It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ayo @foreill_v semangat lanjutinnya. Penasaran nih.
Author : Kiki Welliansyah
Genre : Yaoi Romance-Comedy, Fantasy
Contact :
• Fb : Kiki Wellian Delvetian
• Blog : flipflop-delvetian.blogspot.com
• Twitt : @Izmun_Dellionz
a story about Naufal Nafarone, as Naufal
and
Yelsin Malvino, as Malvin…
What happened?
May it’s real?
Where’s my soul?
Why must me?
When this bad dreams will be end?
Believed me… I never want it! I must be loved with HIM? Really, I hate it!
===========================================
~Author P.O.V~
Cerita Sebelumnya…
“Fal!” gumam Malvin lirih
“Pergi lo!” pekik Naufal
“Tapi, Fal! Guee..”
“Kalo’ lo ngga’ mau pergi dari hadapan gue, mending gue yang pergi!
Elo seneng kan lihat gue kayak gini?
Bukannya cita-cita lo sama geng lo tuh lihat gue dikeluarin dari geng Ijo lumut?!
Gue harusnya ngga’ ikutan sama masalah kalian berdua! Gara-gara kalian berdua, gue kehilangan semuanya. Dulu Key, sekarang gue kehilangan sahabat-sahabat gue, ntar apalagi?” kata Naufal, lalu bangkit dan berlalu dari kelas
Malvin hanya terdiam, sedangkan Sherly terus saja berusaha menenangkan Naufal.
“Anjrriiiiitttt!
Arrrrggghhhhhh!” pekik Malvin sembari meremas kepalanya
Hafiz dan Tristan hanya menatap Malvin dari bangku mereka. Malvin menatap mereka berdua dengan tatapan tajam, “Kalian berdua mau ngeluarin gue dari geng ama team basket?” Namun Hafiz dan Alvid hanya terdiam…
“ Fine! Terserah kalian!” pekik Malvin penuh amarah
Sedangkan Hafiz dan Alvid hanya terdiam, lalu mengalihkan pandangannya.
Disisi lain Sherly terus saja berusaha menenangkan Naufal…
“Elo ngga’ usah ngikutin gue!” seru Naufal
“Elo mau kemana?” tanya Sherly penasaran
“Ke kantin. Pasti geng Ijo lumut lagi pada di sana.
Lo jangan ngikutin gue!” seru Naufal. Namun Sherly tetap saja mengikuti Naufal dari belakang
“Huh! Terserahlah!” gumam Naufal kesal
“Elo mau ngapain lagi sih pake’ nyamperin mereka segala?” tanya Sherly, namun Naufal tak menjawab
Sesampainya di depan kantin, Naufal segera mengedarkan pandangannya…
“Itu mereka!” gumam Naufal. Naufal segera berlari menuju meja tersebut. Sherly pun segera mengikuti Naufal dari belakang
“Ngapain lo ke sini? Elo bukan anggota geng ini lagi!” bentak Sandy
“Oh! Gue tau, lo ke sini mau ngemis-ngemis supaya kita bertiga mau nerima lo lagi, gitu?
Ngarep banget lo! Mending lo ke WC aja sama cowo’ lo tuh! Mesum… Kan enak pagi-pagi gini kan lagi dingin-dinginnya. Sekolah juga masih sepi, belum pada banyak yang dateng. Ahahahahaaa…” sahut Tristan. Sedangkan Fian hanya terdiam, berusaha menutupi rasa simpatinya terhadap Naufal
“Jaga mulut lo! Siapa juga yang ngarep buat balik ke geng alay kalian!
Ngga’ nyangka ya, persahabatan kita cuman sampe’ di sini. Jujur, asal kalian tau! Gue lebih kecewa sama kalian daripada Feldy dan juga gengnya. Ngga’ nyangka ya, kalian bertiga yang ngakunya sahabat sejati gue, katanya bakal selalu ada disisi gue disaat gue dalam keadaan bagaimanapun, juga bakal selalu support dan bantu gue ketika gue ada masalah apapun.
