BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

AY-YANK

edited August 2012 in BoyzStories
Sebelumnya minta maaf kalo ceritanya agak lebay. hehe....
hope u enjoy it guys. :)




I. (Rintangan)


“Selamat malam. Premium atau pertamax plus pak?” sapaku sopan kepada seorang pelanggan pria paroh baya yang baru keluar dari mobil.
“Pertamax, mas!” sahutnya dengan nada terdengar letih. Sepertinya beliau baru pulang ngantor.
“Pertamax plus berapa pak?”
“200 ribu aja.”
“Pertamax plus 200 ribu ya pak. Mulai dari nol,” ulangku sambil menunjukkan angka nol pada digit dispenser BBM didepanku. Setelah si bapak melihat dan mengangguk, aku mulai mengisi BBM yg dimaksud.

Perkenalkan, namaku Chi Leung, panggil aja ileung. Eiittss…, jangan salah sangka dulu!! Aku gak bermata sipit, itu nama asli yang aku plesetin jadi nama profil di FB. Umur 25 th. Fisik standart Indonesia. Tinggi 165, berat 50, kulit kuning langsat, profil wajah oval dengan bibir terkesan penuh dan hidung agak pesek. Kalo begitu aku jelek donk ya?? Hahaha…
Lalu apa yang menarik dariku??? Jawabannya, TIDAK ADA. Hahaha…
Satu hal yang paling membanggakan dari hidupku adalah aku punya kekasih yang sangat kucintai. Namanya Aditya Pratama. Pria paling tampan (menurutku), baik hati, menyenangkan, ceria, unik, dan paling pengertian dengan caranya sendiri. Aku bener-bener mencintainya. Hanya Tuhan yang tau seberapa besar rasa cintaku padanya. Usia Adit 1 tahun lebih tua dariku, tinggi 10 centi lebih tinggi, kulit putih, bibir menawan dengan senyum yang memabukkan. Yang paling aku suka darinya adalah alis dan matanya yang tak jarang sanggup membuatku seperti hilang ingatan dan tak bisa lepas dari menatapnya. Sungguh anugerah Tuhan yang tak mungkin tak bisa kusyukuri. Aku sangat mencintainya. Dan adit adalah anugerah dan kelebihan paling mutlak yang kupunya.
“Pulang jam berapa yank?” bunyi sms yang kubaca dihapeku.
“Jam 10 ay. kamu pulang jam berapa?” tanyaku balik.
“Jam 10 jg, tapi baru nyampe rumah jam sebelasan gitu, mo sekalian beli makan dulu.”
“Yaudah, aku tunggu ya. Setengah jam lagi aku pulang kok. Hehe..”
“Oke. Love you ay, muacchhh….”
“Love you too. ”
Setelah ganti shift dan totalan, aku segera meluncur ketempat kosku. Oh ya, aku sekarang tinggal di Surabaya. Aku kerja di sebuah SPBU milik Pertamina. Sebagai operator aja sih, hehe…
Sedang Adit. Dia kerja digalery elektronik di Jakarta.
Ya. Kita pengikut aliran LDR (Long Distance Relationship). Benar-benar menyakitkan. Hubungan jarak jauh adalah hal paling menyakitkan yang pernah kualami. Bagaimana tidak. Adit pacar pertamaku, dan belom-belom aku sudah diuji dengan keadaan ini. Aku kenal dan jadian dengannya diFB. Hubungan jarak jauh ini telah berlangsung hampir setengah taun. Bukan hal mudah menjalaninya. Aku yang memang dasarnya labil selalu mengalami fluktulasi emosi setiap harinya. Kebanyakan dari kalian mungkin akan menganggapku dangkal, gila dan tak punya otak, manusia paling bodoh yang pernah ada karena aku amat sangat mencintainya. Padahal bertatap muka saja kami tidak pernah, tapi dengan tololnya aku dengan senang hati menyerahkan seluruh isi hatiku kepadanya. Aku percaya padanya, setia padanya dan sangat berharap bisa pantas dan diinginkannya. Keinginan terbesarku adalah bertemu dengannya. Itu saja. Kalo kalian berpikir aku ingin bertemu hanya untuk melakukan hubungan intim, kalian salah besar, walaupun tak kutampik aku juga menginginkannya. Tapi setelah lama kami menjalin hubungan jarak jauh ini, aku sadar, dia jauh lebih berharga dari benda apapun yang kupunya. Aku ingin menjaganya, melindunginya dan memberikan yang terbaik untuknya dengan segala kekuranganku.
“Hallo, Asslm’alkum,” sapa Adit dengan suara renyahnya di telpon.
“Ya, wlkumslam. Dah nyantai ay?” sahutku sumringah.
“Iya yank. Capek banget nih. Pijitin donk?!”
“Boleh. Mana yang mo dipijitin nih? Hehe..”
“Ehmmm…, dede ayah pingin dipijitin nih ma kamu ay. hahaha…”
“Sini! Dede dah kangen ya sama pijitan mama. Hahaha…” konyol memang, kenapa aku jadi mama dan Adit jadi ayah ya??? Panggilan itu kami ucapkan untuk menunjukkan dimana posisi kami masing-masing. Lagi-lagi kalian pasti bakal mual dan jijik mendengarnya. Tapi panggilan itu membuat hubungan dan keadaan diantara kami menjadi lebih hangat dan tak kaku. Pada awalnya aku juga eneg dan jijik dengan panggilan itu. Tapi seperti kata pepatah, kalau cinta sudah melekat tai kucing rasa coklat. Aku dengan senang hati rela menerima panggilan itu untuk membuatnya merasa nyaman denganku walaupun terkadang aku berpikir apakah dia tak jijik memanggilku seperti itu?
“Asek. Lagi apa ay?”
“Lagi ngobrol ma kamu. Hahaha…”
“Ditanyain serius malah ngajakin bercanda nih mama. Hahaha..”
“Gak ada yah, lagi nonton aja.”
“Nonton apa? Drama Korea lagi?”
“Iya. Hahaha…”
“Ampun deh mama..!! emang yang maen cakep ya? Cakep mana sama ayah?”
“Cakep ayah dikit. Banyakan sana. Hahaha…”
“Ayah kangen nih ma. Pengen peluk mama. Hehe..”
“Ini juga lagi ngobrol kan. Apa perlu aku berkunjung kesana?”
“Asek. Enggak ah, ntar aku diperkosa. Haha…” selalu saja itu jawabannya. Aku selalu merasa ditolak setiap kali dia bilang enggak ah, takut diperkosa atau ayah belom siaplah, jangan memaksakan diri, ayah gak suka lah dan lain-lain lah. Sepertinya dia tak ada keinginan untuk bertemu denganku yang lagi-lagi itu membuatku rendah diri.
Setelah itu aku tersadar. Aku yang pertama menyukainya. Aku juga orang yang membuat dia menerimaku. Aku mencitainya seperti orang gila, sehingga aku lupa untuk menelaah apakah dia juga punya perasaan yang sama dengan yang kurasa.
Hampir setiap hari, hati dan otakku kacau balau. Sebentar ceria, tiba-tiba jadi duka. Pagi nangis siang tertawa. Suasana hatiku seolah dipengaruhi oleh sikap yang ditunjukkan Adit padaku. Dia cuek sedikit saja aku pasti langsung down. Dia ngajak aku bercanda, suasana hatiku juga ikut ceria.

