It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Nunggu ending
Ayo cari, pengen dpt sentuhanx, spa tau dpt bonus kyk om heheh #ngarep
badanku terasa sangat segar..
sangat segar
mungkin karena pijatan hafid atau karena plus-plusnya
tapi beneran....
aku tak sesegar saat ini.
udara sejuk angin gunung menerpa
sangat nyaman terasa.
tiba-tiba kurasakan hp di sakuku bergetar
aku berhenti dipinggir jalan
teguh menelpon
"mas....mas aji dimana?" suara teguh keras
"di jalan guh"
"mas aji jadi mampir tempatku to?"
"gimana ya? udah sore gini guh"
"mas aji harus mampir, nanti tidur ditempatku"
"hmmm...tapi aku capek banget nih guh, nanti kamu pijitin ya?"
"beres mas..pokoknya mampir ya"
"oke...ketemu di terminal saja ya"
"ohh..ya mas...aku tunggu"
kumatikan hp..
aku tersenyum
hmmmm...sungguh asyik, habis dipijat hafid, sebentar lagi dipijat teguh yang super cakep.
wahhhh...tak sabar aku.
dengan cepat kutambah laju kendaraanku
aku tak sabar ketemu teguh saat ini.
Aku duduk di sisi ranjang
Kuambil nafas panjang.
Akhirnya aku tidur di tempat kost teguh.
Rencananya besok pagi buta akan kulanjutkan perjalananku kembali ke semarang.
Saat ini teguh sedang bersih-bersih di kamar mandi.
Tadi sore aku tiba di magelang
Dijemput teguh di terminal
Langsung menuju kostnya.
Seperti biasa….wajahnya sedemikian ceria
Berbinar cerah saat melihatku
Apalagi saat permohonannya agar aku tidur di tempat kostnya kupenuhi…
Dia terlihat sedemikian senang.
Malam harinya kugunakan untuk jalan-jalan menikmati kkota magelang yang sejuk.
Sangat jauh beda dengan semarang yang sedemikian panas…
Kota magelang menawarkan kesejukan
Banyak pohon rindang…
Dan….
Suasana juga tenteram
Banyak mahasiswa akmil yang sedemikian cakep berjalan teratur di sepanjang trotoar.
Sebuah pemandangan yang yang manambah gairah kota kecil ini.
Sepanjang perjalanan teguh tak henti-hentinya bercerita banyak hal..
Aku Cuma mendengarkan sambil membonceng sepeda motornya
Entahlah…
Aku sedemikian bahagia saat ini.
Bahagia lahir bathin tentunya
Setelah tadi siang dipijat oleh hafid…
Saat ini aku bersama teguh yang sedemikian menentramkanku.
Hmmm….hafid?
Sedang ngapain ya dia sekarang?
Akan kuingat selalu dirinya tentunya
Dan mungkin dimasa selanjutnya…
Dia akan kujadikan pemijat langgananku.
Pukul 10.10 malam…
Sangat hening
Magelang kalau malam memang sedemikian sepinya
Kurebahkan tubuhku…
Penat terasa setelah kutempuh sebuah perjalanan yang cukup jauh di hari ini.
Kutatap langit-langit kamar…
Kamar kost teguh tidak luas..
Tapi…cukuplah kalau hanya untuk tidur berdua.
Dia kost disebuah rumah tua di kawasan magelang barat.
Teman kostnya ada dua yang masing-masing menempati kamar tak jauh dari kamar teguh.
Tuan rumahnya tidak tinggal bersama
Jadi…disini bisa bebas tanpa ada rasa nggak enak hati pada pemilik rumah.
Pintu terbuka…
aku kembali duduk menyambut kemunculan teguh.
Wajah teguh muncul..
Wajah yang luar biasa sempurna menurutku..
Ada bintik-bintik air di wajahnya membuatnya terlihat segar untuk dipandang.
Teguh memang luar biasa..
Dia memiliki kesempurnaan yang tak dimiliki oleh laki-laki manapun
Wajahnya perpaduan ganteng…cakep…tampan…cute ditunjang dengan tingkah lakunya yang sopan.
Sempurnaa…
Kadang aku merasa tak ada apa-apanya dibanding dengannya.
Memandangnya memberikan rasa sejuk yang susah untuk digambarkan..
