BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

PAIT......... ?!!!! + (UPDATE: PAGE #7) Biar hanya Aku yang tahu + (STORY).

1235710

Comments

  • nip_eel wrote: »
    pait

    pait no 1

    rasanya selalu pait kalo ketemu yg cakep

    pait no 2

    antara ngarep dgn kenyataan, dia plu kah?

    pait no 3

    kenapa harus jadi plu, dgn konsekuensi agak susah sahabatan tanpa melibatkan perasaan apa2 antara sesama cowok

    pait no 4

    seiring dgn bertambahnya usia, rasa males buat cari bf juga bertambah, karena prosesnya panjang. why? nyari soulmate bukan sexmate aza

    parahnya bestfrens gw di usia segini juga uda punya kehidupan masing2 aaaarhhhh!!!

    pait no 5

    jadi cowok selalu identik dengan pengayom, pelindung dll yang berakibat selalu dan selalu gw yg harus jadi tempat pembuangan cew gw....

    pait no 6

    gw mulai menulis diari lagi hanya buat menormalkan perasaan gw. namun selalu kertasnya gw koyak sebelum siap, am i that worse? am i sick-er than before?

    pait no 7

    gw masi hidup......
    ya udah, bunuh diri aja


    beres kan?


  • lalalalallaa.....
  • BleezeB wrote: »
    @kebo_henshin ha? benarkah? hehe


    yup sekilas mirip, di bagian poni, tulang pipi, bentuk muka, n senyumnya mirip dikit. bedanya cuman di umur doang keknya, doi sepantaran ama gw 23umurnya.

    btw pagi amat ud bangun

    @kebo_henshin yah trnyata umurnya beda bgt -____- umur 23 ya? sama besar ama kaka gue yak -,-

    itu kmren dibangunin nenek mkanya cepet
  • Definisi pait no ke .... : pait itu ketika malming kelabu, shbt pd dating, fam di forum pd ngilang, story favorit di boyzstories lom da yg update.
    *lirik @hananta @Pieterrr @lockerR
  • @hanata hahahaha iya canda ja seru2an :p
    Biar ada suaranya lu.. Jgn ngilang jg bkin tambah sepi :D
  • @hananta dudul, pan gw bilang klo da something pm ja.. Ngobrol pm nyok
  • Halo semua, Raksel disini, mau berbagi cerita lagi,...
    penglaman beberapa hari ini,
    akan kutuliskan disini,
    bukan untuk merai simpati dari sesiapa,
    tapi aku hanya sekedar ingin berbagi kisahku disini,....

    inilah catatanku
    tanggal 9-7-12
    inilah memoriku
    yang aku tinggalkan disini

    -Lee-
  • edited July 2012
    Biar hanya AKU yang tahu :)

    _________________________________________________________________

    Aku menemukan sebuah rasa
    Rasa yang berbeda
    Ketika aku mengenalmu
    Apakah kau tahu?
    Tentang rasa itu,..

    aku sadar rasa itu salah
    aku sadar ada yang tak wajar pada diriku

    tapi aku selalu mengingkari rasa itu
    aku biarkan rasa itu tetap pada tempatnya
    berharap suatu saat rasa itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu
    berharap kau takkan pernah sadari apa yang ku rasa

    aku berusaha keras untuk bersikap biasa,
    biasa saat didepanmu
    biasa saat menatapmu
    biasa saat melihat senyummu
    biasa saat aku sedang bersamamu

    ternyata aku salah
    semakin aku mencoba untuk bersikap biasa
    semakin nyata rasa yang salah itu hadir
    aku sadar akan hal itu


    sampai aku menemukan sesuatu yang ganjil dihatiku
    Kau bukanlah seperti dirimu yang dulu
    Ada seseorang yang sudah mengisi hatimu

    Kau mulai menghilang. . .meredup. . .dan aku dapati, aku kembali berada dalam lorong gelapku
    Dan akupun tersadar, bahwa aku kembali sendiri

    Aku bertanya pada diriku sendiri,..
    "menyesal?? apa yang kau sesalkan?? Ini memang maumu kan?? ini memang sudah kau setting? memang dari awal kau merasakan rasa yang salahkan??"

