BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Bintang yang Tak Sempurna

Selamat pagi, sore, malam semuanya. .
Gue baru nih di bf, gk baru juga sih, kelamaan jadi silent reader, hehe
Malam ini gue mau ngepost cerita fiksi bkinan gue, judulnya "Bintang yang Tak Sempurna"
Sebelum baca ceritanya prhatikan dlu ya, gue ga akan masukin adegan2 seks ke dlm ceritanya, so buat yg ngarep di crita ini bkal ada adegan hot nya, mending jgn baca ya dripada kecewa. .
Cerita ini bner2 fiksi, ngarang maksimal, gue gatau apakah tmpat yg gue sebutin di cerita ini nyata adanya ato enggak, trus nama tokohnya juga super ngarang. .

Mohon maaf klo ada ksalahan penulisan, gw gak ngecek ulang, hehe
Buat yg mau ngomen silahkan, tapi gue berharap komentarny bukan asal ngritik tanpa ngasi saran ya. .
Semoga terhibur ya, dan pesan ceritanya dapet :)
«1

Comments

  • Part I : Sebuah Pagi dan Sebuah Lamunan

    Namaku Andrew Alva Newton, umurku sekarang 21 tahun. Aku adalah mahasiswa sebuah universitas di kota hujan, Bogor. Teman-temanku biasa memanggilku Endru, karna menurut mereka Alva atau Newton adalah nama panggilan yang aneh. Orang tuaku dulu memberiku nama ini karna mereka berharap suatu hari nanti aku bisa pintar dan cerdas seperti Thomas Alva Edison dan Sir Isaac Newton.

    Aku adalah seorang insan yang lahir di Kota Bandung 21 tahun yang lalu, dan tentunya di Bogor ini sekarang aku tinggal di sebuah rumah kost. Bersama dengan 2 orang sahabatku yang juga berasal dari kota kembang, kami berjuang menuntut ilmu demi masa depan kami. Kedua sahabatku itu bernama Ibrahim Adam dan Agus Salim. Meskipun kami menuntut ilmu di jurusan yang berbeda, namun kami tinggal di sebuah rumah kost yang sama dimana rumah kost ini memiliki 3 kamar di dalamnya.

    Pagi itu adalah hari Minggu, kegiatan utamaku di pagi hari ini adalah lari pagi. Aku memag sudah rutin melakukan hal ini tiap hari Minggu, minimal inilah olah raga yang bisa kulakukan ditengah kesibukan kegiatan perkuliahan. Seperti biasa aku mengenakan sebuah kaos berwarna cerah, celana pendek, dan sebuah sepatu, tidak lupa aku juga membawa handuk dan earphone yang menempel di telingaku untuk mewarnai pagi ini dengan alunan musik. Di sepanjag jalan aku melihat banyak orang lain yang juga melakukan olah raga pagi, sesekali aku melihat perempuan dengan pakaian minim mereka, sungguh pemandangan yang membuat rasa kantukku hilang. Ada juga beberapa orang yang terlihat bergerombol, mereka semua adalah laki-laki, melihat hal itu terpikir dalam benakku bahwa mereka adalah kumpulan orang penyuka sesame jenis.

    Setelah berlari sejauh 5Km, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti sejenak untuk istirahat di sebuah taman. Keadaan saat itu sungguh indah, dan kesejukan taman membuatku enggan untuk beranjak. Hampir terlelap dalam ketenangan, di tempat itu aku melihat seorang laki-laki yang sedang duduk menyendiri tepat di depan tempatku beristirahat. Sepertinya dia juga baru saja selsai berolah raha, mengenakan jaket hoodie, celana pendek, sepatu putih dan sebuah topi. Penampilannya yang agak aneh itu membuatku memerhatikannya beberapa saat. Dia terlihat sedang melamun, sambil sesekali melihat langit, dia juga seringkali melihat beberapa pria yang berhamburan di taman itu. Entah angina apa yang mendorongku, rasanya aku ingin mengenal laki-laki itu, namun terlambat karna saat aku hendak menghampirinya, dia sudah beranjak dari tempat duduknya.