Tapi mana?
Tapi apa kenyataannya?
Bulshiiiittt!
Kalian ngga’ lebih dari sekedar Big Liar and Betrayer!
Kalian ngga’ jauh kok sama Feldy dan gengnya. Gue cukup tau aja siapa kalian sebenernya, kayak apa kalian sebenernya. Gue udah salah besar nilai kalian! Bahkan meski kejadian itu bikin gue sakit hati banget tapi seenggaknya berkat kejadian itu gue bisa tau, mana yang bener-bener sahabat gue dan mana yang bukan!” timpal Naufal geram. Sedangkan Sandy dan anggota geng Ijo lumut lainnya hanya terdiam sembari menatap tajam ke arah Naufal
“Udah lah Fal, kita balik aja yuk!” bujuk Sherly
“Bentar!” bentak Naufal
“Dan satu hal yang mesti kalian tau, gue ke sini bukannya mau ngemis-ngemis buat balik lagi ke geng banci milik kalian! Gue cuman mau ngejelasin masalah yang sebenernya itu kayak gimana, juga mau ngejelasin hubungan gue sama Malvin itu apa sebenernya biar kalian ngga’ mandang gue dengan gambaran sepicik itu! Kalian ngakunya sahabat gue, tapi apa?
Jangan kan ngesupport dan bantuin gue, dengerin penjelasan gue aja engga’!
Thanks deh buat semuanya, moga suatu saat kebenaran bakalan terungkap dan mata hati kalian bakalan kebuka! Karna meski gue kecewa banget sama kalian, tapi gue ngga’ mau kalian gambarin tentang gue dengan gambaran sepicik itu! ! !” terang Naufal, lalu berlalu. Diikuti Sherly yang langsung berjalan di samping Naufal
“Two thumbs buat lo, Fal!” seru Sherly bersemangat
“Apaan sih?!” gumam Naufal kesal. Namun sebenarnya dia berusaha menyembunyikan senyumannya
“By the way waktu kalian bentar lagi abis nih. Udah hampir satu jam!
Elo mesti cepet-cepet ketemu sama Malvin.” seru Sherly
“Oh, iya! Gue hampir aja lupa!”
“Ya udah, kita sekarang buruan nyari Malvin!
Tadi sih dia di kelas…” timpal Sherly. Naufal hanya mengangguk
“Oops! Gue lupa!
Toilet udah ngga’ aman lagi, Fal! Kita mesti nyari tempat yang lain di area sekolah buat kalian kissing. Kita mesti cepet nemuin, sebelum waktu kalian abis!
-
-
-
Di kantin…
Sedangkan disisi lain geng Ijo lumut tengah bertengkar hebat…
Braaaalkkk!
“Elo bisa diem nggakkk?!” bentak Sandy sembari memukul meja. Matanya menatap tajam ke arah Fian. Sedangkan Tristan hanya menatap Fian penuh amarah
“Eh! Asal kalian tau, apa yang tadi dikatain sama Naufal itu bener!
Kita sebagai sahabatnya harusnya selalu ada buat dia, support dia, bantu dia dan coba buat dengerin penjelasan dia. Tapi kalian berdua malah kayak gini!” balas Fian
“Oh! Jadi elo lebih belain si Maho itu dari pada geng lo sendiri? !” seru Tristan
“Gue gapapa kok kalo’ seandainya kalian mau ngeluarin gue juga dari geng dan boyband ini.
Saat ini Naufal butuh kita, sahabatnya!
Gue bakal selalu ada buat dia. Persahabatan gue sama dia ngga’ akan berakhir cuman gara-gara masalah yang saat ini dihadapi sama dia. Kita sebagai sahabatnya harusnya tetep nerima dia apapun keadaan dia. Kalo’ emang bener Naufal seperti itu, terserah dia kalo’ emang dia memilih jalan seperti itu. Asalkan apapun jalan yang dia pilih ngga’ berdampak negatif ke kita juga, Why Not? Sahabat sejati tuh sahabat yang bener-bener bisa nerima kita apa adanya apapun dan bagaimana pun keadaan kita.
