BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Help Me: putus asa dengan hubungan #curhat

edited July 2012 in BoyzLove
usia saya 25 tahun. saya seorang biseksual yang discreet (diam-diam, tidak ada yang tahu, kecuali orang terdekat). sekarang saya kuliah s1 (udah dua kali lulus diplom)

saya punya teman, sebut saja A. kami kenalan belum sampai setahun. kira-kira, ujung ramadhan tahun 2011 kami ketemu. dia teman satu jurusan, tapi beda angkatan. kami sering ketemu, karena dia banyak ngulang ke semester bawah. singkat cerita, kami sering chatt. dia sering mengalami kesulitan dalam tugas, saya sering bantu. hingga kemudian, kami semakin dekat, dan saya sering membantunya dalam hal lain di luar urusan kuliah. kami pun menjadi sahabat yang sangat dekat

setelah semakin dekat, dia mengakui, bahwa dia adalah gay. dan dia memiliki masalah dengan pacarnya (LDR, di jakarta) yang amat2 posesif dan minta perhatian (nanti saya jelaskan ttg pacarnya ini). setelah pengakuannya itu, lama2 perasaan saya berubah. saya jadi suka sama dia. akhirnya, saya jujur kepadanya ttg perasaan saya :) dan saya mengakui orientasi saya juga.

singkat cerita, akhirnya hal-hal yang berbau intim menjadi tidak terelakkan. disini konflik pertama muncul, dia mengatakan saya berteman karena desire. karena, setiap saya ada hasrat, kemudian dia menolak, saya marah2. tapi, konflik pertama ini, akhirnya bisa ditangani. caranya: saya akhirnya jadi tidak terlalu pemaksaan terhadap desire. ppersahabatan pun kembali lanjut.

hingga kemudian, kami menghadapi konflik kedua. menurut dia, saya sama posesifnya seperti pacarnya. saya mengatakan pada dia, saya hanya perlu sahabat. dan senang bersahabat dengan dia. dan ingin dia membuktikan bagaimana sahabat itu seharusnya bertindak. jadi, saya merasa, bahwa saya totalitas dalam berteman dengannya. setiap dia meminta bantuan apapun, saya selalu mencoba memenuhinya (dia sering minta bantuan skripsi). sedangkan saya, saya tidak pernah minta bantuan yang kiranya memberatkan. yang saya inginkan hanyalah dia hadir ketika saya bete, dan ada ketika saya perlukan untuk menemani saya di rumah. jujur, saya nyaman kalau ada dia, walaupun dia cuma hadir nonton bareng di rumah, tapi saya comfort. saya tipikal orang yang mendapat energi kalau bertemu dengan orang yang saya cintai. masalahnya, dia sering tidak ada ketika dibutuhkan (kadang bisa, kadang enggak. tapi lebih sering enggaknya). alasannya pun kadang suma sekedar "males" atau "takut ketahuan si jakarta".

tapi akhirnya, konflik yang kedua ini, bisa diselesaikan. caranya, dia minta saya untuk tidak terlalu berharap banyak, dan tidak mengeluh ketika dia tidak bisa memenuhi keinginan saya. kalimatnya di email seperti ini, "aku ingin berteman, mau bersahabat. tapi, entahlah. memang begini gayaku berteman. aku mau berubah. terkadang aku kesal terhadap diriku sendiri kenapa sperti ini. mungkin karena itu, tidak ada orang yang bersahabat lama dan langgeng denganku. mohon pahami saja aku yang seperti ini. aku minta maaf tidak bisa menjadi sesuai harapanmu". kalimat itu, menjadi penawar hati saya yang kecewa karena perilaku persahabatannya. saya mencoba memakluminya. hanya saja, saya jadi sering mengatakan bahwa saya bukan teman terbaiknya dia. karena menurut ukuran saya, dia tidak pernah membuktikan itu. sedangkan dari dia, dia bilang "kamu teman terbaikku". saya minta bukti, dia bilang "teman baik itu, bukan sering ketemu atau apa. tapi saling percaya"... saya cuma bisa terima aja...