    Benar, memang dari awal aku mengingkari rasa ini
    tapi saat mengetahui hal itu, ada rasa sesak-sakit yang tak bisa ku jelaskan
    begitu menyiksa
    namun, aku kendalikan diriku
    aku memaksa diriku untuk kembali kekehidupanku semula
    seperti yang aku lakukan sebelum-sebelumnya
    bersikap biasa.

    tanpamu
    Ya, tanpa dirimu

    memangnya apa yang bisa aku lakukan?
    membencimu?

    apakah aku sanggup membencimu?
    kau tahu, aku tidak akan bisa membencimu.

    menyalahkanmu?

    aku tak bisa menyalahkanmu

    menghakimimu??
    aku takkan pernah sanggup lakukan itu


    Mungkin selama ini aku terlalu banyak bermimpi
    Hingga aku terjatuh dalam mimpiku sendiri
    Namun, sekarang aku terbangun!!

    Menegakkan kepala. . .menegapkan badan
    Menatap kedepan dan meneguhkan hatiku. . .

    satu hal yang mungkin takkan pernah ku ucapkan padamu

    "jujur aku mencintaimu"


    karena aku tahu rasa ini hanya aku yang merasakan
    aku takut. . .aku takut menyakiti
    aku, kau ataupun dirinya

    aku memutuskan. . .biarlah hanya aku yang tahu,...
    biarkan aku yang merasakan sesak
    cukup. . .cukup aku
    biarlah aku memendam rasa ini sendiri

    Biar hanya aku yang merasakan sakitnya ditumbuhi rindu yang entah kapan akan terobati.

    untuk kesekian kali
    aku harus merasakannya
    mungkin kau takkan pernah tahu apa yang aku rasakan padamu
    namun, itu memang inginku .

    aku tak ingin membuatmu resah dengan apa yang aku rasakan
    biar semua berjalan apa adanya.
    hingga saatnya nanti :)



  • nip_eel wrote: »
    nip_eel wrote: »
    pait

    pait no 1

    rasanya selalu pait kalo ketemu yg cakep

    pait no 2

    antara ngarep dgn kenyataan, dia plu kah?

    pait no 3

    kenapa harus jadi plu, dgn konsekuensi agak susah sahabatan tanpa melibatkan perasaan apa2 antara sesama cowok

    pait no 4

    seiring dgn bertambahnya usia, rasa males buat cari bf juga bertambah, karena prosesnya panjang. why? nyari soulmate bukan sexmate aza

    parahnya bestfrens gw di usia segini juga uda punya kehidupan masing2 aaaarhhhh!!!

    pait no 5

    jadi cowok selalu identik dengan pengayom, pelindung dll yang berakibat selalu dan selalu gw yg harus jadi tempat pembuangan cew gw....

    pait no 6

    gw mulai menulis diari lagi hanya buat menormalkan perasaan gw. namun selalu kertasnya gw koyak sebelum siap, am i that worse? am i sick-er than before?

    pait no 7

    gw masi hidup......
    ya udah, bunuh diri aja


    beres kan?


    @LittlePigeon akakaaka, harusnya dimutilasi aza..

    mutilasi elu ga balik modal
  • SHORT STORY

    _________________________________________________________________


    Jumat, 6 juli 2012


    Hufff, sungguh lelah rasanya membantu megurus beberapa hal yang bisa kulakukan untuk persiapan weeding party, sahabat aku. Gibran.

    Yap, aku sedikit terlibat dalam urusan resepsi pernikahanya. Mulai dari membantu mendekor gedung, memilih dan mencicipi katering, dan lain-lain. Aku mau membantunya, entah kenapa, sulit untuk kujelaskan. Dia tahu kok, kalo aku mau terlibat dalam urusan resepsinya. Yap, untung saja dia memberiku kepercayaan.

