
    meriam. Kini ini ia mencoba lagi
    dengan cara yang lebih
    elegan, yaitu dengan lebarnya
    senyum dan dalamnya
    samudra kerendahan hati. Aku dan Fatma mengatur
    rencana. Kami akan
    mengarungi jejak-jejak Islam
    dari barat hingga ke timur
    Eropa. Dari Andalusia Spanyol
    hingga ke Istanbul Turki. Dan entah mengapa perjalanan
    pertamaku justru
    mengantarkanku ke Kota
    Paris, pusat ibukota
    peradaban Eropa. Di Paris aku bertemu dengan
    seorang mualaf, Marion
    Latimer yang bekerja sebagai
    ilmuwan di Arab World
    Institute Paris. Marion
    menunjukkan kepadaku bahwa Eropa juga adalah pantulan
    cahaya kebesaran Islam. Eropa
    menyimpan harta karun
    sejarah Islam yang luar biasa
    berharganya. Marion
    membukakan mata hatiku. Membuatku jatuh cinta lagi
    dengan agamaku, Islam. Islam
    sebagai sumber pengetahuan
    yang penuh damai dan kasih. Museum Louvre, Pantheon,
    Gereja Notre Dame hingga Les
    Invalides semakin membuatku
    yakin dengan agamaku. Islam
    dulu pernah menjadi sumber
    cahaya terang benderang ketika Eropa diliputi abad
    kegelapan. Islam pernah
    bersinar sebagai peradaban
    paling maju di dunia, ketika
    dakwah bisa bersatu dengan
    pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror atau
    kekerasan Perjalananku menjelajah Eropa
    adalah sebuah pencarian 99
    cahaya kesempurnaan yang
    pernah dipancarkan oleh Islam
    di benua ini. Cordoba,
    Granada, Toledo, Sicilia dan Istanbul masuk dalam manifest
    perjalanan spiritualku
    selanjutnya. Saat memandang matahari
    tenggelam di Katedral
    Mezquita Cordoba, Istana Al
    Hambra Granada, atau Hagia
    Sophia Istanbul, aku
    bersimpuh. Matahari tenggelam yang aku lihat
    adalah jelas matahari yang
    sama, yang juga dilihat oleh
    orang-orang di benua ini 1000
    tahun lalu. Matahari itu
    menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah menjamah Eropa,
    menyuburkannya dengan
    menyebar benih-benih ilmu
    pengetahuan, dan
    menyianginya dengan kasih
    sayang dan toleransi antar umat beragama. Akhir dari perjalananku selama
    3 tahun di Eropa justru
    mengantarkanku pada titik
    awal pencarian makna dan
    tujuan hidup. Makin
    mendekatkanku pada sumber kebenaran abadi yang Maha
    Sempurna. Aku teringat kata sahabat Ali RA: Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra di mana banyak ciptaan ciptaan Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu; dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.(Ali bin Abi Thalib RA)
  • @rigil.. iyaa udh baca. Skrg lagi syuting di eropa mau diadaptasi jd film.
  • edited September 2013
    @rigil Bagusss bangeettt haha.. movienya klu ga salah tayang Desember ini
  • @boyzfath fatin sbg apa?
  • MENJAGA MARAH DENGAN PAKU Ada suatu kisah seorang anak
    laki-laki yang bersifat pemarah.
    Untuk mengurangi kebiasaan
    marah sang anak, dengan
    hikmah ayahnya memberikan
    sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan
    sebuah paku di pagar belakang
    setiap kali dia marah. Hari pertama anak itu telah
    melakukan 32 paku ke pagar
    setiap kali dia marah. Lalu secara
    bertahap jumlah itu berkurang.
    Dia mendapati bahwa ternyata
    lebih mudah menahan amarahnya daripada memaku paku ke pagar. Akhirnya tibalah hari dimana
    anak tersebut merasa sama
    sekali bisa mengendalikan
    amarahnya dan tidak cepat
    kehilangan kesabarannya. Dia
    memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian
    mengusulkan agar dia mencabut
    satu paku untuk setiap hari
    dimana dia tidak marah. Hari-hari berlalu dan anak laki-
    laki itu akhirnya memberitahukan
    ayahnya bahwa semua paku
    telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun
    anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil
    dengan baik anakku, tapi lihatlah
    lubang-lubang di pagar ini. Pagar
    ini tidak akan pernah bisa sama
    seperti sebelumnya” “Ketika kamu mengatakan
    sesuatu dalam kemarahan. Kata-
    katamu dan perbuatanmu
    meninggalkan bekas seperti
    lubang ini di hati orang lain” Sahabat Hikmah... AMARAH adalah suatu FITRAH
    yang ada dalam diri manusia Tetapi bila kita TIDAK
    meLUAPkannya... Maka itu adalah lebih UTAMA... Karena luapan kemarahan hanya
    akan MENYAKITI orang lain yang
    akan 'terus MEMBEKAS' Dan menjadi 'PENYESALAN' diri
    kita... ”Dan bersegeralah kamu kepada
    ampunan dari Tuhanmu dan
    kepada surgayang luasnya seluas
    langit dan bumi yang disediakan
    untuk orang-orang
    yangbertakwa, (yaitu) orang- orang yang menafkahkan
    (hartanya), baik di waktu lapang
    maupun sempit, dan orang-orang
    yang menahan amarahnya
    danmema`afkan (kesalahan)
    orang. Allah menyukai orang- orang yang berbuat
    kebajikan.” (QS Ali Imran :
    133-134) Seorang lelaki datang menemui
    Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
    sallam, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah
    kepada saya sebuah ilmu yang
    bisa mendekatkan saya ke surga
    dan menjauhkan dari neraka”.
    Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa
    sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu.
    Niscaya surga akan kau
    dapatkan” (HR. Thobrani, Shohih) Sahabat... Jagalah MULUTmu... Seperti menjaga KEMALUANmu ! Karena keBANYAKan penduduk
    NERAKA... Bukan hanya orang yang tidak
    bisa menjaga KEMALUANnya... Tetapi juga orang yang tidak
    bisa menjaga MULUTnya *. "Perkara yang paling BANYAK
    mengANTARkan orang masuk ke
    NERAKA adalah MULUT dan
    KEMALUAN." (HR. Tirmidzi) "Barang siapa berIMAN kepada
    ALLAH dan HARI AKHIR... Maka berKATAlah yang BAIK atau
    DIAM." (HR. Bukhori-Muslim) (menjaga mulut bukan hanya
    dari ucapan yang tidak baik
    seperti ucapan yang
    menyakitkan, ghibah (gosip),
    fitnah, namimah (mengadu
    domba), panggilan yang buruk dll, tetapi juga menjaga dari
    makanan yang syubhat dan
    haram)
  • Mengapa Bukan Ayah Saja Yang
    Meninggal? Ia masih bocah, masih duduk di
    bangku kelas 3 SD. Pada suatu
    hari ustadz di kelasnya
    memotivasi para siswa untuk
    menjaga shalat jamaah shubuh.
    Bagi si anak, Shubuh merupakan sesuatu yang sulit bagi sang
    bocah, Namun sang bocah telah
    bertekad untuk menjalankan
    shalat shubuh di masjid. Lalu dengan cara bagaimana
    anak ini memulainya? Dibangunkan ayah? ibu? dengan
    alarm??… Bukan !! Sang anak nekat tak tidur
    semalaman lantaran takut
    bangun kesiangan. Semalaman
    anak begadang, hingga tatkala
    adzan berkumadang, iapun ingin
    segera keluar menuju masjid. Tapi… Tatkala ia membuka pintu
    rumahnya suasana sangat gelap,
    pekat, sunyi, senyap…
    Membuat nyalinya menjadi ciut. Tahukah Anda, apa yang ia
    lakukan kemudian? Tatkala itu, sang bocah
    mendengar langkah kaki kecil
    dan pelan, dengan diiringi suara
    tongkat memukul tanah… Ya…
    Ada kakek-kakek berjalan
    dengan tongkatnya. Sang bocah
    yakin, kakek itu sedang berjalan
    menuju masjid, maka ia mengikuti
    di belakangnya, tanpa sepengetahuan sang kakek.
    Begitupula cara ia pulang dari
    masjid. Bocah itu menjadikan
    perbuatannya itu sebagai
    kebiasaan begadang malam,
    shalat shubuh mengikuti kakek-
    kakek. Dan ia tidur setelah
    shubuh hingga menjelang sekolah. Tak ada org tuanya yang tahu,
    selain hanya melihat sang bocah
    lebih banyak tidur di siang hari
    daripada bermain. Semuanya dilakukan sang bocah
    agar ia bisa begadang malam. Hingga suatu kali…
    Terdengar kabar olehnya, kakek
    itu meninggal. Sontak, si bocah
    menangis sesenggukan….
    Sang ayah heran… ” Mengapa kamu menangis, nak?
    Ia bukan kakekmu…bukan siapa-
    siapa kamu!”
    Saat si ayah mengorek
    sebabnya, sang bocah justru
    berkata, “kenapa bukan ayah saja yang
    meninggal?” “A’udzu billah…, kenapa kamu
    berbicara seperti itu??” kata
    sang ayah heran. Si bocah berkata,
    “Mendingan ayah saja yang
    meninggal, karena ayah tidak
    pernah membangunkan aku
    shalat Shubuh, dan mengajakkku
    ke masjid. .. Sementara kakek itu….
    setiap pagi saya bisa berjalan di
    belakangnya untuk shalat
    jamaah Shubuh.” ALLAHU AKBAR! Menjadi kelu lidah sang ayah,
    hingga tak kuat menahan
    tangisnya.
    Kata-kata anak tersebut mampu
    merubah sikap dan pandangan
    sang ayah, hingga membuat sang ayah sadar sebagai pendidik dari
    anaknya, dan lebih dari itu
    sebagai hamba dari Pencipta-Nya
    yang semestinya taat
    menjalankan perintah-Nya. Akhirnya sang ayah rajin shalat
    berjamaah karena dakwah dari
    anaknya… “Rabbanaa hablanaa min
    azwaajinaa wadzurriyyaatin aa qurrata a’yuniw-waj’aln aa lil- muttaqiina imaamaa..”
  • good job, banyak hikmah disini
Sign In or Register to comment.