***
Aku sedang bebenah di toko kecil milik ku saat Zimmo datang menghampiriku, wajahnya masih terlihat kusam, mendung seakan ingin segera menurunkan hujan di matanya, aku mendesah pelan, aku tahu yang dia rasakan karena akupun merasakannya, kesedihan yang sama seperti yang dia rasakan, walau aku tetap menjadi orang yang tak berdaya tak mampu menghapus kesedihan itu.
Berhenti di hadapanku Zimmo memandangku, tatapan yang seakan menuntutku, aku hanya terdiam dan menunduk pasrah.
"Jadi kau benar-benar akan menikah Pur?" dengusnya getir
"Ma'afkan aku Zimm.." dadaku sesak, seperti yang kalian tahu Zimmo adalah kekasihku tercinta dan seminggu kemarin aku dengan berat hati meminta ijinnya untuk menikahi seorang gadis pilihan orang tuaku, aku benar-benar di batas dilema dan aku tahu aku tak mungkin menolak keinginan orang tuaku, tapi sanggupkah aku menyakiti Zimmo? Bisa atau tidak namun semuanya tetap harus terjadi, aku tak mampu melawan kodratku apalagi di usiaku yang sudah melewati kepala tiga, terlalu lelah aku mendengar tuntutan keluargaku agar aku segera menikah dan memberi mereka penerus keturunanku.
"Lalu bagaimana dengan kita?" Zimmo kembali mendesah berat
"Aku tak tahu, ku serahkan keputusannya padamu Zimm..."
"Semudah itu kau bicara Pur, kemana cintamu yang selama ini kau banggakan untukku?"
"Masih tetap ada dan utuh, tapi kita harus sadar Zimm kita tak berdaya, bisakah kita melawan kodrat demi cinta terlarang ini?"
"Aku bisa.."
"Tapi aku tak bisa menyakiti keluargaku.."
"Dan kamu lebih memilih menyakiti hatiku?"
"Bukan begitu, aku hanya meminta pengertianmu Zimm; kita masih bisa bersama walau dengan diam.."
"Tapi aku tak siap harus berbagi dirimu.." Zimmo mulai mengisak
"Maafkan aku Zimm.." dadaku semakin sesak, sakit rasanya melihat orang yang paling ku cintai menangis lara seperti ini, dan ini karena aku, namun harus bagaimana yang aku lakukan sekarang aku benar-benar tak berdaya.
"Baiklah, mungkin tak ada yang bisa ku harapkan lagi disini, semoga kau bahagia pur.." lirih Zimmo berucap, membuat aku tersentak dan sakit mendengarnya, sejenak dia menatapku dan dengan tiba-tiba dia berbalik berlari menjauh dariku.
Aku terpaku diam, tak mampu berbuat apapun, semuanya telah berakhir....
Comments
Oh iya, judul nya sama tuh kayak punya @danielsastrawidjaya : kisahku
Ini cerpen tapi masih tahap awal koq he he..
Nyoba2 nulis di sini, biasanya d fb gt