It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lu bilang bgusan chebok? Gak slah lu? Diliat dari mananya? Dari dengkulnya? Mendingan lo nyadar tempat lo tuh dimana, jangan asal nyampah dimana ajh! Asal lo tau ajh ya satu orang yg kayak lo, yg ngedukung sang plagiator chebok, sama ajh dengan membantu chebok buat memplagiat karya orang lain! Sebaiknya lo @lion_heart pergi jauh2 dari sini! Kita disini gak butuh omongan nyampah twibabi kyak lo!
klo mau nyampah.
Mending nyampah tu Di muka chebok.
[INFO] Today, SNSD will have 2nd
concert at 4.00 pm JST at Osaka
Municipal Central Gymnasium
(Osaka) for GG 2nd Japan Tour as
Encore Concert.
"Saranghae." Namja manis
berdimple itu berkata pada namja
tampan yang berjalan
disampingnya.
"Jinjja? Nado saranghae." Namja
tampan itu membalas ucapan sang
namja manis dengan senyuman
bak malaikat yang terpasang di
wajahnya. "Nae dongsaeng."
.
"Junmyeon hyung, Appa
mencarimu. CEPATLAH TURUN!"
Namja manis itu berteriak
memanggil sang kakak, hingga
membuat kedua orang tuanya
yang duduk tak jauh darinya harus
menutup telinga agar tidak
mengalami gangguan
pendengaran.
"Yixing-ah bisakah kau kecilkan
suaramu saat dirumah? Kau
membuat pendengaranku jadi
terganggu!" seorang namja
berwajah malaikat berjalan
menuruni anak tangga sambil
menatap sang adik dengan kesal.
"Pendengaranmu memang sudah
terganggu sejak dulu. Buktinya kau
baru menyahut setelah 5 kali
kupanggil. Jadi jangan salahkan
aku!" Namja manis yang dipanggil
Yixing itu menggembungkan
pipinya tanda kesal.
"Aish.. kalian berdua itu
bersaudara, tapi mengapa selalu
bertengkar." Nyonya Kim
mengurut keningnya yang tiba-
tiba terasa pening setelah
mendengar pertengkaran kedua
anaknya.
"Dia yang berteriak!"
"Hey kenapa kau menyalahkanku?
Kau saja yang punya telinga
pajangan sehingga tidak
mendengar saat aku
memanggilmu!"
"Cukup! Junmyeon, duduklah."
Junmyeon-namja malaikat- atau
lebih sering dipanggil Suho itu
mendudukkan dirinya disamping
Yixing sang dongsang
'kesayangannya'
"Ada apa appa memanggilku?"
Tanya Suho saat melihat guratan
tegas di wajah sang appa.
"Kau tahu perusahaan Kwon kan?"
Suho mengangguk sebagai
jawaban dari pertanyaan appanya.
"Perusahaan itu terancam
bangkrut karena terlilit hutang."
"Lalu apa hubungannya dengan
kita?" tanya Yixing dengan wajah
polosnya.
"Kau diam saja Yixing. Ini urusan
namja tampan." Bisik sang umma
pada Yixing.
"Aku kan juga namja!"
"Kan aku sudah bilang urusan
'namja tampan' bukan 'namja
cantik'." Yixing menatap ummanya
dengan tatapan polosnya –lagi-
"Sudahlah kau tidak akan
mengerti!"
"Perusahaan itu meminta bantuan
pada perusahaan kita beberapa
hari yang lalu. Dan appa
menyetujuinya. Dan satu lagi, CEO
mereka punya seorang putri yang
sangat cantik."
"Jadi?" Suho mengerutkan dahinya
saat merasakan ada yang tidak
beres dengan sang appa.
"Appa dan tuan Kwon berencana
menihkanmu dengan putrinya itu.
namya Kwon Yuri. Otte?"
Matanya membulat sempurna saat
mendengar perkataan sang appa.
Hatinya terasa sangat perih saat
mendengarnya.
Namja manis itu hanya bisa
berharap agar sang kakak
menolaknya. Ya, hati Yixinglah
yang sakit saat ini.
"Terserah appa saja."
Sudah hancur. Hatinya,
harapannya, pertahanannya
semuanya sudah hancur sesaat
setelah mendengar ucapan Suho.
Setitik air mata turun dari krystal
indahnya.
"Bagus kalau begitu. Kita akan
segera melangsungkan
pernikahannya." Sorak tuan Kim
sambil memeluk sang istri saking
bahagianya.
"A.. aku kekamar dulu." Yixing
beranjak dari duduknya saat
menarasakan akan semakin
banyak air mata yang turun dari
matanya setelah ini.
"Ah Yixing." Pergerakan Yixing
terhenti saat mendengar
panggilan sang appa.
"Ne appa." Jawa Yixing tanpa
membalikkan tubuhnya.
"Bisakah kau menjadi pendamping
Junmyeon saat upacara pernikahan
hyungmu nanti?" dengan segenap
kekuatan yang tersisa, Yixing
menjawab.
