*****
“Vin, kak Kenzo lagi dirumah sakit, apa kamu engga mau menjenguknya?” isi pesan singkatku pada Kevin. Tapi tak ada balasan.
Pintu UGD terbuka. Kulihat seorang dokter muda keluar dari kamar UGD.
“Dok, apa yang terjadi dengan kak Kenzo?” tanyaku pada Dokter itu.
“Dia kecapean aja kok dik, dia sekarang sedang istirahat. Jadi jangan ganggu dia dulu” kata dokter itu seraya meninggalkan aku.
Aku tak sepenuhnya mempercayai omongan dokter itu, bola matanya memancarkan suatu kebohongan.
Aku melihat dari jendela, kulihat kak Ken sedang tidur, aku khawatir dengan keadaan dia sekarang.
Aku tertidur diruang tunggu. Hingga aku bangun, kulihat jam sudah menunjukakakn pukul 07.00. Hari ini aku izin dari sekolah kar’na aku ingin menemani kak Kenzo kar’na keluarganya sedang berada diluar kota. Aku memberanikan diri untuk masuk kedalam ruangan kamarnya, kulihat ia masih tertidur. Dan aku duduk disampingnya.
Kutatapi wajahnya yang putih, bersih, begitu damai wajahnya. Aku merasa ada sesuatu yang beda darinya.
Ya! Dia semakin kurus. Kukecup pelan keningnya.
“Morning sweety” katanya pelan hampir tak terdengar.
“Maaf sayang, aku uda bangunin kamu” kataku dengan sesal.
Ia hanya tersenyum.
“Sayang, kamu engga sekolah? Sekarang kan bukan hari Minggu” tanyanya memulai percakapan.
“Engga. Aku lebih milih buat nemenin kakak disini. Lagian juga keluarga kakak masih ada diluar kota. Jadi ga mungkin aku ninggalin kakak sendiri disini dengan keadaan kakak yang seperti ini. Kakak kenapa bisa sampai seperti ini? Kamu sakit apa sayang?” tanyaku padanya dan menggengam tangannya erat.
“Aku cuman kecapean aja sayang. Kamu ga usah khawatir.” Jawabnya sambil tersenyum
Arrggh... Aku ingin teriak. Kenapa kamu bilang engga apa apa, sedangkan keadaan kamu seperti ini. Hati aku berkata lain!
Seorang suster masuk kedalam kamar sambil membawa sarapan untuk kak Kenzo.
“Kenzo, sarapan dulu ya” kata perempuan itu.
“Iya sus, nanti aku yang membantunya sarapan” jawabku dan Kenzo hanya tersenyum.
“Baiklah. Sarapan yang banyak ya Kenzo, biar cepet sembuh” kata suster itu sambil menaruh bubur di atas meja.
“Iya sus. Terima kasih” kini Kenzo yang menjawab. Suster itu pun pergi meninggalkan kami berdua kembali.
“Sayang, sarapan dulu yah. Biar cepet sembuh kata suster tadi” ajakku sambil mengambil bubur yang tadi ditaruh diatas meja.
Kenzo hanya tersenyum sambil mencoba bangun dari tidurnya agar bisa makan.
“Aaa-aaaa”
“Eumm-mmm. Kamu engga sarapan sayang? Maaf yaa hari ini aku ga bisa masakin Nasi Goreng kesukaanmu lagi hehe” katanya disela sela makannya.
“Engga apa apa kok sayang. Ga usah khawatirin aku.” Kataku melanjutkan membantunya makan.
*****
Setelah beberapa hari aku izin dari sekolah hingga orang tua Kenzo datang dari luar kota, akhirnya aku kembali kesekolah lagi. Tapi aku tak bisa konsentrasi dengan pelajaran kar’na aku khawatir dengan keadaan Kenzo.
