It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
nunggu lebaran monyet klo di iklan2 gt katanya mah ))
gak ah dia puasa hari rabu
ih gilingan jeung
Ramadan
"Perbedaan jangan dibesar-besarkan, karena keyakinan
masing-masing."
Pemerintah melalui Kementerian Agama
menetapkan 1 Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada Rabu
10 Juli 2013. Keputusan ini disampaikan Menteri
Agama Suryadharma Ali setelah menggelar sidang Isbat
di gedung Kementerian Agama, Jakarta, Selasa malam
8 Juli 2013.
Sidang dihadiri oleh tokoh organisasi Islam di
antaranya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Dewan
Masjid Indonesia, Sarekat Islam, Persatuan Umat
Muslim Indonesia, Persatuan Umat Islam Tionghoa,
Ikatan Dai Indonesia, Majelis Ulama Indonesia,
Persahabatan Ormas Islam.
Beberapa perwakilan duta besar negara sahabat,
pimpinan TNI, Polri dan Komisi VIII DPR juga hadir
dalam sidang.
"Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim , kami
tetapkan bahwa 1 Ramadan 1434 Hijriah bertepatan
dengan hari Rabu 10 Juli 2013," ucap Menteri Agama
Suryadharma Ali sambil mengetuk palu sidang.
Keputusan ini diambil setelah memperoleh hasil
pemantauan hisab dari Badan Hisab yang tersebar di
33 provinsi. Hasil laporan 36 pemantau hilal dari
baadan tersebut, hampir seluruhnya menyatakan bahwa
posisi hilal masih berada di nol derajat 38 menit.
Badan Hisab dan Rukyat Planetarium melaporkan,
posisi hilal di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, tingginya
0,65 derajat, jarak busur bulan-matahari 4,55 derajat,
umur hilal 3 jam 35 menit 52 detik dan illuminasi hilal
0.18 persen. Sedangkan, awal Ramadan baru masuk
jika hilal sudah mencapai 2 derajat.
Perbedaan penentuan awal Ramadan terjadi karena
menentukan posisi hilal berbeda-beda. Ada yang 6
derajat, ada yang 4 derajat, ada yang 2 derajat dan
bahkan ada yang di bawah 2 derajat.
"Sedangkan posisi hilal pada hari ini adalah 0, 56
derajat. Jadi posisinya masih sangat jauh dari 1
derajat. Oleh karena itu, pemerintah bersama-sama
organisasi islam, menteri-menteri agama Asia Tenggara
juga ormas-ormas Islam itu telah menetapkan bahwa
hilal haruslah pada posisi 2 derajat," tuturnya.
Karena itu, Suryadharma menyarankan agar keputusan
pemerintah memutuskan awal Ramadan menjadi
pemersatu dari keputusan-keputusan yang berbeda.
"Akan tetapi apabila pada tahun ini, kebersamaan
(awal Ramadan) belum bisa diwujudkan, pemerintah
tidak akan berputus asa untuk terus melakukan dialog
bagi mereka-mereka yang tetap berbeda."
Organisasi Islam yang Berbeda
Indonesia selalu menghadapi persoalan yang sama
setiap tahunnya dalam menetapkan awal Ramadan.
Ada dua metode yang biasa dilakukan dalam
menentukan penanggalan Hijriah. Metode Hisab dan
Rukyat.
Metode kalender berdasarkan hitungan ilmu pasti
dinamakan Hisab. Metode Hisab ini selalu menjadi
acuan ulama Muhammadiyah. Metode ini merupakan
rangkuman pencatatan perputaran bulan dari hasil
penglihatan peredaran bulan selama bertahun-tahun.
Sementara metode penginderaan bulan secara
langsung disebut Rukyat. Metode ini biasa dilakukan
oleh ulama Nahdlatul Ulama.
Melihat hilal atau bulan baru, bisa dilakukan dengan
mata telanjang atau dengan teleskop sederhana yang
diarahkan ke sudut perkiraan bulan. Rukyat dilakukan
menjelang matahari terbenam. Apabila hilal terlihat,
maka telah memasuki bulan baru Hijriah.
