nubitter dengan cerita pertamanya di boyzstories
Hampir gak sanggup lagi gue tahan rasa pegal pada tangan, tapi gue harus terus mengocok dan mengocoknya lagi. sampai akhirnya permainan ini terasa mulai menyebalkan buat gue. dengan sedikit emosi gue mulai mengocoknya dengan gerakan cepat dan tanpa diduga dari genggaman tangan gue semuanya keluar berhamburan berserakan di lantai. Yaa, kartu remi itu terlepas dari kocokan tangan gue. .
"hahahaha" dengan kompak ketiga teman gue seperti begitu puas tertawa melihat kejadian itu.
"payah lu" kata rizal yang duduk disamping kanan gue
"sorry, gw udah cape nih daritadi maen kartu kalah mulu. Tangan gue udah pegel ngocok terus" sahut gue
"ya udah lah, mainnya udahan. Lagian udah malem juga" sambut temen gue yg satunya lagi
"gue balik duluan ya.." lanjut dia, seraya berdiri mengangkatkan tubuhnya yang dari tadi duduk di lantai
"oke" Rizal langsung menjawabnya
Lalu kedua temen gw pun beranjak pergi pulang menuju rumahnya masing-masing.
*hampir di setiap malam, gue dan kedua temen gue itu berkumpul di tempat rizal cuma buat menghabiskan sisa-sisa waktu sebelum tidur untuk bermain kartu remi. Dan rizal adalah teman yang baru gue kenal sekitar 3 bulan, karena rizal ngekostnya dekat dengan rumah gue. Dan dia bekerja di salah satu pabrik otomotif yang ada di sekitar tempat gw tinggal. Karena di daerah gue terdapat kawasan industri yang lumayan besar. Rizal masih berumur 20 tahun, tapi masih mudaan gue 1 tahun. Karena rizal orangnya asyik dan supel, sampe akhirnya gw dan kedua temen gue pun menjadi akrab sama rizal.
"lu jangan dulu balik, beresin dulu tuh kartu" suara rizal memecah keheningan sesaat yang terjadi setelah kedua temen gue berlalu pergi.
"iye iyee" jawab gue, sambil langsung memungut dan mengumpulkan kartu remi tadi yang berserakan, kemudian menumpuknya kembali.
Setelah semuanya beres, gue ambil hape lalu mengecek jam, ternyata udah pukul setengah satu malam.
"gue balik sekarang ahh" pamit gw ke rizal sambil kemudian berdiri.
"udah sana pulang, gue juga mau tidur" rizal menjawab dengan gaya candanya seolah mengusir gue. Gue pun langsung angkat kaki keluar dan meninggalkan kostnya rizal.
Setibanya depan rumah, tangan gue langsung memegang gagang pintu, dengan sangat pelan sambil di dorong gw mencoba membuka pintu. Tapi ternyata pintunya udah di kunci, mungkin karena gue pulang lebih larut, karena biasanya gw pulang jam 11 atau setengah 12. "anjriitt, gimana gue masuk?" gumam gue.
Kemudian gue mulai mengetuk-ngetuk pintu sambil sesekali setengah teriak gue memanggil nyokap, berharap ada orang rumah yang denger dan bangun untuk membukakan pintu. Mungkin udah 10 menit berlalu sementara gue masih di luar dan terus mengetuk-ngetuk pintu, tapi lampu ruangan masih saja gelap. Buru-buru tangan gue masuk saku celana mengambil Hp, berniat mencoba menelepon orang rumah. tapi sekali gue sial, gue gak bisa telepon ataupun sms karena ternyata pulsa gue habis.
"aarrrgh, masa iya gue harus tidur di teras sih?" pikir gue.
Sementara gue masih berdiri depan pintu, dan gue mulai agak bingung. Gw harus bertindak apalagi?
Terdiam sesaat untuk berpikir, lalu ide pun muncul, gue memutuskan buat balik lagi ke kostnya rizal. Gw langsung langkahkan kaki balik menuju ke kostnya rizal. Setibanya disana, kembali gue ketok-ketok pintu sambil memangil rizal pelan.
"siapa?" terdengar suara rizal dari dalam
"yogi" dengan semangat langsung gue jawab.
