BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Butiran Debu

edited June 2012 in BoyzStories
Namaku Cinta
Ketika Kita bersama…
.
.
.
“Ayo cepetan! Aku harus latihan pagi ini!” seorang pemuda sebaya denganku tampak terburu-buru meletakkan helm di jok motornya. Dengan sigap dia menenteng tas ranselnya yang kelihatan berat.

“Iyaaa~ sabar dikit ngapa! Kamu duluan aja dech kalau geto, ntar aku nyusul aja,” ujarku sembari mencopot helm yang masih bersarang di kepalaku.

“Aku nggak mau ninggalin kamu, Aditya. Ayoooo~” rengeknya sembari berlari-lari kecil. Sesekali ditengoknya aku yang masih ketinggalan dibelakangnya.

Padahal ini masih pukul enam lebih seperempat. Jam pelajaran baru akan dimulai sekitar empat puluh lima menit lagi, tapi sahabatku itu sudah kayak orang kesetanan saja.
Maklum persiapan menuju final pertandingan basket antar SMU di kota ini sudah semakin dekat . Sebagai pemain Inti, Rangga sahabatku itu harus menambah porsi latihannya. Team sekolah kami akan maju ke babak final sekitar seminggu lagi.

“Ayo, Adit!” seru Rangga lagi. Padahal jarak lapangan basket sudah tak jauh lagi. Dia kan tinggal ninggalin aku kalau mau cepetan. Huft… dasar anak ini!

“Iya iya, aku di belakangmu kok,”

Ya ampun, apa dia lupa kalau kakiku…

BRUKKK!!!

“Aduh!” pekikku.

Aku mengernyit sakit.

Dengan tergopoh-gopoh Rangga berbalik dan menghampiri aku yang kini tersungkur di jalan.

“Ka-kamu nggak apa-apa?” raut wajahnya terlihat khawatir ketika menanyaiku.
Rangga lalu membantuku berdiri dan membersihkan celana abu-abuku yang sedikit kotor.

“Ga kok, aku…”

“Rangga! Ayo cepat latihan!”
Belum sempat aku menjawab, suara teriakan dari tengah lapangan itu membuat aku dan Rangga menoleh cepat.
Kak Ferdi, senior kami dari kelas 3 IPA 1 tampak memandang tajam kearah kami.

“Eh, kapten… tapi…”

“Yang lain udah datang pagi-pagi banget, dan sekarang mesti nunggu kamu lagi?, hargai mereka dong!” serunya keras dan tegas.

Pantas saja dia didaulat menjadi Kapten di team basket mereka. Selain otaknya encer, permainan basketnya pun tak bisa diremehkan. Sudah berkali-kali Team Basket sekolah kami menang dalam perlombaan ataupun sekedar pertandingan persahabatan, semua itu tak lepas dari Shoot-shoot luar biasa dari Kak Ferdi. Rasanya gelar MVP memang cocok buat dia.
Meskipun ada yang kurang dari kak Ferdi. Sepertinya…
Dia kurang bersahabat.

Ah, mungkin cuma perasaanku saja.

“Ugh…”

Rangga terlihat bingung. Dia menatap kearah kak Ferdi lalu menatapku. Begitu seterusnya hingga membuatku geleng-geleng sendiri dengan sikapnya itu.

“Udah, cepetan kelapangan gih! Ntar aku nyusul,” ujarku. Aku tahu sekali kenapa dia bingung seperti ini.

“Tapi…”

“Rangga… aku ga apa-apa,” kataku berusaha menenangkannya.

Rangga hanya menghembuskan nafasnya pelan.

“Ntar aku pasti nemuin kamu, Oke?!” ucapnya seraya mengacungkan ibu jarinya padaku.

Aku hanya tersenyum dan melepasnya pergi.
.
.
.
“Aduh, perih juga,” keluhku.

Dari jendela ruangan ini aku bisa melihat teman-teman sudah banyak yang berangkat. Mereka tampak berlari-lari di sepanjang koridor, sebagian malah terlihat melenggang dengan santai. Mbak-mbak yang biasanya jaga di UKS belum juga kelihatan batang hidungnya. Tadi, setelah berusaha dengan sekuat tenaga akhirnya aku bisa nyampe di UKS ini dengan selamat sehat wal’afiat (Lebay ^^)
Luka dilutut kananku sudah kubersihkan. Masih terasa sedikit perih karena kutetesi obat merah tadi, sengaja tak ku plester biar lukanya cepat kering .

Tiba-tiba pintu UKS didobrak keras. Untung saja dia benda yang padat dan keras. Kalau tidak, pasti sekarang sudah benjol-benjol. Poor Pintu.