“Pulang jam berapa ay” tanyaku di sms saat baru sampai dirumah sepulang kerja.
“Jam 11 ma. Ayang dah pulang ya?” balasnya.
“Udah yah. Capeklah. Aku mandi dulu ya.”
“Oke. Mo dimandiin gak?”
“Gak ah. Ntar gak jadi mandinya. Malah mandi keringat yg ada. Hahaha..”
Selesai mandi dan ganti baju kulihat ada satu pesan dari Adit.
“Kan enak ay. kita keringetan dulu baru mandi bareng. Hahaha..”
“Yah, aku mo nikah nih. Kita nikah aja ya..?!” entah kenapa aku ingin sekali memiliki status lebih dengannya, walaupun cuma di FB.
“Kita kan dah nikah ayank? Hahaha…”
“Aku mo ubah status di FB ay. Ntar ayah confirm ya. Hehe…”
“Okey, tapi nanti ya kalo dah nyampe rumah.”
“Oke.”
“Tapi nanti langsung buat anak ya! Hahaha…” candanya.
“Gampanglah. Hahaha..”
“Yah, aku boleh Tanya gak? Tolong dijawab dengan jujur ya! Aku boleh gak maen kesana?” aku tau sikapku ini murahan banget. Tapi ini penting untukku.
“Gak boleh!!! Maaf ay, aku gak mau.”
Bagai disambar petir, aku sangat terpukul mendengar jawabannya. Jawaban itu seakan menjawab semua pertanyaanku tentang perasaannya padaku selama ini. jadi ini semua bohong? Semua ungkapan cinta dan rindunya padaku, semua semu belaka? Lagi-lagi suasana hatiku jadi kacau. Dadaku sempit dan mataku perih. Tapi aku tak mau buruk sangka dulu.
“Kenapa yah…???”
Setelah itu smsku tak kunjung dibalas. Jam sebelas lebih lima, aku coba menghubunginya. Aktif. Mungkin dia sudah pulang. Aku putuskan untuk menunggunya sambil nonton TV, tak lupa aku sms lagi padanya.
“Dah pulang ya? Hati2 dijalan ya ay. Jangan lupa bismillah. Love you.”
Karena kelelahan, tanpa terasa akupun tertidur dengan pulasnya.