Menyelimuti sanubari.
Teguh perlahan mendekatiku.
“mas aji….ayo rebah mas..” ujar teguh pelan.
Aku menoleh kaget
“rebah? Maksudmu?”
Teguh tersenyum, bibir kemerahannya bergerak pelan menggetarkan anganku.
Sejenak aku terbengong.
“kan udah kubilang tadi di telpon, kalau aku akan pijit mas aji”
“ohhh…nggak usah guh, udah malem…lagian kamu juga capek kan?’
“ngga pa pa mas….ini kan pertama kalinya mas aji di kostku, mas aji juga pasti jauh lebih capek, habis dari solo kan?”
“guh”
“ya mas”
“sebenarnya….hmmm…tadi aku udah pijat kok”
Bola mata teguh sedikit terbuka
Keningnya mengernyit penuh tanya
“pijat? Maksud mas aji?”
“iya guh…tadi sambil nunggu kamu pulang kerja, aku pijet”
“ohh…pijet dimana mas?”
“di panti pijet tuna netra kok, yang jelas sekarang aku udah seger , udah nggak capek lagi guh, atau…kamu saja yang kupijat , kamu kan juga capek, seharian kerja guh”
“hehehheeh…nggak, aku tuh nggak pernah dipijet mas”
Perlahan aku berbisik di sisi telinganya
“nggak pa pa guh, entar pijet plus-plus guh” bisikku pelan
“hahahhaha” dia tertawa menampilkan gigi-giginya yang rata dan putih
Aku pura-pura cemberut.
“kok malah ketawa….uhhh ya udah kalau nggak mau”
“hahahhahah…mas aji ini, aku tahu kok, mas aji kan nggak bisa mijet…bisanya plus-plusnya saja, iya kan?”
“uhhh….yo wis kalau gitu, ayoo tidur!” ucapku pura-pura sewot.
“lho..mas aji nggak jadi mijet aku to?” ujarnya sambil mengerling menggoda
Wajahku langsung berbinar
“beneran…kamu mau aku pijet?”
“hahhahahaha…nggak!”
Kudekatkan wajahku ke wajahnya
Wajah teguh sedikit mundur menghindar
Aku tersenyum nakal
“hayoooo…beneran nggak mau kupijat?”
“iyaa….nggak mau” dia berkata lirih
Dengan cepat langsung kuraih pinggangnya
Kudorong cepat ke ranjang
Teguh terpekik kaget
“hahahhaha….udah mas..udahhhh…” dia meronta berusaha melepaskan diri dari belitanku.
“biarin!…kamu nakal yaa”
Sesaat kami terdiam
Tubuhnya meringkuk dalam pelukannya
Hangat…
Dia juga terdiam
Nafas kami terasa keras terdengar
Tanganku masih memeluk pinggangnya erat.
Pelan kurasakan telapak tangannya yang halus mengusap lenganku
‘udah mas….tidur saja yuk….udah malam” bisiknya
“hmmmm…” kudesakkan wajahku di tengkuknya
“mas….udahhh…” bisiknya lagi.
“guh…” bisikku lirih
“ya”
“aku kangen kamu guh” suaraku tercekat
Teguh hanya diam
Tapi…
Kurasakan nafasnya pelan menyertai hangat telapak tanganku di area perutnya
“mas tidur yuk” suaranya lirih dan parau
“guh..jawab dulu, kamu kangen denganku tidak?” tanyaku lirih
Sekali lagi dia kembali terdiam
“ayolah guh…kamu kangen aku tidak?”
“hmmm…iya” jawabnya lirih hampir tak terdengar
Kukecup lehernya
Dia sedikit menggelinjang kaget.
“guh” bisikku lagi
“iya mas”
“berbaliklah…”
“mas aji mau apa?”
“berbaliklah”
“mas…”
“berbaliklah guh”
Kurasakan tubuhnya bergerak pelan
Beringsut pelan memposisikan tubuhnya hingga berbalik …
Wajah kami beradu
Nafas panas bertemu
Hidung kami bertemu
Dan…
Matanya terpejam..
Seperti pasrah.
Kuelus pelan pipinya
Kusibakkan beberapa helai rambut yang menutup dahinya.
