Sekedar mau share salah satu cerpen buatanku...
.
Selamat Membaca...
“Menangis tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah Nanda!” Ujar Amelia kesal sendiri. Dia berkacak pinggang sambil menatapku dari ambang pintu kamarku.
“Aku tidak sedang menangis, okey?” Belaku. Tapi aku berbohong. Aku memang sedang menangis. Aku buru-buru mengapus air mataku lalu duduk dan menoleh ke arah Amelia. Gadis cantik berambut panjang hitam lebat bergelombang itu menatapku dengan sangat tajam. Dia sedang kesal. Aku sangat tahu itu. Kesal padaku yang sejak kemarin terus saja menangis seperti anak manja karena masalah yang membelitku saat ini.
Aku memaksakan diri untuk tersenyum pada sahabatku itu.
“Tidak usah tersenyum! Senyummu mengerikan tahu tidak?!”
Amelia mendengus kesal. Dia lalu duduk di sebelahku. Tapi sesaat kemudian dia menghela nafas. Seolah sedang bingung memikirkan sesuatu. Memikirkan masalah sahabatnya. Masalahku.
Aku tahu dia juga dibuat bingung oleh masalah yang tidak biasa ini. Masalah percintaan segitiga yang sangat tidak lazim. Tapi aku juga tidak tahu apakah masalah percintaan ini bisa disebut dengan cinta segitiga atau bukan. Karena di dalam kisah ini. Tidak ada pihak yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Hanya saja ada pihak yang hatinya tersakiti. Termasuk aku. Atau mungkin semua pihak?
“Ku pikir sudah cukup jadi cewek cengengnya, Nan. Udah hampir tiga hari kamu menangis terus. Berdiam diri di kamar. Makan tidak teratur” Kata Amelia pelan, terkesan hati-hati seolah tidak ingin bernada mengguruiku. Tapi, walaupun Amelia mengguruiku. Aku pikir juga tidak apa-apa. Karena sahabat mana yang tidak ikut sakit hati bila sahabatnya sendiri di sakiti dengan cara yang sangat mematikan dan lebih buruk dari sebuah pembantaian. Aku mengerti bila dia ingin memuntahkan semua komentar yang berkecamuk di dalam kepalanya mengenai masalah ini. Bahwa kekasihku berselingkuh dengan sahabat terbaikku sendiri. Dan jelas-jelas mereka melakukannya di depan hidungku. Tapi Amelia bersabar untukku. Dia tahu hatiku sedang berdarah-darah. Jadi dia tidak ingin menumpahkan air garam di setiap inchi luka sayat di hatiku. Dia ingin aku menyelesaikan masalahku sendiri. Dengan caraku sendiri. Dan dia hanya akan berbicara bila memang aku membutuhkannya.
Aku merebahkan kepalaku dibahunya. “Rasanya masih ingin terus menangis, Mel”
“Aku tahu sayang…” Amelia merangkulku dengan lembut sambil mengusap-usap rambutku yang aku biarkan tergerai. “Tapi diluar masih ada masalah yang mesti kamu hadapi. Menangis boleh. Tapi cukup dengan satu tangisan saja, okey?” Lanjut Amelia.
“Akan aku coba”
“Kalau begitu, kamu bisa mencobanya sekarang. Lelaki itu datang kesini, dia sedang menunggumu di halaman belakang”
Aku tersentak kaget. Kami berdua saling berpandangan.
“Siapa?” Tanyaku.
“Alex….”
Aku langsung mematung. Aku butuh lima menit lebih untuk tersadar. Dan hampir satu jam untuk memutuskan beranjak dari tempat tidurku dan berjalan menemui Alex yang telah menunggu di halaman belakang rumah.
Lelaki keturunan jawa perancis itu, ku lihat dia sedang berdiri memandangi kolam renang yang beriak-riak tenang. Aku telah lama mengenalnya. Tapi entah kenapa. Aku baru sadar, dia sangat tinggi sekarang. Bahunya juga bertambah lebar. Otot-otot lengannya menonjol keluar.
Aku juga baru sadar, setelah sekian lama mengenalnya. Ternyata dia bisa berlaku sangat tega terhadapku. Begitu kejam.