sekarang, kami tiba di fase ketiga. dan sudah mulai ada masalah lagi. bermula, ketika saya sedang crowded oleh kegiatan. saya meminta dia hadir untuk memberikan ketenangan. saat itu, dia ada urusan di kampus. rumah saya dekat kampus. saya minta dia untuk mampir kerumah, setelah urusannya selesai. dia mengiyakan. tapi nyatanya, setelah dia kelar dari kampus, dia mengulur-ngulur janjinya, tanpa sebab yang jelas. saya tanya alasannya apa (saya selalu rasionalisasi, saya menerima alasan), dia bilang ga perlu ditanya. akhirnya, saya menunggu tanpa hasil apapun. tanpa alasan apapun.

saya kecewa. saya udah asertif tentang feel saya. dia menjawabnya dengan kata2 "kalau kamu sahabat, harusnya tanam kepercayaan, bukan curigaan"

jujur, saya memang mudah cemburu. jadi, sepekan sebelum kejadian tersebut, kami memang 'perang dingin'. tapi, saya selalu mencoba membuat suasana tenang. saya ajak dia nonton bioskop (hobi kami). tidak di gubris. ternyata, setelah sekitar seminggu, setelah suasana sudah relatif tenang, saya kerumahnya, bantuin reparasi IT di rumah dia (kebetulan dia ga terlalu mudeng IT). pada moment itu, saya ajak nonton lagi, dia ga mau, katanya udah nonton, dan jalan sama temannya yang lain. disitu saya tegaskan ulang "kalo gitu, im not ur bestfriend as u said". tapi dia bilang "waktu itu, kita kan lagi musuhan...." dia tahu saya mudah cemburu, tapi kok ga pernah perhatikan hal2 seperti itu.

akhirnya, setelah kejadian yang saya menunggu tanpa hasil itu, kami komunikasi via mail. saya minta ketemu, tapi dia tidak mau bertemu, kalo pertemuan tersebut direncanakan untuk membahas masalah ini. dia mumet kalau mau bahas itu. akhirnya, kami chatt, dan sampailah pada pernyataan yang bikin saya sakit hati (via chatt):

"kita tidak usah sahabatan lagi. aku capek. dan, lebih baik juga buatmu, karna kalo kita menjadi teman biasa, kamu tidak akan penuh harap seperti itu. sehingga tidak ada lagi kekecewaan"

sekarang, saya masih komunikasi. tapi dia selalu komunikasi dingin ga friendly. jujur, sebagai kaum yang 'abnormal' saya tidak pernah mempromosikan diri untuk mencari pasangan emosi. saya memang ekstrovert, banyak teman. tapi, defence saya kuat. saya yang dikenal masyarakat, mungkin bukan saya yang sebenarnya.

sampai akhirnya ketemu dia, yang cocok dari segalanya (satu jurusan di kampus, saya suka dia secara fisik, dia juga suka saya secara fisik, dan, kami berdua bukan tipe homoseksual yang out tentang orientasi kami ke masyarakat). jadi, saat itu, saya seperti menemukan sesuatu yang beda dalam hidup saya. saya dulu task oriented. sejak ketemu dia, saya jadi lebih mikirkan perasaan orang. dan yang utama, saya bisa jadi diri saya sendiri di hadapannya. im free to be my self, without any defence.

permintaan dia, untuk berhenti mencintai, dan untuk tidak lagi menjadi sahabat, sangat menyakiti perasaan saya. yang saya tanyakan:

1. apakah harapan saya yang terlalu tinggi thd frenship, atau memang standar pertemanan dia yang rendah? menurut dia, apa yang kita jalani ini, seperti status pacar. sedangkan dia, ga mau kita pacaran (walaupun akhirnya, ga mau sahabatan juga). alasan tidak mau pacaran: a) masih dalam status pacaran dengan mr. jakarta; b) mau rest, karena capek gagal terus dalam membina hubungan; c) udah ga percaya love (nanti ada penjelasannya di 'tambahan' di bawah)
2. apa yang harus saya lakukan?? saya ga bisa menahan perasaan afeksi yang begitu besar kearahnya. saya ga bisa munafik.
3. saya takut kehilangan dia, gimana dong?