    Setelah semuanya selesai (hampir 98% lah kira-kira) aku kembali kerumahku, untuk beristirahat. Sesampainya aku dirumahku, aku langsung bergegas menuju kamarku dan mencoba untuk tidur. Duh, jadi nggak bisa tidur. Suara berisik dari rumah sebelah yang membuatku gagal untuk tertidur. Sampe-sampe tadi halaman rumahku menjadi halaman parkir umum. Yap, semua gara-gara Gibran.

    Drtt...drttt...drtt

    Sudah lima kali hape-ku bergetar sejak sejam yang lalu, dari orang yang sama. Kalau Sekali lagi ia menghubungiku, akan kuangkat dan kuomeli dia untuk pertama dan terakhir kali dan aku berjanji nggak akan menerima panggilan lagi darinya. Akan langsung kuhapus SMS yang masuk darinya.

    Kulanjutkan lagi tidurku. Sebenarnya aku tidak tidur melainkan hanya memejamkan mata saja. udah sejam lagi berlalu, dan ternyata ia tak menghubungiku. Syukurlah. Aku sudah bosan dengan semua perhatiannya yang menurutku berlebihan. Tiap pagi selalu mengirimi SMS “selamat bekerja”, “semangat selalu”, atau “keep smiling”. Belum lagi kalau waktunya lunch, sederet SMS yang isinya seperti susu nutrisi untuk anak balita yang susah makan. Dikiranya aku anak kecil, apa, yang tiap kali mesti dinasihati sebelum melakukan sesuatu. Memangnya siapa dia? Bapakku bukan, kakak juga bukan, apalagi pacar. Dia hanyalah rekan kerjaku. Padahal aku sudah berulang kali mengganti nomor hape-ku, tapi entah bagaimana caranya dia berhasil mendapatkan nomor hape-ku lagi.

    Drtt...drttt...drttt

    Ya ampun Vero, tega banget sih lo sama gue. Aku yakin sms kali ini pasti dari dia lagi. kulihat layar hapeku, ternyata sms dari gibran.

    “Sore, Bro, mau maen fustal lagi nggak? Entar aku jemput?!”

    Segera kubalas pesannya.

    “Sok jemput gue, rumah elo aja ada disamping! Lagian gue lagi capek, ngga dulu deh. Lo juga jangan keluyuran, besok lo kan mau merit, mending istirahat aja!”

    Tak lama kemudian dia membalasnya.

    “Nggak, . sebentar doang kok maennya. Kalo lo ga mau maen futsal, mending maen basket aja?”

    “Nggak Mau!”

    “Maen badminton?”

    “Nggak!”

    “Makan pempek di pondok pempek simpang limo?”

    Tau aja, dia kalo itu tempat makan pempek yg paling gue suka. Aih, tapi gue lagi males keluar rumah lagi.

    “Nggak!” balasku singkat.

    “Plis!”

    “Nggak”

    “Kita kan abis ini, udah jarang ketemu lagi :(

    “Hmmm,....”

    “Plis”

    “....”

    “Plis”

    Dasar keras kepala!

    “Mau dimana?”aku menyerah.

    “Alun-alun, kita jogging!”

    “Tunggu gue setengah jam lagi!”

    “oke!”

    Akupun bersiap-siap untuk pergi. Setelah itu aku melajukan mobilku menuju alun-alun yang berada di tengah kota. Sesampinya aku disana, aku langsung memakirkan mobilku.

    Drttt, sms dari Gibran.

    “Aku didepan tribun!”

    Aku tak membalas smsnya, langsung saja aku bergegas menuju tribun. Kulihat dia mengenakan kaos bewarna abu-abu dengan celana training hitam panjang. Kuhampiri dirinya.

    “Udah lama?” tanyaku berbasa-basi sore.

    “....” dia tersenyum kemudian tiba-tiba saja dia menarik lenganku. Ya, kami mulai berlari sekarng. Mengitari alun-alun. Banyak juga orang-orang yang berlari disini. Tapi, yang aku sayangkan disini. Banyak orang yang menyewakan motor-motor mini untuk anak kecil. Tentu saja bau asapnya membuat pengunjung merasa tidak nyaman.