Kalo’ kalian mau ngeluarin gue dan mau tetep musuhin dia, whatever!
Gue kecewa banget sama kalian!” seru Fian, lalu beranjak dari tempat duduknya dan berlalu
“Shiiittt!” pekik Sandy geram sembari memukul meja. Sedangkan Tristan hanya menatap tajam ke arah Fian yang tengah berjalan menuju koridor hingga menghilang di tikungan
-
-
-
Sedangkan disisi lain,
“Otak lo jenius banget, Fel!” puji Bara, diikuti senyuman puas Dewa
“Iya dong! Gue gitu!”
“Trus apalagi rencana lo buat ngerjain Malvin?” tanya Dewa
“Tu… Tunggu! Sekarang ngga’ cuman Malvin, tapi Naufal juga udah ikut campur!
Kalian tadi denger sendiri kan, dia pake’ ngancem kita segala! Bakal ngebales kita lebih dari ini. Emang siapa dia, hah?” sahut Bara
“Elo bener, Bar! Ngga’ cuman Malvin, tapi Naufal juga!” seru Feldy
“Apa rencana lo selanjutnya?
Elo ngga’ mau kan kena balesan dari Naufal ama Malvin duluan?” tanya Dewa
“Kalian lihat aja nanti!” gumam Feldy, diikuti senyuman simpul Bara dan Dewa
“Hahaha… Gue puas banget! Berkat kejadian ini mereka berdua pasti dikeluarin dari geng dan juga team basket ama boyband mereka. Dan berkat itu, Malvin ngga’ akan ikutan kompetisi basket tahun ini!” seru Feldy puas
“Elo bener, Fel! Ahahahaaa…
Dan ngga’ akan ada lagi cewek-cewek yang naksir mereka, juga ngga’ akan ada lagi orang yang mau temenan sama mereka. Mereka bakal bener-bener tersiksa selama di sekolah!
Masih mending kita cuman ngelihatin foto itu dari Hp, ngga’ pake’ majang foto itu di mading sekolah! Kalo’ guru-guru sampe’ tau, bakal lebih menderita mereka. Ahahahahaa…!
Apalagi ketahuan KepSek!” timpal Bara
“Good Job!”
-
-
-
Disisi lain, setelah bertemu dengan Malvin, tak lama kemudian jiwa mereka bertukar kembali. Naufal di dalam tubuh Malvin dan sebaliknya…
“By the way, elo masih benci sama gue, Fal?”
“_____” Naufal hanya terdiam
“Fal?”
“Dikit…” gumam Naufal
“Hahahaa… Bagus dong! Dikit-dikit lama-lama menjadi bukit!” ujar Malvin
“Lo pikir tabungan? !” seru Naufal ketus. Malvin hanya terbahak, diikuti tawa Sherly. Sedangkan Naufal hanya menatap Malvin kesal, namun sebenarnya dia berusaha menahan tawanya
Tak lama kemudian tiba-tiba datang seorang cowok yang menghampiri Naufal...
“Ngapain lo ke sini?” ujar Naufal
“Gu… Gue…”
“Pergi lo! Mending lo kumpul sama mereka aja!
Kalian itu sama aja tau nggakk!” bentak Naufal
“Fal, jangan gitu lah! Gue tau kalo’ lo kecewa sama mereka, tapi coba biarin dia ngomong dulu!” gumam Sherly
“Ya udah, lo mau apa ke sini?” ujar Naufal
“Gi… Gini…
Setelah lo ngomong kayak gitu di kantin, gue sama anggota geng Ijo lumut lainnya pada ribut.
Gue mulai sadar karna kata-kata lo itu dan berniat mau terus sahabatan sama lo tapi Sandy sama Tristan berbeda pendapat sama gue.