Di satu sisi aku masih sangat menyanyanginya, di sisi lain aku tiba-tiba ingin sekali merobek-robeknya. Dia telah begitu keterlaluan padaku. Menyayat setiap inchi hatiku hingga berdarah-darah.
Aku berjalan pelan mendekatinya. Alex yang menyadari kehadiranku langsung berbalik. “Nanda…“
PLAKKK!!! Tanpa sadar aku menamparnya dengan sangat keras hingga tanganku terasa sangat panas. Wajah indo tampan itu berpaling karena tamparanku. Tapi seolah tidak berefek apa-apa. Seolah tidak terasa sakit sama sekali.
Aku lalu duduk di tepi kolam dan memasukkan kedua kakiku ke dalam air. “Aku sangat kecewa sama kamu, Lex” Ujarku membuka topik.
“Maaf…” Dengan lesu Alex juga duduk disampingku.
Kami duduk saling membelakangi.
“Aku harap dengan sebuah kata maaf darimu, hal itu bisa menyembuhkan hati aku, tapi seharusnya kamu tahu benar, semua itu tidak akan bisa mengubah apa-apa”
“Kamu bukan satu-satunya yang terluka disini”
“Aku tahu. Tapi akulah pihak yang paling terluka disini. Kalian berselingkuh di depan hidungku”
“Kami memang berselingkuh. Tapi kurang tepat rasanya bila dikatakan kami berselingkuh di depan hidungmu”
Aku menoleh ke arah Alex. Menatapnya lekat-lekat. Pandangan lelaki berhidung mancung itu menyorot lurus ke depan, dengan ekspresi wajah serius senada dengan kata-kata yang barusan diucapkannya. Itu membuatku kesal!
“Kalian jadian, Lex! Kalian ada main dibelakangku!”
“Tapi tidak bila didepanmu!”
“Apa bedanya, Lex?!!!”
“Jelas saja berbeda!!!” Teriak Alex tidak mau kalah.
Lelaki itu membalas tatapanku. Aku sedikit tersentak kaget. Bukan karena dia berteriak padaku atau membalas tatapanku. Tapi karena kedua matanya yang telah memerah dan sedikit berkaca-kaca. Tidak pernah ku lihat Alex seperti itu sebelumnya. Alex yang ku kenal selalu tegar, kuat, dan percaya diri. Tapi sekarang Alex menangis? Seingatku Alex tidak pernah menangis!
Alex kemudian memalingkan muka. Entah kenapa tiba-tiba hatiku tidak terlalu sesak sekarang. Tapi malah muncul rasa sesak yang lain. Sesak di hati Alex. Kini aku seperti merasakannya juga.
Aku mengenal Alex sejak kami duduk di bangku SMA. Hampir 5 tahun yang lalu. Kami terbilang sangat dekat. Jadi aku tahu benar siapa Alex. Alex bukan tipe lelaki yang mudah mengenal cinta. Tapi sekarang dia terlihat begitu menderita karena masalah ini. Masalah cinta. Benarkah Alex sangat menyukai orang itu? Sangat? Sampai-sampai dia bisa memperlakukan aku sampai seperti ini?
Aku benar-benar bingung!
“Bila ada kamu….” Alex memulai kata-katanya setelah beberapa saat terdiam. Aku menoleh ke arahnya. Mengamatinya yang berbicara dengan begitu serius. “Dion sepenuhnya adalah milikmu. Bahkan selamanya hanya akan menjadi milikmu yang utuh. Kamu harus tahu itu, Nan...”
“Tapi Lex---“
“DIA-HANYA-AKAN-MENJADI-MILIKMU-YANG-UTUH!” Ulang Alex pedih. “Kau mengerti maksudku kan?”
AKu menutup mulutku dengan kedua tanganku. Aku kembali menangis. Tapi aku berusaha menghentikan tangisku. Aku terasa sedang berada dipersimpangan jalan antara mengerti dan tidak mengerti. “Tapi kamu salah satu sahabat terbaik aku, Lex. Kenapa kamu tega?”
“Hati manusia siapa yang tahu? Hati manusia itu aneh”
“Setiap hati manusia berbeda-beda. Itu maksud kamu?”
“Setiap hati memiliki pilihannya sendiri. Mencintai siapa? Menyanyangi siapa? Bertahan untuk siapa?”