==============
tambahan:
ini tentang pacarnya dia. dia itu sejak dari SMA sudah hunting cari pacar. jadi, walaupun mencoba discreet diem2, tetap aja ada isu2 ttg dia. karena dia udah dikenal oleh beberapa maho samarinda. nah, pacarnya yang terakhir ini, ketemu di FB, dan mereka pacaran LDR. terus, dia itu posesif (menurut si A). tapi parahnya, si A harus nurutin pacarnya, karena kalo enggak, akan diancam disebar foto mereka lagi berdua, atau rumahnya akan di datangi dan ortunya dikasih tau ttg rahasia si A ini. setiap kali si A lagi jalan, pasti dicurigain, dan diancem lagi.
so, si A ini kadang takut. sebab, udah pernah kejadian oleh orang sebelumnya, yang ngirim surat kaleng ke rumahnya. bahkan nyebar pamflet ke kampus (karena saya aslinya jakarta, jadi waktu kejadian itu, saya blum ada di samarinda. makanya saya ga tau desas-desus ttg orientasi dia. dan tahunya itu dari dia sendiri). akhirnya, ortunya sering curiga sama dia.

nah, karena kegagalannya dalam menjalin hubungan terus menerus, akhirnya dia sampai pada point "i dont believe in love"

makanya, ketika saya menyatakan perasaan saya terhadapnya, dan meminta dia bisa pacaran dengan saya, dia cuma bilang "i dont believe in love". akhirnya kita jadi sahabat aja (akhirnya jadi teman biasa) :(

thanks atas responnya. saya tahu, pasti perlu waktu utk membaca ini. thats okey. GB Us

oh ya, kalo ada yang mau kontak langsung, YM shyboyinside87
«13

Comments

  • sorry kalo bahasanya agak gimana, ini saya copas dari curhatan saya sendiri, di layanan konsultasi online.

    semoga teman2 disini bisa memberikan pandangan.

    dan saya yakin (karena tadi sempat lihat) disini, ada beberapa teman dia dari jejaring sosial lain (manjam, twitter, dsb)
  • @arcoiluz thanks bro. penjelasannya menenteramkan hati....

    tapi, boleh gw bertanya lagi?

    semakin kesini, pergeseran harapan gw adalah dia "berarti sebagai teman", dan "memprioritaskan orang yang dia anggap teman".

    maksud gw, apakah harapan gw itu masih tergolong "pacar", atau sudah merupakan harapan yang wajar untuk kategori "sahabat"?

    bukankah ada konsep "what friend do" ? dia bilang gw sahabatnya yang terbaik dan terlama. tapi, kenapa sikapnya tidak menunjukkan kalo gw ini sahabatnya?

    kemana dia pada saat gw betul2 mengharapkan dia datang pas gw lagi crowded? bahkan, ketika ga jadi datang pun, jarang memberikan support yang berarti (orangnya pendiem banget sih :( )

    bro, maaf ya. kalo boleh itu juga dijawab. :)

    two thumbs up
  • arcoiluz wrote: »
    Gw setuju apa kata si A, sahabat itu harus saling percaya dan gk harus sering ketemu.

    tapi, gimana dong, kejadian yang dia ke XXI ga bilang2 itu? :(

    btw, intermezo nih, kita pernah debat:

    A :"alah, kamu aja pernah nonton ga ngajak2, gw diem aja..."
    (waktu itu, gw lagi bete dicuekin. so, berangkat gw sendiri ke XXI, dan ambil kursi yang bener2 sebarisan kosong, gw duduk di tengah! #stress ahahaha)