"Tentu saja."
.
"Yixing, temani aku siang ini ya.
Kita harus mencari baju pengantin
untuk pernikahanku minggu
depan." Ucap Junmyeon pada
Yixing yang berjalan di
belakangnya.
Mereka berdua baru saja
menyelesaikan meeting dengan
perusahaan Kwon beberapa menit
yang lalu. Terlihat mereka masing
menggunakan setelan jas kantor
yang melekat di tubuh mereka.
"Tentu hyung." Jawab Yixing
singkat tanpa mengalihkan
pandangan dari berkas-berkas
yang ada di tangannya.
"Yixing..."
Bruagh..
"Aku baru saja mau bilang 'jangan
membaca sambil berjalan.'
Sekarang lihat apa yang terjadi
akibat kebodohanmu itu." Yixing
masih menutup matanya saat
mendengar perkataan Suho. Ia
tidak berani membuka mata karna
ia sangat yakin telah terjatuh
ditampat yang tidak semestinya.
Diatas tubuh Suho.
Nasib sial sepertinya menimpa
Suho. Saat ia berbalik untuk
mengingatkan Yixing, ia malah
menjadi korban dari kebodohan
adiknya itu.
"Sampai kapan kau akan menutup
matamu hah? Banyak orang yang
melihat kita bodoh!" Yixing
membuka matanya dan detik itu
pula pandangan Yixing bertemu
dengan Suho.
"M.. Mianhae hyung." Yixing
beranjak jadi atas tubuh Suho
setelah beberapa saat tenggelam
pada manik mata Suho.
"Sudahlah tidak apa-apa. Ayo kita
harus cepat."
.
"Yixing, bagaimana dengan yang
ini?" Suho menunjukkan sebuah
gaun putih pada Yixing yang asik
mengamati tuxedo.
"Itu terlalu ribet hyung. Maksudku,
ekornya terlalu panjang." Lalu
Yixing kembali mengaihkan
pandangannya dapa tuxedo.
"Kalau yang ini bagaimana?"
"Itu terlalu bling-bling." Dan
kembali Yixing mengalihkan
pandangannya ke tempat lain.
"Yang ini bagaimana?"
"Ya Tuhan! Itu bukan baju
pengantin hyung! Itu Bikini!"
"Bukankah ini bagus? Kami
menikah di pinggir pantai. Dia
memakai bikini yang seksi
sementara aku hanya
menggunakan celana pantai yang
memamerkan ABSku.."
"Hyung berhentilah berhayal! Ini.
Aku sudah pilihkan Tuxedo
untukmu." Suho menerima Tuxedo
yang dipilikan Yixing.
"Gomawo. Aku coba dulu ya." Suho
melesat masuk kedalam ruang
ganti di pojok ruangan toko itu.
sementara Yixing sibuk memilih
gaunnya.
"ini bagus."
"Yixing apa kau yakin dengan ini?"
Yixing menatap Suho yang telah
menggunakan Tuxedonya. Dimata
Yixing, Suho benar-benar terlihat
menawan sekarang.
"Tentu saja. kau terlihat
sangat..tampan." Yixing tersenyum
miris saat melihat tubuh Suho
yang terbalut tuxedo. Sebentar
lagi, namja tampan itu akan
membuat sebuah keluarga kecil
yang bahagia, tanpanya...
"Em.. bagaimana dengan ini?
Kupikir ini cocok untuk Yuri."
Yixing menunjukkan gaun yang
baru saja didapatkannya.
"Ini gaun bagus! Coba kau pakai
ini."
"Ah ten.. APA?! Kau gila?!"
"ayo lah Yixing. Kupikir, tubuh Yuri
juga seperti tubuhmu. Kalau
ditubuhnmu itu pas ditubuh Yuri
juga pasti pas." Yixing berfikir
sejenak. "Jangan banyak berfikir!
Cepat pakai." Suho mendorong
Yixing masuk kedalam bilik ganti.
.
"Hyung apa kau yakin?" terdengar
suara dari dalam bilik ganti yang
dipakai Yixing.
"Tentu saja. Yixing ayo keluar!"
"Tapi jangan menertawaiku,
mengejekku, atau malah muntah
didepanku. OK?!"
"Oh ayolah Yixing. Aku tahu gaun
itu memang tidak cocok untukmu
tapi..."
Sreet..
Yixing menarik tirai yang
menghalangi pandangan Suho
terhadapnya. Dia berjalan pelan
kearah suho dengan semburat
merah di pipinya.
Sementara Suho... dia hanya bisa
menatap sang adik dengan
senyum remeh yang pudar
perlahan-lahan.
"Aigo... anda cantik sekali dengan
gaun itu. Tuan, kau beruntung
mempunyai pacar sepertinya."
Ucap seorang pelayan yang sedari
tadi membantu Suho dan Lay
mencari baju.
"Yea.. cantik." Gumam Suho tanpa
sadar.