    Sepanjang jalan tak sepatah kata pun keluar dari mulutku ataupun dia. Sesekali aku melirik ke arahnya, keringat sudah membanjiri tubuhnya. Sama sepertiku. Kaosnya basah di beberapa bagian. Hampir satu jam kemudian setelah sukses jogging dalam kebisuan, kami kembali ketribun. Kami menuju tribun Selatan yang paling diatas untuk beristirahat.

    Gibran memberiku sebotol air mineral yang ada disamingnya, lalu aku meminumnya hingga tetes terakhir.

    “Capek?” tanyanya.

    “Tentu, aku capek! Lelah, kau tahu?” jawabku ngasal. Terkadang aku menjadi begitu lelah, terutama dalam menata hati. Ada banyak bagian yang begitu susah kumengerti, entah bagaimana Tuhan menjadikannya hingga begitu rumit untuk kupahami.

    Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tak menggebu, atau perasaan sedih yang harus ku urai agar tak menyepi aku dalam lubang hitam pekat tak bermassa. Banyak hal yang masih tak kumengerti tentang rasa, tentang emosi, dan tentang jiwa. Waktu dua puluh dua tahun belum cukup bagiku memetakan sifat-sifat dasar manusia.

    “...”

    “Wey, jangan bengong! Ciee, yang besok mau merit!” kataku mencairkan suasana.

    “Hahahaha!” dia tertawa. “Makasih ya, bro, atas bantuanya!”

    “He’eh!” jawabku.

    “Eh, btw, ngapa lo ngajak gue jalan?” tanyaku.

    “Lo tahu sendiri kan bro, abis ini kita jarang ketemu. Apalagi lo jarang balik ke sini!” katanya. Perubahan ekspresinya bisa kulihat.

    “Iya-ya, gue rajin kok balik nanti!” kataku sambil tersenyum.
    Kemudian dia mendahkan kedua tangannya di depan wajahku.

    “Apaan?” aku tahu maksudnya. “Kado?”

    Dia mengangguk.

    “Hahaha, Udah gue siapin kok. ada dilemari baju lo sama di jas lo!” aku maenaruh gitar akustik yamaha di lemari bajunya dan dua cincin di jas-nya.

    “Makasih bro! Lo emang temen gue yg paling baek!” katanya sambil merangkul pundakku.

    Aku tersenyum.

    ***

    Sabtu, 7-7-12

    Pagi ini sebenarnya sangat indah, hanya saja aku cukup lelah dan pusing, rasa kantuk sehabis begadang semalam masih berusaha menggantung di katup mataku, berat sekali untuk membuka. Tapi, aku harus segera bangun, harus. Hari ini adalah hari pesta penikahanya Gibran.

    Aku membutuhkan waktu lebih lama jika istirahat saat lelah, jantung ku berdegup lebih cepat, nafas ku sesak dan meburu, berat dan terkadang butuh helaan yang cukup panjang untuk kembali menstabilkannya, dan itu tak jarang membuat daerah bagian ulu hati hingga jantung terasa begah. Aku juga tidak tahu apa yang sedang terjadi pada tubuh kecil ku yang semakin kurus, semakin mudah berat badanku turun, namun kebalikannya, cukup sulit mencapai berat sebelumnya. Hm, aku tidak tau aku kenapa. Aku hanya merasakannya, dan aku tidak tahu apa itu, kenapa, dan bagaimana.

    ***

    (SKIP)

    Setelah melaksanakan ijab kabul di sebuah masjid, gibran serta keluarga bergegas menuju gedung pernikahanya. Kelihatanya dia puas dengan hasil dekorku. Ya, menurutku lumayan bagus hasil dekorku, hohooho. Yoi, gue aja capek ngurusnya, waktunya emang agak mepet juga, Maka itu, dekorasi tidak bisa diremehkan begitu saja... Makanan yang enak, dekorasi yang bagus (nggak harus mewah loh, sederhana dan rapi sudah terkesan baik)

    Kelihatanya dia sangat bahagia sekarang. Duduk di pelaminan dengan orang yang dia cintai. Semoga tuhan memberkati kalian selalu.

