It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@keichikoji : Hai keichikoji.Terima kasih ya udah mampir.Hahaha ceritanya gak sama kok kara CRA, Mungkin temanya saja yang mirip
@ularuskasurius : Hai ularuskasurius.Terima kasih ya udah mampir.Siip ceritanya gak bakalan sadis.Soalnya gak ada kejadian pembunuhan disini.hahaha
@yuzz : Hai yuzz.Terima kasih ya udah mampir.Aku usahain kok ceritaku agak sedikit berbeda.Tapi tergantung pembacanya juga sih, Mau membaca ceritaku atau tidak.hahaha
@adinu : Hai adinu.Terima kasih ya udah mampir.Wah, ternyata disini juga ada member forum sebelah ya.hahaha
@CoffeeBean , @SiManusiaJOMBLO , @kutu22 , @Helmi_dueki , @Jhoshan26 , @yongseok_WY , @obay : Hei, thanks ya udah mampir ke sini ini aku kasih lanjutannya
NB: Gimana ya cara masukin video yutube ke sini?
BUK…….
Seseorang tak sengaja menabrakku dengan bahu lengannya dan semua buku dan kertas tugas yang kubawa jatuh berhamburan di lantai
Ya, memang susah menjadi ‘Invisible Person’ di sekolah.Orang – orang tidak pernah melihatku walaupun aku berdiri tepat disebelah mereka.Bahkan teman – teman sekelasku saja sering lupa kalau aku berada di kelas mereka dan kadang – kadang mereka juga lupa namaku.Tapi yang paling parah, aku pernah terkunci di dalam kelas saat pulang sekolah.Dan untungnya ada penjaga sekolah yang tau kalau aku masih ada di dalam kelas.Lalu dia membukakan pintu kelas supaya aku bisa keluar.Dan setelah kejadian itu, aku jadi sering keluar cepat saat pulang sekolah supaya aku tidak terkunci lagi dikelas.
“Dasar Bodoh” Gumamku.Lalu aku mengambil semua bukuku yang jatuh dan mencoba menangkap kertas – kertas tugasku yang mulai berterbangan karena angin
“Boleh kubantu?” Tanya seseorang yang suaranya tidak asing lagi ditelingaku.Dan saat aku mendongak ke atas, aku melihat Terry yang sedang berdiri di depanku
“Yes Please” Jawabku dengan senyuman berseri yang menyedihkan.Lalu dia langsung membantuku mengambil kertas yang mulai berterbangan ke lain arah
Wow, angin hari ini lumayan besar juga.
“Kok kertas – kertasnya bisa berantakan dilantai gini sih, di?” Tanya Terry yang sedang merapihkan kertas tugas yang dia dapat
“Tadi ada orang yang gak sengaja nyenggol pas aku lagi bawa kertas itu.Rese banget tuh orang” Jawabku ketus
Lalu Terry hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil saat mendengar jawabanku tadi
Setelah kita mengumpulkan semua kertas tugasku, kita langsung berdiri dari posisi jongkok kita.Sebelum aku berdiri, Terry sempat mengulurkan tangannya kearahku.Mencoba membantuku berdiri.lalu kita berjalan di lorong sekolah menuju pintu gerbang.
“Kamu nggak apa – apa kan?” tanyanya sedikit khawatir
“Aku gak apa – apa kok.Kamu gak usah khawatir.” Jawabku “Aku hanya ada masalah dengan ibu Marina aja hari ini”
“Masalah dengan Bu Marina?” tanyanya kaget.
“Ya.Gara – gara aku gak bawa tugas makalah tentang ‘Tata Surya’, Aku jadi disuruh Bu Marina ngerjain tugas – tugas ini” kataku sambil menunjukan kertas – kertas tugas yang kubawa ke Terry.
“Tumben kamu gak bawa tugas ke sekolah? Biasanya kamu itu yang paling rajin deh dalam urusan ini”
“Tadi pagi aku telat bangun.Terus aku kelupaan bawa makalahnya yang sempat kubaca tadi malam.Yah….. Jadilah aku disuruh ngerjain tugas – tugas yang banyak ini.Dan tugas ini harus dikumpul hari senin setelah pulang sekolah.Parah kan?”
“Parah banget.Untung aja guru geografiku bukan Bu Marina” katanya dengan sedikit kelegaan di nada suaranya.
Aku dan Terry bukan teman sekelas.Dia ada di kelas X-4 sedangkan aku ada di kelas X-1.Walaupun beda kelas, aku dan Terry tetap selalu dekat.Setiap Istirahat, dia selalu datang kekelasku.Sampai teman – temanku sudah terbiasa dengan kedatangannya.Dulu, Terry pernah bilang bahwa dia sempat berdiskusi dengan wali kelasnya tentang kepindahan kelasnya ke kelasku, tapi wali kelasnya tidak mensetujuinya dengan alasan kelas X-1 muridnya sudah penuh.Aku jadi bingung.Mengapa dia sampai segitunya untuk dekat denganku.Apa saat istirahat saja tidak cukup?