Yixing memakai sebuah gaun
pengantin warna putih selutut
tanpa lengan dengan renda-renda
di bagian bawah gaunnya. Dan
jangan lupakan sebuah pita biru
besar yang mempercantik bagian
belakang gaun itu.
"Coba kau pegang ini dulu. Aku
harus kesana sebentar." Pelayan
itu menyerahkan sebuket bunga
mawar biru pada Yixing lalu pergi
meninggalkan Yixing dan Suho.
"Kau cantik. Aku tidak menyangka
kau akan secantik ini dengan gaun
itu."
"Hyung! Aku ini namja!"
"Tapi tetap saja kau terlihat cantik.
Apa kau tidak dengar perkataan
pelayan barusan?"
"Ah sudahlah terserah! Aku mau
ganti." Yixing membalikkan
tubuhnya dan hendak kembali
kedalam bilik ganti yang tadi ia
pakai.
"Tunggu dulu." Suho menahan
tangan Yixing lalu membalikkan
tubuh kecil adiknya itu. ia berfikir
sejenak lalu merapikan gaun
Yixing. "Sekarang kaitkan
tanganmu dilenganku." Yixing
menatap Suho dengan tatapan
curiga tapi tetap saja dia lakukan.
Ia mengaitkan tangan kirinya pada
tangan kanan Suho sementara
tangan kanannya memegang
buket bunga.
"Sekarang lihat ke cermin." Bisik
Suho. Yixing menolehkan
pandanganannya pada cermin.
"Bukankah kita terlihat serasi?"
Yixing menatap bayangannya dan
Suho dicermin itu. ya mereka
sangat serasi.
"Huks Hyung.." Yixing memeluk
Suho dengan erat sambil menangis
sesegukan.
"Hei hei kau kenapa?" Suho
mengadahkan wajah Yixing agar
menatapnya. Yixing
menggelengkan kepalanya sambil
mengusap air mata yang belum
juga berhenti mengalir.
"Hei melihatmu memakai gaun ini,
aku jadi ingat. Dulu, saa kita masih
kecil, kita main rumah-rumahan
lalu kau bilang 'Aku akan menikah
dengan namja yang kucintai. Aku
akan jadi namja yang cantik,
menggunakan gaun yang bagus,
dan menjadi ibu yang baik untuk
anak-anakku nanti.' hahaha... aku
bahkan masih ingat bagaimana
raut wajahmu saat itu."
"Dan namja yang ku cintai itu kau."
Bisik Yixing dengan sangat pelan.
"Apa?"
"Saranghae hyung."
"Nado sarang..."
"Aku mencintaimu sebagai Yixing
bukan sebagai Dongsaeng." Suho
terdiam. Ia menatap mata sembab
Yixing dalam.
Keheningan menyelimuti mereka
sekarang. Mereka hanya saling
menatap tanpa bicara.
"Jika aku boleh memilih... Aku akan
memilihmu sebagai istriku. Tapi,
tidak ada pilihan itu dalam buku
appa. Kita sesama namja, dan kita
bersaudara. Itulah yang menjadi
alasan untukku untuk
menghapusmu dari hatiku selama
25 tahun aku hidup didunia Yixing.
Mianhaeyo. Nado Saranghae."
.
Disebuah ruangan didalam gereja
tua itu, seorang yeoja tengah
menatap dirinya sendiri melalui
cermin. Sungguh ia sangat
berterima kasih pada calon adik
iparnya yang telah memilihkan
gaun seindah ini untuknya. Benar
saja apa yang dikatakan Suho
tempo hari. Gaun itu benar-benar
pas untuk tubuh Yuri.
Tok.. tok.. tok..
"Ya, masuk." Ucap Yuri sambil
memasang anting-antingnya.
"Selamat pagi Yuri-sshi."
"Ah Yixing. Selamat pagi." Yuri
mengembangkan senyumnya saat
melihat calon adik iparnya di
depan pintu.
"Kau sangat cantik Yuri-sshi. Gaun
itu juga sangat cocok untukmu."
"Gomawo. Kau sangat pintar
memilih Yixing." Yixing menatap
Yuri dari bawah hingga atas.
Sempurna.
"Yuri-sshi bolehkan aku
memelukmu? Sebentar saja." Yuri
menatap Yixing heran tetapi ia
mengangguk dengan senyuman
diwajahnya.
"Yuri, bisakah kau kabulkan satu
permintaanku lagi? Tolong
bahagiakan Suho hyung. Jadilah
wanita yang cantik dihadapannya,
gunakanlah pakaian terbaikmu
saat bersamanya, jadilah seorang
ibu yang baik bagi anakmu dan
Suho hyung kelak. Buat Suho
hyung selalu tersenyum. Jangan
biarkan dia menangis, dan jangan
biarkan dia mengejarku." Yixing
melepaskan pelukannya dari Yuri.
Sementara yeoja cantik itu terlihat
bingung dengan apa yang
dikatakan oleh Yixing.