    Pagi itu aku melihat banyak hal, orang-orang yang melakukan aktivitas pagi, wanita berpakaian minim, laki-laki yang bergerombol, dan seorang laki-laki yang menyendiri di taman. Masih terbayang wajah laki-laki itu, entah kenapa rasanya menarik untuk diperhatikan. Sadar bahwa lamunanku telah terlalu jauh, aku segera pergi dari taman itu untuk kembali ke tempat tinggalku
  • Part II : Ketidaksengajaan

    Aku sedang duduk di taman dimana aku sering melamun, meskipun taman bukanlah tempat favoritku, namun karna suasananya yang tenang dan udaranya yang sejuk membuatku betah di sini. Setelah sekitar 1 jam hanya terdiam sambil menenangkan diri, rasa bosan akhirnya menghantui, akupun memutuskan untuk berjalan di sekitar taman.

    Taman saat itu terlihat cukup sepi, karna memang bukan hari libur, meskipun tetap terlihat beberapa pasangan yang tengah memadu cinta mereka. Pandanganku yang terus tertuju kepada orang-orang di taman itu membuatku lupa untuk memerhatikan jalan yang aku pijak, dan akhirnya aku tersadar ketika aku menendang sesuatu. Ternyata aku menendang sebuah ponsel, langsung aja aku ambil ponsel itu karna takut ada kerusakan, untung saja ponsel itu terilhat baik-baik saja. Pikiran jahat pun muncul, aku ingin memiliki ponsel itu , sebuah ponsel yang terlihat mahal dan berkelas. Namun pikiran itu segera hilang ketika aku membayangkan seandainya ponselku juga hilang dan ditemukan orang lain, sesegra mungkin aku mencari kontak yang mungkin bisa dihubungi. Akhirnya aku menemukan kontak “My Phone 2” , langsung saja aku menelpon kontak ini menggunakan ponsel yang baru saja aku temukan. Ternyata yang menjawab adalah seorang laki-laki, dia terdengar kaget saat aku mengatakan ponselnya tertinggal di taman.

    Sekitar 15 menit kemudian, seseorang menghampiriku, dia mengenakan kaos berwarna biru lengkap dengan celana panjang dan sepatunya, serta sebuah topi yang menempel di kepalanya. Saat melihat orang itu, aku terkaget sejenak karna ternyata orang itu adalah laki-laki yang pernah aku lihat sebelumnya di taman ini. Dengan terengah-engah, dia pun bertanya padaku memastikan bahwa aku orang yang dia tuju. Akhirnya ponsel itu pun aku kembalikan kepada pemiliknya, tak lupa dia mengucapkan terimakasih kepadaku. Orang ini terlihat ceria, karna saat dia pertamakali menyapaku keceriaannya sudah terlihat dari cara dia berbicara.

    Akhirnya kita pun berkenalan, orang ini bernama Jerry, dan setelahnya kita berbincang sejenak. Sekali lagi aku terkaget karna mengetahui kalau dia menuntut ilmu di tempat yang sama denganku, aku pun memberitahunya bahwa aku pernah melihat dia duduk sendirian di taman ini. Ternyata dugaanku benar, Jerry adalah orang yang sangat ceria dan mudah berteman dengan orang lain. Tidak sampai 30 menit kita sudah akrab layaknya kawan yang telah lama saling kenal, dan di ujung perbincangan kami pun bermaksud untuk saling bertukar nomor ponsel kami. Aku pun segera berdiri untuk mengambil ponselku yang terjebak dalam saku celana, sesaat setelah aku kokoh berdiri, entah kenapa badanku rasanya goyah. Aku mencoba untuk mengembalkan kestabilan badanku, namun badanku terasa semakin lemah, pandanganku mulai kabur, mataku sesekali mulai menutup. Jerry sontak terkaget dan segera memegang pundak ku, sejenak aku merasakan kenyamanan namun aku tidak bisa mendengar apa yang Jerry katakan. Akhirnya dengan segala ketidakberdayaan, aku jatuh pingsan dan semuanya menjadi gelap, seseaat sebelum aku terjatuh aku sempat mengingat bahwa aku belum bertukar nomor ponselku dengan Jerry, namun terlambat. .