Bahkan gue udah ikhlas kok kalo’ seandainya mereka bakal ngeluarin gue juga dari geng ama boyband itu. Walaupun sekarang ini boyband kita udah terkenal banget, sering perform di mall-mall, tapi gue ngga’ masalah. Persahabatan itu lebih penting!
Maafin gue, Fal! Harusnya sebagai sahabat gue selalu ada buat lo, support dan bantu lo!” terang Fian
“_______” Naufal hanya terdiam, dia begitu terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh Fian
“Hahaha… Tumben omongan lo keren gitu! Berbobot! Hahahaaa… Biasanya kan lo Oneng!
Engga’, gue yang harusnya minta maaf…
Thanks banget, Yan! Gue salut banget sama lo! Elo lebih milih gue dari pada mereka.
Gue ngga’ nyangka lo bisa ngelakuin ini.
Maafin keegoisan gue tadi. Padahal geng dan boyband itu sekarang lagi famous-famousnya, tapi lo malah lebih milih gue.” gumam Naufal
“Ahahahaa… Lebay lo, Fal! Kata-katanya lebay!
Biasa aja kali’! Gue kan sahabat lo!” ledek Fian
“Eh, sialan! Elo tuh yang lebay!” protes Naufal
“Elo!”
“Udah-udah! Ngga’ usah rebutan gelar alay!
Bukannya kalian semua geng Ijo lumut itu pada lebay ya? Ahahahaaa…” celetuk Malvin
“Sialan! Ngajakin berantem lagi lo?
Panggil geng lo! Ayoooo…!” seru Naufal dan Fian serempak
Sedangkan Sherly dan Malvin hanya tertawa geli…
“By the way, gue juga dikeluarin kok dari geng gue.” gumam Malvin lirih
“WHAATT? !” pekik Naufal dan Fian serempak
“Iya… Tapi gapapa kok! Gue sadar, kalo’ emang mereka sahabat gue harusnya mereka bisa nerima gue apa adanya. Malahan harusnya support dan bantu gue. Awalnya emang gue kecewa, kesel juga. Tapi gapapa lah!
Kan sekarang sahabat gue tuh kalian! Hehehe…” terang Malvin
“Hahaha… Bisa aja lo, Vin!” timpal Fian
-
-
-
Sepulang sekolah, Malvin, Sherly dan juga Fian berniat mengunjungi rumah Naufal bersama dengan Naufal.
Di dalam mobil…
“Asiiikkk! Nyaman banget!
Ada AC nya, kursinya empuukk, desain out & indoornya keren, ada layarnya juga di sini, bisa muter musik juga!” komentar Naufal saat Sherly baru saja melajukan mobilnya
“Eh, lo jangan malu-maluin lagi dah!” ledek Naufal, lalu terbahak bersama Malvin dan juga Sherly
“Hehehee… Maklum, ini pertama kalinya gue naik mobil mewah.”
“Emang biasanya lo naik mobil apa?” tanya Malvin
“Waaaahhhh! Jangan salah, mobil gue keren banget! Warnanya item metallic, trus gue kalo’ pulang sekolah gitu dijemput diperempatan deket sekolah trus dikemudiin sama sopir pribadi gue!”
“Wew! Serius lo, Yan? Asik dong?
Trus kenapa lo sekarang masih katrok naik mobil mewah kayak gini? Pake’ bilang kalo’ baru naik mobil mewah untuk pertama kalinya pula! Elo kan juga punya, plus ada sopir pribadinya pula yang siap nganterin elo.” timpal Naufal
“Hahahaaa… Emang bener ini pertama kalinya gue naik mobil mewah, soalnya gue biasanya pulang dijemput diperempatan deket sekolah tuh, yang kata gue mobilnya mewah, item metallic, itu tuh sebenernya angkot! Hahahaa…”
“Ngoookkk!” Naufal menjewer telinga Fian
“Aduduuhhhh…! Sakiittt bego’!
