It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
*mentang-mentang traktiran, milihnya yang premium.. Padang bangett*
@yuzz hehehe.. Bener juga.. Tapi untungnya di post awal, aku udah ngasih hint tentang Muntilan yang membuatku berdecak kagum. Jadi akan ada scene Muntilan nanti.
@hwankyung69 terima kasih ya mas, atas apresiasinya.
@hades3004 di cerita ini, gw bukan orang Muntilan. Hehehe.
@4ndh0
@hakenun
@trace_tri
@aicasukakonde
@dota
@bintang96
@bi_ngung
@hikaru
@dhika_smg
@andre_patiatama
@dantososo
@rigil
@bintang96
@wyatb
@raditjoe
@darkrealm
@dundileo
@ularuskarius
@kresna_wijaya
@irfan832
@MikeAurellio
@dr_gonzo
@sinjai
@zhedix
@boljugg
@Éline
@Tsu_no_YanYan
@rezadrians
@masdabudd
@seno
Sesampainya di Rumah Septi, belum terlalu rame.
"Yan, kamu dah dateng.. Waahh, bawa mas ganteng yang waktu itu yaahh", Aku cuman ketawa kecil aja digoda Septi kayak gitu.
"Ayook masuk-masuk. Langsung ke ruang tengah yuk. Bantuin aku nyusun-nyusun katering", ajak Septi sambil berjalan ke dalam.
"Sapa namanya Mas, lali aku?", tanya Septi.
"Indra", kataku tersenyum
"Panggil aja Da-in Sep. Karena dia orang Padang. Singkatan dari Uda Indra", jelas Tian.
"Oalaahh.. Pantess Da-in cakepnya kayak orang melayu gitu. Ternyata dari Seberang toh", kata Septi sambil membuka bungkusan-bungkusan di ruang tengah.
Aku lagi-lagi cuman ketawa kecil.
Terus terang Septi memang menarik. Wajahnya Ayu, khas wanita Jawa.
Apalagi kalau senyum. Ditambah kepribadiannya yang menyenangkan.
"Sep, itu siapa?", tanya Tian.
Di ruang tamu ada satu cowok dengan dandanan rapi sedang mainin HP. Tebakanku usianya sekitar 28-29 something.
"Itu cem-ceman baruku Yan.. Cakep yaah", kata Septi sambil mindah-mindahin buah ke piring.
"yang mahasiswa kemana?"
"Yaa, udah expired ituuu.. Ini yang lagi fresh"
"Bukannya baik orangnya?"
"Males ama mahasiswa, ga mandiri.
Yang ini doong. Kerjanya di Bank", ujar Septi bangga.
Aku yang ngedengerin percakapan mereka hanya bisa melongo..
Kokk..
Bukannya..
Hmmm..
Beribu pertanyaan dan teorema bermain di benakku.
Pengen banget nanya langsung ke Tian.
Tapi kayaknya kondisi ga memungkinkan sekarang.
Seperti biasa, Tian jadi objek becandaanku dan Septi.
Abisnya dia emang paling enak dibecandain.
Pasti mukanya jadi merah, trus cuma bisa cengengesan.
"Ayoo Papah Iyan, yang rapi bikinnya", kata Septi sambil merhatiin Tian nyusun Serbet jadi piramida gitu.
"Iyaa. Ini susah. Ga naik-naik", kata Tian memperbaiki lagi serbet yang berjatuhan.
"Sep, loe ntar jadi istri pasti yang KDRT sama suami yaahh", kataku ketawa-ketawa.
"Aduuh, gimana yaa Daa.. Abisnya Papah ngegemesiin siihh", kata Septi sambil nyubit pipinya Tian.
Diperlakukan kayak gitu, Tian hanya terlihat pasrah.
Aku cuma bisa ngakak aja ngeliatnya.
Acaranya berlangsung normal.
Orang tuanya Septi terlihat masih segar di usia tua. Padahal kan hampir sepantaran Ibunya Tian.
Selepas acara dan beres-beres, akhirnya Kami pulang.
Karena udah makan tadi, aku memutuskan langsung mengantar Tian pulang.