Syukurlah, ternyata rizal belum tidur. Tanpa waktu lama rizal membukakan pintu. Berdiri di dekat pintu dengan cuma memakai celana dalam, sambil nguap rizal bertanya "kenapa gi? Kok lu balik lagi?"
"orang rumah udah pada tidur, dan gue gak di bukain pintu" gue menjawab pertanyaan rizal
"ouhh, yaudah masuk" sahut rizal.
Lalu gue pun masuk dan rizal kembali menutup pintu dan kemudian menyalakan lampu. Sementara gue langsung menuju ke tempat tidur rizal yang memang masih satu ruangan, karena di kostnya rizal cuma terdapat 2 ruangan, 1 ruangan utama dan 1 lagi dapur yang tergabung dengan kamar mandi. Lalu gue duduk di kasurnya dan bersandar ke dinding.
"elu kenapa belum tidur?" gue membuka obrolan pada rizal.
"kaga bisa tidur, gue kegerahan" jawab rizal
"hahaha, pantesan lu telanjang" sahut gue.
"iya sih tempat lu panas banget ya" lanjut gue
"yaa makanya gw telanjang kata gini" kata rizal
"terus sorry nih ya, kipas angin juga rusak. Kalo lu kegerahan lu buka baju kaya gue" lanjut rizal
Sambil kemudian rizal merebahkan tubuhnya di sebelah gue dengan tangan menyangga kepala di atas bantal. Mata rizal masih menatap langit-langit seperti belum terlihat ada rasa kantuk.
Suasana mulai menjadi hening, hanya terdengar, suara-suara dari jarum jam dinding yang berputar.
"gue tidur duluan yaa" suara rizal terdengar lirih memecah kesunyian.
"oke" sahut gue pelan. Dan selang beberapa saat, gue pun mulai merebahkan tubuh di samping rizal, terlihat mata rizal mulai terpejam. Beberapa menit berlalu, gue mulai tertanggu dengan suhu panas ruangan, gue bener-bener mulai kegerahan juga. Dan sepertinya, saran rizal harus gue ikutin juga. Lalu gue kembali bangun dan mulai melucuti pakaian gue satu per satu, sampai akhirnya gue cuma memakai celana dalam saja.
"hahha, kegerahan juga lu akhirnya" tiba-tiba rizal mengagetkan gue dengan suaranya.
"iya nih, gak kuat gue, panas banget!" jawab gue
"elu masih belum tidur juga?" tanya gue ke rizal
"gak tau nih, pikiran gue lagi melayang kemana-mana" rizal menjawab pertanyaan gue. .
"hmmm, mikirin apa sih emang?" gw lanjut bertanya
"ada laahhh" sangat singkat rizal menjawabnya
"ehh, elu punya pacar gak sih?" gw mengalihkan topik, kembali bertanya ke rizal
"punya gak punya" sekali lagi rizal menjawabnya singkat
"jiaahh, kok bisa gitu?" tanya gue lagi
"kenapa emang?" rizal malah balik bertanya
"gak apa-apa sih, gue cuma tanya aja. Lagian selama gue kenal elu, gue belum pernah denger elu cerita-cerita tentang pacar" jawab gue
"o ya, kenapa kok bisa bilang punya gak punya?. Cerita donk cerita" lanjut gue kembali bertanya ke rizal.
"yaa gue ada pacar, tapi gue ngerasa gak punya pacar" rizal mulai membuka cerita
"dan gue juga udah ngerasa gak pacaran, dibilang putus tapi belum putus, dibilang pacaran tapi udah gak jalan" lanjut rizal
"ouhh, terus terus?" kata gue yang begitu penasaran dengan cerita selanjutnya
"hampir selama gue disini, gue lost contact sama pacar gue. Nomor Hp dia juga gak pernah aktif" rizal melanjutkan ceritanya
Lalu sesaat rizal terdiam, sementara gue yang masih penasaran kembali melemparkan pertanyaan
"pacar lu dimana emang? Udah berapa lama pacaranya?" tanya gw
Fuufhhh,, terdengar suara lenguhan nafas rizal mengisi suasana keheningan malam
"pacar gue di kampung, hampir 2 tahun gue pacaran. Tapi selama 1 tahun lebih, gue sama dia pacaran backstreet. bokap nyokap dia gak suka sama gue. Karena waktu itu gue cuma seorang pengangguran. Sementara pacar gue kuliah" rizal melanjutkan ceritanya.