“Semoga saja Bu Aminah melakukan hal yang sama seperti Bu Marina di kelasmu” Kataku jengkel
“Hahaha.Gak mungkin.”
“Mungkin saja.aku pernah lihat sendiri kok”
“Kapan?” tanyanya.Dan disaat aku membalikan wajahku kearahnya untuk menjawab pertanyaannya, wajahnya sudah berada didekat wajahku.
Ya... Walaupun dia sering melakukan hal itu kepadaku, tapi tetap saja aku merasa aneh.Madsudku, rasanya agak aneh bila ada cowok berbicara dengan cowok dengan jarak yang cukup dekat dan mereka melakukannya di tempat umum, itu dapat membuat orang – orang di sekitar mengira bahwa mereka berpacaran.Tapi bukan berarti aku tidak mau terlihat ‘Gay’ Didepan banyak orang, hanya saja aku tidak suka menjadi bahan tontonan oleh orang lain.Dan untungnya, tidak ada seorangpun orang yang melihat kearahku dan Terry
“Ya… kemarin… saat ibunya sedang mengajar di kelas X-5” Jawabku gugup.Lalu aku langsung memalingkan wajahku kearah kiri dan aku melihat sesorang sedang mendengarkan lagu dibangku taman.
Aku gak tau mengapa aku bisa segugup ini dihadapan Terry.Mungkin karena dia melakukannya di sekolah jadi aku takut kalau ada seseorang yang melihat kita.Mungkin terdengar berlebihan tapi itu yang aku khawatirkan sekarang
Aku melihat sekelilingku untuk memastikan bila tidak ada yang melihat kearah kita.Dan pada akhirnya malah aku tampak seperti orang bodoh.Jelas – jelas tidak ada seorangpun yang melihat kearah kita.Mereka lebih mementingkan kegiatan mereka masing - masing
“Mungkin dia lagi banyak masalah.” Katanya santai sambil membalikan wajahnya keposisi semula.
aku tertawa yang dibuat – buat untuk mencairkan suasana yang menurutku agak canggung ini “Hehehe, kayanya sih gitu.”
Lalu kami terdiam dengaan pikiran kita masing – masing
Kadang – kadang aku suka berpikir tentang Terry.Apakah dia sama sepertiku? Soalnya dia sering sekali merangkulku saat sedang jalan bersamanya dan juga kadang – kadang dia memanggil aku ‘sayang’ tanpa alasan yang jelas.Apakah dia suka denganku? Tapi menurutku sih itu gak mungkin.Aku sering melihat cowok dengan teman cowoknya saring merangkul saat jalan dan kadang – kadang mereka juga memanggil ‘sayang’ walaupun akhirya mereka menampakkan wajah ‘in disgust’ satu sama lain.
“Hari ini sungguh berat” gumamku sambil menghela napas untuk membuka pembicaraan
“Hey, kamu gak boleh berbicara seperti itu.Mungkin hari ini menjadi hari terberat bagimu.Tapi tidak selamanya kamu mendapatkan hari yang berat kan?” Kata Terry.
Benar Juga apa yang dikatakan Terry
“Ya, benar juga sih.Tapi aku merasa aku udah gak sanggup lagi untuk bersekolah.Bawaanya males banget”
“Loh, mana nih semangat Andi yang aku kenal?” Terry menepuk pundakku untuk memberikanku semangat
“Gak tau, ter.Mungkin semangatku udah termakan oleh waktu. aku udah gak sanggup lagi buat ngadepin masalah yang akan datang.” Jawabku lemas
“Hey, Dengarkan aku” kata Terry sambil membalikan tubuhku kearahnya Dan langkah kita terhenti.Kami berdua saling bertatapan.Matanya yang tajam menatap lurus kearahku seperi elang yang sedang menatap mangsanya.
“Kamu gak perlu mikirin masalah – masalah apa yang akan terjadi pada kamu.Dan Kamu gak boleh berputus asa karena hal kecil seperti ini.Kalau kamu kaya gini terus, kamu gak bakalan bisa maju.Aku yakin, kamu bisa asalkan kamu ada semangat di diri kamu sendiri”
Lalu kami berdua terdiam.Dia masih memegang pundakku yang dari tadi belum dilepasnya saat dia membalikan tubuhku.Dia terus menatap Kedua mataku lama sekali.Sampai – sampai aku bingung apa yang aku harus lakukan untuk mencairkan ‘awkward moment’ ini.