Guh…kamu cakeeeepppp banget
Aku benar-benar tergila-gila padamu.
Bibirmu merah
Pipimu putih kemerahan
Ranum…
Menggoda
Seperti buah yang siap kupetik
Siap kunikmati dalam setiap gigitanku.
‘guh…aku kangen kamu..kangen tawamu…kangen wajahmu…kangen dengan pipi ini…dengan bibir ini…dengan hidung ini…kangen dengan semua di dirimu guh…aku kangen guh…” ucapku pelan.
Wajahnya pelan menunduk
Seperti sengaja menghindar dari wajahku.
Kukecup pelan pipinya
Dan…
Pipinya merona ..
Bertambah merah…
Dia hanya terdiam
Kudekatkan bibirku ke bibirnya
Hangat…
Hembusan nafas kami beradu
Terasa panas menyesakkan dada
Serasa Membakar seluruh anganku.
Kubuka sedikit bibirku
Kulumat pelan bibirnya
Manis…..
Hangat…
Kuhisap
Kunikmati setiap detik di sentuhannya
Kuremas bahunya.
Tangan teguh juga merespon
Mengusap pelan lenganku
Seiring hisapan kuat dibibirnya
Tak dapat kugambarkan lagi
Dan….
Tubuhku serasa ringan
Melayang….
Tiba-tiba teguh melepaskan diri
Dengan cepat dia berbalik.
Melepaskan diri
Menggeser tubuhnya hingga sedikit menjauh dariku.
“mas…tidur saja ya…udah malem”
Aku mengambil nafas panjang
“tapi…aku belum ngantuk guh”
Tiba-tiba dia bangkit
Duduk sambil memandangku
Dia tersenyum…
Oughhh…aku takkan kuat memandang senyumnya.
Dia bangkit
Membuka lemari kecil
Dan…
Kulihat dia mengambil lipatan selimut di lemari
Aku masih melihat sambil berbaring
“mas…maaf”
“napa minta maaf guh?”
“hmmm…selimutnya Cuma satu mas….untuk selimut mas aji saja, biar aku pakai sarung saja mas”
Oh teguh…kamu sedemikian baik padaku
“guh…aku saja yang pakai sarung”
“nggak usah mas, aku biasa kok tidur pakai sarung”
Dia mendekatiku
Membuka lipatan selimut
Dan…
Pelan menghamparkan selimut diatas tubuhku
Aku seperti anak kecil saja
Tapi aku suka dengan perlakuan teguh terhadapku
Kupejamkan mataku
Dan kurasakan teguh juga berbaring di dekatku.
Kembali kutarik pinggangnya
Tubuhnya kembali merapat di tubuhku
Menghipit…
Hangat…
Kutarik sedikit selimut hingga ikut menutup tubuhnya
“mas…”
“guh….selimut ini cukup untuk berdua kok” ucapku pelan.
“mas…”
Aku tak peduli lagi
Kupeluk erat tubuhnya
Dia meringkuk membelakangiku
Kupeluk erat…sangat erat hingga serasa tak ingin terpisahkan.
Kembali kucium lehernya
Kuselusuri bagian belakang lehernya dengan lidahku
Kukecup pundaknya…
Dia menggelinjang pelan
“mas….” Bisiknya parau
Aku menghentikan aksiku di lehernya
“hmmm…ada apa guh?”
“sampai kapan mas aji akan seperti ini?” ujarnya lirih
Aku terperanjat kaget dengan pertanyaannya.
“maksudmu?”
“sekarang…hmm…maaf mas…”
“ya guh…ada apa guh?”
“maaf mas…aku tahu, aku tahu mas aji sekarang” ujarnya pelan
Aku kembali kaget
Jantungku berdebar keras
Walau sebenarnya aku tak tahu pasti arah pembicaraan teguh padaku.
“maksudmu?” tanyaku lagi
“maaf mas…lupain mas, sekarang kita tidur”
Aku penasaran..
Sangat penasaran dibuatnya
Dengan cepat kubalikkan tubuhnya
Kembali kedua wajah berhadapan
Berhimpitan…
Teguh memejamkan mata
Seperti tak berani menatapku.
