Detik demi detik
Ku jalani bersamamu
Bagai melodi yang indah
Hariku pun berubah
Tapi dalam sesaat
Hari ku berubah
Seakan melodi itu
Membuat Sayapku patah
Seakan ku yang terbang
Tertembak peluru
Menjatuhkan diriku
Kembali ke Tanah
Chapter 01 : unpradictable momment
Ku buka mataku yang sedari tadi tertidur pulas akibat teriakan anak – anak yang lain. Oh iya, lupa ngenalin diri Rizal, 15 tahun. Seperti biasanya temen – temen pada nginep di rumah ku, lantaran rumah ku yang selalu sepi dari pengawasan orang tua.. yups... mereka ngerasa bebas kalo ngumpul dirumah ku mau ngapain juga ada, mulai dari Video Games, Koleksi DVD, Pokoknya lengkap deh... semuanya pasti ada. Yah begitulah hidupku banyak yang bilang aku sempurna, mulai dari tubuh yang berbalut kulit berwarna putih, badan yang cukup bagus, tampang dan kepribadian yang baik.,orang tua yang sangat mapan banyak orang yang iri dengan ku termasuk teman – temanku.
Tapi jika dipikir – pikir, hidupku tak sesempurna itu. Teman – temanku yang sudah kembali ke tempatnya masing - masing memgbuat rumah ini kembali sepi. Ku rapikan kamar ku yang sedari tadi berantakan akibat ulah teman – temanku yang tak terkendali. Tapi saat ku rapikan kamar ku yang masih berantakan ku lihat kotak berwarna merah yang kutemukan di bawah tempat tidur ku. Ku buka kotak itu, banyak sekali surat – surat dari teman panti asuhan ku dulu. Benda - benda itu membuat ku menerawang akan masa lalu.
Flash Back
10 Tahun yang lalu tepatnya di panti. Entah mengapa aku dapat tiba disana, ingatan ku tentang keluarga ku benar – benar tak bersisa. Hal ini disebabkan karna benturan yang terjadi di kepalaku. Kebetulan yang menologku merupakan ibu Aurora yang pada saat itu memiliki panti asuhan dan menempatkan ku di pantinya. Yang tertinggal hanyalah liontin berbentuk hati yang bertuliskan Rizal W.
Saat aku di panti dulu temen pertama yang selalu ingin mengenalku dan dekat denganku hanyalah Hafiz, yah... mungkin karna iya juga anak baru di panti. Dapat di bilang aku dan dia teman yantg paling akrab. Terang saja orang lain mengira kami kakak beradik. Sampai akhirnya tibalah hari itu, hari yang memberikan bekas luka kepadaku. Hari yang sangat menyakitkan. “anak – anak satu dari kalian hari ini bernasib baik” kata suster aurora “kenapa bu? Ada teman baru lagi?” tanya ku yang biasanya memang paling banyak tanya “bukan begitu jal... tapi akan ada yang di adopsi dari antara kalian” balesnya Kemudian wanita separuh baya pun datang dan berkata “adakah salah satu dari kalian mau tante jadi mama kalian?” dengan senyuman dan kesopanan ia pun membuat anak – anak panti terpikat tetapi aku yang tidak mau meninggalkan Hafiz pun pergi ke toilet diam – diam. Tetapi sekembalinya aku ternyata anak – anak sudah bubar. Aku pun kembali ke kamar untuk kembali bersama hafiz. Akan tetapi takdir berkata lain dan ia pun pergi bersama tante yang tadi tanpa menatakan sepatah kata pun kepadaku karena ia senang sekali dapat di adopsi.
“Rizal!” Teriakan seseorang yang membuyarkan lamunanku. Secara cepat aku menyembunyikan kotak itu dan barang – barang yang berantakan di bawah tempat tidurku dan sesegera mungkin keluar kamar agar orang tersebut tidak masuk ke kamar . saat ku tutup pintu kamarku orang tersebut berkata “Lah dek kok buru – buru amat keluar dari kamar? Mencurigakan banget.” Kata seorang pria di depanku. “hehehe.... gag ada apa apa kok kak... cuman berantakan dikit” jawabku. Dia adalah kakak ku, namanya Billy. Yah.... sama sepertiku dia di idolakan banyak cewe. Salah satunya Shinta, dia merupakan pacar kakak ku. Walaupun dia berwajah tampan tapi kakak ku ini setia. 2 tahun sudah ia menjalani asmara mereka.