    Tak lama kemudian, mataku terbuka dan aku melihat cahaya di atas kepalaku, ternyata cahaya lampu. Aku pun segera menegakan badanku untuk melihat apa yang terjadi, ternyata aku sudah berada di kamarku. Mengingat apa yang telah terjadi, aku pun segera keluar dan segera bertanya kepada Adam kemana Jerry pergi. Namun Adam tampak bingung, dia mengatakan bahwa tidak ada seorangpun temannya yang datang hari ini, lagipula ini masih pagi. Lalu aku segera melihat keluar jendela, dan aku pun sadar bahwa apa yang terjadi padaku adalah sebuah mimpi. Rasanya sungguh aneh menyadari bahwa ini adalah mimpi, tapi aku memang benar-benar bertemu dengan orang itu, aku masih ingat tampangnya, gayanya, cara dia bicara, dan ya akupun merasa sedikit sumringah mengingat bahwa dia menuntut ilmu di kampus yang sama denganku. Sadar bahwa aku tidak sempat mencatat nomor ponselnya, aku merasa kesal, tapi bukankah ini hanya mimpi? Aku pun akhirnya kembali ke kamarku untuk merebahkan badanku sekali lagi, dan aku masih bisa mengingat dengan jelas ketidaksengajaan dalam mimpiku yang entah kenapa membuatku merasa senang.
  • Lanjut dunk
  • lha..??? cmn segini ??
  • edited February 2013
    @harya_kei oke :)

    @Gabriel_Valiant belomm, masih ada terusannya kok, sabar ya :)
  • Part III : Indahnya Persahabatan

    Terbangun dari sebuah mimpi yang aneh terus membuatku terbayang akan kejadian di dalamnya, namun aku segera bergegas untuk melakukan aktivitasku hari ini. Tidak ada perkuliahan hari ini, begitupun dengan kedua sahabatku, mereka terlihat sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton televise, sementara aku bergegas pergi ke kamar mandi untuk melakukan rutinitas pagi. Sesekali aku mendengar kedua sahabatku terkekeh dan terbawa terbahak-bahak, sepertinya mereka sedang menonton sebuah acara humor. Adam dan Agus adalah teman yang sangat baik, mereka selalu membantuku saat aku dalam kesulitan. Kami bertiga adalah lulusan dari sekolah menengah yang sama di kota kembang, meskipun dulu kami tidak pernah belajar dalam satu kelas. Persahabatan kami dimulai sejak mengetahui bahwa kami memiliki hobi yang sama, yaitu bermain game. Kami bertiga sangat menyukai permainan jenis RPG (Role Playing Game), selain menyenangkan kami juga banyak belajar Bahasa Inggris dari bermain game.

    Adam adalah seorang pemuda kelahiran Aceh, dia dan keluarganya mengungsi dari tempat kelahirannya itu tepat setelah terjadi bencana alam yang sangat besar menimpa Aceh. Dia mengatakan bahwa dia merindukan kampong halamannya, di sana dia dibesarkan menjadi seseorang yang tegar dan disiplin. Meskipun hidup dalam keluarga yang cukup keras, namun Adam adalah seorang pemuda yang ramah. Adam adalah idaman banyak wanita sewaktu di SMA dulu, dia memang memiliki paras yang tampan yang berbeda dengan pemuda di Bandung pada umumnya. Meski demikian, Adam adalah laki-laki yang setia, dia hanya memiliki seorang pacar dari sejak SMA hingga sekarang. Sepertinya wanita itu sangat beruntung memiliki Adam yang berparas tampan ditambah dengan keramahan hatinya.

