BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Bakal sulit cari utang, Bakrie makin miskin..

1235»

Comments

  • mending sempak ada lubangnya buat nge cek;

    kalo karung lak rapet bgtt...

    .
  • Ehh, kok aq beli karung, banyak bolong2nya yah.

    Udah gitu ditambel susah lg. Jd ga efektif aja makenya.

    *ini makna denotatif. Beneran karung beneran*
  • beli karung yg ISO mas;
    yg SNI;

    malu2 in deh gtu aja gatau...

    wee...
  • boljugg wrote: »
    http://regional.kompas.com/read/2013/07/13/2100369/Tertipu.Jenis.Kelamin.Istri.Laporkan.Suami.Ke.Polisi

    http://assets.kompas.com/data/photo/2013/07/13/2049425Pernikahan-sesama-jenis780x390.jpg

    Tertipu Jenis Kelamin, Istri Laporkan "Suami" Ke Polisi
    Penulis : Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati Sabtu, 13 Juli 2013 | 21:00 WIB

    Anti berbaju bunga, melaporkan suamianya (Reza) yang juga memiliki jenis kelamin perempuan, telah melakukan penipuan dan penggelapan.Pasangan sesama jenis ini baru menikah Siri selama lima bulan. | KOMPAS.com/ Kiki Andi Pati
    89
    447

    4

    KENDARI, KOMPAS.com - Sepandai-pandai menyembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Peribahasa lama itu terjadi pada Reza alias Anggi yang mengaku berjenis kelamin pria, padahal sejatinya ia seorang perempuan.

    Anggi menikahi seorang perempuan bernama Ati, warga Kelurahan Kambu, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Belakangan, Ati (32) melaporkan "suaminya" itu ke Mapolresta Kendari, setelah mengetahui pasangannya berjenis kelamin sama. Padahal mereka sudah menikah selama lima bulan.

    Tak hanya itu, Ati juga melaporkan pasangannya karena telah melakukan penggelapan dan penipuan. Pasalnya, Reza telah membawa kabur dan menjual sepeda motor miliknya. Kapolresta Kendari, AKBP Anjar Wicaksana dikonfirmasi membenarkan kasus tersebut.

    “Iya, laporannya kami terima semalam. Keluarga si istri melaporkan suaminya yang juga seorang perempuan, karena menjual sepeda motor milik istrinya. Dan baru diketahui ternyata pasangan ini sama jenis, yakni perempuan,” terang Anjar ditemui di Mapolsek Kendari, Sabtu (13/7/2013) malam.

    Namun demikian, kata Anjar, pihaknya tidak akan memproses pernikahan sesama jenis. Pasangan tersebut tidak tercatat secara resmi di Kantor Urusan Agama (KUA), lantaran menikah secara siri setelah mendapat persetujuan keluarga sang istri.

    “Kronologisnya, Reza yang mengaku sebagai suami tinggal serumah dengan Ati hanya seminggu, setelah itu dia (Reza-red) meninggalkan rumah dengan membawa sepeda motor milik istrinya.

    Saat diajak bertemu, Reza selalu menolak dengan alasan impoten,” jelas Kapolres Kendari.

    Selanjutnya, semalam Reza dijemput keluarga istrinya lalu dibawa ke rumah mereka di Kelurahan Kambu, Kecamatan Baruga, Kendari.

    Setibanya di rumah, jelas Anjar, tante sang istri memeriksa kelamin Reza dan diketahui ternyata ia berjenis kelamin perempuan.

    “ Setelah keluarga Ati mengetahui suami keponakannya itu berjenis kelamin perempuan, sontak keluarganya marah dan memukul Reza. Kemudian keluarga Ati menelpon polisi dan membawa Reza ke Mapolresta Kendari, untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya,” ujarnya.

    Anjar melanjutkan, pihaknya juga menerima laporan Reza atas pemukulan yang dilakukan oleh keluarga Ati.