Elo kayak Emak gue aja sih, maennya jewer!” protes Fian. Malvin dan SHerly hanya terbahak
-
-
-
©@Citra Land – Surabaya
Di rumah Naufal…
“Wah, panas-panas gini enaknya minum es nih! Pasti seger banget!” celetuk Fian
“Dasar!
Mau minum apa?” tanya Naufal
“Terserah deh, yang penting manis! Hahaha…” timpal Fian
“Iya-iya, tunggu bentar…”
“Gue juga ya, Fal!” seru Sherly
“Beres!” gumam Naufal
“Malvin juga dong! Hahahaa… Sampe’ kapan sih lo benci sama dia?” goda Sherly
“Diem lo!” sungut Naufal, lalu berlalu menuju dapur diiringi gelak tawa anak-anak
Sherly dan Malvin terduduk lemas di sofa, sedangkan Fian berjalan-jalan melihat-lihat beberapa perubahan dalam rumah Naufal.
“Wah, cukup banyak yang berubah! Udah lama ngga’ pernah maen ke rumah lo lagi.
Terutama ini nih…” gumam Fian, lalu menghampiri ruang keluarga
“Fal, ini TV?” seru Fian
“Iya lah, masa’ tremos aer!” sungut Naufal
“Waaahhh…! TV lo baru ya?
Belinya dimana?” seru Fian
“Di toko elektronik lah, masa’ di toko pakan hewan!” sungut Naufal yang mulai kesal
“Pasti mahal ya?
Emang berapaan?
Emang nih TV bisa ngapain aja sih?
Nih TV lebar amat layarnya, tapi tipiiiiisss banget!
Ini TV apa keripik tempe sih? Ngga’ takut patah apa ya kalo’ beli TV ginian?
Mending TV gue, gedhe jadi ngga’ takut patah! Nah, ini tipis amat!” gumam Fian sembari menekan-nekan tombol TV tersebut dan mengambil remote TV yang ada di meja
“Waaaahhhhh! Gambarnya gedhe dan jelas banget! Puas banget!
Suaranya juga keras amat! Ini TV apa layar tancep? Hahaha… jadi inget kampung nih! Berasa nonton layar tancep ama warga kampung. Hahahaaa…
Jadi kangen sama Pak Kades. Hehehee…” komentar Fian saat TV tersebut dinyalakan
“Eh, lo bisa diem ngga’?” omel Naufal sambil mengacungkan pisau. Sherly dan Malvin hanya tertawa di tempat
“Wiiddiiihhhh…! Sadiiiisssszzzttt!” gumam Fian
Beberapa menit kemudian Naufal kembali ke ruang tamu dengan membawa empat gelas minuman. Anak-anak pun segera meminumnya,
“Emang pembantu lo kemana?” tanya Sherly
“Ngga’ tau! Keluar kayaknya. Ngga’ tau kemana…”
“Ya udah, lo mau ngomong apaan Fal, pake nyuruh kita bertiga ke sini?” tanya Fian
“Elo sukanya to the point’an ya! Sabar napa!”
“Yeee… Ngamuk mulu’ dari tadi!” sungut Fian
“Hmmm… Jadi gini, dulu kalian semua penasaran kan sama siapa orang yang mukulin gue sampe’ babak belur di lab kimia?” ujar Naufal membuka obrolan
“Iya!”
“Siapa?”
“Ngga’ usah jauh-jauh!” terang Naufal
“Jangan-jangan si Feldy maksud lo?” timpal Sherly
“Yap!”
“Elo serius Fal? Kenapa lo dulu ngga’ mau ngasih tau ke gue? Kenapa?
