DASAR JELEK!!!
Kediri. Kota yang begitu asing bagi ku kini semakin asing tanpa kehadiran dirinya. Dia lah yang memperkenalkan pada Kota Bersemi ini. Tak ada lagi yang akan mengajakku jalan-jalan. Walaupun dengan motor bututnya aku merasa sangat bahagia. Berkeliling santai menyusuri gelapnya malam yang cukup dingin bagiku. Ya setidaknya untuk aku yang sudah terbiasa dengan udara panasnya Jakarta.
Di pertigaan Sekartaji aku duduk seorang diri. Tak aku pedulikan tatapan para pengendara yang mungkin melihatku bagaikan sebuah patung tak berekspresi. Pikiran ku mengenang kebersamaan dengannya. Aku sangat merindukannya karena dia lah satu-satu nya teman yang ku punya dan satu-satunya keluarga ku di sini.
-Ari-
“Kenapa mendadak kayak gini? Kenapa ga bilang-bilang sebelumnya? Tega banget ninggalin gue sendiri.” rentetan perkataan kekecewaan ku.
“Sorry ya Ri” katanya. “Hari ini hak kostan gue habis dan gue diajak sama teman kerja gue tuk ngontrak rumah bareng.”
Aku hanya bisa terdiam melihat barang-barangnya sudah dipacking rapi. Hati ku sedih karena aku akan kehilangan teman dekatku di kostan ini. Ini adalah kostan ku yang kedua setelah dengan sengaja aku akhiri kostan pertama ku walaupun belum habis waktu karena terlalu sepi. Keseharian hanya kuhabiskan untuk internetan dan tiduran saja. Tidak ada teman yang ku ajak ngobrol. Karena itu ku putuskan tuk pindah. Kini perasaan yang sama akan ku rasakan lagi. Perasaan dimana tiba-tiba dunia seakan tenggelam dengan kesendirianku. Menangis??? Pasti.
Hampir dua bulan ku meninggalkan Jakarta karena ditugaskan yang ku tak tahu harus sampai kapan. Tak ada keluarga, tak ada kenalan, tak ada teman, apalagi pacar.
Tak ada lagi teman yang dapat mengusir rasa kesepian ini.
-Galy-
Tiga minggu sebelumnya. Pukul 23.15. Jiwa ku di alam mimpi kembali ke dunia nyata saat terdengar pintuku diketuk seseorang. Tak perlu berpikir keras untuk mengetahuinya. Ari. Penghuni baru itu entah mengapa suka tidur di kamarku, padahal dia kan punya kamar sendiri. Ku ingat sekali waktu pertama kalinya dia tidur di sini. Kulihat matanya bengkak dan merah. Dengan suara serak, dia minta persetujuanku tuk tidur bersama ku. Agak terheran juga tapi melihat dirinya yang sedang sedih, ku tidak mempermasalahkannya. Dia tidur disamping ku. Kami saling membelakangi. Hahaha. Untung aja dia tidak mendengkur.
Pagi ini mau tak mau aku harus pindah kostan. Ngontrak rumah bareng teman akan lebih hemat pikirku. Aku akan pamitan dengan penghuni lainnya, termasuk juga dengan Ari, teman baru yang meskipun agak pendiam namun cukup menyenangkan dan peduli.
Kaget aku melihat ekspresinya pagi itu. Dia begitu sedih bagaikan anak kecil yang akan kehilangan mainan kesayangannya. Tak ku sangka dia akan merasa kehilangan jika aku pindah kostan. Aku hanyalah teman kostannya. Tak lebih. Apa yang diharapkan lebih dariku olehnya. Pacar??? Hahahaaa. Ngaco. Aku dan dia kan sama-sama cowok, pikirku.
“Ri, aku pamit ya” kata ku membuka pintunya yang setengah terbuka. Ku lihat dia tidur menutup mukanya dengan bantal. Apa dia menangis? tanya ku tak percaya.
Tak ada jawaban darinya. Ku pergi meninggalkannya, meninggalkan kenangan bersama penghuni kostan ku yang cukup menyenangkan di Balowerti ini.
-Ari-
Kepergian Galy membuatku semakin merasakan dunia seakan-akan menjauh dari ku. Kota Kediri seakan tak ada yang menarik lagi. Ku habiskan hari-hari ku dengan kesibukan bekerja dan mengendarai sepeda MTB ku. Mengelilingi kota, mengamati orang lain. Ku yakin orang-orang yang melihat akan menilaiku orang stress karena tak ada raut senyum di wajahku. Biarlah karena memang itu yang ku rasakan. Aku bukan orang yang mudah bergaul. Apalagi aku ga bisa bahasa Jawa. Seakan berada di dunia yang berbeda jika berkumpul dengan orang-orang lokal dimana mereka sedang berbicara dengan bahasa keakrabannya itu.
