It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Enak pak, enak banget, ini semua bapak yang masak"
"Iya dong"
"Wah hebat, bapak belajar di mana bisa masak makanan se'enak ini"
"Nga belajar, cuma dulu waktu ibu'nya bapak buka warung nasi, bapak biasa bantu memasak, jadi sekarang bapak bisa masak apa saja"
"Oh" kata ku, selebih nya kami hanya diam, sampai aku menghabiskan makanan di piring ku
"Ayo namba Angga, bapak sengaja masak banyak buat kamu, itu nasi nya harus habis ya"
"Nga ada tapi tapi, itu nasi nya nanggung, harus di habiskan, bapak mau mandi dulu, nanti bapak balik nasi nya harus habis, kalau sudah selesai piring nya biarin dulu di situ"
"Iya pak"
"Oh iya, nanti selesai makan kamu nonton tv aja dulu, abis mandi nanti teman'ni bapak ke pasar"
"Iya pak"
Kemudian pak Agus meninggalkan ku, ia berjalan menuju kamar yang berada di sebelah kanan ruang makan
Ya ampun ini beneran apa boongan sih, kan aku ke sini mau jadi pembantu rumah tangga
Atau jangan jangan setelah ini aku akan di gorok, terus organ tubuh ku di jual ke pasar gelap, hiiii aku merinding membayangkan nya
Ah bodoh amat, akhir nya nasi nya aku bersihkan, pindah ke dalam perut, walau sudah kami makan berdua lauk nya masih banyak sekali
Setelah meminum air, aku mengambil satu buah pir, lalu beranjak meninggalkan meja makan menuju ke ruang yang ada tv nya
AGUS
Setelah masuk ke dalam kamar, Agus segera menutup daun pintu dan mengunci nya
Lalu mulai melepas pakaian satu persatu sampai tinggal celana dalam saja, kemudian Ia menuju kamar mandi
Sampai di sana ia membuka celana dalam dan meletakan nya ke dalam keranjang pakaian kotor
dan menuju shower room, perlahan air mengucur dari pancuran yang ada di atas kepala nya
Dalam hati nya, ia merasa bahagia bisa bertemu dengan Angga
Angga mengingatkan nya pada seorang teman masa kecil nya dulu
Pernah sesekali Agus datang ke rumah Dio di Jakarta, tapi tak pernah satu kalipun ia bertemu dengan satu pun penghuni rumah tersebut
Lima tahun lalu ia kembali mendatanggi rumah tersebut, ternyata rumah tersebut sudah di beli orang
Sedih sekali hati Agus, mengingat hal itu
Agus masih ingat saat ia melumat bibir Dio, saat mereka terbakar nafsu membara
Ternyata ciri ciri yang di sampaikan mba ira, pembantu sebelah sangat cocok dengan gambaran sebenar nya Angga, nga menyesal deh Agus cape cape masak untuk menyambut kedatangan Angga
Setelah membilas busa shampo dan sabun, Agus kemudian menggosok gigi nya
Ia merasa berdebar debar, bibir nya tak henti henti tersenyum, ia sudah merasa seperti orang gila, gila karena rasa bahagia tentu nya
Di ambil nya selembar celana dalam berwarna abu abu gelap, dengan logo buaya segera di pakai nya untuk menutup aurat nya yang sedang tertidur diselimuti rambut lebat
Sekarang ia sedang memakai tshirt, up dada bidang nya di penuhi bulu yang menggugah selera
Kini ia sedang merapikan rambut di depan kaca dengan sebuah sisir kecil, benda itu kemudian di simpan nya di kantung belakang, bersebelahan dengan dompet kulit nya
Ia tatap wajah nya di depan kaca, sekali lagi, memastikan penampilan nya sudah sempurna, lalu ia tersenyum saat menatap wajah nya sendiri, sempurna, kata nya dalam hati
Ups ia melupakan sesuatu, di ambil nya sebotol lotion pelembab kulit, lalu di usapkan merata di seluruh tangan nya
ANGGA
Aku mendengar suara anak kunci di putar, dan pintu kamar pak Agus di buka
Akhir nya keluar juga ia dari kamar nya, sambil tersenyum, uh lama lama aku bisa gila melihat ia tersenyum
Ia terlihat sangat sempurna di mata ku, tak lama ia sudah berada di sebelah ku
"Angga ayo, kita berangkat" kata nya pada ku
"Mau kemana pak" tanya ku penasaran
"Udah ikut aja, nanti kamu juga tau, tv nya matiin, saya mau panasin mobil dulu" kata pak Agus, kemudian ia bergegas ke halaman samping
Kemudia ia memutar anak kunci, dan mulai menginjak gas, mobil berjalan pelan karena ada polisi tidur di jalan komplek ini, sesekali aku melirik wajah pak Agus
Akhir nya kami sampai di jalan raya, senang rasa nya bisa jalan jalan dengan sedan mewah