Aneh, mengapa dia masih menatapku?
Saat aku melihat disekitarku, sebagian orang sedang melihat kearah kami.Aku mulai cemas dan mungkin Terry mengetahuinya karena dia langsung mengerutkan keningnya saat melihatku gugup tapi dia tetap tidak melepaskan tangannya dari bahuku.Aku jadi tambah bingung.
C’mon Dude.Please get off your hands on my shoulders!!!
“Te.. Terry…. Kamu bisa lepaskan tanganmu, gak? Semua orang sedang melihat kearah kita.” Pintaku dengan nada yang sedikit pelan supaya semua orang tidak mendengar apa yang barusan aku katakan
“Oh… iya.. a.. aku lupa” Jawabnya gugup.Mungkin karena malu atau apa.Aku tak tau.
Lalu dia melepaskan tangannya dari bahuku dan kita kembali berjalan.Sempat aku melihat dia memegang pundaknya dan wajahnya sedikit memerah.
Emm…. Ternyata dia salah tingkah.Tapi dia salah tingkah karena apa? Apa karena kejadian barusan? Tapi kenapa salah tingkah?
Lalu kami kembali terdiam setelah kejadian tadi.Dan aku melihat disekelilingku ada beberapa orang yang masih melihat kearahku dan Terry.
“Mengapa kau ingin berteman denganku?” tanyaku untuk membuka pembicaraan kita sekaligus untuk mencairkan suasana yang canggung ini. Pertanyaan sama yang selalu kutanyakan kepadanya setiap kita tidak punya topik untuk dibicarakan
“Aku hanya ingin berteman denganmu saja” jawabnya dengan sedikit senyuman di wajahnya
God.Help Me!
“Terry, aku pengen kamu menjawabnya dengan jujur.Aku udah bosan dengan jawabanmu yang selalu bilang ‘Aku hanya ingin berteman denganmu saja’.Apa gak ada jawaban yang lain apa?!” kataku yang sedikit jengkel atas jawabannya.
“Loh.Memang benar kan.Aku hanya ingin berteman denganmu saja.Emang Kamu mau aku jadi pacarmu?” Tanyannya dengan senyuman diwajahnya
Deg
Aku langsung menghentikan langkahku saat mendegar ucapannya tadi.Aku sungguh tak percaya atas apa yang dikatakan Terry tadi.Sadar atau tidak sadar, aku memasang wajah yang super aneh.Mulutku menganga dan mataku menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong.Aku yakin saat aku menampakan ekspresi wajah ini, mukaku sungguh sangat jelek.
“Hey.Ngapain kamu berdiri disini?” Tanya Terry yang tidak kusangka sudah berada di depanku.Mungkin aku terlalu lama kaget.Sehingga aku tidak tau keadaan di sekitarku
“Gak, gak ngapa - ngapain.” Jawabku singkat lalu aku meneruskan langkahku tanpa melihat kearah Terry
Bisa – bisanya dia berkata itu dengan santainya.Dia pikir itu lelucon.Mungkin dia ingin membuatku tertawa terpingkal – pingkal saat mendengarnya.But his joking is not funny at all.
Aku menatap Wajah Terry yang ada di sampingku.Wajahnya tampak sangat ceria.Apa yang dia pikirkan ya sekarang?
SPLASHHHH !!!!!
Seseorang menabrakku dengan sengaja dan menumpahkan minumannya di seragam putihku.Aku kaget sampai – sampai aku menganga lebar seperti melihat sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya.Semua orang yang berada di sekitaku langsung melihat kearahku termasuk Terry.Tapi sebagian orang juga hanya melihat lalu pergi
“Oh, i’m so sorry pixie boy.I didn’t see you in this corridor.You’re are really invisble” Kata orang yang itu lalu diikuti oleh tawa pengikut – pengikut dibelakangnya.
Orang yang menumpahiku dengan minuman seperti Milkshake itu adalah DANNY.Musuhku dan orang yang selalu menggangguku di sekolah.Dia termasuk orang – orang populer di sekolah dan dia adalah generasi kelima (Kalau tidak salah) dari group gosip disekolah yang sekarang jumlah anggotanya bisa lebih dari 32 orang.Aku dan dia sudah mengenal satu sama lain.Karena di SMP, kita adalah teman sekelas.Walaupun teman sekelas, hubunganku dengannya selalu tidak akrab.Menurutku, Di SMP dan SMA sifatnya tidak pernah berubah, Dia selalu menggangu orang yang tidak keren, cupu dan orang – orang yang berjerawat (Tapi aku tidak).Tapi aku heran, mengapa orang seperti dia bisa memegang kekuasaan tertinggi di sebuah grup? Ya, walaupun hanya sebuah grup hina yang menyebalkan, tapi menurutku itu sama saja. Jika kalian melihatnya secara langsung, mungkin kalian akan sependapat denganku.Sifatnya yang feminim dan angkuh membuatnya seperti 'The Bitches Drag'. Tapi, jika dilihat dari penampilannya, dia tidak terkesan seperti perempuan.Malah penampilannya terkesan laki abis.Lihat saja rambutnya, Cepak.