"Berikan ini pada Suho hyung
setelah upacara pernikahan selesai.
Aku senang, kaulah orang yang
akan membuat Suho hyung
bahagia. Terima kasih sudah mau
menjadi sandaran bagi Suho
hyung. Aku pamit dulu Yuri-sshi."
Yuri menatap surat berwarna biru
muda yang diberikan Yixing
beberapa saat yang lalu. Entah
kenapa ia sedikit mengerti dengan
apa yang diucapkan Yixing
barusan.
.
Suho menatap kesekeliling taman
yang menjadi tempat pesta
pernikahannya. Ia mencari Yixing
yang sejak pagi tidak
menampakkan dirinya. Bahkan
adiknya itu mengabaikan tugasnya
sebagai pendamping mempelai
pria saat upacara pernikahan tadi.
"Oppa ada titipan dari Yixing tadi."
Tiba-tiba Yuri mendekatinya
dengan sepucuk surat berwarna
biru muda ditangannya.
"Dari Yixing?" Suho menerima
surat itu.
"Tadi dia bertemu denganku
sebentar lalu menitipkan surat ini."
Suho menatap surat itu sekilas lalu
membukanya.
Annyeong Hyung! Ah... aku yakin
saat kau membuka surat ini kau
sudah resmi menjadi suami bagi
Yuri. Aku senang kau mendapatkan
seorang yeoja yang baik
sepertinya. Ku harap kau bisa
membuat sebuah keluarga
bahagia dengannya. Lalu
buatkanlah aku keponakan. Aigoo..
aku sudah tidak sabar menunggu
ada tangisan bayi dalam keluarga
kalian.
Maafkan aku karna tidak datang ke
acara pernikahanmu. Bahkan aku
tidak melaksanakan tugasku
sebagai pendampingmu di upacara
pernikahan. Jongmal mianhae. Aku
hanya tidak bisa atau lebih
tepatnya tidak sanggup melihatmu
mengikat sebuah ikrar suci
didepan mataku. Aku yakin kau
sangat kecewa. Tapi aku lebih
kecewa hyung. Aku kecewa karena
bukan aku yang ada disampingmu
saat itu, aku kecewa karna aku
terlahir sebagai seorang namja,
dan bahkan aku sedikit kecewa
kenapa aku dilahirkan melalui
rahim yang sama denganmu.
Tapi yang aku harap sekarang,
hanya melihatmu bahagia.
Walaupun aku tidak yakin aku
akan melihatnya sekarang. Tapi
berjanjilah hyung. Saat aku pulang
nanti, aku ingin melihatmu
tersenyum dengan Yuri
disampingmu dan anak yang
berada didalam dekapanmu. Aku
ingin kau bahagia hyung.
AH.. dan aku hanya mau bilang.
Aku akan melanjutkan Studyku di
Amerika untuk beberapa tahun
terakhir. Dan mungkin aku tidak
akan pulang selama beberapa
tahun itu.
HYUNG BUATLAH SEBUAH KELUARGA
YANG HANGAT! AKU AKAN ADA
DIBELAKANGMU SAAT KAU
MEMBUTUHKANKU. FIGHTING!
Saranghae Hyung.
.
Suho menitikkan air matanya. Ia
bisa mengira bahwa saat Yixing
menuliskan surat ini, namja manis
itu menangis. Terbukti dengan
adanya beberapa tulisan yang
sedikit luntur akibat tetesan air.
"Nado.. Nado saranghae Yixing
ah..."
.
.
END
.
.
ada ff sulay tuh
.
A fanfiction by Lee Hyungseo.
.
KATANYA, kalau sedang jatuh cinta,
pikiran manusia bisa sebegitu
blank-nya, alias kosong-
melompong.
Suho geleng-geleng sendiri, sudah
gila rasanya. Kertas di tangannya
menatapnya manis manja,
kepingin sekali dicorat-coret oleh
sang empunya. Tapi bagaimana,
dong? Kepala Suho seolah tak ada
isinya lagi selain air. Air, air, dan
air. Kok sepertinya semalam isi
otaknya bisa luntang-lantung
kesana-kemari dengan bebas?
Semalam imajinasinya bisa begitu
luas, meluas ke manapun sesuka
hati. Pikirannya bisa melayang-
layang seperti kalau Kris sedang
melayang-layang ke berbagai arah
ketika risau karena naga
kesayangannya belum diberi
makan.
"Duh..."
Suho menarik napas, panjang
sekali. Pulpen di tangannya
menari-nari. Akhirnya dia baru
sadar bahwa ternyata pulpen di
atas telapak tangannya sedang
menari-nari secara harfiah. Luhan
yang sedang berada lima meter
dari sisi kanannya tertawa geli
melihat muka super-suntuk-dan-
kusutnya itu. Jari-jari tangan
kanannya juga menari-nari;
ternyata dia toh yang iseng.
"Heh, jangan iseng dong! Ganggu
Kai saja, sana!"