“ADIT, KAMU NGGAK APA-APA KAN?!” teriakan histeris itu benar-benar memekakan telinga.

“Ya Allah Rangga, jangan teriak-teriak! Aku bisa jatungan, Baka*!”
(*Baka = Bodoh)

Rangga menghampiriku, dia duduk disampingku dan mulai terlihat sibuk memeriksa lutut kananku yang merah.

“Sakit ya?”

Aku tersenyum tipis.

“Ga kok, ga apa-apa… aku kan laki-laki, ini mah luka kecil. Gimana latihannya tadi?”

“Hoho… benar-benar memeras keringat, tahu sendirikan Kapten bagaimana? Dia itu lebih sadis dari Pak Bambang a teacher killer itu,”

Aku terkikik geli.

Rangga kembali memperhatikan luka di kakiku.

“Maaf ya…” bisiknya.
Aku hanya menepuk pelan bahunya dan menyunggingkan sebuah senyum kecil. Rangga menatapku sendu.

Aku bangkit dan bermaksud meninggalkan ruangan kesehatan ini. Lima menit lagi pelajaran jam pertama akan segera dimulai. Sedikit kuseret kaki kananku ketika melangkah. Sebenarnya bukan karena luka tadi. Kaki kananku memang sedikit bermasalah dari dulu, tepatnya setahun yang lalu.

Aku cacat.

“Masih sakit ya?” tanya Rangga yang dari tadi ternyata memegang lenganku. Mungkin maksudnya ingin membantuku berjalan.

“Hadeh… kamu itu terlalu overprotektif ya sama aku,” meski sedikit manyun karena sikapnya namun diam-diam aku senang dengan perhatian sahabatku ini.

“Ummm… perlu aku gendong sampai kelas ga?” godanya.

“Dasaaarrrrr~!”

“Hahahahaha!”
.
.
.
Tsuzuku
«1

Comments

  • laaaagi....
  • @AwanSiwon
    Ah, mksh sdh membaca crta pertama sy
    Bsk sy lnjt lg ^^
  • kok cuma ini..? lanjutanya mana..? klo ga dilanjut ga bisa ksh komen byk nih.... (hehe asik komen pny org aj, pdhl sndr punya ga ad sama sekali.. )
  • lanjut dong..
  • aq suka ceritaya... Jarang2 lho ada yg menggunakan sudut pndang dr org cacat, yah meskipun alur cerita pd part 1 ini blm tampak... Tp nampaknya si adit akn jd korban buly deh krn kekurangannya, hm lw benar psti seru ceritanya... hehehe, bolehkan skali2 sok tau... Ckckck
  • Part 2
    .
    .
    .
    Pagi ini aku menemani Rangga latihan.
    Sahabatku itu benar-benar lincah kalau melakukan Steal. Defense nya pun sulit ditembus lawan dan jarang sekali tembakan three pointnya meleset. Tak heran jika dia langsung dimasukan ke pemain inti.
    Rangga benar-benar menyukai basket.
    Aku juga.
    Kalau saja kecelakaan itu tidak terjadi dan kaki kananku masih berfungsi dengan baik mungkin aku bisa bersama Rangga di lapangan itu, bermain basket yang ku suka.

    Suara sorakan team basket sedikit membuyarkan pikiranku yang sempat teralihkan.
    Rangga tampak menyengir lebar saat lagi-lagi tembakannya berhasil melewati ring.
    Mereka tampak mengelu-ngelukan Rangga.
    Aku tersenyum tipis saat melihat Rangga mengedipkan matanya padaku.
    Tak sengaja pandanganku menangkap sosok Kak Ferdi di sisi langangan basket yang berseberangan denganku.
    Dia menatapku lama.

    Apa dari tadi dia melihat ke arahku ya?

    Kak Ferdi memutuskan kontak mata kami, berbicara sebentar ke Pak Danang, pelatih team basket mereka, lalu dia berjalan ke arahku.
    Aku mencoba tersenyum ramah padanya. Tapi Kak Ferdi tak membalasnya, wajahnya terlihat datar tanpa emosi.
    Ya Ampun...

    "Kamu di sini juga?" bukan sebuah kalimat tanya tapi lebih mirip penegasan. Dia berdiri tepat di sampingku sekarang.
    "I-iya Kak, maaf ya kalau ganggu," ucapku sopan.
    "Ga apa-apa," ujarnya singkat.
    Lama kami terdiam.
    Pandangan kami sudah beralih ke Team basket yang mulai terlihat asyik berlatih lagi.
    "Kamu, udah lama temenan sama Rangga, ya?"
    Aku terkejut ketika Kak Ferdi tiba-tiba bertanya.
    "Eh?! Iya Kak, kita udah lama Sahabatan dari kelas satu,"
    Diam lagi.
    Tapi tampaknya Kak Ferdi belum mau mengakhiri pembicaraan kami.
    "Aku dengar kakimu cacat juga karena Rangga ya?"
    "Eh?!"
    Aku tertegun sejenak.
    Pandangan kami kembali bertemu.
    Kali ini Kak Ferdi menatapku dalam.