Mungkin karena penampilan fisiknya yang seperti ‘Shine bright like a diamond’, membuat dia bisa memegang kekuasaan tertinggi.Dan aku yakin orang – orang disekitarnya sangat tidak menyukainya.Bisa saja salah satu dari anggota group itu tidak menyukai pemimpin ‘feminim’ seperti dia.Tapi mereka berpura – pura menyukai dirinya supaya mereka tidak didepak oleh grup bodoh itu.Hahaha... Orang – orang seperti mereka itu adalah orang – orang yang munafik.Jadi tidak salah kalau mereka mengikuti Danny kemana – mana tanpa tujuan yang jelas dan menyukai hal – hal bodoh yang dilakukan oleh Danny
“Oh my gosh…. Cola-mu tumpah.” Kata seorang perempuan yang berada tepat dibelakang Danny.Ya, Dia adalah salah satu dari kelompoknya
“Tidak apa – apa, aku bisa membelinya lagi.” jawab Danny sambil memberikan senyuman yang sangat licik kearahku
Saat Danny puas melihatku tidak bisa berbuat apa – apa setelah kejadian tadi, dia dan pengikutnya pergi meninggalkanku dalam keadaan ‘kotor’.
Sebenarnya aku ingin membalas perbuatan yang selama ini dia berikan kepadaku.Dan mungkin saja aku menjadi orang pertama yang melakukannya.Tapi aku tidak bisa melakukannya.Dia terlalu populer untuk dimusnahkan.Jika aku melawannya, mungkin pengikut – pengikut setianya akan membela dia sampai titik darah penghabisan.
“HEI” teriak Terry kepada kelompok Danny yang posisinya agak jauh dari posisiku dan Terry
Danny dan gengnya berhenti sejenak lalu Danny menoleh kearahku dan Terry
“Ada apa?” Tanya Danny sambil melangkah maju kearah Terry dengan senyuman manis yang dibuat - buat
“Kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu terhadapnya” kata Terry dengan nada yang sedikit keras
“Bertanggung Jawab…. Bertanggung jawab untuk apa?” Tanya Danny dengan muka yang terlihat seperti tidak mepunyai dosa.
Aku melihat ke arah Terry dan mukanya sangat merah dan tangan kanannya sudah dikepalkan.
Oh God, jangan sampai mereka berkelahi disini.
Aku memegang tangan Terry dan spontan Terry melihat kearahku.Aku menggelengkan kepalaku dengan madsud ‘jangan lakukan itu’ lalu Terry hanya memutarkan bola matanya dalam artian ‘Baiklah’
“Aku ngga perlu bertanggung jawab atas semua perbuatanku terhadap dia” kata Danny sambil menujuk kearahku dengan wajah yang menyebalkan “Lagipula salahnya sendiri mengapa dia sekolah disini.Coba kau lihat dia disekolah, Tidak ada seorangpun yang tau siapa dia.Malah dia lebih pantas menjadi orang buangan.”
Saat mendengar kata Danny tadi membuatku jatuh.Sungguh sangat sakit mendengar apa yang dikatakannya tadi.Dia membuat reputasi disekolahku tambah hancur seperti kertas yang dibakar menjadi abu.
“Aku sungguh bingung denganmu Ter.Mengapa kamu pengen banget berteman dengannya? apa untungnya sih berteman dengan orang cupu seperti dia?” tanya Danny dengan satu alisnya diangkat keatas sambil melipat kedua tangannya dengan tatapan yang merendahkan kearahku.
Danny,Kau adalah orang yang sangat hebat.Kau dapat membuat orang lain Menjadi pecudang oleh kata - katamu dalam waktu 1…2…3…
“Itu bukan urusanmu.Kau bukan ibuku yang selalu mengaturku.” Kata Terry dan lalu dia merangkulku dan mendekatkan tubuhku ke tubuhnya.Sempat aku mendengarkan suara detak jantungnya walaupun hanya sebentar “Dia adalah sahabat terbaikku.Jika kau berani menyentuhnya lagi, kau akan kena akibatnya”
Lalu Terry membawaku pergi dari hadapan ‘Danny and The bitches’ itu.Ya.. itu cara yang efektif untuk menahan rasa muntahku di hadapan mereka.Dan bagaimana dengan seragamku? Seragamku lengket oleh cola.