    Sementara sahabatku yang lain yaitu Agus adalah pemuda kelahiran Bandung layaknya aku. Dia adalah pemuda yang sangat rajin, namun seringkali ceroboh. Pernah suatu ketika tugasnya di kampus selesai di hari tugas itu diberikan, namun karna kecerobohannya tugas itu tidak dia bawa ketika hari dimana harusnya tugas itu dikumpulkan datang. Mungkin saking tenangnya dia lupa untuk membawa tugasnya itu ke kampus. Agus memiliki perawakan yang tegap dan cukup tinggi, dia adalah orang yang paling tinggi diantara kami. Memiliki paras yang tampang juga membuatnya menjadi incaran wanita-wanita di sekolah, namun entah kenapa sampai sekarang dia masih belum punya pasangan.

    Aku merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka, Adam sering mengingatkanku dalam hal kedisiplinan, sementara Agus selalu mengingatkanku untuk menjadi pemuda yang rajin. Meskipun aku tidak setampan mereka, namun aku sempat didekati oleh banyak wanita di SMA dulu. Hingga detik ini, aku telah berpacaran sebanyak 3 kali, durasinya tidak selama Adam dengan pacarnya, paling lama pun hanya 6 bulan. Aku sering merasa cepat bosan dengan pasanganku, entah kenapa di titik kebosanan itu aku merasa hubunganku denga pasanganku terasa hambar dan tidak ada niatan sama sekali untuk mempermanis hubungan kami.

    Setelah selesai melakukan kegiatan di kamar mandi, aku pun ikut bergabung bersama denga sahabatku di ruang tengah, ternyata mereka baru saja selesai menonton film si kotak kuning yang aneh namun konyol. Akhirnya kami pun terlibat dalam sebuah dialog
    Adam : “Eh lo liat deh, si Pink dan si Kuning itu kok deket banget ya, kayaknya lebih dari sahabat”
    Aku : “Itu kan Cuma fiksi Adam, begitu aja bikin lo kepikiran”
    Agus : “Eh iya bener gue juga ngerasa heran dengan persahabatan mereka..”
    Adam : “Iya mereka tuh terlalu so sweet. .”
    Aku : “Kayak lo sama pacar lo ya Dam ? haha”
    Adam : “Gak segitunya juga, gue ga pernah bikin jadwal ‘Nothing to do’ saat gue nunggu pacar gue”
    Aku : “Iya lah gue juga tau, emang apa yang lo pikir tentang mereka?”
    Adam : “Kayaknya mereka homoseks deh. .”
    Agus : “Duh lo ngaco banget deh, masa persahabatan yang manis gitu dibilang homoseks”
    Adam : “Ya abisnya kedekatan mereka lebih daripada kedekatan gue sama pacar gue”
    Aku : “Oh jadi lo cemburu ceritanya..?”
    Adam : “Enggak lah, masa gue doyan sama bintang laut”

    Kata-kata terkahir Adam membuat kami tertawa, meskipun tidak begitu lucu namun membayangkan Adam bersanding dengan bintang laut berwarna pink itu memang konyol.

    Malam hari telah tiba, saat itu jam menunjukan pukul 20.30 WIB, pada saat seperti ini biasanya aku sedang memeriksa buku catatanku dan reminder di laptop untuk memastikan tidak ada tugas yang terlewat. Dalam malam yang hening itu aku berteriak dengan spontan ketika menyadari bahwa aku belum melakukan editing untuk laporan praktikum yang telah kulakukan 3 hari yang lalu. Sialnya besok laporan ini harus dikumpulkan untuk diperiksa, dan menyadari laporan ini berisi 25 halaman membuatku merasa lemas tak berdaya.