    Memang tak ada yang banyak tahu mengenai kecelakaan yang menimpaku.
    Mereka hanya mendengar kabar kalau aku tertabrak mobil saat hendak menyebrang dan terpaksa absen selama tiga bulan untuk menjalani perawatan.
    Aku kehilangan moment-moment sebagai siswa baru saat itu.
    Mereka tak tahu kalau Rangga juga ada di tempat itu.
    Dia ada di sana saat kecelakaan na'as itu merenggut impianku.
    Aku harus menghapus keinginanku untuk dapat bermain basket.
    Kalau saja keadaan berbalik.
    Mungkin aku yang berada di lapangan basket sekarang.
    Bukan Rangga.

    "Kalau kamu ga cacat, mungkin kamu yang ada di sana menjadi pemain inti bagi team SMU kita, bukan Rangga. Iya kan, Dit?!" kata Kak Ferdi.
    Aku hanya tertunduk, terdiam tanpa berniat membalas perkataannya.
    "Tapi kamu jangan membebani Rangga, Dit,"
    Sontak aku menatapnya lagi.
    "Maksud Kakak?!"
    Kali ini kami berhadapan.
    Kak Ferdi sedikit mengurangi jarak di antara kami.
    Meski sedikit berbisik dapat ku dengar dengan jelas kata-katanya.
    "Jangan jadikan kecelakaan itu sebagai senjatamu untuk mengikat Rangga, jangan terus membebaninya dengan rasa bersalah,"
    Tanganku mengepal erat. Sedikitnya, rasa emosi mulai menguasaiku.
    "Bebasin Rangga, Dit! Dia punya kehidupannya sendiri,"
    Tanpa menunggu reaksiku. Kak Ferdi kemudian berlalu meninggalkanku yang hanya mampu terpaku.
    Masih ku proses semua perkataannya tadi di benakku.
    Suara ramai di lapangan seakan tenggelam dalam duniaku yang mendadak hening.
    .
    .
    .
  • Konbanwa
    @AwanSiwon
    @johnacme
    @kiki_h_n
    @Monic

    Have a nice Week End ^^
  • @johnacme
    Ini sudah dilanjut lagi, hehe
    Komen yg bnyk ya
    Kekekeke XDD

    @kiki_h_n
    Ok, udah dilanjut neh ^^

    @Monic
    Hmm, Aditya ga bakal ku buat menderita banget kok
    Kukukukuku
    #EvilGrin
    XP
  • yah.. kok cuma begini dikit... :-( menurut ku.. penulisan di cerita ini relatif lebih rapi dan ga ada kesan terburu-buru, di banding cerita2 lain yg kubaca (sambil nunggu update baru).. Cepat lanjut lagi ya kak..!! tapi jgn turunkan kualitas penulisannya... hehe^^ Ganbare..!
  • Part 3
    .
    .
    .
    "...Dit...Adit...Woi Adityaaa!!! Kamu dengerin aku ngomong ga sih?!"
    Aku hanya mengangguk saat lirih ku dengar Rangga berteriak kesal.
    Entahlah dia tahu atau tidak kalau aku mengangguk tadi.
    Pandangannya masih fokus ke jalanan.
    Itu lebih baik ketimbang motor yang kami kendarai oleng karena dia meléng.
    "Kamu kenapa sih? Habis latihan basket pagi tadi kok jadi beda? Kamu sakit?" tanyanya.
    Kali ini aku menggeleng.
    "Woi aku tanya nih, dijawab dong! Kamu lagi ada masalah ya? Kenapa? Kos-kos'an mu belum bayar?"
    Kalimat terakhirnya membuat tinju manisku mendarat di punggungnya yang bidang.
    Rangga terkikik geli.

    Sebenarnya perjalanan dari sekolah ke tempat kos hanya memakan waktu 15 menit saja.
    Tapi Rangga mengendarai motornya seperti siput.
    Sengaja dia.
    Hadeh!

    "Kalau ada masalah cerita dong?! Kalo diem geto mana aku tahu kamu kenapa, sakit gigi ya? Apa Sakit hati?"
    Rangga masih penasaran rupanya.
    Memang ku akui sejak pagi tadi setelah perbincanganku dengan Kak Ferdi, aku menjadi sedikit diam dan tak banyak bicara seperti biasanya.
    Rupanya Rangga menyadari hal itu.
    Mungkin ucapannya barusan ada benarnya.
    Aku sakit hati.
    Ah, tidak! Lebih tepatnya tak enak hati.
    Kata-kata Kak Ferdi masih terngiang-ngiang di benakku.
    Apakah benar aku adalah beban bagi Rangga, ya?