Kalo’ lo dulu ngasih tau ke gue, pasti udah gue bales tuh anak lebih dari itu!” gerutu Malvin
“Sabar Bang, sabar…!” ujar Sherly
“So… Soalnya dia ngancem gue! Trus gue juga ngga’ mau kalo’ masalah lo sama dia makin berlarut-larut. Sampe’ kapan sih kalian bakal musuhan kayak gini terus? Balas dendam bukannya menyelesaikan tapi malah memperkeruh masalah.
Gini ceritanya…” gumam Naufal, lalu bercerita panjang lebar
“Jadi karna peristiwa dulu, waktu gue ada di tubuh lo dan nimpuk bola basket ke Feldy, dia jadi bales dendam ke lo?” tanya Malvin antusias
“Iya…! Dia ngga’ cuman mukulin gue di lab, tapi sebelumnya dia berniat…”
“Udah, jangan diterusin! Gue emosi banget dengernya!” potong Malvin
“Gue juga!” sahut Sherly. Sedangkan Fian mengangguk mantap
“Sekarang lo sama Sherly udah mulai memahami gue kan?
Alasan gue benci sama lo karna banyak hal yang udah gue alami cuman gara-gara elo. Dari mulai tubuh kita tertukar karna sumpah serapah nya Sherly yang udah lo sakitin hingga dia bales elo, trus Feldy jadi ikutan ngincar gue selama dua tahun terakhir gara-gara kejadian di ruang ganti olahraga itu, hingga sekarang ini, Masalah foto itu…
Gimana caranya gue bisa ngga’ benci sama lo Vin, kalo’ masalah yang gue alami begitu kompleks cuman gara-gara elo?
Dan dari semua itu yang bikin gue paling ngga’ rela, karna gara-gara elo, gue jadi kehilangan Key.” terang Naufal. Sedangkan Malvin hanya terdiam sembari menahan amarah dan kebencian terhadap dirinya sendiri
“Elo emang ngga’ berguna, Vin!” gumam Malvin dalam hati
“Gue paham, Fal! Paham banget!
Maafin gue karna udah ngatain lo egois waktu itu…” gumam Sherly
“Gapapa… Yang penting sekarang lo udah ngerti.”
“Elo pantes kok benci sama gue, Fal! Gue pantes nerima semua ini. Maaf banget, karna gue, elo jadi menderit, Fal!
Trus yang bikin gue paling emosi, gara-gara Feldy yang udah mukulin lo dan berniat ngelakuin itu ke elo waktu di lab itu!
Gue bener-bener ngga’ terima, Fal! Gue bakal bales dia, pasti! ! !” ujar Malvin sembari meremas kepalanya
“Eh, tunggu deh! Feldy sama gengnya mau gituin elo?
Elo kan cowok, Fal! Kalo’ mereka berniat gituin elo, berarti mereka ‘itu’ dong?” sela Sherly
“Eh, iya! Bener juga!
Tapi bisa-bisanya mereka ngelihatin foto gue ama Naufal padahal mereka tuh yang sebenernya ‘begitu’. Demen sama co… co… cowok!” tambah Malvin
“Tu… Tunggu! Kalian ngomongin apaan sih ini?
Gue sih paham-paham aja yang lainnya, tapi yang bikin gue ngga’ paham tuh apa yang kalian maksud dengan tukeran tubuh? Trus bukannya kejadian waktu itu tuh elo sendiri yang nimpuk bola basket ke Feldy sampe’ hidungnya berdarah, Fal? Sekarang kenapa elo malah nyesel?
Elo berniat belain Malvin, padahal dia musuh kita. Tapi sekarang elo sendiri yang nyesel, karna masalah itu Feldy jadi ngincer elo. Gue ngga’ paham di sini. Itu kan kehendak lo sendiri, kenapa sekarang elo yang nyesel apalagi pake’ nyalahin Malvin? Malvin kan ngga’ ngapa-ngapain…
Trus, Key itu bukannya sodara lo yang dari Fillipina itu? Emang lo kehilangan dia kayak gimana sih? Gue ngga’ paham!
