Hari ini minggu sore, hari dimana aku akan meninggalkan kota Jogja dan kembali ke kampung halamanku .
Sekarang, aku sedang berada di stasiun kereta Lempuyangan , menunggu tibanya kereta yang akan mengantarku kembali ke kampungku, ditemani adik kandung ibuku yang biasa kupangil tante, beserta ketiga anaknya .
Kami duduk di kursi tunggu sembari memperhatikan orang orang yang lalu lalang dihadapan kami .
Tak lama, sepupuku berseru,
“ Bang Johanes, tuh keretanya udah dateng ! “
Anak kedua dari tiga bersaudara itu menunjuk ke arah datangnya kereta yang sudah kunanti nanti .
Kereta berhenti, Tanteku kemudian menggendong anaknya yang paling kecil sambil mengantarku ke dalam kereta , sementara sepupu laki laki dan perempuanku sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kereta sesaat setelah kereta berhenti .
Aku kemudian mengikuti mereka, ditangan kanan ku sudah ada koper berukuran lumayan besar, yang terisi oleh pakaian pakaianku .
dipunggung ku gendong tas ransel, isinya makanan untuk dimakan di kereta dan ada juga yang dibawa untuk oleh oleh .
Aku dan tanteku mencari kedua saudaraku yang ternyata sudah mencarikan tempat duduk yang akan kugunakan untuk beristirahat sambil menunggu kereta tiba di kota asalku .
“ Aries, Tasya, makasih yo ! Kalian emang baik sama abang . Pasti ada maunya to ? “
Ledekku .
Si kecil Aries hanya meringis, tapi kakaknya, si Tasya menjawab ;
“ Kalo iya emang abang bisa kasih yang kami minta po ? “
Dia menjulurkan lidahnya .
Aku menghampiri mereka berdua, tapi Albert kecil yang ada dalam dekapan tanteku tiba tiba menangis, akhirnya tantekupun keluar dari kereta,
agar tidak mengganggu penumpang lainnya .
Kutaruh koper dan ransel di kursi yang ada dihadapan dua saudara ku . Lalu kududuk diantara mereka, dan sambil mengusap rambut mereka,
“ Tunggu abang sukses nanti, baru apa yang kalian minta bisa abang belikan “
Ucapku diakhiri senyuman .
Teeeetttttt !!
Kereta sebentar lagi akan segera berangkat . Untungnya saudaraku sudah mencarikan tempat duduk untukku, sehingga aku tak perlu repot repot mencari dengan berdesakan .
Kedua saudaraku memelukku dengan erat . Mereka berseru ;
“ Hati hati dijalan ya bang ! Besok liburan ketemu lagi ! “
Kakak beradik itupun turun, dan aku bergeser, memutar kepalaku ke jendela yang terletak di samping kursi tempatku duduk .
Diantara kerumunan orang yang sedang mengucapkan kalimat perpisahan mereka kepada sanak saudara masing masing, aku masih bisa melihat tante, Albert kecil, Aries, dan Tasya yang melambaikan tangan .
Akupun membalas lambaian tangan mereka .
“ Dadah ! “
itu kalimat yang bisa kulihat dari gerak bibir mereka .
Kemudian mereka berbalik dan pergi menjauh
Miaw ! Miaw ! Hapeku berbunyi .
To : Jones
Heh jelek, coba kamu liat ke arah jam sembilan dari jendela sebelah tempatmu duduk !
Sender : Tomcat
He ? Tomcat ada di stasiun juga ?
Aku melihat keluar jendela, sesuai apa yang diperintahkan .
Dia .
Dia, disana, dibalut jaket coklat pemberianku, dengan dipadu jeans 3/4 yang bewarna hitam pekat .
Melambaikan tangan padaku ,
“ Nak, boleh saya duduk disini ? “
Ucap suara yang cukup membuatku kaget .
Aku menoleh ke arah suara,
Seorang ibu beserta anak perempuan yang bisa kusimpulkan kalau itu adalah anaknya ,
“ Oh, boleh ibu, silahkan .
Oh ya, bolehkah saya menitipkan tas ini sebentar ? “
Aku menggeser tasku ke pojok agar ibu dan anaknya itu bisa duduk .