Aku menekan dadaku yang semakin sesak. “Tapi Lex, Aku----“
“Yang mengenal Dion lebih dulu? Kamu yang memiliki hati Dion terlebih dulu. Kamu yang jadian dengan Dion terlebih dulu. Aku juga tahu benar akan hal itu!!!!”
“Terus kenapa? Kamu tahu kalau Dion adalah cowok aku. Dan kamu adalah sahabat terbaik aku----“
“Karena hati aku memilih dia! Belum jelas juga?!!” Alex bangkit menahan kesal. “Aku merasa nyaman ketika bersama Dion!” Lanjut Alex. “Aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya! Hati aku berulang kali mengatakan aku menyukainya. Ingin terus berada disampingnya. Menjaganya. Memilikinya!”
Aku memalingkan muka “Tapi kamu laki-laki, Lex dan dia juga laki-laki!”
“So what?!!!”
“Itu salah Lex...” Aku lalu berdiri dan berjalan meninggalkan Alex. “Salah besar!”
“Kamu bisa marah sama aku Nan…” Perkataan Alex langsung menghentikan langkahku. Perkataannya membuat otakku kembali berfikir dan membuat perasaanku semakin campur aduk.
“…Atau bahkan kamu bisa membenciku. Mengutukku. Tapi satu hal yang sangat aku minta darimu. Maafkan Dion. Dion sama sekali tidak bersalah atas semua masalah ini. Semuanya murni berawal dariku. Aku yang mencintainya terlebih dulu. Aku yang terus mengejar cintanya agar separuh hatinya atau paling tidak secuil di salah satu sudut hatinya agar terukir namaku. Kalau kau mau aku bisa sujud di depanmu. Agar kau bisa memaafkan Dion. Dion frustrasi sekarang, Nan. Dia terlalu merasa bersalah. Dion menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi”
Aku berbalik dan menatap Alex. Lelaki itu memandangiku dengan tatapan lelah. Sangat mengiba. “Kita semua salah, Lex.” Balasku pada akhirnya. Sulit ku akui tapi kita semua punya andil dalam masalah ini”
“Aku yang salah…” Alex tidak setuju. “Just me”
“Kita semua” Ulangku. “Aku salah karena aku mengenalkan kalian berdua dan membiarkan Dion dekat denganmu. Kamu salah karena Dion sudah jelas adalah kekasihku tapi kamu tetap saja ingin memilikinya. Dion salah karena dia mau saja menerima hatimu. Jadi semua salah”
Lalu tiba-tiba Amelia muncul bersama Nala, sahabat terdekat Dion.
“Sorry menganggu, tapi ada masalah gawat.” Ujar Amelia. Dia memandangi kami berdua kemudian meminta Nala mengatakan sesuatu. Keduanya terlihat tegang. Perasaanku mendadak tidak enak. Firasat buruk.
“Dion menghilang…”
Tepat dugaanku. Nala mengatur kembali nafasnya yang kempas kempis. Ku tebak dia tadi buru-buru ke sini. “Semalam Dion meninggalkan pesan aneh di catatan facebooknya dan sekarang menghilang” Lanjut Nala.
“Pesan apa?!!!” Tanya Alex serius. Dengan raut muka yang teramat sangat khawatir lelaki itu mendekati Nala. Mereka berdua berpandangan dalam kebisuan. Terkesan sedang saling berbicara melalui ikatan lain. Atau mungkin Alex telah mengerti maksud Nala dari catatan aneh yang ditinggalkan Dion. Alex hanya ingin memastikannya saja.
Nala lalu mengangguk pelan pada Alex kemudian menoleh kearahku. “Intinya… Dion ingin bunuh diri” Jelas Nala.
Keseimbanganku tiba-tiba menghilang. Secepat kilat Alex berlari menuju mobil mewahnya. Dan entah bagaimana caranya aku telah berada di dalam mobil Nala. Aku duduk di bangku belakang dengan dirangkul Amelia. Sementara samar-samar aku melihat Nala berbicara menggunakan wireless.
“Aku tahu tempat itu” Ujar Nala kemudian mematikan sambungan. Dia menatap kami dari kaca spion di depannya. “Dion sudah ketemu. Keyle melihatnya masuk di jalur Tol Tembalang dan Alex sedang menuju ke sana sekarang”
---
Setiba di jalur Tol Tembalang, beberapa kilo dari pintu gerbang masuk. Nala menepikan mobilnya. Kami bergegas keluar. Di saat yang sama di seberang jalan Alex juga melakukan hal yang serupa. Alex menepikan mobilnya dengan suara ban mendecit dan langsung menghambur keluar.
