Aku mencoba buat tersenyum walau senyumuan itu sendiri terasa pahit, tubuhku bergetar tanpa bisa aku kendalikan, dadaku sesak!! Sepertinya paru paru sudah gak mau lagi bekerja mengalirkan darah kekepalaku. Aku terdiam, tapi bibirku bergetar keras seperti seseorang yang kedinginan karena salju yang turun tiba-tiba. Aku gak tau Perasaan apa yang sedang aku hadapi sekarang ini, senang, takut, sedih mungkin kata - kata itu Aku mencoba buat tersenyum walau senyumuan itu sendiri terasa pahit, tubuhku bergetar tanpa bisa aku kendalikan, dadaku sesak!! Sepertinya paru paru sudah gak mau lagi bekerja mengalirkan darah kekepalaku. Aku terdiam, tapi bibirku bergetar keras seperti seseorang yang kedinginan karena salju yang turun tiba-tiba. Aku gak tau Perasaan apa yang sedang aku hadapi sekarang ini, senang, takut, sedih mungkin kata - kata itu tidak cukup mengambarkan suasana hati yang lagi berkecamuk tapi aku mencoba menahan semua gejolak yang hampir meledak tersebut..
Semakin aku tahan semakin besar rasa bersalah itu, aku mencoba melupakan kejadian dua tahun lalu ketika aku dengan sengaja meninggalkan orang yang benar2 mencintaiku dengan sebuah kekecewaan, aku yang hanya ingin mencoba mendekati dunia itu semakin tertantang dengan kesepakatan yang telah aku buat bersama sekelompok teman2 yang tergabung dalan REOG.. REOG adalah sekumpulan mahasiswa yang Homophobic. Kami adalah sekelompok mahasiswa yang tidak rela kampus kami didiami oleh kaum Homo, kami benci kaum itu, kaum sesat yang hobinya hanya mengumbar nafsu dimana mana..
Aku disuruh mendekati sesorang mahasiswa yang terdeteksi Homo oleh kelompok kami, namanya Dion, dia anak seorang pengusaha barang barang antik, dia sangat pendiam dan jarang sekali berinteraksi dengan kampus, sehabis kuliah dia selalu pulang dan tidak pernah berkumpul bersama teman-teman lainnya, memang dia tidak kelihatan seperti kaum Homo tapi kami menilainya dari sekian banyak wanita yang mendekatinya dia selalu menolak.
dengan alasan itulah kelompok kami menjudge dia Homo. Dan untuk memperkuat Hipotesa kami maka aku diutus untuk mendekati tuh si homo dan membuat dia jatuh cinta padaku, setelah ketahuan maka kami dengan mudah mendepaknya dari kampus, teman-teman pasti bertanya kenapa aku yang dipilih? Yang pastinya akulah yang paling ganteng dan manis diantara semua anggota kelompokku (narsis dikit gpp kan)
Namanya dion, anaknya tinggi, berwajah oval dan sangat tampan, kulit wajahnya terawat, pakainnya selalu rapi.. Dia sungguh perfeksionis...
Begitu mudah bagiku mendekati Dion, itu karena orangnya baik dan tak banyak menuntut, dia sangat perhatian padaku, dia selalu berkata kalau aku adalah teman pertama yang sangat dia percaya dan sangat dia sayangi, sebulan mengenal dion membuat hidupku lebih berarti, dia mengajarkan aku arti sebuah persahabatan.mengajarkan aku tentang arti hidup sebenarnya. Dia orang kaya yang tidak bangga dengan kekayaannya, dia selalu mencari sendiri barang yang dia inginkan walau sebenarnya dia bisa mendapatkan itu dengan mudah.
Walau ini sebuah rekayasa tapi entah kenapa aku sangat menigmati kebersamaanku bersama dion, mungkin itu pula yang dia rasakan kepadaku, kami seperti sepasang kekasih yang kemana mana selalu bersama, dion seperti malaikat yang selalu menjaga dan menemaniku kemanapun aku ingin pergi, dia tidak pernah menolak apa yang aku minta sekalipun itu bertentangan dengan kebiasaannya
Jujur saat ini aku sangat membutuhkan dion, dia sudah seperti udara buatku. Aku tau dia sangat terluka dengan perlakuan kelompokku waktu itu, dengan skenario RIOG yang tidak bisa aku tolak. Aku mengundang dion untuk makan malam dirumahku. Dia memakai celana panjang hitam dan kaos berkerah V
dengan warna senada.
"Sangat tampan" desisku nyaris tanpa suara
"Kenapa bengong?" Begitu tampankah rupaku?