“guh…buka matamu guh…buka sedikit…tatap aku guh….” Bisikku
Dia masih memejamkan mata
Wajahnya menunduk seolah menghidariku
“guh…ayolah…kita sudah lama saling mengenal kan? Kamu sudah kuanggap sebagai saudaraku…atau teman terdekatku…ayolah guh…buka matamu guh, tatap aku”
Perlahan teguh membuka matanya
Wajahnya masih menunduk
Kupegang kedua sisi wajahnya
Kutarik pelan
Dan kembali kutatap wajahnya
Kukecup pipinya..
“bicaralah….aku takkan marah kok, ayolah…”
Dia masih terdiam
“bicaralah guh…jangan buat aku penasaran”
“maaf mas”
“iya…sampai kapan kamu sungkan terus padaku guh”
Kurasakan hembusan keras nafasnya di wajahku
Teguh menarik nafas panjang
“maaf mas, saya tahu apa yang terjadi pada mas aji”
“maksudmu?”
“hmm…maaf mas…mas aji penyuka laki-laki?” tanyanya
Sebuah pertanyaan yang menohok hatiku seketika.
Aku sedikit tak percaya dengan pertanyaan teguh
“maaf mas…maaf jika saya lancang, Cuma…kadang saya berfikir, mas aji setiap ketemu aku pasti cium-cium aku, maaf…apa mas aji ini homoseks?”
Aku menarik nafas panjang
Memang ini semua perlu penjelasan…
Sudah sekian lama aku mengenal teguh
Dan…
Dia tak tahu jatidiriku sampai saat ini.
“guh..”
“iya mas”
“kamu takut denganku?”
Teguh menggeleng pelan
“tidak mas…”
“oke… kamu pengen jawaban dariku?”
“jika mas aji keberatan…nggak usah nggak pa pa mas”
“aku nggak tahu guh…aku sering kangen kamu guh, jika lihat kamu…aku selalu pengen bermesraan denganmu, maaf kan aku ya guh”
“nggak pa pa mas”
Kuusap pipinya
“aku….aku sayang kamu guh” bisikku lembut
“iya mas…aku tahu”
“kamu nggak suka aku ya guh”
“bukan mas”
“lalu?”
Kembali teguh menghembuskan nafasnya
“aku lelaki mas….dan…sepertinya sudah saatnya mas menyadari ini”
“iya guh, aku menyadarinya kok”
“ini salah….”
“salah?”
“iya mas…tidak seharusnya kita sesama lelaki saling mencintai mas”
“iya guh aku sadar, tapi aku tak dapat membohongi hatiku guh, aku memang menyayangimu”
Suasana hening
Sepertinya kami kehabisan kata-kata.
“mas…”
“iya guh”
“mas aji udah dewasa sekarang, sudah saatnya mas aji berubah, sudah saatnya mas aji memikirkan masa depan, dan…masa depan mas aji bukan aku mas…tapi dengan wanita mas…wanita yang akan meneruskan hidup mas…wanita yang akan menurunkan sosok-sosok kecil penerus hidup mas aji…disitulah sebenarnya seharusnya”
Kupeluk erat teguh
“makasih guh…iya…aku menyadarinya kok, aku sadar, bahwa hidup memang sebuah estafet guh…harus ada penerusnya, aku sadar kok guh”
“tapi…perlakuan mas aji terhadapku menunjukkan sebaliknya mas”
“iya guh, aku memang tak dapat membohongi diri kok guh”
“iya mas..”
“maafkan aku guh, kamu merasa tersiksa dengan perlakuanku ya guh?’
“nggak mas…nggak apa-apa mas”
“maksudmu…kamu juga menyukainya?”
Teguh terdiam
“aku tak tahu mas…”
“ayolah guh…berbicaralah secara jujur, biar nggak ada lagi yang mengganjal dihatimu”
Kembali dia terdiam
Kembali kuusap pelan pipinya…
Kuelus rambutnya
Dia terpejam….
“mas…sejak dulu aku ketemu mas aji…aku sering menyadari…aku sering kangen juga dengan mas…sering kangen saat-saat mas aji memperlakuakan aku dengan kelembutan, dan aku juga menyadari mas….ini salah…ini salah…karena tidak seharusnya aku kangen dengan mas aji”
Kukecup pipinya
“guhh…ternyata kita saling menyayangi” ucapku lirih dan parau
Kembali kupeluk erat tubuhnya
Hangat kembali menjalar di sekujur tubuhku
Kehangatan yang tak dapat kugambarkan.