    Adam dan Agus yang keheranan segera mengetuk pintu kamarku dan menanyakan apa yang terjadi, saat kubuka pintu aku melihat wajah mereka yang kebingungan sekaligus khawatir. Lalu aku pun menceritakan laporanku yang belum selesai aku kerjakan, dan mereka hanya terkekeh di depanku. Dengan rasa kesal aku hampir membanting pintu kamarku, namun hal itu tidak terjadi karna Agus menawarkan bantuan untuk mengedit laporanku diikuti dengan Adam yang juga menawarkan bantuan. Raut mukaku yang semula lemas sekarang menjadi ceria, tanpa pikir panjang aku menerima tawaran mereka untuk membantuku, dan hampir saja aku memeluk mereka. Tapi Adam segera mengentikanku sambil berbicara seolah dia terusik, namun setelah itu dia tertawa diikuti dengan tawa dariku dan Agus. Persahabatanku sungguh terasa manis, bukankah ini normal? Rasanya terlelalu berlebihan untuk menganggap kami pecinta sesame jenis, rasanya persahabatan itu pada hakikatnya tidak mengenal gender. Layaknya si kuning dan si pink yang sering berbagi kasih sayang sebagai sahabat. .
  • sepi banget :(
  • Part IV : Kampusku dan Dia

    Pagi itu aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampusku, karna hari ini ada praktikum yang penting. Sementara kedua sahabatku sepertinya masih terlelap dalam tidur mereka setelah membantuku semalam, jadwal mereka di kampus untuk hari ini adalah pukul 13.00, sehingga aku hanya pergi seorang diri.

    Kampusku pagi itu sudah cukup ramai dipadati mahasiswa yang bergelimangan buku tebal, aku lihat kebanyakan dari mereka sedang sibuk membaca buku teks yang cukup berat. Laboratorium tempatku praktikum hari ini terletak cukup jauh dari pintu masuk kampus, di sepanjang jalan aku menyapa beberapa temanku yang juga memiliki jadwal kuliah pagi ini. Seketika pandanganku tertuju pada sebuah lapangan olah raga yang cukup luas, di sana aku melihat sekumpulan pria yang sedang bermain bola basket. Aku pun memicingkan mataku ketika aku merasa ada seseorang yang ku kenal diantara pemuda-pemuda itu, pemuda itu terlihat mengenakan sebuah topi. Tenggelam dalam pandanganku pada orang itu, aku dikagetkan oleh seseorang yang menabrakku dari belakang. Ternyata dia adalah teman sekelasku, dia terlihat terburu-buru. Melihat dia berlari aku segera melihat jam di ponselku, astaga ternyata 1 menit lagi aku sudah harus duduk dengan manis di meja praktikum hari ini, tanpa pikir panjag aku segera berlari menyusul temanku.

    Praktikum hari itu terasa sangat membosankan karna aku mendapat giliran dosen yang berbicara layaknya sebuah buku teks yang tebal. Selain itu aku pun masih terpikirkan orang yang kulihat tadi pagi di lapangan basket, rasanya aku kenal orang itu. Tapi apa daya aku tidak bisa terlalu memikirkan hal itu karna aku harus fokus melaksanakan praktikum hari ini. Di tengah kesibukan praktikum, aku merasakan getaran di ponselku, ternyata ada sebuah sms masuk dari orang tuaku, beginilah kira-kira percakapan kami lewat sms
    Ibu : “Alva kapan kamu mau pulang? Ada yang mau ibu kasih ke kamu..”
    Aku : “Hari minggu ini bu, Alva juga udah mulai kehabisan perbekalan, hehe”
    Ibu : “Oh iya udah, yang rajin ya belajarnya, nanti kalau kamu jadi pulang kasih kabar dulu ya”
    Aku : “Iya bu. . .”