Suara dion itu menghentakan seluruh saraf otakku...
"Ay ayyo duduk, kataku agak terbata-bata
"Terimakasih" balasnya
Aku cuma bisa diam, semua memorri diotakku berputar, apa yang akan aku lakukan? Begitu jahatnya aku menjebak seseorang yang sangat baik terhadapku, orang yang telah merelakan hari-harinya habis ditanganku, seseorang yang tanpa aku sadar telah membuat ku jatuh cinta... Oh tuhan aku ga sanggup kehilangan dia. Aku benar benar mencintainya....
"Kau kenapa? Sakit?" Tanya dion memastikan keadaanku
Aku mendongak menatap wajah sahabat baru ku itu yang sebentar lagi akan membenciku buat selamanya..
"Aku gpp" jawabku setenang mungkin
Aku ga tau apa yang harus aku lakukan, semua skenario yang telah kami rencanakan tiba-tiba buram dipenglihatanku, aku seperti manusia yanng akan dieksekusi mati, mengetahui berapa menit dari sekarang nyawaku akan direnggut secara paksa oleh sebuah kesalahan yang aku ciptakan sendiri
"I LOVE YOU BIMA" tiba tiba dion mengucapkan sesuatu yang sangat tidak ingin aku dengar saat ini, walaupun aku sangat menyukai kata kata itu.
"aku telah menyukaimu semenjak pertama kali kamu menegurku di kelas waktu itu, aku telah mencintaimu semenjak kamu membesuk ku ketika aku terbaring dirumah sakit. Aku yakin kamu merasakan hal yang sama kepadaku, dan kamu gak bisa bohong tentang perasaanmu padaku, aku tau bima, tatapanmu selama ini mengatakan itu, Aku belum pernah mencintai sesorang sebesar ini sebelumnya, aku menyayangimu tulus dari dari dasar palung hatiku"
HAHAHAHA.....
aku terkejut tiba-tiba dion tertawa begitu kerasnya
aku memang bodoh bima, sangat bodoh hahahahahah
"Kamu tau ga, aku dari awal sudah mengetahui niat jelek kelompok kalian yang seperti Anjing itu buat menjebak aku, aku tau bima, aku tau semuanya. Dan aku sangat bodoh telah membiarkan kamu memasuki hari hariku.. Awalnya aku nerima kamu jadi temanku karena aku pengen tahu rencana apa yang bakalan kalian skenario in buat aku. Ya.. Awalnya aku cuma pengen tau itu, tapi entah kenapa sejak melihatmu aku seperti tersengat aliran listrik, kamu mempunyai daya tarik yang sangat kuat yang membuatku terhipnotis untuk mengenalmu lebih jauh sehingga aku melupakan niat awalku".. "Dan aku akui kamu berhasil membut aku jatuh cinta padamu, aku ga peduli lagi dengan rencana kelompok kalian itu, aku ga peduli, aku hanya ingin kamu bima.. Aku ingin kamu" tiba tiba suara Dion melemah dan dia seperti menahan tangis...
Belum sempat aku menjawab semua pernyataan dion, tepuk tangan dari kelempokku telah mendahuluinya
"Bagus bima, bagus sekali, kami ga nyangka kamu bisa membuat si homo ini begitu mencintaimu.. Aku sudah merekam semuanya..
aku lihat mata dion melebar secara reflek, dan menatapku sinis lalu membisikkan sesuatu.. "Terimakasih bima atas kejutan makan malamnya, aku tidak akan melupakan saat-saat seperti ini, setelah itu dia pergi tanpa melihat kearahku, baru saja sampai dipintu dia balik lagi kearahku dan mencium bibirku " itu kenang-kenanggan buat kamu" katanya dengan nada yang tidak bisa kuartikan...
Sudah dua tahun sejak kejadian itu, aku belum pernah bertemu dengan dion, dia seperti ditelan bumi dan tidak pernah menampakkan wajahnya dikampus..
Saking penasarannya, aku mengunjungi rumahnya. Akhirnya aku mengetahui kalau dion melanjutkan kuliahnya di Paris...
Hidup tanpa dia membuat ku hancur, nilaiku anjlok dan semangat hidupku hilang
Aku tidak pernah bertemu dengannya sampai saat ini tiba., Aku melihat dia denga memakai setelan jas berwarna abu abu dan mengapit pinggang seorang perempuan yang memakai Brides Gown dengan warna senada..
Dia tersenyum kearahku...
Comments
@ularuskasurius Terimakasih udah membaca
One short shoot deeply in my heart.,