Comments

  • Lanjuut...
  • II. (Mimpi buruk)
    Aku berlari kepayahan menghindari kejaran ular besar di belakangku. Aku ingin teriak, tapi suaraku tak keluar. Aku semakin kalap dan tenagaku semakin melemah. Jalanku melambat dan kakiku berat. Karena putus asa, aku berhenti dan kulihat sang ular bergerak semakin dekat. Pasrah, aku pejamkan mata.
    “Ayank…” panggil sebuah suara yang sangat kukenal dengan lembut.
    “Ayah..???” ucapku kaget melihat Adit ada didepanku. Kemana larinya ular tadi? Kenapa yang ada malah Adit?
    “Ayank….” Panggilnya lagi dan tersenyum manis padaku. Dia tetap ditempat sambil membuka lengannya lebar menyambutku. Aku berjalan kearahnya dan tanpa ragu langsung memeluknya. Aditpun membalas rangkulanku dengan erat.
    “hehehe….” Terdengar suara tawa Adit yang merdu ditelingaku. Tapi suara tawa itu semakin menjauh.
    Tiba-tiba Adit sudah berada diatas kereta kuda yang berjalan semakin menjauhiku.
    “Ayank…..!!!” panggilnya lirih, tapi aku bisa mendengarnya.
    “Ayah…!!! Ay…..!!!" seruku dan berlari mengejarnya. Tapi jangankan berlari, untuk jalanpun kakiku terasa sangat berat.
    “Ay…..!!!” panggilku tak mau menyerah. Dia hilang. Aku berjalan sendirian mencarinya. Tanpa terasa airmataku mengalir dan aku menangis sesenggukan.
    “Ay….!!! ayah…!!!” panggilku lirih. Perlahan aku terbangun dengan mata sembab dan masih sesenggukan. “Ay…!!” gumamku lirih sambil menghapus aliran air mata di pipiku.
    Cuma mimpi.
    Sungguh mimpi yang sangat tidak menyenangkan. Aku takut. Dari dulu, setiap kali aku memimpikan orang yang kucintai, mereka pasti sedang dalam kondisi yang kurang menyenangkan. Entah itu sakit, susah, atau sedang dalam masalah besar.
    Reflex, aku raih ponselku. Jam 1:45. Tak ada balasan dari Adit. Dia sudah tidur gak ya jam segini?
    “Dah tidur ay?” sampai 3 menit, tak ada balasan darinya. Nih anak kalo dah tidur pasti ngebo.
    “Ay…???”
    Selang 5 menit, aku kembali mengirim pesan. “Ay, dah tidur ya?”
    Masih tak ada balasan. “Aku telpon ya..??”
    Kucoba menghubunginya.
    Sampai 3 kali miscall, dia tak kunjung mengangkatnya. Sudah 1 jam lebih aku terjaga. Aku tak bisa tidur lagi. Pikiranku terlalu kacau. Kucoba mengisi waktu dengan sholat malam. Tapi tetap saja aku tak bisa tenang. Akhirnya aku putuskan untuk rebahan sambil berdzikir. Seiring lafadz Allah yang kuucapkan, nama Aditpun turut terucap dalam hatiku.
    “Sedang apa kamu ay..???” setengah sadar aku mengeluh pelan.
    Aku terbangun karena bunyi alarm diponselku. Berarti ini sudah jam 4:50 pagi. Segera kumatikan alarm hapeku dan kulihat dilayar masih kosong. Tak ada satu pesanpun yang masuk dari Adit. Lagi-lagi aku menghembuskan nafas berat.
    “Ada apa denganmu yah..??? apa pertanyaanku mengganggumu..???” gumamku lemah.