“Kita mau kemana?” Tanyaku
“Aku mau nganterin kamu pulang.Kamu harus bersihin seragam-mu di rumah” jawab Terry tanpa mengalihkan pandangannya kedepan
“Gimana kalau aku memebersihkannya di kamar mandi? Aku gak mau orang - orang melihat seragamku seperti ini.” Kataku memberikan ide
“Baiklah”
Lalu dia mengantarkanku ke kamar mandi sekolah.Sesudah aku membersihkan seragamku, Terry langsung mengantarkanku pulang dengan mobilnya.
Mungkin orang – orang saat mendengar aku dibully disekolah akan berpendapat bahwa aku hanya mengarangnya seperti di serial – serial TV.Tapi kalian sekarang tau, mengapa hidupku disekolah selalu sial, tidak menyenangkan dan membosankan.
Aku harap semuanya segera berakhir.
Ya... Rumahku tidak terlalu besar walaupun berlantai dua.Mungkin bisa dibilang rumahku ini sedikit minimalis karena pagar rumahku berbentuk garis vertikal keatas yang berjajar berwarna hitam dan juga jendela rumahku yang berbenk lurus.Jika kalian ingin tau, rumahku itu mempunyai halaman kecil yang ditumbuhi oleh pohon – pohon yang tidak terlalu besar dan sebuah teras di samping pintu masuk.Oh, dirumahku juga ada sebuah garasi.
Kesan pertama bila ada seseorang melihat rumahku, mereka akan bilang bahwa rumahku itu seperti ‘Rumah kecil asri yang bertingkat dua’.Tapi, bila rumahku dibandingkan oleh rumahnya Terry, bisa jadi perbandingannya menjadi 1:5.Karena rumah Terry itu layaknya seperti rumah – rumah mewah di Beverly Hills dengan pintu pagar otomatis.Tapi bedanya, pagar dirumah Terry itu tidak otomatis
“Kamu mau mampir gak, ter?” Tanyaku sambil memasukkan buku novelku kedalam tasku
“Gak, besok aku ada PR Fisika banyak banget.Mungkin lain kali aja” Jawab Terry sambil tersenyum
“Oke deh, semangat buat RR Fisika-nya” Kataku sambil menepuk bahunya
“Sip deh” Terry mengacungkan jari jempol kanan-nya.
Saat aku ingin membuka pintu, Terry Langsung memegang tanganku.Spontan aku langsung melihat ke arah Terry.Tapi dia hanya melihatku tanpa berbicara sepatah katapun.Aneh….
“Ada Apa?” tanyaku
Tapi dia tidak menjawab pertanyaanku.Dia masih melihatku tanpa berkedip.Aku mulai melambaikan tanganku di depan wajahnya tapi tetap saja dia tidak mau sadar.Emmm…. Tidak biasanya Terry bersikap seperti ini.
“Terrrryyyyy” Aku mulai berteriak di dekat telinganya.Dan di saat yang bersamaan, dia langsung tersadar dari lamunanya.
“Ada apa?” Tanya Terry dengan ekspresi bingungnya
“Seharusnya aku yang nanya sama kamu.kenapa sih akhir – akhir ini kamu selalu saja melamun.Kamu ada masalah?”
“Enggak, enggak ada masalah kok.” Jawabnya sambil menggelengkan kepalanya.
“Ya udah kalo gitu.Tapi kalau kamu ada masalah, cerita aja, gak usah malu - malu.OK?” Kataku sambil memperlihatkan senyuman diwajahku.Lalu dia membalasnya dengan menganggukan kepalanya
“OK, aku turun dulu ya”
Aku membuka pintu mobil dan otomatis dia langsung melepaskan tanganku dari genggaman-nya.Aku sempat melambaikan tanganku saat mobil Terry yang pergi meninggalkan rumahku.Lalu aku masuk kedalam rumah saat mobil Terry sudah menghilang dari pandanganku
KREEKKK !!!
“AKU PULANG” Teriakku saat aku sudah memasuki rumah.Ya, bisa dibilang aku sudah terbiasa berteriak saat aku sudah sampai rumah.Aku melakukan itu supaya orang – orang rumah tau kalau aku sudah pulang
Tapi sepertinya tidak ada yang menjawab teriakanku.Biasanya kalau aku sudah berteriak, pasti Mom atau enggak Mario pasti membalasnya dengan teriakan juga, pastinya.Tapi sekarang suasanya seperti tidak ada tanda kehidupan di rumah.Mungkin Mom sedang pergi dan Mario belum pulang dari sekolahnya.
Aku melepaskan sepatuku dan kutaruh di rak di samping pintu masuk.Saat aku berjalan melewati ruang tamu, sayup – sayup kudengar ada suara gelak tawa didapur.Sepertinya Dad sudah pulang.Tapi tumben, kenapa dia pulang secepat ini?
