BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kebaikan Membawa Bahagia.....

edited June 2012 in BoyzStories
Pada zaman dahulu kala, tinggalah seorang pemuda yang baik hati, suka menolong, ramah, murah senyum dan selalu ceria, namun semua kebaikan itu tersimpan dalam raga yang buruk rupa, mukanya hitam dan giginya juga tonggos, serta bekas jerawat menghiasi seluruh wajahnya, menjadikannya terlihat menakutkan.....
«1

Comments

  • Pada suatu pagi yang cerah, seperti biasa pemuda tersebut pergi ke pasar untuk membantu para pedagang dalam mengitung dan mencatat keuangan, ia dapat dipercaya karena kejujurannya, kemudian ketika tengah asik menghitung datanglah serombongan utusan dari Kerajaan Antah Berantah yang memberikan pengumuman bahwa sang pangeran yang terkenal tampan, gagah berani, bijaksana, baik hati dan penerus tahta selanjutnya sedang mencari seorang pendamping hidup yang akan dipilih melalui sayembara......
  • lutung kasarung ya? :P
  • pengumuman tersebut disambut dengan gembira oleh seluruh pemuda yang ada di seluruh penjuru negri, karena memang tidak aja jenis wanita di negara itu.
    Begitu pula dengan pemuda yang disebutkan diawal cerita ini sebut saja Rhui, ia sangat antusias, tidak menyadari akan keadaannya yang sangat buruk, karena selama 16 tahun usianya belum pernah sekalipun ia lihat wajahnya, segala keperluannya selalu di bantu oleh para pelayannya, iapun selalu meyakini ucapan keluarganya yang selalu menyebutnya tampan,
  • dan masyarakatpun tidak ada yang menghina selain karena kebaikannya yang sering kali dimanfaatkan, Rhuipun berasal dari keluarga yang berpengaruh.
    Reva yang merupakan sahabat baiknya merasa sangat kasian kepada Rhui dan tak ingin terjadi sesuatu padanya, karena menurut Reva ikut dalam sayembara merupakan bunuh diri bagi Rhui, dalam persyaratannya saja telah jelas disebutkan; usia 16-20 tahun, tampan, menarik, pintar, memiliki keahlian khusus(memasak, menjahit, mengatur negara,dll),
  • YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN DILARANG MENDAFTAR! tulisan itu menegaskan bahwa bila yang tidak memenuhi syarat tetap mendaftar maka akibatnya akan buruk.
    Reva melihat Rhui dan menarik tangannya dari tempat pendaftaran itu dibawanya ke sungai yang cukup jauh dari tempat itu, sesampainya disungai yang sangat jernih "huaaaaa ada ha.....n...tu.." Rhui berlari menjauh melihat pertama kali bayangan wajahnya di permukaan air, Reva memegang tangannya dan menenangkan sahabatnya setelah agak tenang "itu wajahmu"
  • Reva mengatakannya dengan suara yang bergetar tak tega melihat sahabatnya yang kini selalu begumam "ini tidak mungkin....." berulang kali, wajahnya pucat dan air mata mengalir diwajahnya.
    Selama satu minggu ini setelah kejadian yang mengguncang jiwanya, Rhui selalu mengurung diri dikamarnya dan tidak mau dilihat siapapun, Reva yang ingin menghiburnyapun tak dihiraukan ia hanya menangis.
    Undangan dari Kerajaanpun tiba membuat Rhui mau tidak mau harus memenuhi undangan tersebut karena bila tidak
  • keluarganyalah yang harus bertanggungjawab.
    Reva ikut juga sebagai peserta untuk sayembara itu,ia tak menyangka kalau memberitahukan kenyataan pada Rhui hari itu terlambat karena kini Rhui duduk disampingnya, pakaian Rhui ala ninja dengan penutup kain diwajahnya hanya menampakan matanya yang merah, tidak ada keceriaan yang terpancar seperti biasanya yang tersisa hanya kesedihan yang memilukan.
    Dalam perjalan yang berbatu dan berkelok-kelok para pemuda itu saling berbicara menonjolkan kehebatan masing-masing
  • dan menjelek-jelekan kemampuan yang lain sehingga kereta tersebut menjadi ramai, hanya Rhui yang tetap sendiri ditengah keramaian itu walaupun ia menguasai berbagai macam keterampilan namun semuanya tidak akan berguna jika sang Pangeran melihat wajahnya mungkin akan langsung berteriak ketakutan dan menyuruh pengawalnya menghukumku.