"ehh, elu sendiri gimana? Punya pacar?" tiba-tiba rizal melontarkan pertanyaan ke gue
Wooww, sebuah pertanyaan yang terdengar seperti letusan sebuah bom, bahkan tanpa di duga sama sekali kalau rizal akan balik bertanya seperti itu, pertanyaan yang sederhana namun bermakna begitu dalam. Dan mungkin bisa menjatuhkan harga diri gue.
Yuuppz, karena sampai umur 19 tahun ini, sama sekali gue belum pernah merasakan yang namanya pacaran, kalo di liat dari fisik, gue gak jelek-jelek amat, dengan tinggi 170 dan berat 55. Kulit yang agak putih dan wajah yang lumayan tampan. Harusnya gue bisa memikat hati para cewe. Tapi entahlah, mungkin karena satu hal, gue gak begitu tertarik terhadap lawan jenis. Sebaliknya gue malah lebih tertarik dengan sesama jenis, apalagi kalau udah liat cowok cakep, bawaanya pengen terus ngeliatin. lebih extreamnya lagi suka berangan-angan bisa sampai berpacaran, termasuk ke si rizal. Dan rizal adalah sosok orang yang saat ini benar-benar dekat dengan gue, dan rizal pula yang hampir di keseharian hidup gue, selalu bisa hadir dalam pikiran ini. Meski dalam angan-angan gue ingin bisa lebih dekat lagi, gak sekedar teman, melainkan berpacaran. Tapi entahlah, bagaimana mimpi itu bisa gw wujudkan? Sementara gue sama sekali gak punya pengalaman dalam hal percintaan.
Bersambung...
maaf yaa kalo gue songong atau apa,karena udah berani posting cerita di boyzstories. gue tau disini banyak dewa dewa yang jago banget bikin cerita.
meski gak ada track record gue tulis
cerita disini, tapi gw pengen nyalurin
hasrat yang terpendam. dan mudah-mudahan cerita yang gue buat bisa menghibur atau setidaknya menyita waktu kalian. hahaha. .
kalo banyak kekurangan di sana sini,harap maklum ya. karena gue kan nubitter (nubie pinter) bukan nubitol (nubie tolol) *peace*
FYI juga, gue gak tau cerita ini bakal jadi cerpen atau cerbung. krna sementara gua pengen liat responya
dulu.
Thx
Comments
*updatean masih nyambung di atas*
Colek @danze
"heh, kenapa malah bengong??" suara rizal tiba-tiba membuyarkan lamunanku sesaat
"emhh, ehh engga kok" jawabku sedikit terbata
"elu ngelamun yaa?" tanya rizal padaku
"ahh parah lu, gue cerita daritadi gak di dengerin" lanjut rizal
"gw dengerin kok zal" jawabku singkat
"gw tanya apa tadi ke elu?" sahut rizal
"iye, lu tanya gue udah punya pacar apa belum?" jawabku lagi
"terus gimana?" rizal kembali bertanya
"ya gimana yaa? Aduhh, gue malu ahh kalo harus cerita" aku menjawab pertanyaan rizal.
"halah, cerita aja sih. Kenapa harus malu. Gantian donk elu yang cerita" sahut rizal lagi
"gue gak punya pacar zal, dan gue juga belum pernah pacaran" dengan sedikit malu aku mulai bercerita ke rizal
"hah, serius lu?" rizal seperti kaget mendengar aku berbicara seperti itu
"iya gue serius, dari jaman sekolah SMP sampai SMA sampai saat ini. Gue belum pernah ngerasain yang namanya berpacaran" jawabku
"hadeuuh, payah banget lu gi. Kalo gue liat-liat lu itu cakep loh, setahu gue juga elu itu orangnya baik. Kalo aja gue cewe, gue gak bakal nolak punya pacar kaya elu. Terus, Masa iya sih gak ada cewe yang mau sama elu?. Atau, jangan-jangan elu yang gak suka sama cewe?"
Duaarrrr, gendang telingaku terasa pecah ketika aku mendengar rizal berkata seperti itu, sungguh diluar dugaan, bahkan aku tak menyangkanya sama sekali. Aku shock, salah tingkah dan tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku begitu takut kalo rizal tau keadaan aku yang sebenarnya.