Sementara itu di tengah kami semua. Atau di tengah jalan lebih tepatnya. Dion berdiri di antara keramaian kendaraan yang berlalu lalang dengan kecepatan tinggi. Lelaki manis berponi itu menatap kosong ke arah jalanan. Dan dengan perlahan tapi pasti dia mendekati maut. Dion seperti mayat hidup yang sudah tidak bisa lagi menyadari keberadaan kami. Tatapannya kosong. Lesu.
Kedua kakiku bergetar tidak mampu bergerak dan air mataku hanya bisa meleleh. Nala hampir sama denganku. Dia hanya bisa mematung dengan perasaan cemas yang mencekik leher. Tapi Alex… Lelaki itu seolah tidak peduli dengan nyawanya sendiri. Dia berjalan menerjang maut. Tidak peduli jalanan Tol yang ramai. Tidak peduli dengan kendaraan yang melintas secepat kilat. Suara-suara Klakson yang membahana. Alex tetap saja berusaha secepat mungkin mendekati Dion.
Terlihat sekali Alex sangat menyukai Dion melebihi apapun. Mencintai lelaki, kekasih sahabatnya sendiri itu dengan ketulusan hati yang tidak ternilai. Dan mesti tidak ingin melihat adegan itu. Terlebih bila terjadi sesuatu yang buruk. Namun kepalaku tidak bisa dipalingkan. Kedua mataku terus saja fokus pada aksi penyelamatan tolol itu.
Dion sambil melelehkan air mata menyadari sebuah Truck Gandengan pembawa Container melaju cepat ke arahnya. Dia menoleh ke ujung jalan yang lurus tanpa cela. Langkahnya seirama dengan laju Truck yang semakin mendekat.
“Alex cepat! Ada Truck!” Aku mendengar Nala berteriak cemas. Alex menanggapinya dengan cepat. Saking terburu-burunya hingga dirinya tidak menyadari ada sebuah mobil keluarga melintas. BRAKKK!!!.
“ALEX!!!”
Suara tabrakan terdengar jelas di telingaku. Disertai cuara decitan yang melengking. Alex tertabrak! Aku menutup mulutku dengan tangan.
“Alex akan baik-baik saja. Alex kuat” Aku dan Nala berpandangan. “Kamu tahu itu juga kan?” Lanjut Nala.
Ya, Alex kuat. Sangat Kuat. Jawabku dalam hati. Dan tak lama setelah itu. Alex bangkit. Ada beberapa bagian tubuhnya yang berdarah. Dalam hati tanpa sadar aku memohon pada sahabatku itu. “Aku mohon, selamatkan Dion, Lex. Aku sangat menyanyanginya. Sama sepertimu aku juga tidak ingin kehilangan Dion. Dan aku berjanji. Bila kau bisa menjaganya sekarang. Kau bisa menjaganya bersamaku. Asalkan aku-juga bisa menjaga Dion”
Seperti sebuah gerakan lambat. Aku bertahan dari pandanganku yang semakin terasa kabur. Alex tidak peduli pada dirinya yang baru saja tertabrak dan berdarah. Dia langsung bergegas meraih Dion yang menghampiri Truck. Memeluk lelaki itu ke dalam pelukannya menariknya di antara pembatas jalur. PRANKKKK!!!! Suara Klakson Truck menggelegar. Dion terselamatkan!
Aku langsung terduduk lemas. Lega. Amelia merangkulku kuat-kuat takut aku jatuh pingsan. Aku menangis tapi aku tahan dengan tangan menutup mulutku. Tangis penuh syukur. Ku lihat dengan sisa penglihatanku. Alex dan Dion sama-sama terduduk. Alex memegangi pundak Dion dengan kedua tangannya. Alex marah dan langsung memuntahkan kekesalannya, kekecewaannya, kekecemasannya, semua yang dia rasakan.
Keduanya sama-sama menangis. Meskipun aku tidak tahu apa yang sedang Alex teriakkan pada Dion. Begitu pula dengan jawaban Dion yang terlihat begitu terisak-isak. Terlihat begitu bersalah.