Dad bekerja di sebuah perusahaan.Kadang - kadang Dad suka pulang sekitar pukul jam 1.30 siang atau enggak jam 2.30.Tapi yang paling seringnya Dad pulang agak sore.Aku juga gak tau mengapa dad bisa pulang cepat.Apa mungkin dia medapatkan bonus pulang lebih awal?
Aku langsung berjalan menuju dapur dan ternyata dugaanku benar.Dad sudah pulang dari pekerjaannya.
“Hai Mom, Hai Dad.” Kataku.Lalu aku menghampiri mom yang sedang mengiris bawang di meja dapur
“Hai Honey.” Kata Mom sambil mencium kedua pipiku.
“Hai Andy.Bagaimana sekolahmu hari ini?” Tanya Dad Sambil membuka kaleng Mayones disamping mom
“Tidak begitu baik.Jangan bertanya lagi Dad.” Jawabku lemas.
“Oke-Oke, Dad gak akan bertanya lagi” Kata Dad sambil mengangkat kedua tangannya seperti seorang perampok yang tertangkap basah oleh polisi
Mom dan Dad kadang – kadang memasak makan siang bersama bila Dad pulang lebih cepat.Tapi jika Dad tidak ada, biasanya aku yang selalu membantu Mom membuatkan makan siang.
Lalu aku duduk di meja makan yang dekat dengan meja dapur dan menaruh tasku di kursi samping kiriku
“Hai Mario” Kataku kepada Mario yang sedang memakan makan siangnya disamping kananku
“Hai Ka Andy.” Jawab Mario sambil mengunyah makanannya.Lalu aku mengambil naget yang ada dipiring Mario.Dan tentu saja Mario mengeluh kesal saat aku mengambilnya tanpa mengambilnya kembali
Dapur dirumahku bisa dibilang menjadi tempat berkumpul ke-2 setelah ruang keluarga dirumahku.karena kita bisa ngobrol tentang apa saja.Biasanya setiap moodku sedang down setelah menghabiskan waktu selama tujuh jam disekolah, aku selalu menghabiskan waktuku didapur bersama mom dan dad bila ada Dad.Dan tidak lupa dengan Mario.Karena mereka selalu memberikan solusi untukku supaya aku bisa kuat untuk menghadapi cobaan di waktu yang akan datang.Dan kadang – kdang kita juga bercanda untuk menghangatkan suasana
“Tadi kamu pulang diantar siapa?” Tanya Dad membuka pembicaraan sambil menghampiriku
“Aku diantar Terry pulang.” Jawabku sambil mengunyah naget yang kumakan
“Diantar Terry? Kenapa dia enggak mampir?” Tanya mom sambil mengaduk – ngaduk salad dimangkuk besar transparan
“Besok dia ada PR Fisika, jadi gak bisa mampir.” Jawabku sambil membersihkan serpihan naget ditanganku
“Kan dia bisa ngerjainnya disini sama kamu”
“Aku gak tau Mom.Mungkin dia lagi pengen ngerjain sendiri kali” Aku menompang kepalaku dengan kedua tanganku diatas meja
“Dy, kamu makan siang dulu gih” kata Dad sambil mengusap – usap punggungku
“Nggak ah Dad.Aku lagi gak mau makan”
“Loh, Kenapa? Nanti kamu sakit lagi” Kata Dad sambil melangkah menuju kursi didepanku
“Iya... Nanti kamu masuk angin lagi kalau enggak makan” kata Mom sambil meletakan mangkuk besar transparan yang berisi salad yang dicampurkan oleh mayones “Mom ambilin ya nasinya? Tuh ada ikan nila, ayam goreng, salad, sama naget bekas tadi pagi”
“Enggak ah Mom.Nanti sore aja makan-nya” Tolakku.Lalu mom mengambil dua piring dan nasi untuk Mom dan Dad (sepertinya)
Aku gak tau kenapa aku bisa jadi males makan siang hari ini.Enggak ada selera makan sama sekali
“Ka Andy. Kok seragam-nya basah sih?” Tanya Mario sambil menunjuk kearah seragamku
“Oh.. Ini bekas Coca-Cola tumpah” Jawabku santai.
“Loh, Kenapa bisa tumpah?” Tanya Dad
“Tadi aku beli Coca-Cola botol disekolah.Pas aku lagi minum, tiba – tiba ada orang yang gak sengaja nyenggol aku.Terus minuman-nya tumpah deh keseragam” Jawabku.