    GW :"yalah, kamu diem. kamu kan ga cinta"
    (dalam hati gw: gw kan cemburu karena dia ngajak yang lain :D kalo gw kan sendirian, mau cemburu ama siapa juga... :D)

    A : "i dont believe in love"

    habis tu kita ngakak aja di mobil :D

    jadi kangen dia :(
  • @nip_eel yeah, friend in need are friends indeed, itu yang gw coba lakukan terhadap dia. dia bilang belum bisa seperti itu. (dan memang thd orang lain juga gitu, malah lebih parah). apakah pengaruh terlalu introvert?

    saya setuju. kadang saya berpikir saya ini bodoh. terlalu diperbudak emosi. tapi, gimana cara move on?? hati saya kecewa sebagai seseorang sahabat yang memberikan dia arti pertemanan, harus diapain?

    seandainya bisa, perasaan ini di "offline" kan sebentar. kemudian saya menjalani hidup, tanpa ada rasa, mungkin itu lebih baik.

    fyi brother, dulu, ketika saya masih jomblo kering kerontang :P (jomblo dan ga ngarep punya pasangan) saya juga nganggap orang2 yang menghadapi masalah seperti saya ini "kok gitu aja kelamaan dipikirin"

    eh, ternyata begitu gw yang ngalamin sendiri, ngejilat ludah sendiri dah. ahahahahah

    thanks buat supportnya. seandainya lingkungan saya lebih kondusif untuk melupakan dia, pasti akan lebih cepat terjadi....
  • @DealdyRe

    wah, makin malam makin seru.. tapi gw ngantuk *hoooaaaaammmm
    thanks sarannya..

    iya, gw biseks. tapi, udah ga comfort dengan cewek. cewek gw waktu itu, krena gw sering cuekin, dia malah jadi anak dugem yang dipake banyak orang gitu. jadi ilfeel gw ama cewek. mending bujang seumur hidup. *huhhhh

    jangan2 karma nih ya? :-?

    anyway, thanks for ur voice comment
  • @shyboyinside87

    membaca curhat mas..saya percaya kalau mas jatuh cinta dgn si A..namun situasinya jadi a bit complicated since he claimed that he doesnt believe in love..
    mungkin saja si A has all the reason in the world not to believe in love karena perlakuan yg diterima dr org lain..I mean I used to not believe also..tp pandanganku berubah..dan hatiku juga berubah saat orang yg tepat hadir dalam hidupku..mungkin saja si A belum merasakan kalau mas adalah the right person to fell in love with..
    dan mungkin saja you both were not right for each other..

    believing in love is very and extremely important in life..coz if you do..you will experience love in your life..

    i personally believe in giving people a lot of second chances..but second chances are not suppose to hurt the person giving those chances..so if you want to give him another chance..in the name of love go for it..but make sure you wont get hurt..

    i cant tell you what to do..i can only wish you well..
  • makanya, ketika saya menyatakan perasaan saya terhadapnya, dan meminta dia bisa pacaran dengan saya, dia cuma bilang "i dont believe in love". akhirnya kita jadi sahabat aja (akhirnya jadi teman biasa) :(

    Ayo, mau sahabatan aja atau pacaran?, kok kamu minta dia bisa pacaran ma kmu hehehe
  • @shyboyinside87

    and you also need to clarify the relationship between both of you..boy-friends (a friend whose gender happens to be a boy)..close friends..best friends..or boyfriends/lovers..

    ada garis nyata yang memisahkan tipe" hubungan diatas...dan yg pasti membedakan yg terakhir dgn tipe lainnya is the involvement of sex..other types dont include sex..only lovers..
  • @shyboyinside87

    and you also need to clarify the relationship between both of you..boy-friends (a friend whose gender happens to be a boy)..close friends..best friends..or boyfriends/lovers..

    ada garis nyata yang memisahkan tipe" hubungan diatas...dan yg pasti membedakan yg terakhir dgn tipe lainnya is the involvement of sex..other types dont include sex..only lovers..
  • @shyboyinside87

    and you also need to clarify the relationship between both of you..boy-friends (friends whose gender happens to be boys)..close friends..best friends..or boyfriends/lovers..

