saya terkadang selalu berpikir apakah jadi gay itu sebuah pilihan hidup ataukah sudah takdir tuhan??? di setiap sy termenung itu yg slalu terbesit dlm pikiran..sy pernah mendengar bahwa di jaman nabi pun ada suatu kaum yang memang semuanya pecinta sesama jenis tp mereka semua di musnahkan oleh tuhan karena kelakuannya itu...apakah penerus kaum itu masih ada sampe skrng?? sy tdk tau...yg jelas saat ini tak bisa di bohongi perasaan saya nyaman dengan laki2 daripada perempuan..saya takut ini adalah sebuah dosa besar,dosa yg takkan termaafkan..siapa yg ingin terlahir menjadi seorang gay?? tak ada yg mau 1 lelakipun seperti itu tp perasaan ini timbul dg sendirinya dan berkembang sampe skrng..
apakah solat,amal ibadah,puasa dan pahala lain akan terhapus. semuanya hanya karena sy seorang gay??? ini jelas tak adil..
tuhan sendiri yang menciptakan rasa ini tetapi kenapa tuhan juga yang melarangnya...
saya harus bagaimana sekarang?? slama ini sy slalu tertekan dengan pemikiran2 seperti ini..
Comments
Salam kenal, gw John. Mau ngomentari soal thread yang lo pasang di Boyzroom.
Nanyain "kenapa aku jadi gay" itu sama dengan pertanyaan "kenapa mata aku hitam tapi mata dia coklat," atau "kenapa dia kidal," atau "kenapa pohon ubi akarnya bisa kita makan," atau "kenapa bunda dan ayah heteroseksual," dan sejumlah pertanyaan lainnya tentang sesuatu yang 'udah dari sononya begitu' alias alamiah alias ditetapkan Sang Pencipta Ciptaan demikian.
Kalok ada yang bilang, bermata hitam itu pilihan, berarti pernyataan ini juga valid: bermata biru adalah pilihan.
Ada yang bilang, kidal itu sebetulnya bisa berubah jadi tidak kidal (berarti menulis dengan tangan kanan), berarti, kita musti bisa bilang hal yang sama: yang tidak kidal itu sebetulnya bisa berubah jadi kidal.
Sebagai manusia, kita harus memilih. Betul, kan, say? Selama kita hidup di dunia, kita dihadapkan pada banyak pilihan.
Nah, setelah sadar bahwa kulit lo berwarna sawo matang, lo lalu punya pilihan.
Pilihan 1, berbohong. Repot-repot tiap beberapa waktu secara rutin membeli produk pemutih (atau pemerah atau penghitam atau penghijau atau apapun warna kulit yang diterima di masyarakat tempat lo tinggal) dan mendidik segala pikiran, gerak-gerik tubuh, dan lain-lainnya supaya semua orang yakin dan percaya bahwa kulit lo warnanya ... . Harus itu. Bisa gawat kalau mereka tau warna kulit lo lain dengan warna kulit mereka.
Pilihan 2, jujur. Hidup bahagia (dan hemat, pastinya, karena tidak perlu bela-beli produk pembiru kulit) dengan rendah hati menerima segala kelebihan dan kekurangan lo sebagai manusia sebagaimana telah digariskan Tuhan, termasuk mengakui dan memeluk fakta bahwa warna kulit lo adalah hitam, DAN menjalani kehidupan sebagai seorang manusia biasa yang kebetulan warna kulitnya hitam.
Pilihan 3, ... Ah, no need. I think you got my point by now.
Jadi, kecenderungan seksual menyukai lawan jenis bukanlah pilihan. Itu emang udah dari sononya. Menjalani kehidupan dengan cara apapun, itu baru pilihan.
Menurut gw.
makasih john atas penjelasannya yg amat sangat masuk akal...mungkin ini udah bakat alamiah yg tdk di miliki semua cowok hehe
terkadang sy slalu terjebak dlm pertanyaan2 yg sulit jawabannya,,mungkin saat ini sy akan menjalani hidup seperti mengalirnya air kemanapun perasaan itu pergi sy akan mengikutinya..
Wah, pastinya. Seisi BF juga hampir bisa dipastikan semuanya pernah ngerasain, pak.
Emang tidak enak menjadi seperti bukan diri sendiri, tapi itulah cobaan dan pilihan yang harus di tentukan. Baik buruknya kita yang rasakan.