Muhammadiyah memastikan awal Ramadan 1434
Hijriah jatuh pada hari Selasa 9 Juli 2013. Hal ini
ditegaskan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din
Syamsuddin, Senin 8 Juli 2013. "Perbedaan awal
Ramadan dan Syawal janganlah dibesar-besarkan,
karena penetapan itu merupakan keyakinan masing-
masing."
Menurut DiA, dalam penetapan awal Ramadan dan satu
Syawal, Muhammadiyah mendasarkan pada dalil
syariat dan kaidah ilmiah. Selain itu, mereka juga
mendasarkan pada metode hisab hakiki dengan dua
kriteria.
Pertama, sudah terjadi ijtimak, atau konjungsi yaitu
matahari dan bulan dalam garis lurus yang selalu
terjadi sebagai tanda bulan berkahir. Kedua, sore
harinya, matahari tenggelam, bulan masih ada di ufuk
(horison). Berapa pun derajatnya itulah hilal.
Dia melanjutkan, konjungsi sudah terjadi sekitar pukul
14.00 WIB lewat 15 menit dan sekian detik yang lalu.
Din mengklaim kondisi itu sudah diakui oleh seluruh
data falakiah astronomi. "Terjadi konjungsi matahari
lurus. Ini pertanda akhir bulan Syakban," katanya.
Metode yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan
pada dalil Al Quran dan hadis yaitu perintah untuk
memperhatikan peredaran bulan, dan matahari. Ia
menilai metode itu tidak akan ketemu dengan Rukyat
yang dilakukan oleh Kementerian Agama. "Bagi
Muhammadiyah, sesuatu yang tidak kelihatan itu bukan
tidak ada. Kami berkeyakinan demikian," tuturnya.
Jemaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan, juga menetapkan awal Ramadan pada Selasa
9 Juli. Pimpinan An-Nadzir, Lukman, menuturkan
pihaknya menetapkan awal puasa berdasarkan
perputaran bulan dalam kalender Islam, yakni Syakban
yang berakhir pada Senin 8 Juli sekitar pukul 14.00
Wita.
"Kami menetapkan awal puasa ini berdasarkan tanda-
tanda alam sebagaimana yang telah dilakukan para
pendahulu di zaman nabi," kata Lukman.
Jemaah yang identik dengan jubah hitam dan
berambut gondrong itu memiliki metode dasar
penetapan awal puasa yaitu, menggabungkan metode
penghitungan bulan atau Rukyat dan dengan cara
melihat hilal atau penampakan bulan.
"Insya Allah akan terjadi pergantian bulan pada hari
Senin. Kira-kira pukul 14.00 Wita akan masuk pada
garis astronomi, yang ditandai dengan pasang surut air
laut," katanya.
Sementara itu, jemaah Tarekat Saman di Kota Padang
Sumatera Barat sudah menjalankan ibadah puasa
Senin 8 Juli. Pemimpin jemaah ini, Buya Safir,
menuturkan, bahwa penentuan 1 Ramadan dilakukan
dengan melihat bulan purnama pada bulan Syakban.
"Kami menghitung 15 hari setelah bulan purnama pada
bulan Syakban. Ketika itulah jatuhnya 1 Ramadan,"
jelasnya.
Menurutnya, pada kalender Hijriah, 1 Ramadan juga
jatuh pada hari ini. Sementara itu, pengikut Tarekat
Naqsabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat sudah
mulai puasa sejak Minggu 7 Juli 2013. Tarekat ini
menentukan 1 Ramadan menggunakan metode Hisab
Munjid.
"Metode ini (hisab munjid) dibawa dari Makkah," kata
Edizon, tokoh Naqsabandiyah, di Surau Baitul Makmur,
Kecamatan Pauh Kota Padang kepada VIVAnews.
Edizon mengklaim, metode ini sudah digunakan sejak
zaman Rasulullah. Keputusan diambil berdasarkan
kesepakatan bersama. "Bagi Naqsabandiyah, dalam
satu tahun hanya ada 360 hari. Dalam satu bulan
hanya ada 29 dan 30 hari. Tidak ada yang 31 hari
dalam satu bulan," tutur Edizon.
