Maaf sebelumnya, aku hanya ingin sekedar berbagi kisah saja..
Ota, begitulah aku sering memanggilnya. Dia salah satu sepupuku. Aku tak tahu berapa usianya. Yang aku tahu, di tahun ini dia akan wisuda akademi kebidanan. Orangnya baik, ramah, cantik.
Beberapa hari yang lalu, pacar Ota-ku menjemputnya untuk pergi ke pesta pernikahan temannya. Kejadian tragis menimpanya. Ota-ku mengalami kecelakaan saat di bonceng pacarnya. Dress panjang yang di kenakan Ota-ku terlilit oleh jari-jari motor pacarnya sehingga ota-ku terjatuh dari motornya dan baju yang dikenakannya terlepas dan terbawa motor. Naasnya, pacarnya tidak menyadari kejadian tersebut, maka dari itu dia terus melajukan motornya.
Entah, apa yang terjadi pada Ota-ku. Aku juga tidak mengetahuinya pasti. Yang kudengar, kepalanya membentur aspal dengan keras, sehingga mengalami pendarahan.
Dengan kondisi yang begitu memprihatinkan, orang-orang yang berada di sekitarnya, tidak segera menolongnya dan membawanya kerumah sakit terdekat, malah membiarkannya. Entah apa alasanya, mungkin mereka takut, atau merasa tidak enak pada Ota-ku yang memang dalam keadaan tidak berbusana lagi.
Untungnya, beberapa saat kemudian beberapa orang menolongnya, dan membawanya ke rumah sakit umum terdekat. Sampai disana, pihak rumah sakit hanya memberikan pertolongan pertama, dan mengatakan tidak sanggup menolongnya dan akhirnya Ota-ku di bawa ke rumah sakit lain yang cukup jauh, sekitar 4 jam untuk menempuhnya.
Ota-ku mengalami sesuatu pada otaknya. Entah, apa itu, aku tidak mengetahuinya persis. Sepertinya terjadi pembekuan darah pada otaknya dan sesuatu yang menyebabkan mata sebelah kiri Ota-ku tidak bisa dibuka. Sehingga ota-ku harus di operasi.
Orang tua Ota-ku yang saat itu sedang berada di luar kota untuk menghadiri salah satu acara penikahan, sangat shock karena mendengar berita itu. Putri semata wayang yang dimiliki orang tuanya mengalami kecelakaan.
Ketika pacarnya mengetahui kejadian tersebut. Pacarnya sangat merasa bersalah. Walaupun keluarga Ota-ku sudah melarangnya untuk menemui Ota-ku. Tetapi dia tetap berada di rumah sakit. Bahkan keluarganya berkata, “Kalau kamu disini terus, kamu bisa mati sama kami!” tetapi pacarnya Ota-ku tidak ingin pergi dan menjawab “Saya nggak akan pergi, ini juga salah saya. Biarin saya juga mati sama kalian.” Dia tetap teguh tidak ingin pergi dari rumah sakit dan terus berdo’a untuk kesembuhan Ota-ku.
Bisa dibilang harapan hidup Ota-ku kecil. Kalaupun dia hidup, dia harus cacat. Tapi, kami semua terus berdoa untuk kesembuhannya.
Dia anak yang baik, ramah, cantik. Sebentar lagi dia akan wisuda. Dia juga anak perempuan satu-satunya yang dimiliki orang tuanya. Dia selalu dimanja sama orang tuanya. Kini melihat anaknya berbaring lemah membuat orang tuanya sungguh sangat sedih.
Bahkan ayah Ota-ku sudah membelikan beberapa hadiah untuknya, Honda jazz, dan barang-barang mewah lainnya untuk menyemangati anaknya biar bisa tetap bertahan hidup, melawati masa-masa kritisnya.
Setelah melakukan operasi, keadaan Ota-ku membaik sementara, dia melihat seluruh ruangan yang menangis penuh haru di depannya. Dia tersenyum dengan air mata yang keluar dari matanya.
“Mah, jangan nangis, kalian jangan nangis. Aku sudah ngga apa-apa kok, aku sudah nggak ngerasa sakit lagi.”
Itu adalah kaliamt terakhir yang di ucapkannya, sebelum dia kembali koma dan tak terbangun lagi untuk selamanya.
Aku sungguh kasihan melihat keadaan orang tuanya sekarang, terlebih ayahnya yang mentalnya sedang terganggu sementara.
Semoga Ota diterima disisinya dan di ampuni segala dosa-dosanya, …
Kami selalu MENCINTAImu..