“ Baiklah nak “
Ucap ibu itu ramah .
“ Terima kasih ”
Aku langsung berlari keluar, tak peduli lolongan cerobong kereta api yang menyuruhku dan penumpang lainnya agar segera naik .
Tapi tiba tiba terdengar pengumuman yang menyatakan bahwa keretanya ditunda pemberangkatannya sekitar sepuluh menit .
Berarti masih ada waktu untuk menemuinya .
Kucari tempat dia tadi berdiri . Tapi agak susah, karena disini puluhan orang yang berlalu lalang .
Aku terus mencari . Dan ketemu .
Dia dengan rambut british emo nya .
Mengenakan jaket atau jemper couple yang bergambar laki laki memegang separuh hati dari samping kanan.
Pada saat yang sama, aku juga mengenakan jaket bergambar pria memegang separuh hatinya lagi di samping kiri .
Sebenarnya, jaket itu berbeda pasangan .
Seharusnya Perempuan dan Laki laki .
Tapi berhubung saat itu ada dua jenis, (Laki kiri Perempuan kanan, dan Laki kanan Perempuan kiri)
Makanya kuambil laki kanan dan laki kiri nya.
Mungkin waktu itu adalah hari yang bagus .
Dia melangkah menjauh menuju pintu keluar stasiun, tak tahu jika aku disini mengejarnya .
Aku berlari menghampirinya, dan disaat aku berada tepat dibelakangnya kututup kedua bola matanya .
Tangan putihnya yang lembut berusaha melepaskan tanganku yang menutup matanya .
Ia berhasil, lalu berbalik .
Dari raut mukanya kulihat dia tampak kaget .
Tapi tiba tiba ia memelukku erat .
Seperti enggan untuk dilepaskan .
Kupeluk balik dia, kurasakan lembut dan harum tubuhnya, yang telah setahun ini menghiasi hari hariku . Kudengar isak tangis lembut dari bibir mungilnya .
“ Jangan pergi dulu , aku kan belum kasih jawaban ke kamu “
ucapnya disela isakkan
Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya .
Kulepas pelukanku dan kupegang kedua bahunya . Ia menundukkan kepalanya, enggan melihatku .
Kuangkat dagunya, agar ia menatapku .
Kuusap bulir bulir air mata yang meleleh diwajah tampannya .
“ Jangan nangis dong, tomcat harus semangat !
Kalo nangis gini jadinya jelek tau hehe “
Candaku
Dia malah membuat ekspresi merengut, membuatku tertawa .
“ Bhahaha, tau nggak ? mukamu itu udah kaya orang mau buang sesuatu lho ! “
Dia yang tak terima kemudian meninju pelan bahuku .
“ Yeh, ditangisin malah ketawa ketawa .Udah ah aku pulang aja ! “
Dia berbalik pergi, segera kuraih pergelangan tangannya .
Kutarik dia kembali kepelukannku .
“ Jangan ngambek dong “ aku memohon .
Dia melerai pelukanku . Dan menepuk pipiku seperti yang biasanya ia lakukan saat kami bercanda di sekolah .
“ Aku nggak ngambek kok J “
Kucubit kedua belah pipinya .
“ He eh . tau ngga sih, kamu tu bikin gemes “
Dia hanya tersenyum .
Aku ingin menggodanya lagi .
“ Oh ya, kamu kan belum kasih tau aku kenapa kamu kesini “
Kulihat roman mukanya terlihat merah . Malu rupanya .
Ia berbalik badan karena tau mukanya berubah merah seperti udang rebus .
Disekelilingku masih ada orang orang yang menunggu kereta berjalan . Dari samping kanan kami kulihat ada anak kecil laki laki dan perempuan berumur sekitar 6 sampai tujuh tahun bersama orang tua mereka , duduk bersama , yang laki laki dipangku ibunda nya dan yang perempuan dipangku ayahnya .
Mengingatkanku pada Ibu, Adik, dan Ayah tiriku .
Seperti dulu, disaat kami menunggu kereta berjalan di jalur rel masing masing yang ada dikotaku .Saat itu, jika kereta mulai meninggalkan stasiun aku dan adikku akan bertepuk tangan dan ibuku akan memelukku sementara adikku digendong ayah nya .