Aku terpaksa berbohong tentang cerita Coca-Cola itu karena aku gak mau mereka tau kalau aku dibully disekolah.Sebenarnya sih mereka sudah tau kalau aku dibully disekolah.Bahkan mereka tau aku dibully oleh Danny.Ya, aku sering cerita juga oleh mereka.Aku hanya menceritakan kepada mereka bahwa aku dibully oleh Danny hanya diejek saja.Tapi mereka gak tau bahwa tidak hanya ejekan saja yang diberikan oleh Danny, tapi juga dengan cara kotor seperti menumpahkan minumannya secara sengaja.Alasan mengapa aku tidak menceritakanya secara detail kepada mereka karena aku gak mau masalah sepele seperti ini menjadi besar dan harus berurusan dengan pihak sekolah dan juga aku gak mau mereka menghawatirkan aku terus selama aku berada disekolah
“Aduh... Lain kali kalau kamu mau minum itu jangan sambil berdiri.Nanti bisa nyebabin gijal loh” Kata Mom sambil meletakkan piring yang dibawanya dimeja depan Dad dan Mom duduk.
Benar kan apa yang aku pikirkan
“Iya Mom, aku tau.” Kataku lemas
“Jadi sekarang kamu gak mau makan?” Tanya Dad untuk memastikan.Lalu aku menganggukan kepalaku dengan pasti
“Ya sudah.Tapi kamu jangan lupa makan ya.”
“Sip deh” Kataku sambil mengacungkan jempol sebelah kananku
“Andy, kamu ganti baju dulu gih.Nanti seragamnya kamu masukin ke tempat cucian.Besok pagi nanti Mom cuci seragamnya” Kata Mom sambil mengambil ikan nila kedalam piringnya
“Oke”
Aku langsung beranjak dari kursi dan mengambil tasku lalu mencium kedua pipi mom dan Dad dan langsung menuju kekamarku.Aku menaiki tangga menuju kamarku.dan saat aku sampai di depan kamarku, aku menghela nafas lalu membuka pintu kamar.
Kamarku tidak begitu luas.Tapi sangat nyaman untuk ditempati.Dikamarku ada satu single bed, lemari pakaian dan meja belajar.Ya, sama seperti kamar remaja – remaja yang lainnya.tapi aku mempunyai stereotype di samping lemariku dan 1 buah komputer di meja belajarku sebagai pelengkapnya
Aku langsung menaruh tasku disamping tempat tidurku lalu merebahkan tubuhku di tempat tidur dan melihat kearah langit – langit kamar.
Capek sekali hari ini.mungkin hari ini lebih capek daripada hari – hari sebelumnya.sudah hari ini matematika ribet banget rumusnya, terus bahasa indonesia ngebosenin, terus geografi dapet hukuman disuruh ngerjain tugas yang banyak.Aduh, semoga semuanya cepat berakhir deh.
Lalu tanpa sadar, aku mulai terlelap
Jam lima sore.Berarti Aku tidur selama 2 jam.Lama juga tidur siangku.
Aku langsung beranjak dari tempat tidurku lalu mengganti baju seragamku yang belum kuganti dari tadi siang dengan pakaian casualku.Setelah itu aku menuruni tangga menuju ke ruang cucian dibawah untuk meletakan seragam kotorku.
Setelah seragamku, aku pergi ke dapur untuk mengambil makanan.Karena dari tadi siang aku belum makan siang.Aku membuka tudung saji berwarna biru, lalu aku melihat ada satu ayam gorang, satu ikan nila dan salad.Tapi sebelum aku mengambil nasi, aku pergi menuju ruang TV untuk melihat siapa saja yang ada disana.Dan saat aku sampai ruang TV, hanya ada Mario yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV
Dimana Mom Dan Dad?
“Mario, Mom sama Dad kemana?" tanyaku kepada Mario
“Mereka lagi belanja di supermarket.” Jawab Mario tanpa mengalihkan pandangannya dari TV
Aku duduk di sofa disamping Mario dan menatap wajah Mario. “Lagi nonton apa?”
“Lagi nonton berita” Jawab Mario masih tanpa mengalihkan pandangannya dari TV
“Hohoho... Tumben banget nonton berita, biasanya jam segini nontonnya kartun”
“Ya biarin! Suka – suka aku mau nonton apa!” Tukas Mario
“Yee... Gitu aja ngambek.Dasar tukang ngambek” Aku mengacak – acak rambut Mario dan langsung beranjak dari sofa sebelum Mario membalasku
“Iiihhh.. Dasar tukang nganggu” Kata Mario sambil memperlihatkan Wajah cemberutnya.
Aku hanya menjulurkan lidahku.Lalu aku pergi ke dapur, mengambil nasi dan juga lauk yang ada diatas meja setelah itu aku pergi kekamar
-Rumour Has It-
Treettt…. Treettt…
Handphoneku bergetar diatas meja belajarku dan terpaksa tugas yang kukerjakan ku hentikan untuk sementara. Lalu aku membuka pesan yang baru masuk di Handphoneku
Emmm…. Pesan dari Terry.