    Ditengah perjalanan tiba-tiba kudanya berhenti, pa kusir dengan sekuat tenaga memecut kuda itu agar mau bergerak kembali namun kuda itu tetap diam,
  • di kiri-kanan jalan setapak ini ada hutan yang terbentang luas menjadikan suasana menjadi menakutkan, walaupun hari masih siang dan bangunan megah kerajan telah terlihat dari sini, namun ketakutan karena kereta yang berhenti mendadak membuat semua pemuda itu berpelukan hanya Rhui yang masih duduk diposisinya.
    "sepertinya tempat ini memerlukan tumbal", ucap seorang pemuda yang terlalu percaya akan kekuatan mistis disuatu tempat, mata para pemuda itupun menoleh secara serentak pada Rhui.
  • Rhuipun tahu arti dari tatapan mereka, baik sekarang ataupun nanti sama saja ia juga akan mati, lebih baik mati sekarang untuk menyelamatkan temannya, itu lebih berguna, berfikir seperti itu Rhuipun mengangguk dan turun dari kereta kuda tersebut, hanya beberapa saat setelah ia berdiri tegak ditanah kereta kuda itupun dengan cepat pergi meninggalkannya sendirian, ia menghela nafas dan berjalan meneruskan perjalanannya menuju Istana yang ada didepan sana, mataharipun terbenam namun ia belum juga sampai.
  • akhirnya ia memutuskan untuk menginap di Hutan, iapun mengumpulkan ranting dan daun kering menggosokan batu api sampai api unggunpun menyala menghangatkan tempat itu dan mengusir binatang malam yang mengganggu, dengan tenang Rhui duduk bersandar pada pohon besar dipunggungnya, iapun beristirat setelah makan bekal yang dibawanya.
    Matanya masih terpejam namun telinganya bisa mendengar suara tangisan yang menyayat hati, Rhuipun terbangun dan mencari asal suara itu walaupun ketakutan menyelimuti namun
  • rasa penasaran lebih mendominasi, Rhuipun melangkahkan kakinya mencari-cari siapa yang sedang menangis dimalam yang seperti ini, akhirnya Rhui menemukan sesosok makhluk yang membelakanginya, tubuhnya sungguh besar berkali-kali lipat darinya, Rhuipun seolah merasakan perasaan yang dirasakan Raksasa tersebut, dengan keberanian yang masih tersisa Rhuipun bertanya "kenapa menangis?, apakah kau lapar?, kalau kau lapar makanlah aku!, tapi mungkin rasaku tidak enak aku kan jelek." ucap Rhui dengan cengiran aneh
  • Raksasa itu tertarik dengan ucapan Rhui, "jelek, berarti kita senasib, tenang saja aku tidak akan memakanmu, aku tidak suka daging manusia" ucap raksasa itu sambil membalikan badannya menghadap Rhui.
    merekapun berhadapan, Rhui tak berkedip sedetikpun melihat ketampanan yang terlukis diwajah sang Raksasa, "eh.....wajahmu tampan sekali mengapa kau merasa sedih" tanya Rhui bingung, berbicara dengan raksasa tersebut kini terasa ringan tidak ada lagi ketakutan seperti tadi, yang ada hanya rasa bersahabat
  • bukan hanya karena lega dirinya tidak akan dimakan, tetapi memang pada dasarnya Rhui itu baik maka dengan mudah ia menjadi tersentuh perasaannya.
    "Seluruh rakyat di negriku tak menyukaiku karena wajah jelekku ini, telah berbagai tempat kudatangi untuk menukarkan wajahku dengan wajah yang bagus, namun sampai saat ini belum kutemukan wajah yang sesuai", Rhui tak habis pikir mau mencari yang seperti apa lagi wajahnyakan sudah sempurna pantas saja tidak menemukan penggantinya, tiba-tiba Rhui menjadi emosi
  • "mengapa kau tidak bersyukur dengan wajahmu yang sekarang, daripada wajahku yang seperti ini" Rhui berkata dengan melepaskan kain yang menutupi wajahnya, Raksasa itupun membelalakan matanya memandang takjub wajah dihadapannya, "tukarlah, tukarlah wajah sempurnamu itu denganku, akan kupenuhi semua permintaanmu"kata sang Raksasa dengan memohon, Rhui diam tak percaya mendengarnya namun tanpa sadar ia menganggukan kepala, Raksasa itupun bahagia kemudian memecahkan kacang tanah yang dikeluarkan dari saku bajunya
Sign In or Register to comment.