Ayah tiriku .
Oh ya . Aku kembali memfokuskan diriku pada remaja lelaki sebayaku yang ada dihadapanku .
“ Tom ? “ Panggilku .
Ia berbalik .
“ Iya ? “
Aku melangkah menghampirinya . Dan kemudian kusuruh ia duduk dibangku yang biasa digunakan untuk menunggu .
Aku berjongkok dihadapannya . Kutautkan jemariku pada jemarinya .
“ Jadi ? “
Ia bingung .
“ Jadi apanya ? “
Akupun mengedipkan mataku .
“ Memangnya perkataan sekaligus pertanyaanku kemarin harus diulang kembali ? “
Ia tersipu . Akupun kembali mengulang kata kata yang sempat kukatakan padanya tempo hari .
“ Maukah seorang pangeran tampan yang ada dihadapanku menerimaku sebagai belahan hati ? “
kuambil dompetku dan kukeluarkan kalung hati yang terbagi menjadi dua .
“ Jika kamu mau menerima, ambil salah satu kalung dan kuminta pakaikan itu kepadaku .
Tetapi jika kamu menolak, ambilah salah satu dan buang kemanapun kamu suka “
Aku memejamkan mata . Kuulurkan tanganku yang memegang dua buah kalung setengah hati yang jika disatukan akan menjadi hati yang utuh .
Kurasakan tangan halus mengambil salah satu diantara 2 kalung yang ada ditelapak tanganku . Dan tak disangka, kurasa ada hembusan nafas ke arah tengkuk ku . Akupun membuka mata .
Kalung itu, ada dileherku .
Bandul berbentuk separuh hatinya menjuntai kebawah, menggapai dadaku . Aku langsung berdiri dan memakaikannya kalung yang satu .
Dia memelukku kembali .
Dan aku bertanya .
“ Tau kenapa aku pilih kalung hati yang dibagi dua ini ? “
Dalam dekapanku dia menggelengkan kepalanya .
“ Karena , separuh hati ada diaku, dan separuh ada dikamu . Maka jika kita bersama, hati itu akan selalu utuh,
Mungkin, jika separuh hatiku ngga ada aku ngga bakal bisa hidup,
Tapi kalau kamu aku nggak tau deh … “
“ Aku juga nggak bakalan bisa hidup kalo separuh hatiku hilang , “ balasnya .
Aku melepaskan pelukanku . Lantas aku berkata ;
“ Jadi, tolong jaga separuh hati ini dengan baik ya “
Aku menggenggam kalung yang kupakai .
“ Selalu “
Teeeeet !!
Kereta berbunyi . Segera akan berangkat .
Aku mengusap rambutnya dan mengecup keningnya .
“ Hati hati disini ya, Aku sayang kamu “
Pamitku .
“ Aku juga sayang sama kamu “
Kuberbalik dan melangkah menuju pintu kereta . Tapi ternyata Tom mengerjarku . Aku berbalik .
Ia menghambur dalam pelukanku . Dan tiba tiba saja ia menciumku .
“ Hati hati ya, “
Ia langsung berbalik dan berlari . Sempat kulihat bulir bulir air matanya menetes saat ia berlari menjauh .
Aku masuk kembali kedalam kereta , dan menuju ke tempat dudukku tadi . Banyak penumpang yang memperhatikan aku ,
Mungkin karena tadi mereka melihat Tom mencium bibirku .
Ah sudahlah .
Aku duduk berhadapan dengan ibu dan anaknya yang tampak tertidur pulas dalam pelukan serta pangkuan ibunya .
“ Nak, tadi itu teman atau pacarnya ? “
Tanya ibu yang ada didepanku .
Aku membenahi koper , kuletakkan dibawah kakiku, sementara ranselku ku rangkul .
Lalu aku bergeser, duduk disebelah jendela, menyandarkan kepalaku, kemudian menjawab .
“ Dia pacar saya , sampai kami bertemu kembali nanti “
Kereta mulai berjalan.
Disana, diufuk barat, ada Matahari yang mulai kembali ke peraduannya .
Sepertinya, Senja sudah tiba .
Comments
Makasih,
Ini cerpen, kilas baliknya Johanes dari cerita Salam Terakhir (belum diposting)