    Ini sudah hari ketujuh tak ada kabar dari Adit. Aku merasa hampa. Semua kegiatan dan ucapan yang keluar dari mulutku seakan tak bernyawa. Hatiku kebas. Yang ada diotak dan mataku hanya Adit, Adit dan adit. Mungkin sebentar lagi aku akan menjadi gila. Aku terus mengirim pesan di ponsel dan FBnya.
    “Aku minta maaf kalo pertanyaanku terlalu mengusikmu ay…!!! Kalo ayah belom siap, aku terima. Aku minta maaf kalo aku kurang sempurna sehingga ayah ragu untuk bertemu denganku. Aku minta maaf kalo selama ini aku selalu mengeluh padamu. Aku minta maaf kalo aku sering membuat ayah kesal. Aku sadar kalau aku cengeng , labil dan tak membanggakan, aku sadari semua kekuranganku. Tapi jangan begini ay!! jangan memutuskan hubungan dengan cara seperti ini!! tak ada ucapan terakhir dan tak ada penjelasan untuk kuterima. Aku hancur kalau kau memutuskanku seperti ini ay. Please…!!! Beri aku kabar!! Mending ayah maki-maki aku dan ayah luapkan apa yang ayah keluhkan padaku, daripada ayah mendiamkanku seperti ini. Hubungi aku ay!! please…!!! Love you. So much ay.”
    Tapi semua sms dan pesan pribadiku tak satupun yang dibalasnya. Awalnya nomer ponselnya aktif, tapi sekarang tak pernah aktif lagi. Sempat aku berpikir jelek apakah terjadi sesuatu padanya, apakah dia mengalami…. Aaarrrgghhh….!!! Tidak..!!! aku tak mau memikirkan hal itu. Dia baik-baik saja dan sehat walafiat. Dia hanya sedang marah padaku dan sengaja mendiamkanku. Bathinku maksa. Aku hanya perlu berpikir positif, itu saja.!!!
    “Ada apa denganmu lung?” Tanya mbak Resty -atasanku- simpati saat dia memanggilku kekantor.
    Aku hanya bisa tersenyum kecut. “Gak ada mbak,” Cuma itu jawabku.
    “Banyak complain yang ditujukan padamu. Para pelanggan mengeluhkan pelayananmu yang terkesan dingin dan teledor. Teman-temanmu juga suka kesel dengan tingkahmu yang seperti mayat hidup. Apa kau perlu cuti?” Tanya mbak Nur sabar.
    “Gak perlu mbak. Nanti juga aku baikan lagi,” jawabku datar. Akupun merasa ucapanku memang tak bernyawa. Tak ada emosi apapun disana.
    “Kalau kau terus melakukan kesalahan, aku tak bisa melakukan apa-apa kecuali mengeluarkanmu dari sini,” ucap mbak Nur pasrah.
    “Aku akan berusaha,” jawabku seadanya.
    Satu kesalahan yang tak bisa kusangkal. Aku terlalu mencintainya dan berharap banyak padanya. Hal yang seharusnya tak kulakukan untuk seorang pacar didunia maya. Aku bahkan tak tau pasti apa kegiatannya disana? Bagaimana perangai aslinya? Apakah dia serius dengan semua ucapannya selama ini? Apakah dia sudah punya pacar atau bahkan beristri disana? Dan yang paling mengusikku, apa peranku baginya? Pacar? Selingkuhan? atu cuma iseng saja? Semua pertanyaan itu kerap kali menyerbu otakku. Tapi tetap saja, aku menyukainya dengan berlebihan. Aku berharap banyak padanya. Dan akhirnya, aku jatuh saat ini karenanya.

    Sudah sebulan tak ada kabar dari Adit. Aku semakin berantakan. Tapi pekerjaan menuntutku utk tetap bertahan. Apakah ucapanku menyinggungnya..??? Sebegitu marahnya kah dia sampai mendiamkanku selama ini..??? Lalu, apa yang harus kulakukan untuk dapat berhubungan lagi dengannya..??? Tolong aku Tuhan..!!!!
    Sesuai rencana awal. Aku akan mengundurkan diri setelah pergantian tahun nanti. Aku sudah menabung untuk biaya sekolahku. Aku sudah bicarakan hal ini dengan Adit. Dia setuju dan mendukung secara penuh rencanaku untuk mengambil kursus potong rambut. Dengan satu syarat, aku gak boleh melambai nantinya. Hahaha… Sigh...!!
    Mengingatnya hanya membuka kembali lubang besar dihatiku. Sampai sekarang aku masih sering mengirim sms padanya. Berharap ada satu pesanku yang akan dibalasnya.

    05:00
    Bangun ay…!!! waktunya sholat subuh. Sholat dulu bentar, abis itu tidur lagi. Hehe..
    Love you ay. so much.

    09:00
    Waktunya berangkat kerja ya. Hati2 dijalan ya ayah..!!! jangan lupa bismillah. Love you.