Luhan yang perilakunya agak
mencerminkan bocah autis itu
kabur sambil tertawa, pulpen di
tangan Suho pun jatuh ke lantai
dan membuatnya berdecak kesal.
Ini sama sekali nggak
menghasilkan perkembangan,
batinnya. Semua orang pasti
setuju, mengingat bagaimana
kacaunya keadaan asrama
sekarang.
Luhan berlarian kesana-kemari,
secara acak membuat televisi,
remote control televisi, bahkan
meja tempat meletakkan televisi
melayang-layang di udara. Kalau
dia bosan, dia bisa seenaknya
menghentikan pengaruh kekuatan
telekinesisnya itu dan bisa-bisa
menghancurkan satu-satunya
pesawat televisi yang ada di dalam
asrama. Alhasil, Tao-lah yang harus
mengikuti Luhan ke mana-mana,
supaya tidak ada lagi kasus
barang-barang berjatuhan dan
pecah di sana-sini. Luhan, Luhan...
Putus asa memperhatikan Luhan,
Suho kembali menikmati
'kesendiriannya'. Ternyata dia tidak
sedang sendiri, karena tiba-tiba Kai
muncul di samping kanannya
sambil mengeluarkan suara
mengorok yang horor luar biasa.
Alhasil, Suho melompat dari sofa
dan secara refleks melempar
sandal tidurnya ke arah Kai. Tapi
percuma, Kai bisa menghilang
lebih cepat dari satu kedipan mata.
Satu anak setan lagi, Suho semakin
dongkol.
"Wah, apaan nih? Hyung sedang
menulis surat cinta, ya?"
Sekonyong-konyong Kai sudah
muncul kembali di sisi lain sofa.
Kali ini Suho berhasil menggetok
kepalanya dengan sandal tidurnya
yang sebelah lagi.
"Bukan! Bukan surat cinta! Pergi,
sana!"
"Oke!" Dan ting! Kai lenyap begitu
saja, menyisakan kepulan asap
hitam pekat yang secara alamiah
mengalir masuk ke dalam sistem
pernapasan sang leader. Suho
batuk-batuk, sambil mengutuki Kai
yang menurutnya bakal
menambah polusi udara di bumi
karena efek samping
teleportasinya itu. Sekali-kali,
harus ada yang memberi Kai
knalpot pribadi.
Satu setengah jam berlalu sejak
pertama kali Suho menjejalkan
dirinya duduk di atas sofa
kecokelatan yang menjadi hak
miliknya itu, tetapi tak ada
satupun kata yang mengalir di
kepalanya. Pokoknya terjebak di
situ-situ saja, dan harus diakui itu
membuatnya frustrasi.
Tidak ingin terjebak sendiri, Suho
memaksakan dirinya memulai
surat itu...
Dear, Kyungsoo...
Astaga, ini sih terlalu dramatis!
Dear, D.O...
Kok rasanya jadi aneh, sih?
Memangnya masih jaman, ya,
mengawali surat dengan kata
'dear'?
Suho mengotak-atik isi otaknya,
secara non-harfiah. Ditelaahnya
lagi satu demi satu kata-kata di
dalam kamus pada otaknya, tapi
tidak ada kata yang cocok. Oh,
pantas saja. Apa mungkin ini
karena dia sendiri belum pernah
menulis surat cinta? Berarti surat
cinta buat D.O inilah surat cintanya
yang pertama. Memikirkan itu
membuat Suho semakin gugup.
Dia takut surat cintanya jelek.
Lebih buruk lagi, kalau-kalau D.O
malah jadi risi kepadanya.
Tetapi tiba-tiba kata-kata
motivator itu kembali muncul di
dalam benaknya...
Surat cinta bisa mewakili perasaan
seseorang yang mengalaminya.
Begitu kata Duizhang Kris.
Walaupun cuma dua dari dua belas
anggota EXO yang meyakininya.
Dua dari dua belas itu adalah
dirinya, dan Kris sendiri.
Oke, oke. Kita mulai lagi.
Hei, D.O, terkadang aku merasa
kalau &*$!#%—
"WOOO! Wazzup! Wazzuuup!"
Chanyeol si jago merah ternyata
baru pulang dari pasar. Seperti
biasa, dia pasti menjerit-jeritkan
kata-kata yang baru dipelajarinya
dari Duizhang Kris sampai
kerongkongannya sendiri sakit.
Suho semakin putus asa. Apakah
dia harus ke taman pemakaman
terdekat supaya bisa mendapatkan
ketenangan? Tidak bisakah Tao
menghentikan waktu supaya
seluruh isi asrama juga bisa kalem?
Eh, sepertinya tidak mungkin
karena Suho juga pasti ikut-ikutan
dibekukan waktu. Kalau begitu
kenapa bukan Xiumin saja yang
membekukan anak-anak badung
itu secara harfiah biar mereka
semua tutup mulut? Ini benar-
benar membuat depresi.
