Bau musim kemarau menyengat kepenjuru ruang. Panas menyeruyak membuat ubun - ubun siapapun menggelak. Padahal matahari sudah menungging beberapa derajat ke barat, tak ayal apoy memeras saputangan untuk sekian kalinya.
"jadi keputusan mu tetap?"
"ya. Tak akan berubah" cetus apoy tanpa menoleh sedikitpun ke pria kekar dibelakangnya
"kau sengaja. Kau ingin membalas sakit hati mu"
"aku memang bodoh, tp tak senaif itu"
apoy bohong. Dia memang sakit hati. Dia ingin balas dendam. Pria didepannya itu pernah mencampakannya di den haag, saat altar dan cincin nikah sudah sudah dalam genggam.
"hati mu tak akan pernah terpaut pada wanita itu"
"itu juga kah yg kini kau rasakan? Setelah menikahi wanita mu 10 tahun yg lalu?" balas apoy sekenanya.
Sama - sama terdiam, Pertanyaan itu menggantung di gudang sparepart tempat apoy berkerja, diperusahaan mantan kekasihnya, yang kini menjadi boss nya.
Comments
"akhirnya qt bertemu boy ! Aku tak menyangka arman pernah tega menyantap kelinci semanis diri mu"
"ku harap kau sudah lama tau kalau dia punya bakat pedofil"
"biasa saja kok, dia seorang bisex aja aq g perduli"
"yang penting kau bs mendapatkannya?"
"ohh kau manis dan pinter apooy" puji carmen setelah menyesap marguitanya.
Apoy memenuhi ajakan carmen u/ bertemu dg terpaksa. Entah bagaimana caranya wanita berdarah latin itu mendapati nomor kontaknya disaat dia berusaha menjauh dari segala yg berkaitan dg arman, pria temannya beradu mulut tadi siang.
"apa yg kau inginkan carmen?"
pertanyaan itu dijawab carmen dg mengeluarkan sebuah undangan dari dalam tasnya.
"aku mau menyerahkannya secara spesial pada mu poy, pria yang paling istimewa dimata suami ku"
apoy hanya melirik jengah keundangan itu
"pesta ulang tahun arman? percuma aku tak akan datang"
"owwh jng begitu manis, sgt disayangkan kalo qt bermusuhan. Aku hanya mau jd teman mu"
Tahu Kemungkinan besar apoy tak akan datang, carmen buru2 mencari sesuatu dilaci meja hiasnya dan menemukan sebuah kartu nama. Sambil telentang bugil diranjang ebony yang mewah, carmen menyentuh beberapa digit angka di screen i-phone.
¤
arman makin mendempetkan tubuh mereka. Namun apoy tak gentar sedikitpun walau posisinya makin tersudut di gazebo taman.
"kenapa kau datang??"
Arman makin mendempetkan tubuh mereka. Namun apoy tak gentar sedikitpun walau posisinya makin tersudut di gazebo taman.
"kenapa kau datang??"
"aa. Aku. Bukan mau ku untuk kesini. Tunangan ku dan istri mu berteman di sosialita mrk. Dia memaksa ku ikut"
"mmhh.. Jd bukan mau mu?" desak arman setengah menggoda apoy. Didekatkannya bibir dan hidungnya dijidat dan rambut apoy yg spike membuat apoy makin panas dingin mendengar suara nafas arman yg menggoda
"jangan begini man, aku takut dilihat orang" hindar apoy sambil melirik2 kesekeliling takut ada tamu undangan yg memergoki kegilaan mereka.
"aku jauh lebih takut dr mu syg. Tp aku tak bs menahan diri" kembali arman memeluk apoy dr belakang. Tubuhnya yg besar membuat apoy terkunci
"berhentilah main-main man, sebentar lagi aq akan menikah"
desis apoy dingin membuat pelukan itu mengendur. Tak ingin dia menoleh melihat gurat kekecewaan di wajah arman.
Dikejauhan carmen menyungging senyum simpul. Kali ini ayahnya akan mempercayainya. Kali ini. Ya kali ini.
@obay : serius? Makasii