Tapi ternyata dia pengen makan Jagung Bakar
Kami berhenti di penjualan Jagung Bakar daerah Ujung Berung.
Aku memilih tempat yang agak sepi, biar ngobrolnya enak.
Sambil menyantap jagung, aku mencoba bertanya tentang keheranan tadi.
"Yan, pacarnya si Septi cakep yah", kataku memulai percakapan.
"Kalau ga cakep ga akan mau dia Da. Pacarnya cakep semua"
"Hehehee. Truss.. Loe gapapa?"
"Gapapa.."
"Dia pacaran ama orang lain..?", tanyaku.
"Emang kenapa?"
"Yaa.. Bukannya.. Kalian udah mau menuju kesana.."
"Itu kan masih lama Da-in.. Sayanya juga belum ada rasa ke Septi sekarang-sekarang"
"Dideketin doong..
Gimana mau ada rasa kalau loenya ga Pedekate.."
"Gimana nanti ajalah Da..
Masih lama juga.."
"Looh.. Gimana nanti apanyaa?"
"Ya gimana nantii.."
"Loe itu beneran mau merit apa gimana sih?", suaraku mulai keras.
"Ya kan masih lama.."
"Makanya direncanain dari sekarang."
"Ya pokoknya gimana nanti..!", dia membalas agak keras juga.
"Gw ngomong gini, karena gw pengen liat loe bahagia loh Yan..
Kan selama ini gw lihat loe kayak sering murung terus..", kataku agak melunak.
"Ga bahagia juga kok sebelum-sebelumnya. Udah biasa..", jawab dia pelan.
"Ehh, jangan ngomong kayak gitu. Ga bersyukur itu namanya", suaraku keras lagi.
"Da-in enak ngomong seperti itu. Saya yang ngerasain.. Sayaa.. cuma sayaa..", suara Tian ga kalah kerasnya.
Shock juga mendengar dia berani ngomong kayak gitu.
Ga biasa-biasanya dia membantah..
Selama ini nurut aja.
Karena aku merasa benar, ya aku defend dong.
Aku hanya ga mau dia menganggap enteng pernikahan.
Ini kan buat kebaikan dia juga.
"Ya udah, cape juga gw ngurusin orang keras kepala..", ujarku akhirnya.
"Sapa juga yang mau diurusin..", ujar dia pelan.
"Oh gitu..
Bener nih..?", tanya gw.
"Bener..", jawab dia pelan.
"Ya udah..", kataku akhirnya.
"Yukk, cabut. Dah malam nih", ajakku sambil beranjak ke motor.
****
Aku memacu motor dengan ngebut.
Tak ada lengan melingkari pinggang..
Kembali sama-sama diam..
Pas turun dari motor, aku masih berusaha bersikap biasa.
"Ya udah hati-hati yaa.."
"Ya, makasih Da-in, katanya sambil berbalik badan"
Berikutnya aku langsung memacu motor ke kos.
Di atas kasur, pikiranku masih berkecamuk akan peristiwa tadi.
Gelisah, bolak balik bantal..
Asli aku kaget banget.. Ga biasa-biasanya dia kayak gini.
Bahkan ini baru pertama kalinya.
Aku juga merasa terlalu ikut campur sih..
Tapi kan maksudku baik, pengen dia bahagia..
Apa benar aku ngelakuin ini buat kebahagian dia..
Atau untuk memperlihatkan ke dia kalau aku tuh biasa aja..
Seneng dia merit..
Aaahh.. Tak tahulaahh.. Pusing juga mikirinnya..
Jam 3 pagi gw baru tertidur..
#..versi beyonce...
di muntilan gw dapet gratisan tomat..
belom tentu dia laki2..
mas2 banyung lencir itu apa kbr yah..
.
@peacock jangankan loe, Indra aja jg merasa aneh. Yang ada malah salah paham ujungnya. Tapi tenang mas, nanti itu ada penjelasannya. Dia termasuk alur cerita. Makanya aku ga bisa jelasin dgn detail. Semoga menjawab yah mas.
kita liat aja gmn ntar. Hehehe..
Hahahaa.. Ga kalah lah Tian yang ini dibanding punya Titi.
Siaap. Thx bro.
lanjut ya ceritanya bagus...