    Huft...
    Memang sih kalau di ingat lagi, kami memang selalu bersama.
    Sejak kelas satu, aku sudah akrab dengan Rangga.
    Dia menjemput aku di kos, mengantar aku pulang.
    Membawakan martabak telur kesukaanku malam-malam.
    Bahkan Rangga juga yang panik kesana-sini saat aku sakit.
    Intinya, Rangga mau merepotkan diri demi aku.
    Apakah selama ini, semua hal yang dilakukannya untukku dianggapnya beban? Hanya sebatas penebusan atas rasa bersalahnya karena kecelakaan yang menimpaku?

    "...Dit...Adit...Adityaaa~!!! Ya Allah, ini anak kesambet apa ya? Woiii!!!"
    teriakan keras Rangga membuat lamunanku buyar.
    Dia menoleh ke arahku. Menatapku lekat-lekat. Aku mengernyit heran.
    "Kenapa?" tanyaku polos.
    "Ya ampun ini anak, udah nyampe ntu, mau turun ga?"
    Pandanganku beralih ke bangunan tua di samping kananku.
    Benar kata Rangga, kami sudah sampai di kos-kos'an tempatku tinggal.
    "Oh," hanya itu yang keluar dari mulutku, namun belum juga beranjak dari motor yang kunaiki ini.
    Ku dengar Rangga menghela nafas pelan.
    Dia berbalik dan kembali memunggungiku.
    "Kamu kenapa sih, Dit?" bisiknya pelan, tapi masih bisa kudengar.
    Tanpa ragu, aku malah memeluknya. Erat.

    Rangga sedikit terkejut tapi tak berusaha melepaskan pelukanku.
    "Makasih ya..."
    "Eh?"
    Diam sejenak.
    Aku menyandarkan kepalaku di punggungnya.
    Begitu nyaman hingga tak ada keinginanku untuk beranjak dari sana.
    "Makasih udah mau jadi sahabatku," ucapku lirih.
    Rangga kembali menghela nafasnya.
    Dia lalu memegang tanganku yang melingkari pinggangnya. Mengusapnya pelan.

    "Kamu kok ngomongnya aneh banget sih," kata Rangga "Lagian ini kok pakai peluk-peluk segala, ntar kita dikira Gay loh, lepasin nggak?!" kali ini Rangga berusaha melepaskan pelukanku.
    "Ogah! Biarin aja orang mau bilang apa, aku ga mau ngelepasin kamu,"
    "Woi! Yang bener aja, malu tau dilihat orang, lepasin ga?!"
    Rangga sedikit meronta.
    "Ogah!"
    "Lepasin!"
    "Ga!"
    "Adityaaaaa~!!!"
    "Weeekkk!!!"
    Aku tak mengindahkan permintaan Rangga.
    Kali ini aku malah semakin mendekapnya erat.
    .
    .
    .
    Tsuzuku
  • edited June 2012
    -deleted-
  • beuh... mulai konflik nih...

    lanjut mas.......... *manggil apa ya?*

    sering apdet ya.. salam kenal..
  • @johnacme
    Ehehe
    Gomen sy msh ngetik di Hp neh, jd updateny dikit2
    Pegel
    Hahah
    Part 3 dah bc kn?
    Un, boku wa Ganbarimasu
    Iro-iro arigato gozaimasu ^^

    @kiki_h_n
    Un, slm kenal jg
    -bows-
    Ndak usah pake Mas
    Panggil Aoi-chan sj
    #Plak
    XP
  • AoiSora wrote: »
    @johnacme
    Ehehe
    Gomen sy msh ngetik di Hp neh, jd updateny dikit2
    Pegel
    Hahah
    Part 3 dah bc kn?
    Un, boku wa Ganbarimasu
    Iro-iro arigato gozaimasu ^^

    @kiki_h_n
    Un, slm kenal jg
    -bows-
    Ndak usah pake Mas
    Panggil Aoi-chan sj
    #Plak
    XP

    apa...? update dgn ketik di HP..? kasihan gw ama HP nya...
    kasihan HP nya diperk**a, di tekan-tekan, di pegang-pegang terus... hahaha :P
    uda dong.. wa kan on lewat PC jd cepat tau klo ud ad update baru.. hehe^^..
    besok lanjut lagi ya...
  • Bang kok macet terussannya manah nh
Sign In or Register to comment.