Tapi Suho tidak mau menyerah.
Mumpung D.O belum pulang dari
hiking bersama Chen, Baekhyun,
dan Lay, dia tetap bersikeras bakal
menyelesaikan surat itu tepat
waktu, sehari sebelum ulang tahun
D.O. Jadi Suho mencobanya lagi,
meneruskan surat itu di tengah-
tengah keautisan Luhan dan Kai,
dan ke-wazzup-an Chanyeol.
"Wah! Chanyeol pulang dari
pasar!" jerit Luhan tak kalah keras.
"Kau bawa apa, Yeol? Jangan-
jangan pasarnya dibikin
kebakaran!" Kai tertawa.
Suho mencoba tidak peduli.
Pokoknya surat itu harus selesai!
"Aku mencium bau makanan! Ada
yang baru pulang dari pasar, ya?"
Nah, kalau yang itu suara Duizhang
Kris yang masih risau dengan
naganya yang tidak muat di
kandang manapun. "Kau bawa
bacon, nggak, buat nagaku?"
Kai di seberang sana menyahut,
"Aku baru tahu ternyata naga
makannya bacon."
"Masalah buatmu?" tuntutKris.
"LUHAN! JANGAN! ITU BOTOL KECAP!
BUKAN PIN BOWLING!"
PRANG! Satu botol kecap akhirnya
menjadi korban.
"Aduh, hitam semua deh!" keluh
Chanyeol.
Suho menggeleng-geleng, masih
mengutuki makhluk-makhluk labil
di dapur sambil terus memaksakan
dirinya menulis surat cinta itu
tanpa melihat lagi kalimat-kalimat
sebelumnya. Suho akhirnya
berhasil menyelesaikan beberapa
kalimat, dan dia bertekad akan
segera menyelesaikan paragraf
pertama!
"Hei, Yeol! Apa ini?"
"Oh, itu produk kecantikan.
Katanya bisa mempercantik bibir."
Chanyeol tertawa geli. "Bisa
membuat bibirmu lebih berisi. Jadi
untukmu Kai, bisa membuat
bibirmu jadi besar sekali. Hahaha!"
"Dasar kuda gila!"
"Aku bukan kuda. Aku nggak
makan rumput di halaman
belakang seperti naganya
Duizhang Kris!" ejek Chanyeol.
"Kenapa tahu-tahu kalian
membawa-bawa nagaku!" protes
Kris.
"Kalau Duizhang Kris punya naga,
aku mau memelihara dinosaurus
saja deh! Hahaha!"
"Awas kau! Lain kali bakal
kulempar mukamu dengan batu
supaya bibirmu makin besar!"
"Hooo, tawaranmu menggoda
sekali, Duizhang."
Sejenak keadaan berubah tenang.
Suho pun ikut-ikutan tenang.
Setelah bergumul selama berjam-
jam dengan keadaan asrama yang
sangat kacau, akhirnya Luhan, Kris,
Chanyeol, dan Kai bisa diam juga.
Suho bisa menyelesaikan dua
kalimat dengan sukses, tepat
sebelum mereka berteriak lagi.
"Ketiakmu bau!"
"Kau sendiri suka kentut!"
"Hei, Luhan! Itu pasta gigi!
JANGAN!"
Tiba-tiba Chanyeol memekik.
"Astaga! Pasta giginya jadi
bercampur dengan kecap!"
"Kok warnanya seperti aspal panas,
ya?"
"Idih, menjijikan," keluh Kai.
"Bersihkan, sana!"
"Terus, nasib pasta gigi kita buat
seminggu ke depan bagaimana
dong? Kalau nggak gosok gigi,
mulutmu baunya seperti mulut
buaya, Yeol!" Kris tertawa geli.
"Enak saja! Bibirmu tuh, Duizhang!
Kayak bibir naga!"
"Sialan kau! HEI! JANGAN KABUR,
YEOL!"
"Dasar labil," keluh Kai. "Sekarang
kita mau apa, Luhan?"
"Entah."
"Ya sudah, kita nonton yadong
aja!"
Mendengar itu, saraf-saraf di
telinga Suho menjadi lebih peka.
Suho menoleh ke dapur, memberi
tatapan tajam kepada dua
makhluk di dalamnya.
"Eh, cuma bercanda kok, Hyung."
"Awas kalau aku tahu ada yang
nonton yadong!"
Kai geleng-geleng, Luhan geleng-
geleng, dan Suho pun ikutan
geleng-geleng. Setelah dua jam,
akhirnya Suho berhasil
menyelesaikan surat cinta
pertamanya yang penuh
perjuangan dan keringat itu.
Sialan, ternyata dia berkeringat
gara-gara kipas anginnya yang
mati. Pasti karena Chen tidak ada
di rumah, jadi pasokan listrik
berkurang drastis. Untung sekali
D.O bakal pulang sore ini, jadi Suho
bisa segera menyerahkan surat
cintanya, dan listrik di asrama bisa
menyala lagi.