    “Koko!” seru seseorang sambil berjalan menghampiriku.

    “Dea! Wah, makin cantik aja!” kataku sambil tersenyum ramah. Dea adalah mantanku, ya mantanku yang pertama.

    “Hahaha, bisa aja!” katanya sambil menunduk. Aku tak tahu rona merah dipipinya itu alami atau polesan make upnya.

    Ketika ada tempat duduk yang kosong disampingnya, dia memintaku untuk duduk disampingnya dan akupun dengan sangat cepat berpindah tempat duduk dan langsung duduk tepat disampingnya. Kami sempat bercanda dan dalam candaan kami, dia memintaku untuk memegang bunga yang ada di tanganya dan memberikannya kembali kepadanya namun dengan kata-kata rayuan. Aku pun melakukannya. Dia pun menerimanya dengan sungguh-sungguh. Sesuatu yang konyol namun itulah yang aku lakukan dengannya di hari pernikahan temanku.

    Di gedung dimana acara resepsi dilaksanakan aku dan teman-temanku yang mengiringi sudah siap di panggung. Ya, aku disuruh Gibran untuk bernyanyi. Yap, ini memang keinginanku. Kuambil gitar yang memang sudah tersedia disana.

    Eh, gue mau bawaiin lagu apa? Someone like you? Aih, terlalu galau. Yang biasa aja apa yaa,... bawaiin lagu sik asik ayu tingting? Hahaha.
    Setelah aku beberapa menit hanya berdiri seperti orang tolol di atas panggung. Ya, aku memilih-milih lagu yang aku tahu diotakku. kuputuskan menyanyikan sebuah lagu favoritku, Dear god, sebuah lagu yang romantic yang dapat menggugah hati sesorang.

    Begini lirik pas bagian reffnya.

    Dear God the only thing I ask of you is
    to hold her when I’m not around,
    when I’m much too far away
    We all need that person who can be true to you
    I left her when I found her
    And now I wish I’d stayed
    ’Cause I’m lonely and I’m tired
    I’m missing you again oh no
    Once again

    Ketika aku bernaynyi, orang-orang terus memandangiku dari kejauhan (ya iyalah). Aku memandanginya selama aku bernyanyi. sebenarnya aku menyanyikan lagu itu untuknya. Tatapan matanya, bahasa non verbalnya menunjukan bahwa sekarang gibran begitu bahagia.
    Setelah lagu selesai aku bergegas turun. Tapi, tiba-tiba, Dea naik keatas panggung. Dia mengajakku untuk berduet. Dia meminta lagu call me maybe, tapi para pengiring tidak tahu lagunya seperti apa. From This Moment by Shania Twain, juga begitu. Aku hanya diam saja. Kemudian aku duduk diatas kursi yang ada disana.

    (Aku belum tahu lagu apa yang dia bawakan, setelah serching di mbah gugel ternyata lagunya mulan jamella-cinta mati 3)

    Dia terus bernyanyi sambil matanya mengarah padaku. Mungkin dia menyanyikan lagu ini untukku (ge er). Aku hanya diam, aku nggak ikut nyanyi, karena sumpah aku ngga tau lagunya. lirik lagunya ternyata touch banget dah. Sumpah. Gue pernah denger lagunya, tapi ga tau judul lagunya.

    Begini liriknya pas reff:

    Cinta ini cinta yang tak perlu
    Mendapatkan balasan cinta
    Meski hatiku perih
    Menahan cinta yang terluka
    Cinta yang buatku bertahan
    Meski ada air mata
    Agak berlebihan mungkin liriknya. Tapi sumpah, saat itu gue bener-bener sesek dengernya.

    ***

    Minggu, 8 juli 2012

    Ya, sekarang aku sudah berada di rumahku. Aku sudah kembali ke jakarta. Tapi aku belum sempet kasih tau temen-temen kalo, aku pulang kemarin sore. Termasuk gibran. Ya, sahabat dekatku. Hmm, sebaiknya kuhubungi dia sekarang.
    Kuraih handphoneku yang tergeletak diatas meja untuk menghubungi Gibran. Setelah mendapat nomor yang kucari, aku langsung menekan tombol hijau pada layar. Tak lama, dibalik HP-ku ini sudah ada yang mengangkat.