    “Kami akan tetap memproses laporan kedua orang tersebut, namun kami fokus terhadap penipuan yang telah dilakukan Reza, setelah membawa menjual sepeda motor Ati, begitu juga dengan laporan yang diadukan Reza,” tegas Anjar.

    Dihadapan penyidik kepolisian, Reza mengaku sudah pernah menikah dengan seorang laki-laki dan memiliki dua orang anak. Ia juga mengaku, memiliki perasaan senang dan suka kepada sesama jenis.

    Saat ini, polisi masih melakukan penahan terhadap Reza yang merupakan warga Kabupaten Kolaka.

    The moral of the story: hati-hati ama yang sok suci dan gak mentingin sex, itu cuma trik kalo nggak untuk nutupin impotensi ya nutupin dirinya yang bukan laki-laki asli. Laki asli, homo atau lempeng, pasti terangsang kalo liat barang bagus (ganteng atau cantik)dan itu manusiawi. Selama rasa suka sama suka udah ada dan tidak melibatkan anak dibawah umur, rayakan dan bersenang-senanglah. Yang penting konsekwensi ditanggung masing-masing, apapun konsekwensi tersebut. Itulah sebabnya kegiatan sexual tidak diijinkan untuk melibatkan anak dibawah umur karena anak dibawah umur dianggap belum mampu menyelesaikan konsekuensi buruk akibat hubungan seksual, entah itu konsekuensi fisik ataupun emosional.
  • edited July 2013
    Sorry, double posted.
  • Iya mas @rawasari

    Tapi sebenernya kan mereka bisa pake dildo aja yah. Trus menjalani hidup bahagia.

    Maksudnya, kan dia udah sukak tuh ama 'suaminya'.

    Kadang orang-orang terkungkung dengan budaya, norma, dll. Melupakan esensi dasarnya. Saling suka. Asal ga melanggar hukum ya kanjut aja harusnya. Sepertinya yang mas sampe in di atas.

    Tapi istrinya pengen yang eslong yah.

    Eh, dibaca lagi, ternyata suaminya nyolong motoooorrr!

    Ini mah rampokkk!

    *huh udah cape2 analisis sana sini *
  • @indra_hunks, masa ketauan bukan lekong eslong setelah 5 bulan? Kalo alesannya adalah impoten, kenapa juga mempertahankan perkawinan yang notabene ngaku impotennya pasti di awal-awal bulan pas mau diajak "nyampur", ia kan?

    Kalo liat dari kasusnya, kayaknya ortu keluarga perempuan yang ngebet anak ceweknya minta dikawinin, buktinya kawin siri tanpa ngelibatin catatan sipil juga di'ayo'in.

    Ini juga salah satu bukti bahwa perempuan Indonesia belum mandiri, anak perempuan dijadi'in komoditas ngegaet laki-laki supaya si laki-lakinya banting tulang supaya ortu perempuan berharap bisa nebeng hidup ke mantu laki.

    Konsep emansipasi udah salah kaprah. Kesalahkaprahan ini kalo gak bikin perempuan jadi manja atau tetap jadi warganegara kelas dua yang gak akan pernah puas ama nasibnya.

    Dan sayangnya, agama juga yang bikin konsep emansipasi jadi salah kaprah. Kita liat aja ruang khusus wanita di transjakarta. Udah dibikin ruang khusus tetep aja nyari masalah nyampur di ruang laki. Giliran terjadi pelecehan seksual tetep aja laki-laki yang disalahin, padahal ruang untuk perempuan udah disedia'in.

    Harusnya, pemisahan ruang gak perlu ada. Seluruh penumpang, gak laki gak cewek dapet perlindungan yang sama terhadap pelecehan seksual dari aparat. Disitu konsep emansipasi baru tepat.

    Perempuan yang manja dan gak mandiri itu adalah sasaran empuk pelaku kejahatan karena mereka membuat diri mereka sendiri terlihat lemah. Liat aja kasus pencurian motor berkedok pernikahan ini. Kalo si perempuan atau keluarga perempuan terbiasa hidup mandiri, mereka bisa ngurangin kesempatan untuk bisa tertipu.

