Kemarin malam gw melihat acara talkshow di TV one yang membahas tentang kasus pelecehan atlit-atlit tennis oleh pelatihnya di Pelatnas.
Yang menariknya adalah kasus pelecehan seksual ini menyangkut tentang homoseksualitas dan sex dengan brondong.
Kata para korban, pelaku sudah melakukan pelecehan seksual terhadap anak didiknya sejak lama jadi banyak kakak angkatan mereka pun yang terkena sexual abuse.
Satu dari korban-korban yang diwawancarai oleh TV One malah tidak mau lagi bermain Tennis akibat trauma yang sangat mendalam. Dia mau bermain tennis lagi kalau pelaku sudah dipenjara.
Jujur, di satu sisi gw merasa tersindir dengan kasus ini, karena gw pun menyukai brondong. Di satu sisi akal gw bilang bahwa pemerkosa dan penjahat kelamin memang harus dihukum.
Kasus ini memberikan pelajaran bagi gw bahwa cowo straight tidak semuanya sex maniac, dan walaupun sex maniac, diperkosa atau dilecehkan secara seksual bukan termasuk fantasi atau hasrat seksual mereka.
Comments
Yang ga mau maen tennis lagi, dia ngomongnya sampe mau nangis lho. Mungkin akumulasi dari rasa kesal, marah, ketidakberdayaan, dan malu.
Modusnya memang klasik, jadi korban-korban itu disuruh nginep di rumah pelaku, terus pelaku nyuruh korban tidur bareng dengan pelaku, lalu korban dipaksa peluk-peluk pelaku dan berhubungan intim dengan pelaku.
Sebenernya sex atas dasar suka sama suka juga dilarang, karena rentan terkena penyakit menular. Apalagi ini pemerkosaan, speechless deh.
@alco
Siapa sih homo yang ga tertarik dengan brondong str8, jelas pelaku memilih anak didiknya yang manly dibanding botty-botty yang ngondek itu.
Kalau orang nafsu birahinya sudah diubun-ubun maka akal dan hati nuraninya bisa dibilang hilang untuk sementara . Mungkin pada awalnya pelaku sadar bahwa perbuatannya sangat beresiko menghancurkan karir dia, tapi saat rasa horny melanda, pelaku kalap dan lupa daratan.
Ya, pelatihnya yg melakukan sexual abuse. Terkadang aku berfikir bahwa seharusnya seorang pelatih itu harus di tes psikologi dulu. Jangan sampe seorang penderita hypersex jadi pelatih sebab pasti dia akan mengabuse anak didiknya.
@Henry_13
Sebagai pelatih dan seseorang yang telah dewasa seharusnya dia bisa menahan nafsu bukan malah diperbudak oleh nafsu.
Kalau memfoto candid sebatas dada atau bisep sepertinya bukan pelecehan seksual. Tapi kalau memfoto candid cowo yang sedang telanjang baru itu pelecehan seksual.
Kok bisa ya si pelatih itu melakukan sexual abuse berkali-kali?. Apa ga bosen maen "batangan" terus?
Jadi sex itu ibarat zat adiktif, menimbulkan kecanduan. Tak ada kata bosan, yang ada hanya ingin melakukannya lagi, lagi dan lagi...
aku juga masih brondong lo