Di pojokan terpojok nakas di sisi
tempat tidur Suho, di sanalah dia
menyimpan sebuah amplop
berwarna aquamarine yang
disimpannya khusus untuk momen
ini. Dilipatnya betul-betul
lembaran persegi panjang itu. Sisi
bertemu sisi, sudut bertemu sudut,
hingga... voila, jadilah surat itu
berada di dalam amplop
aquamarine bergambar beruang
dengan tulisan 'Sweet Moment'
yang terlihat begitu... epik. Dia
pandai-pandai menyembunyikan
amplop aib itu di dalam saku
celana jinsnya sebelum keluar lagi
menuju ruang tengah.
Hampir saja telat sedetik sebelum
tiba-tiba Luhan, Kai, dan Tao
muncul secara bersamaan di sana.
Di pojok ruangan, Xiumin sedang
menatap kejam pada kulkas kecil
yang sudah lama berdiri di sana.
Entah Xiumin merasa tersaingi
ataukah merasa tidak dianggap,
hanya dia dan si kulkaslah yang
tahu. Chanyeol sepertinya masih
memanaskan sup krim ayam di
dapur secara manual—wanginya
benar-benar menggoda. Sehun
sedang bertindak sebagai
pengganti kipas angin di ruang
tengah, sementara Kris—untuk
kesekian kalinya—harus
membetulkan posisi televisi dan
mencari-cari semua channel
sampai ketemu.
Tepat setelah Chanyeol membawa
senampan sup krim ayam berporsi
kuli itu, gendang telinga Suho
menangkap suara seseorang yang
dikenalinya. Bahkan di antara
segala macam teriakan, jeritan,
dan desahan yang ditimbulkan
teman-teman seasramanya, suara
itu masih terdengar paling jelas di
telinganya. Ya, siapa lagi kalau
bukan D.O sang pujaan hati? D.O
sang tambatan hati yang
selangkah demi selangkah menjadi
lebih dekat dengannya. Jantung
Suho berdegup tak karuan.
Tangannya gemetaran. Dan entah
bagaimana nafsu makannya
padam seketika. Entah sejak kapan
kekuatan meniup milik Sehun
seperti tak ada artinya lagi
buatnya. Sekarang Suho betul-
betul gugup, bahkan tidak sadar
kalau dahinya bercucuran keringat,
lagi.
"Kami pulang!"
Oh, suara itu. Suara yang indah itu.
Ternyata... itu suara Chen. Iya sih,
suara Chen memang indah.
Menyusul di belakangnya, D.O,
dengan tampang suntuk tetapi
tetap menawan bagi Suho. Disusul
lagi dengan Lay d\an sekantong
keripik Lay's di tangannya—dia
bangga sekali namanya
terpampang di bungkus keripik
kentang itu—dan tepat di
belakangnya adalah Baekhyun,
calon duta bacon nomor satu di
Korea. D.O kelihatan paling kalem,
dan paling capek. Suho masih ingat
pembicaraannya dengan Lay di
telpon minggu lalu...
"Oh, jadi kalian hiking tanpa
kemah?"
"Iya dong. Menghemat ruang di
dalam ransel kami."
"Jadi, tugasmu apa?"
"Sebagai kotak P3K berjalan."
"Kalau Chen?"
"Sebagai penangkal petir."
"Baekhyun?"
"Senter abadi."
"Err, D.O?"
"Pembuat kemah dari batu... seluas
sepuluh meter persegi."
"Lay, itu namanya gua batu, bukan
kemah..."
Jadi, tidak heran kalau D.O sampai
di asrama dalam keadaan lelah,
letih, dan lesu begitu.
Suho duduk bersandar di salah
satu dinding ruangan, di samping
D.O. Pikirnya, kalau di adegan-
adegan cerita dengan rating M, dia
pasti sudah melakukan sesuatu
kepada D.O yang sedang
bercucuran keringat di sisinya. Tapi
Suho menepis keras bayangan
aneh yang muncul di kepalanya
dan bergidik sendiri. Kenapa dia
jadi yadong begitu?
Secepat kilat, tapi tetap bau asap,
tiba-tiba Kai muncul di samping
Suho. Sesuatu berwarna biru
kehijauan bertengger di
tangannya. OH! Sialan! Surat cinta
itu! Suho berniat merebutnya lagi,
tapi Kai jelas lebih cepat. Tiba-tiba
Kai sudah berada di antara Luhan
dan Chanyeol, dan itu bakal berarti
buruk.
"Benar, kan? Suho-hyung sedang
membuat surat cinta, buat D.O-
hyung!"
"Heh! Kai! Kembalikan!" Suho
mencoba meraihnya, tapi Kai kabur
lagi, dan lagi, dan lagi. Yang
terakhir, Kai muncul tepat di
belakang D.O, langsung
menyerahkan surat beramplop
gambar beruang itu ke tangan D.O.