Tapi aku tahu pasti point apa yang mereka bahas. Bahwa mungkin Alex berfikir tindakan Dion sangat bodoh. Bahwa sama sepertiku Alex tidak ingin kehilangan Dion. Bahwa Dion sangat merasa bersalah pada kami berdua. Aku dan Alex. Yang sangat dia tahu pasti. Baik aku dan Alex. Selalu setia disisinya. Tidak peduli akan dirinya yang telah berhianat. Tak peduli bahwa kami masing-masing hanya bisa menerima sebagian hatinya. Sebagian cintanya.
Comments
nih salah satu cerpenku yang rada gk jelas,, hahaha
cewek...
emng gk keliatan cewek ya?
hehehe...
.
btw itu cm sepenggal kisah dr tokoh dion dan alex... hee
apa it maksud.a nanda x dion pasangan straight? O.o
hehehe...
nanda itu cew...
dion itu cow...
nanda dan dion pacaran...
alex itu cow. sahabat nanda...
trus dion dan alex kenalan...
sama2 jatuh cinta...
trus jadian...
backstreet dr nanda tentu saja...
hehehe...
rada aneh yaa?...
aku suka....
but ur story too short....
hehehe
thnkz...
.
iya pendek...
.
yg pendek2 ja dlu... soalnya gk yakin bisa nulis jg... hee
merendah banget sih jd orang.
padahal cerpen2nya sdh diakui n dibaca bnyk org, tp selalu aja merendah.
makin suka deh sama Garda.
hehehehe
Proyek Antologi Boyzforum 2012
TEMA:
Perjuangan Hidup, dengan batasan tokoh sekitar kehidupan Gay, Transgender dan Lesbian.
SYARAT PENULISAN CERPEN:
1. Warga Negara Republik Indonesia
2. Jumlah halaman naskah 6-8 lembar, spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman font 12, ukuran kertas A4, margin 3-3-3-3.
3. Biodata narasi sekitar 100-200 kata yang ditulis pada halaman akhir naskah cerpen. (Bisa pakai nama asli atau nama pena)
4. Kirim naskah cerpen ke alamat email: [email protected] (dengan menulis di judul/subjek email: Antologi BF 2012 – Nama Penulis - Judul Cerpen) dalam pentuk lampiran, bukan di badan email.
5. Setiap peserta hanya boleh mengirim maksimal 2 cerpen terbaiknya.
6. Posting info Proyek di note FB dan Tag ke teman lainnya sebanyak 30 orang termasuk Antologi BF (http://www.facebook.com/antologi.bf)
7. Naskah belum pernah dipublikasikan di media apa pun.
8. Tulisan Tidak diperkenankan menyinggung SARA atau hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.
9. Dipilih 15 Naskah Cerpen, untuk kemudian diajukan ke penerbit Mayor, jika tidak lolos maka akan diterbitkan secara indie.
10. Naskah paling lambat dikirim tanggal 18 Agustus 2012
11. Pengumuman NASKAH peserta proyek yang lolos 31 Agustus 2012.
12. Jika peserta tidak melengkapi semua persyaratan di atas, maka otomatis dianggap gugur.
13. Penilaian Juri tidak bisa diganggu gugat dan tidak diperkenankan berkomunikasi secara pribadi dengan semua Panitia, jika ada yang perlu ditanyakan silakan bertanya pada akun Antologi BF.
14. Tidak ada reward dalam proyek ini. Untuk masalah royalti akan dibicarakan kemudian jika naskah sudah siap.
TIMELINE
Pengumpulan cerpen: 3-18 Agustus 2012
Pengumuman kontributor: 31 Agustus 2012
Pengumpulan Kontibutor untuk revisi dan pembahasan: September 2012
Pengajuan ke penerbit: Oktober 2012
Selamat berkarya!
Tabik,
@gr3yboy
......................................................................