Dan suatu hari aku pergi ke Rumah Sakit untuk menjenguk Kenzo, aku melihat sesosok perempuan. Aku masuk kedalam kamarnya. Kulihat perempuan itu sedang asik mengobrol dengan Kenzo. Perempuan itu cantik, putih, bersih, berambut panjang. Dia tersenyum melihat kedatanganku. Dan disofa kulihat kedua orang tua Kenzo.
“Hey, gimana kabar kamu? Lama tak menjengukku?” tanyaya padaku sambil tersenyum manis.
“Maaf kak, akhir akhir ini aku sibuk. Maklum udah kelas 12.
Pagi Om, Tante” Jawabku sambil menyapa kedua orang tuanya.
“Pagi nak Yogi, bagaimana kabarnya?” tanya Mamanya Kenzo.
“Baik tante” jawabku yang dibalas senyum oleh Ayah Kenzo.
“Oh iya, kenalin ini Indah, anak rekan kerja Ayah aku dan Indah kenalin ini Yogi.” katanya.
“Hai, Yogi” ajakku berkenalan.
“Indah” sambil bersalaman.
“Ohiya nak Yogi, tante titip Kenzo yaa, soalnya Tante, Om sama Indah harus pulang dulu.” Kata Mama Kenzo sambil memegang pundakku.
“Ah Mama, memang Ken ini barang apa? Yang bisa dititip?” katanya sambil memanyunkan bibirnya. Kita semua tertawa kecuali Kenzo.
“Oh, iya tante, tenang saja. Aku bakalan jaga kak Kenzo” sahutku pada Mamanya Kenzo.
Mereka pun keluar dari kamar.
***
“Sayang, Indah itu siapa?” tanyaku padanya sambil duduk disampingnya.
“Oh dia itu orang yang mau dijodohin dengan aku”
Aku langsung terdiam mendengar ucapan itu.
“Tapi tenang aja, aku uda bilang ke Mama Papa kalau aku ngga mau dijodohin dan akhirnya aku sama Indah hanya sekedar teman saja. Hehehe “ sambungnya yang membuat hatiku lega.
“Ohiya sayang, minggu depan aku ada rencana ikut study tour yang diadakan oleh sekolah, rencananya aku akan pergi ke Bali. Kakak izinin aku ga?” tanyaku sambil mengupas apel yang ada dimeja.
Ia terdiam beberapa menit. Raut wajahnya berubah menjadi sedih.
“Oh iya sayang, aku izinin kok. Asal kamu jangan selingkuh yah disana. Hehe” jawabnya seketika menghilangkan raut sedihnya.
“Ahahaha, tenang aja sayang, nanti aku engga selingkuh kok, cuman cari cowo lain aja. Wkwkkw” candaku padanya.
“Iish sama aja sweety” katanya sambil mencubit pipiku.
“Aaw sayang, sakit tau.” jawabku sambil memegang pipiku.
“Kamu juga sih..” jawabnya sambil mencium pipiku. “Udah ga sakit kan?”
“Ehehe iya sayang” sahutku sambil cengengesan.
“Dasar kamu”
*****
Seminggu kemudian setelah aku kembali dari Bali, aku berniat untuk datang kerumah Kenzo. Kar’na saat aku ke Rumah Sakit, aku lihat kamarnya sudah kosong, jadi aku pikir ia sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Setibanya dirumahnya, aku melihat bendera kuning, aku berpikir siapa yang meninggal?
Pikiranku berkecamuk. Aku dengan buru buru masuk kedalam rumah dan aku melihat Indah sedang duduk disofa sambil memandangi foto seseorang.
“Kak Indah, siapa yang meninggal? Kak Kenzo dimana?” tanyaku panik.
Ia tak menjawab, ia hanya menangis sambil sesenggukan.
“Kak Indah, jawab aku! Kenzo dimana? Om Tante dimana?” tanyaku semakin panik. Aku bangun dari dudukku dan meninggalkan Indah, mencari keberadaan Om dan Tante, tapi Indah memegang tanganku.