Selama ini aku memang menyukai sesama jenis, tapi aku tidak pernah menunjukan kalau aku gay, bahkan teman yang gay pun aku tak punya. Dan ke-gay-anku adalah rahasia terbesar dalam hidupku yang selalu aku jaga. Jadi rasanya mustahil kalo ada orang yang bisa tau tentang rahasia ini.
"monyeet, maksud lu apa ngomong kaya gitu?" sedikit membentak dan bangun dari posisi tidurku, aku berpura-pura marah dan tak terima dengan ucapan rizal tadi
"hahahaha, sorry. Gue becanda kali gi, langsung maen marah aja lu" rizal mencoba menenangkanku
"ya elu parah ngomongnya, malah nyangka gw gay" sahut gue
"iye iye sorry, udah tiduran lagi lu" jawab rizal
Trik pura-pura marah yang aku buat pun berjalan baik, aku berhasil mengelak dari tuduhan rizal yang udah bikin jantungku berdegup kencang dan salah tingkah itu.
Kemudian aku mulai kembali ke posisi sebelumnya merebahkan tubuhku di samping rizal.
Meski jam sudah menunjukan pukul setengah 3 pagi, tapi aku merasakan masih belum mengantuk. Aku dan rizal pun kembali melanjut obrolan.
"oya zal, elu kan udah 2 tahun pacaran, selama itu elu pernah ngapain aja ama pacar lu?" aku mulai bertanya lagi ke rizal
"Ngapain yang lu maksud?" rizal malah balik bertanya
"ya apa kek,, secara lu udah 2 tahun pacaran, pasti udah deket banget donk. Dan namanya anak jaman sekarang, dalam pacaran pasti selalu ada sex. Elu pernah ML??" tanyaku ke rizal
"haduh gi, otak lu jongkok ya ternyata. Gue beda gi, jangan disamain. Statment lu salah tuh" jawab rizal
"sok suci lu, pernah ML apa enggak?" tanyaku dengan sedikit memaksa
"hmm, jujur aja ye kalo ML gw belum pernah. Palingan cuma cipokan ama grepe-grepe. Gue gak berani kalo harus ML" jawab rizal
"woww, grepe-grepe. Apanya tuh yang di grepe?" tanyaku lagi
"gue gak berani juga grepe-grepe daerah sensitifnya. Gue cuma grepe toketnya aja, kadang gue isepin dan gue jilatin sambil remes-remes" rizal menjawabnya begitu vulgar
Aku memejamkan mata sambil mendengarkan cerita rizal, Tanpa sadar imajinasiku melayang, aku membayangkan posisi pacar si rizal itu adalah aku. Khayalanku kini sedang menikmati jilatan permainan lidah rizal di area putingku. Aku begitu menikmati setiap sentuhan lidahnya, hembusan nafas rizal yang hangat begitu terasa di kulitku.
Aku begitu terlarut dalam permainan imajinasiku,tapi suara rizal telah membuyarkan kembali khayalan indahku.
"woyy, kok elu ngaceng?" kata rizal
"hahh, kaga ahh" sahutku
"kagak gimana? Itu kepalanya sampe keluar dari CD" lanjut rizal
"elu horny ya?? Padahal gue cuma cerita grepe-grepe doank. Hahaha. ." ejek rizal padaku
"ehh tapi sumpah, 'punya' lu gede banget. Sampe kepalanya ngelewatin puser. Baru sekarang gue ngeliat 'kepunyaan' elu" dengan tiba-tiba tangan rizal memegang 'punyaku'.
Refleks aku langsung menepis tangan rizal dan bangun dari posisi tidur.
"apa sih lu, malah pegang-pegang 'punya' gue" masih dengan gaya salah tingkah aku mencoba menghentikan aktivitas rizal, yang dari tadi memegang-megang kepunyaanku.
"gue yakin nih, elu pasti sering coli ya?" ucap rizal
"sotoy lu ahh, elu kali yang sering coli" aku mencoba mengelak
"gue tau ciri-cirinya kok, kalo orang yang sering coli " kata rizal lagi
Tangan rizal kembali memegang batang kemaluanku, kali ini aku malah membiarkan tangan rizal bermain disana. Aku merasakan ada sensasi lain ketika tangan rizal menyentuh batang penisku. Entahlah, mungkin ini karena pertama kalinya penisku di sentuh oleh tangan lain selain aku, atau
.....................