    Aku memang sudah hampir 2 bulan tidak pulang ke rumahku, padahal perjalanan Bogor-Bandung tidak begitu memakan waktu yang lama, namun kesibukan di kampus membuatku harus tetap tinggal di kostan demi kelancaran kegiatanku.

    Praktikum akhirnya usai pukul 12.00, aku pun segera beranjak dari laboratorium menuju tempat yang membuat pikiranku terganggu. Saat itu aku berdiri di lapangan basket yang aku lewati tadi pagi, tapi aku tidak melihat orang itu. Dari arah berlawanan aku melihat teman-temanku melambaikan tangan mereka dengan isyarat mengajakku untuk bermain bola basket. Tanpa pikir panjang aku segera menghampiri mereka, aku memang sudah cukup lama tidak bermain basket dan aku ingin mencurahkan kerinduanku dengan bermain bersama mereka. Aku merasa sangat senang karna aku bisa bermain basket lagi dengan teman-temanku, keringat bercucuran di kemejaku yang berwarna putih polos. Setelah permainan siang itu selesai, aku segera duduk untuk beristirahat dan menanggalkan kemejaku. Ternyata kaos yang ku kenakan juga telah dihiasi keringat, lebih banyak dibanding keringat di kemejaku. Aku pun memutuskan untuk menanggalkan kaos dan menggantinya dengan kemeja saja. Saat itupun kulit badanku yang putih segera tersorot sinar matahari, entah kenapa rasanya ada yang memerhatikanku saat aku mengganti baju. Belum selesai mengistirahatkan badaku yang lelah, aku mendapat sms dari Agus, dia mengatakan bahwa kunci kamarku tertinggal dan aku harus segera menghampirinya untuk mengambil kunci itu sebelum dia mulai perkuliahan.

    Masih dalam keadaan yang lelah, aku berlari menuju fakultas dimana Agus melakukan kegiatan perkuliahannya, meskipun tidak jauh namun rasa lelah yang menimpaku membuat perjalananku ke sana terasa sangat lama. Sesekali aku terhenti karna badanku sangat lelah, nafasku terengah-engah dan aku mulai merasa lemah. Saat aku mencoba untuk meneruskan berlari, pandanganku mulai kabur dan badanku mulai goyah. Di saat yang sangat tidak menguntungkan itu, sekilas aku melihat ada seseorang di depanku, sepertinya aku mengenalnya. Orang itu adalah seorang laki-laki yang mengenakan topi, dia terlihat berlari menghampiriku, sebelum dia sampai aku sudah terjatuh pingsan di tengah perjalananku menuju tempat Agus.
  • lanjuuuut... Lumayaaan...
  • saran ya,, klo bisa banyakin dialognya biar feel ceritanya dapet,,, padahal banyak loh kejadian yang bisa kamu explore buat menghidupi ceritanya misalnya kejadian dibantuin tugas, ditabrak di jalan, atau sms temen. nah klo di bikin ke bantuk dialog cerita bakal terkesan lebih hidup.
    jangan terlalu banyak deskripsi, bakal bikin orang malas dan capek baca. liat aja text book, deskripsi semua kan, orang2 ga mau baca :D
    deskripsi cukup buat gambarin tempat suasana atau karakter aja,,, klo interaksi antar tokoh sebaiknya di bikin dialog.

    maaf ya klo komennya terlalu panjang,,
    lanjut bro
  • Ħõ`öĦ atuh ti lanjutken iye ceritana!
  • bener..
    saya jg jd males baca karna kepanjangan deskripsi dikit dialog.
    jadinya critanya cm searah aja..
    aku aku aku dan aku...
    #kasih TS nya mirai ocha! :p
  • hehe okedeh :)
  • @yuzz di tagihin mirai ocha tuh :p
  • @chibipmahu mirai ocha nya masi dibawa sm Quon tuh..
    cb km tanya quon dimana dia simpen stok mirai ocha nya.. :D
Sign In or Register to comment.