    “Halo,” katanya.

    “Halo!”

    “Ini siapa?” tanyanya. Iya, aku lupa, aku kemaren baru ganti nomor hape.

    “Lee!”

    “...”

    “Woy!” teriaku.

    “...”

    “Aih, kenapa diem?”

    “...”

    “Marah ya!”

    “...”

    "Sorry deh, gue pulang ga pamit dulu sama lorang semua. soalnya gue buru-buru," kataku mencari alasan.

    "..."

    “Boleh saja kamu marah ketika mentari tak bersinar. Boleh saja kamu kesal karena langit menjadi mendung. Tapi tetaplah tersenyum dalam keadaan apapun. Karena senyummu lebih bercahaya dari sinar mentari pagi dan lebih cerah dari langit biru... Tetaplah tersenyum meski kau sedang tak ingin. Tetaplah tersenyum, walau aku tak tahu untuk siapa senyummu itu. Dan tersenyumlah sekali saja untukku, walau aku tak bisa melihatnya...”

    “siapa yang marah?” katanya dengan nada yang terdengar sedang marah. Akhirnya dia buka mulut juga.

    “Syukur, kalo ngga marah, maaf kemarin aku buru-buru. Ngga enak kalo ganggu kamu, hehehe. Aku juga baru ganti nomor.”

    “Hemmmmm,” desisnya. “tapi, kamu lagi ngga kenapa-kenapa kan?”

    “Ngga,” kataku ramah. Ya, aku hanya bisa bilang begitu, tak mungkin aku jujur. Aku selalu bersikap biasa – biasa saja pun aku kewalahan, bagaimana bisa aku bersikap biasa sementara (maaf) aku masih memiliku sekeping rasa yang tak biasa pada kamu, beda halnya dengan kamu dan rasa mu yang biasa padaku, kita berbeda.

    “Syukurlah, lo jangan sungkan-sungkan kalo mau cerita apa aja sama gue. Gue masih gibran yang dulu. Gaada yang berubah. Gue masih sahabat lo. Tempat lo curhat, jadi jangan sungkan-sungkan kalo sama gue.”

    “ Hei, dengar. Kamu hanya cukup tahu satu hal saja, selalu ingat ini, jangan pernah lupa bahwa, aku akan selalu tetap baik-baik saja. Hiduplah dengan baik, agar kelak aku juga tidak akan perlu mencemaskan kamu. Jadi, kita impas kan,” kataku tenang.

    “Pokoknya gue masih jadi sahabat lo, dan juga sebaliknya. Kita masih seperti dulu.” Katanya. “Terimakasih dan..... maaf!”

    Tut..tut...tut

    “?”

    Terkadang, meski kamu berpura-pura kuat, kamu tahu bahwa, hal sekecil apapun bisa membuat kamu terluka






  • lockerA wrote: »
    welkambek again bro!
    #peluk_hangat

    SEMANGK0!!!

    @lockerA sama-sama lock :)
  • .........

    iya nyeseknya.... antara ulu hati n jantung... berharap dapat hilang ketika kita menekanya dengan tangan seperti gatal yg akan hialng jka di sentuh tangan. tapi ga bisa ilang.. rasa yg sama yg pernah gw rasain...

    tapi kini sesak tu berkurang..coz im here now with oop fam
    that's why i love u oop fam :) now i have new spirit because of you...
    come on askel, let's cheer up together with this crazy oop family :D let's walk together ...
  • lockerA wrote: »
    yoi myko Lee. Move on.
    Liat tuh sih kak el @eldurion udah gila sekarang dianya. Hahahaha

    yap berkat lu @lockerA thx ya ni gw kasih sajen sebagai ucapan terimakasih :) #bawa dubur ayam sama minuman yg mnyegarkan fantat
    :))
  • lah lu sendiri kan @lockerA yg pasang menu... coba lu tambahin daftar menu gw tinggal bawain :))
Sign In or Register to comment.