    Kadang geregetan kalo ngeliat perempuan Indonesia yang manja, dikit-dikit ngandelin sodara laki-laki, pacar atau suami. Pengen nyetir mobil tapi kalo ban kempes gak mau ganti sendiri, pengen bisa keluar rumah & kerja kayak laki-laki tapi berharap dapet cuti hamil dan posisi pekerjaan tetep ada pas kembali bekerja setelah cuti hamil. Apa perlu dibikin kayak dulu lagi dimana perempuan gak boleh ikut pemilu, gak boleh kerja, gak boleh keluar rumah, gak boleh jadi atlet dan batasan-batasan lainnya biar konsep emansipasi jadi lebih konkret?

    Sama itu ya sederajat, bukan lebih dari yang lain. Kasus diatas adalah contoh supaya perempuan harus diberdayakan supaya gak tertipu ataupun mendominasi orang lain karena emansipasi yang kebablasan, ia kan.
  • edited July 2013
    rawasari wrote: »
    @indra_hunks, masa ketauan bukan lekong eslong setelah 5 bulan? Kalo alesannya adalah impoten, kenapa juga mempertahankan perkawinan yang notabene ngaku impotennya pasti di awal-awal bulan pas mau diajak "nyampur", ia kan?

    Kalo liat dari kasusnya, kayaknya ortu keluarga perempuan yang ngebet anak ceweknya minta dikawinin, buktinya kawin siri tanpa ngelibatin catatan sipil juga di'ayo'in.

    Ini juga salah satu bukti bahwa perempuan Indonesia belum mandiri, anak perempuan dijadi'in komoditas ngegaet laki-laki supaya si laki-lakinya banting tulang supaya ortu perempuan berharap bisa nebeng hidup ke mantu laki.

    Konsep emansipasi udah salah kaprah. Kesalahkaprahan ini kalo gak bikin perempuan jadi manja atau tetap jadi warganegara kelas dua yang gak akan pernah puas ama nasibnya.

    Dan sayangnya, agama juga yang bikin konsep emansipasi jadi salah kaprah. Kita liat aja ruang khusus wanita di transjakarta. Udah dibikin ruang khusus tetep aja nyari masalah nyampur di ruang laki. Giliran terjadi pelecehan seksual tetep aja laki-laki yang disalahin, padahal ruang untuk perempuan udah disedia'in.

    Harusnya, pemisahan ruang gak perlu ada. Seluruh penumpang, gak laki gak cewek dapet perlindungan yang sama terhadap pelecehan seksual dari aparat. Disitu konsep emansipasi baru tepat.

    Perempuan yang manja dan gak mandiri itu adalah sasaran empuk pelaku kejahatan karena mereka membuat diri mereka sendiri terlihat lemah. Liat aja kasus pencurian motor berkedok pernikahan ini. Kalo si perempuan atau keluarga perempuan terbiasa hidup mandiri, mereka bisa ngurangin kesempatan untuk bisa tertipu.

    Kadang geregetan kalo ngeliat perempuan Indonesia yang manja, dikit-dikit ngandelin sodara laki-laki, pacar atau suami. Pengen nyetir mobil tapi kalo ban kempes gak mau ganti sendiri, pengen bisa keluar rumah & kerja kayak laki-laki tapi berharap dapet cuti hamil dan posisi pekerjaan tetep ada pas kembali bekerja setelah cuti hamil. Apa perlu dibikin kayak dulu lagi dimana perempuan gak boleh ikut pemilu, gak boleh kerja, gak boleh keluar rumah, gak boleh jadi atlet dan batasan-batasan lainnya biar konsep emansipasi jadi lebih konkret?

    Sama itu ya sederajat, bukan lebih dari yang lain. Kasus diatas adalah contoh supaya perempuan harus diberdayakan supaya gak tertipu ataupun mendominasi orang lain karena emansipasi yang kebablasan, ia kan.

    sexist & mysogynist. IMO.
Sign In or Register to comment.