‘besok ada yang ingin kubicarakan.jadi, saat istirahat kamu jangan kemana – mana’
‘ok.’ Balasku.Pesan yang seperti ini menurutku harus dibalas dengan balasan yang singkat dan aku yakin dia tidak akan membalas pesanku
Lalu aku melanjutkan tugas geografiku yang diberikan bu Marina tadi siang.Tak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.aku melihat jam dinding diatas stereotypeku.Jam 9.14 malam.berarti aku mengerjakan tugas selama kurang lebih 2 jam.Lalu aku merapihkan kertas – kertas tugasku dan menyimpannya di dalam buku cetak Geografiku.
“Masuk” Kataku dengan suara yang lumayan keras supaya orang yang berada di depan pintu kamarku mendengarnya
Lalu pintu kamarku terbuka dan aku melihat Mom masuk sambil membawa seseuatu.
“Hai sayang.Kamu lagi ngapain?” Tanya Mom
“Aku baru selesai ngerjain tugas Mom” Kataku sambil menutup resleting tasku “Ada apa Mom?”
“Enggak.Mom cuman mau ngasing ini aja buat kamu” Jawab Mom sambil memberikan ‘barang’ yang dibawa mom kepadaku
Aku mengerenyitkan dahi lalu membuka bungkusan bebertuk kotak dan berwarna hitam.Dan saat aku membukannya dan ternyata….
“Oh my god.Taylor Swift Cd.How did you know that I really want this?” aku langsung melihat cover albumnya “ ’Speak Now’.Oh Mom,you are awesome” Aku langsung memeluk Mom dan aku tidak peduli kalau mom akan sesak nafas atau tidak saat dipelukku.Aku sungguh sangat senang.Akhirnya aku bisa mendapatkan Cd yang aku inginkan.Walaupun bukan hasil dari tabunganku
“Mom,memberikan cd ini untukmu karena Mom bangga dengan hasil jerih payah yang kau lakukan.Mom dan Dad sangat bangga dengan nilai – nilai ulanganmu yang bagus.jadi Mom putuskan untuk membelikanmu cd Taylor Swift yang baru” kata mom sambil melepaskan pelukanku dari tubuhnya.Aku tau,pasti mom tidak kuat karena pelukanku agak sedikit kuat
“Ya, walaupun sudah direlease tahun lalu.Tapi aku ingin membeli yang originalnya.Thanks Mom”
“My pleasure darling" lalu mom mencium keningku.Aku sungguh sangat beruntung mempunyai Ibu seperti Mom.Dia sungguh sangat perhatian kepadaku
“Mom mau kekamar mandi dulu.Cepatlah tidur, biar tidak terlambat kesekolah besok”
“OK.Bye Mom”
“Bye Darling” lalu mom meninggalkan kamar
Langsung aku membuka tempat cd Taylor Swift dan memasukan cdnya di Stereotypeku.
Dan aku mematikan lampu kamarku dan menuju tempat tidurku.bersiap – siap untuk tidur sambil mendengarkan lagu Taylor Swift
Intro lagu ‘Mine’ sudah mengalun di kamarku dengan lembutnya.Lalu aku menarik selimut dan langsung memejamkan mataku
‘You were in college working part time waiting tables
Left a small town, never looked back
I was a flight risk with a fear of falling
Wondering why we bother with love if it never lasts
I say can you believe it?
As we're lying on the couch
The moment I could see it
Yes, yes, I can see it now
Do you remember we were sitting there by the water?
You put your arm around me for the first time
You made a rebel of a careless man's careful daughter
You are the best thing that's ever been mine ‘
Aku memikirkan keadaan disekolah besok.Apa Danny akan mengganguku lagi atau aku akan baik – baik saja? semoga saja begitu.Daer God, wish I’ll have a good day tomorrow.
‘Flash forward and we're taking on the world together
And there's a drawer of my things at your place
You learn my secrets and you figure out why I'm guarded
You say we'll never make my parents' mistakes
But we got bills to pay
We got nothing figured out
When it was hard to take
Yes, yes, this is what I thought about
Do you remember we were sitting there by the water?
You put your arm around me for the first time
You made a rebel of a careless man's careful daughter
You are the best thing that's ever been mine …. ‘
Lalu, aku mulai terlelap
Chapter 2 : Coming Soon
sabar...#ngelus2 dada
@obay : hahaha... Makasih ya udah nungguin ceritanya dan juga requestnya.Nanti aku coba untuk membuat ceritanya seperti real life tapi ada unsur dramanya
@idhe_sama : hahaha... Sabar ya.Nanti aku update lagi lanjutannya
@reyputra : OK.Nanti aku update ceritanya