    15:00
    Kerja yang semangat ya ayah..!!!
    FIGHTING…!!! n_n P

    22:00
    Ayah…!!! Kangen..!!! hikz… hikz…
    Kalau pulang, hati2 dijalan ya ay..!!! jangan lupa doa. Love you.

    23:30
    Waktunya tidur ya ay..??? kangen ngobrol ma kamu nih. Hikz….
    Aku kangen banget sama kamu ay. kasi aku kabar donk yah..!!! aku rindu. Sangat rindu.
    Maaf kalo ucapanku mengganggumu. Love you ayah. So much.

    Sms malamku selalu kuiringi dengan tangis. Rinduku semakin menggila. Setiap malam aku terjaga kalau-kalau ada balasan darinya. Aku juga selalu memantau akun FBnya, siapa tau ada kabar terbaru tentangnya. Pesan pribadiku semakin bertumpuk disana. Berharap ada balasan darinya. Tapi tetap saja. Nihil. Adit seakan lenyap tanpa kabar berita. Kenapa harus ada jarak diantara kita ay? keluhku dalam hati. Satu kesalahanku. Aku tak tau siapa teman atau saudara dekat Adit yang bisa kutanyai. Aku benci menyadari hal itu.
    Malam ini aku mimpi bertemu lagi dengannya. Adit tersenyum padaku. Lagi-lagi dia tak beranjak dari tempatnya, hanya merentangkan tangannya lebar-lebar menyambutku. Tanpa pikir panjang akupun menuju arahnya dan mendekapnya erat.
    “Kangen ay,” ucapku lirih dengan air mata yang kembali mengalir dipipiku.
    “Asek….hehe…” Aku suka sekali mendengar Adit mengucapkan itu. Dan suara senyumnya membuatku semakin tak kuasa menahan bendungan air mataku. “Ayank… I love you” bisiknya lirih ditelingaku. Dingin hembusan nafasnya membuatku bergidik.
    “Love you too ay,” sahutku serak.
    “Ayank…” panggilnya mesra.

    Aku terbangun dengan mata sembab dan masih sesenggukan.
    “Ayah….!!!” Gumamku perih.
    Rasanya dadaku sakit sekali. Seperti ada yang menekannya kuat-kuat. Sampai kapan aku akan terus seperti ini? menunggu tanpa ada kabar yang pasti. Aku ingin sekali ke Jakarta. Tapi bagaimana? Aku bahkan tak tau dimana dia tinggal dan siapa yang bisa kutanyai disana. Benar-benar pemikiran yang dangkal kalau aku sampai melakukannya. Tapi aku tak bisa terus-menerus seperti ini, tersiksa tanpa sepatah katapun darinya. Ponselnya tak aktif, FB tak bisa diandalkan, lalu apa yang bisa kulakukan untuk dapat kembali menghubunginya??? Aku marah pada diriku sendiri. Kenapa aku begitu bodoh harus menanyakan hal itu? Kenapa aku tak menunggu dia sendiri yang minta bertemu denganku? Satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah tetap mengirimkan pesan ke nomer ponselnya yang bahkan tak pernah aktif lagi setiap kali aku menghubunginya. Aku tak akan menyerah, suatu saat nanti nomer itu pasti aktif lagi dan dia pasti akan menjawabnya. Pikirku maksa yang lebih tepatnya meminta.

  • yahhh........keburu gila deh......btw nice story.....lanjut ya....LDR...gak ngebayang deh,,,,, :bz
  • edited August 2012
    delete

  • ohh ini yang because of yu yah???
  • Kok sama dengan BOY ??

    Apa hanya kebetulan ??
  • Hahaha...
    aku cari foldernya gak ketemu2, makanya aku buat folder baru. Eh, taunya nongol sekarang. haha...
    Iya, ini BOY yg lama. Judul awalnya emang ay-yank. Karena ada beberapa perubahan, jadilah aku rubah judul ama nama tokohnya juga. :D
    Maaf..!!! Pindah ke BOY aja ya..!!! :p
    #kira2 ada yg tau gak gimana ngehapus tread ini.# :p
  • @chi_lung, aq sh udh nyadar dr awal lw cerita ay-yank tuh sama dgn yg boy... Cuma q nya aja diam2... Alnya q kn yg koment pertama x d cerita ini... Hohoho...
  • hahaha...
    gitu ya @monic...??? dah lupa. :p

    lagian lama banget tread ini gak pernah kubuka, ilang gitu aja, ato gw nya aja yg dongo yak..?? :D
  • minta ma mimin buat ngapusnya mas... gue kurang tau juga tuh siapa... (* ̄ . ̄)a

    mungkin @gr3yboy bisa bantu
Sign In or Register to comment.