Tarekat Naqsabandiyah juga memakai cara Rukhyatul
Hilal yakni melihat bulan langsung di tempat yang
tinggi tanpa alat bantu. Melihat bulan ini biasanya
dilakukan sebelum Ramadan, tepatnya bulan Syakban.
Jemaah tarekat ini tersebar di berbagai daerah di
Sumbar. Jumlah paling banyak berada di Kota Padang
sekitar 8 ribu orang. Sementara, di Kabupaten Solok
Selatan, Pesisir Selatan dan Pasaman tidak sebanyak
jumlah di Kota Padang.
http://us.m.news.viva.co.id/news/read/427209-indonesia-belum-mampu-samakan-awal-ramadan?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook
selamat
menurut gw sih perbedaan itu bakal selalu ada, tapi bagaimana menyikapinya yg membuat seseorang lebih dewasa. daripada sidang isbat ngabisin 9 M, mending bwt hal laen. IMHO.
lagian kita tu menurut gw dipusingkan sama interpretasi hadist deh. harusnya ada pihak yg bener2 bisa memberikan kejelasan ttg interpretasi hadist yg "puasa lah kamu karena melihat hilal...." dst itu. kalo gw jujur termasuk yg ga saklek hilal harus sekian derajat baru memenuhi definisi "terlihat". bukannya logically kalo hilal udah terlihat (wujudul hilal) berapapun derajatnya itu udah masuk bulan baru ya? nyatanya udah muncul kan? *intinya gw ga mengagung2kan satu ormas tertentu sih, cuman lebih sreg d hati aja* IMO
Terus aku tidak tau ada Ato dalil yg menyatakan ini public area. Logical reason aja sih, puasa itu Khan kepentingan orang banyak, misal pedagang makanan, dsb.
Aku bukan orang eksak, jadi aku gak ngerti perhitungan nya. Yg jelas kenapa rukyah jua dipakai karena butuh bukti empiris, selain menggunakan perhitungan (hisab). Nah lagi lagi ada perbedaan ketika menyangkut kriteria derajat ini. jadi hisab n rukyah pun memiliki berbagai macam perbedaan. Dengan kamu bilang "gw gak mengagungkan..." Udah jelas fakta nya sebaliknya. Oh ya gak cuma wujudul hilal ada imkanur ru'yah. Cari sendiri.
soal perbedaan, menyadari bahwa tidak ada yg benar sendiri, akan mampu membawa kita lebih bijak dalam bersikap. Keluarga ku juga kadang gak bareng kok puasa nya. Tapi biasa aja sih, sama ngerti alesan nya masing masing. Nah bayangkan jika sebuah negara, terkait pelayanan publik, mungkin bursa, perdagangan, pasti ribet kalo gak ada keputusan dari pemerintah. @ron89
Terus aku tidak tau ada Ato dalil yg menyatakan ini public area. Logical reason aja sih, puasa itu Khan kepentingan orang banyak, misal pedagang makanan, dsb.
Aku bukan orang eksak, jadi aku gak ngerti perhitungan nya. Yg jelas kenapa rukyah jua dipakai karena butuh bukti empiris, selain menggunakan perhitungan (hisab). Nah lagi lagi ada perbedaan ketika menyangkut kriteria derajat ini. jadi hisab n rukyah pun memiliki berbagai macam perbedaan. Dengan kamu bilang "gw gak mengagungkan..." Udah jelas fakta nya sebaliknya. Oh ya gak cuma wujudul hilal ada imkanur ru'yah. Cari sendiri.
soal perbedaan, menyadari bahwa tidak ada yg benar sendiri, akan mampu membawa kita lebih bijak dalam bersikap. Keluarga ku juga kadang gak bareng kok puasa nya. Tapi biasa aja sih, sama ngerti alesan nya masing masing. Nah bayangkan jika sebuah negara, terkait pelayanan publik, mungkin bursa, perdagangan, pasti ribet kalo gak ada keputusan dari pemerintah. @ron89