“Kenzo udah meninggal” katanya cepat. Aku terdiam. Aku seperti dikutuk menjadi batu. Badanku gemetar. Mataku perih!
“Tiga hari lalu ia meninggal kar’na penyakit kanker darah yang ia derita selama ini. Sebelum kepergian kamu ke Bali, aku ingin memberitaumu tentang semua ini tapi Kenzo tak mengizinkan aku untuk memberitaumu. Ia tak mau merusak acaramu dan membuatmu sedih. Dia bilang biarkan kamu yang tau sendiri ketika kamu pulang dari Bali.” Katanya panjang lebar.
Tangisku pecah, aku seperti orang lumpuh. Kakiku tak mampu menopang tubuhku. Semua tubuhku lemas, aku terduduk sambil tak henti hentinya menangis.
“Kenapa? Kenapa dia merahasiakan semua ini? Kenapa ia tak memberi tauku dari awal. Kenapa? KENAPA TUHAN?” kataku dalam hati.
***
Indah mengajakku pergi melihat makam Kenzo. Sesampainya disana, tangisku yang tadi sudah mereda, kini pecah kembali melihat orang yang aku cintai kini terkubur didalam sana, bersama cintaku, sayangku dan semua kisah indahku bersamanya.
“Kak Kenzo, kenapa ninggalin aku secepat ini? Kenapa kakak tega ninggalin aku sendiri?” aku menangis sesenggukan. Tak kuasa aku menahan rasa sakit ini.
“Gi, Kenzo udah cerita semua tentang hubungan kalian. Tentang hubungan kamu yang hancur dengan Kevin. Semuanya ia ceritakan.” Kata Indah sambil merangkul pundakku.
“Kak, Aku Cinta Kenzo. Aku Sayang Kenzo. Aku Butuh Kenzo.”
“Sudah.. sudah, dia disana pasti juga sedih melihat kamu seperti ini. Kamu coba tenangin diri ya. Ini sudah jalan Tuhan.” kata Indah menenangkanku.
******
Malam harinya aku memberanikan diri berkunjung kerumah Kevin.
“Tookk.. Tokk.. Tokk..” aku mengetuk pintunya dan kulihat Kevin membukakan pintu namun ketika melihatku, ia kembali menutup pintu tapi aku mencegahnya.
“Tunggu Vin, ada yang aku ingin bicarakan dengan kamu. Sebentar saja.” kataku.
Dia mengajakku kekamarnya dan kami duduk berhadapan.
“Vin, kak Kenzo meninggal 3 hari lalu” kataku memulai percakapan dengannya. Kulihat ia membelalakakakn matanya tapi ia berkata
“Kamu datang kesini hanya untuk memberitau itu padaku? Ga Perlu. Ga Penting.” Jawabnya cuek.
“Vin, bagaimanapun dia tetap temanmu. Sahabatmu.” Sanggahku.
“Udahlah Gi, mending kamu pulang aja” jawabnya sambil bangun dari duduknya dan membuka pintu kamarnya.
“Vin, DENGERIN AKU!” kataku agak teriak.
“Aku menolakmu dulu semata mata bukan kar’na aku jadian dengan Kenzo. Tapi kar’na kamu udah punya pacar. Putri, kamu sangat sayang dia, aku tau itu jadi aku ga mungkin jadi perusak hubungan kalian. Lagian aku takut kehilangan kamu jikalau suatu saat nanti kamu putus denganku dan kamu membenciku.” jelasku padanya.
“Udahlah, aku ga mau denger omong kosongmu itu. Aku muak. Mending kamu pulang aja.” suruhnya.
“Vin.” Aku mengguncang badannya, kulihat ada raut kesedihan dalam wajahnya. Aku memutuskan untuk pulang kerumah. Selama dijalan dan dirumah aku masih menangis. Merasa kehilangan sesosok Malaikat indahku. Kak Kenzo, aku rindu pelukan hangatmu.