Beberapa yang lain tidak
menggubris mereka. Malahan, Kai-
lah yang paling antusias. Baru
setelah D.O menerima surat itu, Kai
kembali ke tempatnya semula.
"Apaan nih?"
"Tunggu! Jangan dibaca—"
"Ini surat cinta? Buatku?"
Suho diam seketika. Semua mata
tertuju padanya.
"Itu... itu..."
Entah Suho sedang berhalusinasi
atau apa, dia melihat senyum
merekah di antara pipi-pipi D.O. Di
luar dugaannya, D.O mungkin
bakal menyukai surat itu. Lebih
lagi, dia melihat kini pipi D.O
menampakkan semburat merah
yang samar. Suho girang luar
biasa, senang bukan main!
Rasanya dia ingin sekali berguling-
guling di tempatnya duduk saat itu
juga. Berguling-guling di atas bara
api juga bakal dia lakukan.
Rasanya ingin sekali dia
menyatakan perasaannya
langsung kepada D.O, tambatan
hatinya itu!
Dengan yakin, akhirnya Suho
mengaku, "Aku menulisnya
seharian ini, mengungkapkan
bagaimana rasanya mengenalmu.
Tapi, maaf ya, kalau jadinya jelek.
Aku tidak membacanya lagi karena
tadi berisik sekali.," Suho
tersenyum manis.
"Ah, suratmu bisa sejelek apa sih?"
Semburat merah itu muncul
kembali.
D.O pun mulai membaca...
Do Kyungsoo,
tahukah kau, D.O, aku masih
teringat akan pertemuan kita di
pasar, ketika kau membuat
pasarnya kebakaran. Kau
tersenyum dan terlihat begitu
manis seperti naga, bahkan
bibirmu merah merekah seperti
bacon. Ya, aku ingat akan hal itu.
Semakin aku menatapmu, bentuk
wajahmu makin seperti botol
kecap yang hitam semua. Bibirmu
besar sekali, membuatku gila. Aku
tertegun ketika melihatmu bisa
memakan rumput di halaman
belakangku, sangat luar biasa. Dan
aku lebih bahagia dari seekor
dinosaurus ketika mengetahui
ternyata kau bisa mengendalikan
tanah. Menurutku, sekali-kali aku
harus melempar mukamu dengan
batu supaya bibirmu semakin
menggoda.
Semakin lama kau tinggal di sini,
semakin aku sadar bahwa sikapmu
begitu keibuan. Ya, seperti ibu-ibu
yang ketiaknya bau dan suka
kentut. Kau sering sekali memasak
buat kami semua, dan rasa
masakanmu sungguh luar biasa.
Aku paling suka kimchi saus pasta
gigi yang semalam, begitu juga
dengan kimbab yang kauisi
dengan aspal panas. Entah
bagaimana, kau semakin
memesonaku.
Aku tahu aku mungkin konyol,
menulis surat cinta di tengah
mulut buaya. Tetapi aku hanya
ingin membuktikan bahwa aku
mulai menyukaimu, D.O, sangat
mengagumi kemampuan bibirmu
memasak. Jika ada yang bisa
mengabulkan satu saja
keinginanku, maka aku ingin
nonton yadong bersamamu.
Salam hangat,
Suho.
D.O melotot. Kai yang entah sejak
kapan berada di samping D.O juga
melotot. Akhirnya Kai siul-siul gaje
bersama Luhan.
Suho nyengir, mukanya bahagia
sekali. "Bagaimana? Kau suka
nggak?"
. . .
Keesokan harinya dunia K-Pop
dikejutkan dengan berita leader
EXO-K mencoba bunuh diri dengan
cara gantung diri di pohon taoge.
Sekian dan terima kasih.
.
Love Letter?
@zaenalardana ada ff sud.o tuhh
Yg ff letter love, kocak abis, gak tau kenapa jdi inget episode spongebob yg squidward-nya lgi bkin partitur buat konsernya eh malah diganggu sma duo racun! Meskipun bgitu konsernya jdi berjalan dengan meriah!hehehe*kok jadi ke spongebob ya?hadeh*#abaikan
MAMA 2013 in indonesia , November
29 ,2013 and MAMA in the
Philippines November 26 ,2014 its
true !! Dont miss it
Checklist:
- Girls' Generation
- EXO
- T-Ara
- Super Junior
- 7Teen
- B.A.P.
- Block B
- Other groups are also to be
announced.
- Plus performances from Taylor
Swift and AKB48.
Translate :
MAMA 2013 diindonesia tangal 29
November 2013 , Dan MAMA 2014 di
philipina pujul 26 Novermber 2014
itu benar ! jangan lewatkan itu
Source : allkpop
@aura udahlah ntr juga sadar sendiri, udah keliatan kok plagiatnya
@lion_heart yah setidaknya kuping gw masih bisa menilai mana yg bertalenta n mana yg plagiat, bikin thread sendiri sana buat pecinta chibi, ntr juga yg ada cuma jadi bahan cacian sone garis keras