Oh ya, satu lagi! Dari tadi gue pengen nanya tapi takuuuttt…
Se… Sebenernya kenapa sih kalian berdua ciuman di toilet diem-diem? Apa bener kalian ‘itu’… Ehmmmm… Gitu lah!
Trus, bukannya peraturan di geng kita itu ngga’ boleh pacaran, tapi kenapa lo malah pacaran, sama Malvin pula. Dia kan cowok! Trus foto lo ama dia ciuman udah kesebar tadi.” tanya Fian
“Eh, nanyanya satu-satu! Gue aja lupa sama pertanyaan lo. Banyak amat!” omel Naufal
“Heheheee… Ya maaf!” timpal Fian
“Haduuuhhh… Bakalan cape’ dan seret nih!
Gue ceritain dari awal ya, gini…” kata Malvin, lalu bercerita panjang lebar
“WHAAATTTT?” pekik Fian tak percaya
“Itu semua bener!” timpal Sherly
“Ngga’ mungin… Mustahil!” seru Fian
“Ngga’ usah teriak-teriak kali’!” omel Naufal
“Makanya itu, jadi si Feldy itu kemungkinan mergokin gue sama Naufal pas ciuman di toilet buat tukeran posisi. Karna gue harus latihan basket dan Naufal latihan boyband.
Trus, gue sama Naufal selama ini ciuman tuh bukannya maho, homo, atau apalah! Tapi karna masalah itu kita harus sering ciuman. Walaupun kita ngga’ homo, tapi pada akhirnya kita mesti dituntut buat bener-bener tulus saling cinta supaya bisa balik ke tubuh masing-masing. Jadi ya sama aja belajar buat jadi homo. Huft!
Trus, waktu di basket itu tuh gue yang ada di tubuhnya Naufal dan sebaliknya. Makanya itu Feldy nyakitin Naufal yang lagi ada di tubuh gue. Feldy ngira kalo’ itu tuh gue. Gue ngga’ terima lihat Feldy nyakitin Naufal, jadi gue bales nimpuk Feldy sekenceng-kencengnya. Dan bego’nya, gue tuh lupa kalo’ gue lagi ada di tubuh Naufal. Makanya itu Feldy ngebales Naufal pas di lab kimia itu. Elo bisa nangkep kan maksud gue? Emang sih agak rumit!” terang Malvin panjang lebar
“Aduhhhh… Rumit amat sih?
Gue sih bisa nyerna dikit-dikit, tapi gue masih belum percaya kalo’ jiwa kalian emang ketuker.
Kalo’ sekarang gimana? Kalian ada di tubuh masing-masing atau ketukar?”
”Sekarang ini gue ada di tubuh gue sendiri dan sebaliknya. Soalnya sepulang sekolah tadi gue ciuman sama Malvin tapi ngga’ di toilet, di tempat lain. Toilet udah ngga’ aman soalnya.
Bentar lagi juga satu jam kami abis, jadi ntar lo bisa ngerasain perbedaannya waktu gue0 jadi Malvin dan sebaliknya.” terang Naufal
“Oh, gue paham sekarang. Trus, yang masalah Key itu gimana?” tanya Fian
“Oh, itu masalah pribadi gue! Elo ngga’ perlu tau. Tapi gue janji, kalo’ gue udah siap buat buka diri gue, siapa gue sebenernya, gue bakal kasih tau ke elo kok!” timpal Naufal
“Wah, ngga’ asik!
Ya udah deh!” protes Fian
Beberapa menit kemudian,
“Ehhhmmmm…!” lenguh Malvin dan Naufal
“Ke… Kenapa kalian?” seru Fian kebingungan
“Biasa, waktu mereka udah abis. Elo ngga’ usah khawatir!” terang Sherly
“Se… Sekarang Naufal ada di tubuhnya Malvin?” tanya Fian
“Yup!” timpal Sherly
Perlahan Malvin dan Naufal mulai membuka mata satu per satu. Sedangkan Fian tengah terbengong-bengong dan kebingungan mengamati mereka berdua…
“Fal?”