    ada garis nyata yang memisahkan tipe" hubungan diatas...dan yg pasti membedakan yg terakhir dgn tipe lainnya is the involvement of sex..other types dont include sex..only lovers..
  • ...maaf jaringan membuat gw posting sampe 3 kl...

    ada yg tau cara delete yg 2?
  • nip_eel wrote: »
    ini kisah sejuta umat hahaha, gw jg pernah ngalamin dan sampai sekarang kadang masih mau coba lagi, mengulang hal2 manis dengan orang yg BERBEDA.

    waaww... mantap :D
    tapi, gw ini punya satu prinsip
    "pria sejati bukanlah yang dicintai oleh banyak orang, melainkan yang bisa bsertahan untuk setia pada satu orang saja" (dari tweetnya mario teguh :D)

    kasus sejuta ummat :D :P
    tapi tetap aja, ketika kita stuck di dalamnya, terasa seperti no way out :D itulah, kita perlu mediator dan orang ketiga, yang bisa memandang masalah ini tanpa emotional involvement sehingga bisa lebih objektif kan? terima kasih untuk anda, dan utk lainnya juga :D
    Boyorg wrote: »
    Ayo, mau sahabatan aja atau pacaran?, kok kamu minta dia bisa pacaran ma kmu hehehe

    iya, saya minta pacaran ama dia. tapi dia ga mau. dia bilang sahabatan aja. eh, lama kelamaan, dia nurunin lagi "grade"nya jadi "teman biasa"... masa gw dianggap teman biasa gitu sih? yaaa... tersinggung aja :P
    tapi, gw cuma sampaikan kekecewaan gw, namun ga minta dia cabut keputusannya.

    @rickycaesar
    1)
    well, dia emang pernah bilang.
    "kamu memang tidak sesuai 100% harapanku. tapi kamu yang terbaik yang pernah ada sebagai temanku... "

    "kamu special buat gw. tapi kalo menurut kacamatamu dalam memandang persahabatan, kamu mungkin merasa ga ada bedanya. tapi menurut kacamataku, kamu berbeda"

    ya, aku jujur, dibanding dengan orang lain, komunikasi dengan gw lebih intense. tapi, berdasarkan pada indikator perilaku yang lainnya, dia tidak menempatkan gw sebagai sahabat sebagaimana mestinya.. :'(

    so, he said that "aku sayang kamu", tapi, perilakunya tidak menunjukkan hal tersebut. dia tidak memprioritaskan orang yang dia sayang, walaupun ketika orang tersebut membutuhkannya.
    -apakah cuma di mulut aja, atau memang gitu konsep "sayang" menurut standar dia? :(

    2)
    sex involvement? setelah konflik kedua itu, gw ga pernah apa2in dia. flirt sih sering. tapi, gw ga pernah melangkah jauh,kecuali dia yang minta. gw cuma minta peluk (ga masalah kan, biar bukan pacaran tapi pelukan?).
    tapi mungkin yang unik, karena gw tau dia kiss-addicted, gw sering cium dia. itu pun, gw bilang "kiss me", kalo dia mendekat, berarti dia mau. kalo dia bilang "NO", gw cuma tanya "kenapa?", barulah alesannya "lagi males", "lagi ga mood".
    terkadang sih, gw teteap minta, dan bilang "ya udah, kiss me then, supaya mood mu meningkat :D "
    biasanya dia tetap mau kissing kok....

    malah mengenai sex, udah sejak konflik pertama, gw ga pernah melangkah tanpa persetujuan dia. setiap kita make-out (make out kita palingan kissing sambil deep hug gitu), gw selalu tanya "mau di oral ga?", kalo dia angkat alis, baru gw oral...
    "mau ML ga?" kalo dia mau, baru deh make outnya bugil, kemudian nanti ML. itu pun gw yang buka bajunya satu2.