Lelah juga hari ini. Pekerjaan memang tak ada habisnya. Jadi tambah lapar rasanya. Ku gayuh sepeda ku ke arah jalan Brawijaya. Ku beli makanan favoritku. Ayam bakar dan nasi uduk bakar. Yummy. Setelah pesananku selesai ku melaju ke arah kostan baru ku. Sengaja ku pindah kostan karena tak ada teman dekat disana. Selain itu aku tak suka dengan pemiliknya. Semakin kita dekat dengan seseorang, kita akan semakin kenal dan memahami siapa orang itu sebenarnya. Waktu lah yang menjawabnya. Ku pilih kostan yang cukup nyaman dan jauh dari keramaian. Daerah mojoroto cukup menjanjikan itu. Ku percepat laju sepeda ku karena sedikit penasaran dengan teman kostan kamar sebelah ku. Kata ibu kostan ku sore ini akan ada penghuni baru yang akan mengisi kamar kosong di sebelah kamar ku. Kata nya dia kerja sebagai security di Sri Ratu Mall. Seperti apa ya dia? pikirku penasaran.
……..bersambung
Comments
Njut bro... Berikan aku pesona terindahmu,
iya pasti dilanjut. klo buat novel ini cm tuk isi waktu aja. drpd keliling kediri pake sepeda ga da tujuan.
SAVE dlu ah,mw bc
Kiamat lah sudah. Apa dosa ku sampai harus kejadian ini terjadi. Seandainya ada cara obat amnesia pasti aku minum hanya untuk melupakan kejadian ini. Arrgghhh…. Aku benar-benar tidak bisa tidur. Pikiranku terus melayang ke memori yang menghancurkan harga diriku sebagai seorang lelaki tulen. Sudah ku coba memejamkan mata dan berganti-ganti posisi untuk mencari kenyamanan di kasur tempat kostan baru ini tetap saja tidak bisa membawaku ke alam mimpi. Apa aku harus mengambil tongkat security ku lalu ku pukul keras kepala ku sendiri agar diri ku tak sadarkan diri. Hahahaa….. Yang ada malah benjol.
Beginilah nasib karyawan kontrakan alias dipekerjakan dengan status sebagai karyawan kontrak, membuatku mau tidak mau harus bersedia ditempatkan dimanapun sesuai kebutuhkan perusahaan. Hari ini adalah hari pertama ku menginjakkan kaki di kota Kediri. Kota yang akan menjadi tempat tugas ku sebagai security di salah satu Mall yang cukup terkenal di Kediri – Sri Ratu. Tak punya banyak waktu untuk mencari kostan. Penugasan ini benar-benar mendadak. Ku tinggalkan pacar ku – Rina – yang tampak sedih dan sulit untuk berpisah dariku. Terpaksa juga ku tinggalkan adik laki-laki ku satu-satunya yang kini ku titipkan tinggal bersama nenek nya. Semua ku lakukan karena aku harus bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan hidup ku dan tentunya untuk kelangsungan hidup dan pendidikan adikku yang sangat ku sayangi.
Tak banyak yang ku pertimbangkan untuk mencari kostan. Yang penting tenang, aman dan murah. Setelah bertanya ke seseorang asli Kediri tempat aku istirahat minum es degan, diberitahunya banyak kost-kostan murah di daerah Mojoroto. Segera ku kendarai motor bebek ku menuju kesana. Kesan ketika memasuki kawasan Mojoroto adalah ketenangan. Rumah-rumah tertata rapi. Hampir setiap rumah ada halaman yang ditumbuhi pepohonan. Banyak pohon manga yang berbuah dan siap dipetik. Mengundangku untuk mencurinya. Hehehe…..
-Ari-
Ingin ku pecahkan celengan tanah liat ku yang ku sangat yakin tidak akan cukup membiayai operasi plastik wajah ku. Malam ini aku benar-benar ingin menjadi orang lain. Aku tidak ingin menjadi seorang Ari. Kejadian itu benar-benar membuatku seakan-akan ditelanjangi. Sangat malu. Bagaimana nanti bsk aku bertemu dengannya. Apa aku harus memakai topeng saja untuk menutupi wajah ku. Ogah ah, nanti dikira topeng monyet lewat. Ku berharap besok aku tidak bertemu langsung dengannya. Setidaknya untuk beberapa hari karena aku belum siap menerima ejekannya.
Apa dia akan marah ya sama aku? Duh, jadi ga bisa tidur nih…..
mau dilanjutin laptop ane dimalingin di kostan
nasib oh nasib