“Bukan! Gue Malvin. Naufal ada di tubuh gue.” terang Malvin
Perlahan Fian mendekati tubuh Malvin, “Fal? Elo ada di sini?” tanya Fian gugup
“Iya! Ini gue. Kalo’ lo ngga’ percaya, lo bisa ngajuin pertanyaan tentang apa pun yang hanya kita berdua sama geng Ijo lumut doang yang tau.” terang Naufal
“Ehmmmm… Apa sebabnya Sandy mau nerima gue di geng kita waktu dulu? Padahal gue cupu banget, ngga’ gaul sama sekali, kamseupay pula!” tanya Fian sembari mengingat masa lalu
“Karna waktu itu lo selalu nolongin kita bertiga. Elo dengan ikhlasnya mau-maunya nurutin permintaan Sandy buat ngerjain tugas kita bertiga waktu kita lupa ngerjain PR ama tugas-tugas sekolah. Elo juga pendengar yang baek. Terus, gue kasihan sama lo! Apalagi lo banyak dibully dan dikerjain sama anak-anak di sekolah karna lo kampungan dan polos banget. Gue kasihan sama lo, akhirnya gue ngebujuk dan maksa Sandy supaya masukin lo di geng kita supaya lo ngga’ diinjek-injek lagi sama mereka. Awalnya dia marah-marah dan nganggep gue gila karna masukin orang kamseupay kayak elo, tapi lama-lama dia bilang “Terserah lo aja deh! Tapi kalo’ dia bikin geng kita turun pamor, awas aja!”
Dan lo akhirnya masuk ke geng kita hari Jumat, 07 Oktober 2011.” terang Naufal
“Gilaaaa…! Kereeennn-kereeennn! Elo inget banget sih?
Sekarang gue bener-bener percaya sama semua cerita kalian.” seru Fian. Naufal, Malvin dan Sherly hanya tersenyum simpul
-
-
-
To Be Continued
Mungkin di part 10 ada yg pada bingung kenapa Naufal benci sama Malvin. Di part ini bakalan dibahas abis!
-.Kiki.-
Oh ya kasih photo malvin. Kan naufal uda. Terus fian juga.
membgungkan gmn? Prsaanx naufal k malvin ud dprjlas dr part 10 mpe part 11. Tggal km.na aj bs nagkap pa gak mksd pnlis.
kpan2 ya. .
“Asiiikkk! Nyaman banget!
Ada AC nya, kursinya
empuukk, desain out &
indoornya keren, ada layarnya juga di sini, bisa muter musik juga!” komentar Naufal saat
Sherly baru saja melajukan mobilnya.
trus... kn wktu fian nyerocos ttg tv tu naufal pergi bikin minuman, saat tu dy bilang “Iya-iya, tunggu bentar…” berarti dy pergi. apa fian ngikutin naufal dn tv itu ad d t4 mreka berada, tp kn malvin ma sherly ngetawain fian juga pdhl mrka duduk d sofa (ruang tamu y?). selanjutnya ada kalimat "Beberapa menit kemudian Naufal kembali ke ruang tamu dengan membawa empat gelas
minuman." berarti emang naufal pergi k ruang keluarga (sama kamseupay?).
emang mgkn skilas rada membingungkan. tp penjelasanna mgkn krn rg keluarga n rg tamu terhubung langsung alias tanpa dinding permanent.
Entar gmn jdny ya ??
Aku makin cinta padamu!!
Terharu bgt waktu Fian mutusin milih Naufal drpd geng Ijo Lumut!!
Fian bener sahabat sejatinya Naufal!!
Pokoknya siiippp deh.. Lanjut yah
Ok @foreill_v
iya mungkin gw nya rada lemot
Ayo malvin..semangadh buat tunjukin cinta loe ke naufal..
@foreill_v cemungudh Ɣɑ buat update terus