Keesokan harinya aku datang ke rumah Kenzo, dan ketika aku masuk kedalam rumah, aku melihat Om Tante dan Indah sedang berkumpul diruang tamu. Aku melihat mereka masih bersedih, terutama Tante kulihat ia masih menangis.
“Kebetulan kamu kesini Gi, semalam ada cowok yang datang kesini dan dia menitipkan surat ini untuk kamu.” Kata Indah sambil memberikan ku surat berwarba biru.
“Dari siapa kak?” tanyaku sambil memgambil surat tersebut.
“Engga tau Gi, dia engga ngasih tau namanya. Dia kemari hanya memberikan surat itu & menanyakan makam Kenzo.” Jawab Indah.
“Baiklah. Om Tante aku pamit pulang dulu yah. Kak Indah jagain Om sama Tante yah. Aku mau pulang dulu kar’na ada hal yang aku harus lakukan” jawabku.
“Iyaa Gi, hati hati.” kata Indah sedangkan Om hanya tersenyum dan tante masih menangis.
Sesampainya dirumah, aku membuka surat itu dan membacanya
“Dear Yogi,
Maaf kalau aku egois, maaf kalau diawal aku tak mau mendengarkan alasanmu, Aku hanya mementingkan perasaanku sendiri, Setelah aku mendengar alasanmu kemarin, Aku menjadi sadar bahwa kamu ga salah, akulah yang salah, maaf kalau aku sering menyakitimu. Aku akan keluar kota dan akan bertunangan dengan Putri
tapi sebelum aku pergi, aku mau ke makam Kenzo , aku ingin meminta maaf padanya atas semua kesalah pahaman aku selama ini pada kamu dan dia. Kamu jangan terlalu lama larut dalam kesedihan, aku yakin Kenzo juga pasti sedih melihat kamu sedih.
Bye Yogi....
I Will Miss You.
Kevin”
Aku hanya bisa menangis membaca itu.
“Tuhan, Engaku telah mengambil Kenzo, tapi kenapa kini Engkau memisahkan aku dengan Kevin. Kenapa semua ini terjadi padaku?
Aku ga bisa tanpa mereka. Mengapa dunia sekejam ini?”
Tak henti hentinya aku menangis. Aku meminta izin dari sekolah selama seminggu kar’na percuma juga kalau aku sekolah tapi aku tak bisa berkonsentrasi dengan pelajaranku kar’na aku hanya bisa menangis, menangis dan menangis.
“Pernah ada rasa cinta antara kita
kini tinggal kenangan
ingin kulupakan semua tentang dirimu
namun tak lagi kan seperti dirimu
oh bintangku
jauh kau pergi meninggalkan diriku
disini aku merindukan dirimu
kini kucoba mencari penggantimu
namun tak lagi kan seperti dirimu
oh kekasih
Pernah ada rasa cinta antara kita
kini tinggal kenangan
ingin kulupakan semua tentang dirimu
namun bayangmu selalu ada dalam setiap langkahku
jauh kau pergi meninggalkan diriku
disini aku merindukan dirimu
kini kucoba mencari penggantimu
namun tak lagi kan seperti dirimu
oh kekasih”
Sebuah lagu yang bisa menggambarkan isi hatiku saat ini. Kehilangan orang yang kita sayang dan cintai itu sangat sangat dan sangatlah menyakitkan. Tak bisa melihat senyumnya lagi, canda tawanya. Semua itu kini tinggal’lah kenangan. Kini kucoba menjalani hidup tanpa mereka, tanpa orang yang bisa membuatku tertawa, membuatku tenang, membuatku nyaman.
Tuhan, berikan tempat terindahmu untuk Kenzo, dan berikanlah kebahagiaan untuk Kevin.
END
Comments
Cm terkesan agak diburu... Hehehe menurut gw aja kali ya!!!!