    so, biarpun gw selalu ngarep bisa sex, tapi gw tahu status gw bukan pacar. walaupun ada moment gw ngarep untuk bisa sex, tapi itu semua tergantung dia, dia mau apa enggak. tapi, setiap dia mau, gw ga pernah nolak. (ya iyalah :D rejeki ditolak :D )

    pernah, baru2 ini, kita berenang (hobi kita berdua juga), selesai berenang, entah kenapa gw horny banget. so, onani lah gw di tempat bilas. he just left me. bahkan, sebelum itu, gw minta peluk aja dia ga mau.

    so, sebenarnya gw cuma perlu dia ada untuk menemani gw kalo lagi mumet. karena kehadiran dia bisa buat gw tersenyum. just it! its not about SEX... :)

    btw, gapapa terkirim tiga kali, kalo anda muslim, Tuhan itu suka yang ganjil. ahahahah :D

    thanks for all of you
  • arcoiluz wrote: »
    Tapi yg harus kita tahu, sesibuk apapun mereka kalo mereka bnr2 sahabat kita, saat mereka gk bisa ada untuk kita pas kita butuh kehadiran mereka, setidaknya mereka pasti akan kasih kabar dan penjelasan yg reasonable atau mungkin bisa reschedule buat ketemunya... Kita harus bisa memahami sahabat kita dong...

    nah, si A kan kagak pernah ngasih kabarrr :D
    gw selalu disuruh tunggu tanpa kejelasan :D
    arcoiluz wrote: »
    Dan satu lagi... Berprasangkalah yg positif... Karena Tuhan ada di setiap prasangka manusia...

    Cheers yaa... Jgn terlalu terbawa suasana, bener kata @DealdyRe don't waste your times, pintar2lah menata hati dan perasaan krn hidup lo gk melulu cuma masalah si A doang apalagi ampe putus asa...

    yap. saya i will try. sampai sekarang kan masih terus tetap struggling. dan gw yakin, orang yang menang perang itu, bukan berarti tanpa luka kan? cuma sepertinya gw lambat banget untuk move on. mungkin karena ini pertama kali untuk gw ya? :P
    orang yang dewasa dalam sesuatu hal kan, karena dia lebih sering mengalami problem di hal tersebut. ya kan? :D

    untuk masalah stress pekerjaan, gw nyaris kuat. tekanan apapun bisa gw tangani.
    nah, tapi untuk masalah sosial, hampir seluruh teman gw emang bilang gw "ga pernah punya teman dekat yang intense, karena aslinya task oriented" (kata temen2 gw yang ngambil jurusan psikologi). makanya, pas kena masalah gini, tertatih-tatih gw #jiaahhh

    so, praise be to God, gw tetap bisa menjalani hidup gw seperti biasa. aktivitas sepereti biasa. yang berbeda hanya satu IM NOT HAPPY.
    teman2 di kantor tetap bisa melihat gw yang ceria, tertawa, dsb. tapi, mereka tetap nangkep ada yang berbeda dengan gw.
  • bingung saya dengan trit ini, sebenar nya yg curhat ts nya atau komentator nya..

  • :(

    susah bgt jatuh hati ama org bgini....
    perasaan berat sebelah....
    kalopun dy juga cinta dy juga gak nyadar karna mindset "i don't believe in love" nya dia... -_-

    mungkin dy brasa u terlalu mengikat... intensitas komunikasi ama permintaan u utk ditemani terlalu sering kali bagi dia... jadinya berasa memuakkan ato jenuh hahahahha

    coba kasih kerenggangan juga... hahahha...

    saya sendiri lg brusaha untuk bisa memberi afeksi tanpa mengharapkan balasan.... untuk menghadapi orang2 kayak si A ini tapi berat banget.... sapa sih yg gak pengen disayang ama yg dicinta ?? wakakakakka =))
    mungkin butuh ksabaran tak terbatas ampe yg dicinta luluh....
Sign In or Register to comment.