“tapi mas…” bisiknya
“iya guh…napa?”
“aku…aku sedang berusaha menyanyagi orang lain mas” ujarnya lirih.
Aku langsung melepaskan pelukanku
“kamu suka lelaki lain?”
Dia menggeleng
“bukan lelaki mas…tapi cewek mas”
“ohh” aku tercekat
“makanya aku tak ingin…setiap kali mas aji menciumku, aku selalu berusaha menghindar, karena aku tak ingin ini jadi menyiksaku…tak ingin aku jadi terlena dan menikmatinya…aku tak ingin…tak ingin mas…karena ini hubungan yang salah”
“iya guh, aku sadari kok, kadang sifatku memang kekanak-kanakan ya….hanya menuruti hawa nafsu saja, maaf aku ya ….jika sekarang kamu udah punya cewek…lanjutkan hubunganmu guh, aku nggak pa pa kok, tapi…perlu kau ingat ya…tak ada satu orangpun yang mampu menghapus rasa sayangku padamu guh”
Tiba-tiba teguh memelukku erat
“makasih mas…mas aji tidak kekanak-kanakan kok, jangan khawatir ya akan kujaga rasa sayang mas aji…”
Dengan pelan dia merenggangkan pelukannya
Kedua belah telapak tangannya memegang wajahku
“biarkan kali ini aku yang cium mas aji” ucapnya tersenyum
Aku terbelalak kaget
Dengan lembut bibirnya melumat bibirku
Lembut..
Sangat lembut
Gerakan bibirnya menghisap pelan…
Sangat pelan
Hingga tanpa sadar mataku terpejam menikmatinya.
Dia melepaskan ciumannya
“kuharap ini ciuman terakhir kita mas….sudah saatnya kita mencoba berubah mas…tidak lagi mencintai lelaki….”
Aku tersenyum…
langsung kulumat bibirnya…kuhisap…
nafasku menderu…
“tidak guh…tidak…aku tak ingin semua ini berakhir….biarkan masing-masing dari diri kita berubah….tapi….aku tak tetap tak ingin ciuman ini berakhir.
Kembali kulumat bibirnya yang kemerahan
Manis…
Kupeluk erat tubuhnya.
Erat…
Seperti hati dan sayangku saat ini
Yang tak ingin semua ini berakhir.
Tamat.
@ndrew
@beepe
@nand4s1m4
@barli_ardiansyah
@ian_sunan
@4ndh0
@egosantoso
@antis
@esadewantara88
@aa_akew
@YANS FILAN
@ozy_permana
@WYATB
@barc
@matrix_boy
@arieat
@black2_gemini
@ularuskasurius
@yuzz
@klanting801
@DavidLiu
@tamagokill
@bayuwardana51
@gerryiskandar7
@greenbubles
@bi_ngung
@arjuna150586
@dewadewa
@jerukbali
@uchirama
@dickDevil69
@awangaytop
@imperfect angel
@feyrie
@kresna_wijaya
@just_PJ
@tjokro
@hikaru
@rynku
@eko_firmansyah
Maaf temen-temen, baru sekarang kutamatin cerita ini.
Kemaren-kemaren baru konsen dengan ibadah ramadhan.
Semoga tulisan ringan ini dapat menghidur semua yang membaca.
Maaf, jika aku nulis hanya sekedar nulis
Jangan bandingkan dengan penulis lain ya….
Tulisanku selalu amburadul
Tanpa aturan dalam menulis.
Tulisan yang lain tetap akan kulanjut sampai tamat
Tunggu saja lanjutannya.
Trims untuk yang dah baca, komen dan syukur-syukur tulis saran agar tulisanku semakin bagus.
(jujur aku pengen nulis seperti yang lain…tapi nggak bisa hehehehe”
O.O Cengo
DX Kecewa
>w< Gemes
T-T-T---TAMAT?!
Hanya itu?
Oh my godness! Aku kira bakal panjang! TToTT tapi yaudah, terserah TSnya deh~ yg pnting updet
Agak sedih dan galau endingnya.
Sesuai judul mbak...haha.