Update Peserta Proyek ANTOLOGI Boyzforum 2012
(Keterangan: G = Cerita Tema Gay; T = Cerita Tema Transgender; L = Tema Cerita Lesbian)
(per 3 Agustus 2012)
1. Abiyasha – Ketetapan Hati (G)
2. Chocolate010185 – ArnaWarna = Samudra (G)
3. Ciella Caroline – Izinkan Aku Berada di Sampingmu (L)
4. Danu Prastyo – Untitle (G)
5. Gr3yboy – Al-Fath (T)
6. Jay Dody – Buku Nama Panji (G)
7. Jay Dody – Pelajaran Hidup Rezha (G)
8. Mario Bastian – Impian Kelas Bisnis (G)
9. Shiki – Di Pelataran Senja (G)
10. Stephen_Frans – Cerita dalam Novel (G)
11. Alabatan - Tidung Cinta (G)
12 Foreill_V - The Paper Plane (G)
......................................................................
Boleh ya komen. Narasi pembukaan terlalu terburu sampai pembaca tidak bisa memastikan kalau Nanda itu cewek. Tokohmu terlalu diforsir pada Alex dan Dion yg tidak jelas juga. Seharusnya ada 1 atau 2 kalimat yang menjelaskan tentang awal hubungan mereka. Cerpen ini terlalu mirip teka-teki. Penambahan tokoh2 yang hanya sekadar lalu merusak citarasanya.
EYD. Minimalisir typo dong. Mengapus=menghapus,
penggunaan di yang masih salah, di sakiti=disakiti, untuk dialog bila menulis "kalimat(pastikan ada tanda baca misal koma atau titik)" setelah itu huruf kecil bila menulis ujar atau kata atau tanya atau jawab, dsb. Bkn terus huruf gede. Penggunaan ku, itu ku lihat=kulihat, ku kenal=kukenal.
Kalimat juga beberapa miss, misal:
Gadis cantik berambut panjang hitam lebat bergelombang (kamu jelasin rambut cew pa rambut kuntilanak?), cukup tulis gadis cantik berambut hitam bergelombang, gt saja.
Kelogisan itu perlu dalam fiksi. Masa nulis Kami duduk saling membelakangi, padahal satu sedang mengiba. Jadi ini jelas tidak logis. Itu dulu. Tapi intinya ini hanya kesalahan teknis penulisan. Konten hanya satu dua yg miss.
Boleh ya komen. Narasi pembukaan terlalu terburu sampai pembaca tidak bisa memastikan kalau Nanda itu cewek. Tokohmu terlalu diforsir pada Alex dan Dion yg tidak jelas juga. Seharusnya ada 1 atau 2 kalimat yang menjelaskan tentang awal hubungan mereka. Cerpen ini terlalu mirip teka-teki. Penambahan tokoh2 yang hanya sekadar lalu merusak citarasanya.
EYD. Minimalisir typo dong. Mengapus=menghapus,
penggunaan di yang masih salah, di sakiti=disakiti, untuk dialog bila menulis "kalimat(pastikan ada tanda baca misal koma atau titik)" setelah itu huruf kecil bila menulis ujar atau kata atau tanya atau jawab, dsb. Bkn terus huruf gede. Penggunaan ku, itu ku lihat=kulihat, ku kenal=kukenal.
Kalimat juga beberapa miss, misal:
Gadis cantik berambut panjang hitam lebat bergelombang (kamu jelasin rambut cew pa rambut kuntilanak?), cukup tulis gadis cantik berambut hitam bergelombang, gt saja.
Kelogisan itu perlu dalam fiksi. Masa nulis Kami duduk saling membelakangi, padahal satu sedang mengiba. Jadi ini jelas tidak logis. Itu dulu. Tapi intinya ini hanya kesalahan teknis penulisan. Konten hanya satu dua yg miss.
wow komentarnya.
but Danu is my best motivator.
hehehehehe....
dikomentari juga dong ceritaku judulnya love is a cake.
@danu_darkangelz maaf ya numpang promosi. ditunggu cerita selanjutnya.
merendah? hehehe, nggak juga, kenyataan emang gitu...
Makin suka ma Garda? wkwkwkw
Thanks a lot buat komentarnya,,, masukannya juga,,, hehehe
aku memang masih banyak kekurangan dalam menulis...
jujur, dalam penggunaan bahasa, penataannya, juga masih kacau balau... terutama dalam masalah penceritaan ( diskripsi ), dll...
tapi kalau masalah dialog menurutku udah okelah ( sombong yahhh, hehehe )
btw... thanks lah buat @shiki...
karena udah mau mampir disini dan meluangkan waktu dan pemikirannya buat cerpenku...
Terima kasih kembali. Lanjutkan. Tulisan Anda idenya seger. Saya suka.