“Zal... bibi kan lagi pergi bisa minta tolong gag?” kata kak billy dengan melasnya, “ palingan minta dimasakin makanan makanya sok-sok baik” Balas ku. “ ih tau aja ade kakak ini, thanks ya de, kamu mang baik sini kakak cium...” , ”ehhh... enak aja mang aku cowo apaan? Lagian aku juga belum bilang mau.” jawabku “ ayo lah dek... masa iya ade tega ma kakak mu yang ganteng ini.” Rayunya. “ ya udah deh, terpaksa kubikinin.” Balasku. “ Nah gitu dong baru ade kakak “, dan ia pun segera mengacak-acak rambutku. Aku dan kakak ku sangatlah dekat walaupun kami dilahirkan dari orang tua yang berbeda tetapi dia sangat baik kepadaku. Banyak sekali kenangan diriku bersama dia. Tetapi sebenernya aku gag tau banyak soal dia yang sebenernya sampai – sampai aku pun terkejut, Yah.... karena aku baru dekat sekitar 2 tahun belakangan ini. Bisa di bilang dia cuek tapi sebenernya dia baik. Kak Billy pun meningalkan ku dan kembali ke kamarnya yang berada di lantai bawah.
Sesaat ku lihat kembali kamarku yang kembali kubenahi dan kulihat amplop berwarna kuning beserta ukiran seperti bunga mawar, Bunga mawar kuning memiliki arti persahabatan, kegembiraan, dan harapan. Warna kuning berhubungan erat dengan matahari. Mawar kuning sangat cocok diberikan pada seseorang yang sedang sakit atau untuk menghibur seseorang. Mawar Kuning mengirim pesan penghargaan dan cinta platonis. Warna tersebut merupakan perasaan sukacita dan kegembiraan. Perlahan – lahan ku buka surat itu. Itu merupakan surat dari teman masa kecilku Hafiz saat aku.
Salam hangat dari teman mu Hafiz
Selamat ya sobat, aku turut senang kamu mendapatkan keluarga yang baru sama seperti ku tak terasa 6 tahun sudah kita tidak bertemu. Untung saja aku melihat suster Aurora saat aku berada di Semarang . kalau tidak pasti aku tidak tahu dimana kamu berada. Aku kangen kamu, ku dengar kamu diadopsi oleh orang kaya. Aku tinggal di alamat Jl janur mas 3 no 19. Kelapa Gading. Kalo ada apa – apa kasih tau ya.
Maaf aku belum lancar nulis surat ku tunggu jawaban mu ya.
Hafiz
Secarik kertas itu belum pernah ku balas. Terang saja karna aku marah dengannya karena ia pun saat aku di panti tidak pernah memberi kabar sama sekali. Giliran aku sudah mempunyai keluarga yang baru ia baru menghubungiku. Betapa sakitnya hati ku saat pertama kali membaca surat itu. Setelah itu ku ambil lagi beberapa surat dengan amplop yang sama lalu ku simpan di kotak berwarna merah yang penuh kenangan itu. Aku tak pernah membaca surat lain selain surat yang pertama kali ku dapatkan dan aku selalu menghiraukan surat yang lainnya.
Karna hari ini gag ada bibi, maka aku pun menyiapkan makan malam karna malam ini ayah dan bunda pulang jadi aku mau membuat hal yang spesial. “Kak billy? Kakak dimana?” tanyaku “di lapangan belakang de? Ada apa mang?”,”Temenin aku ke supermarket yuks.. abis hari ini kan pada balik” pintaku “ yah ini ada Zacky, Bima, ucok sama shinta, masa iya gw tingalin?”, segera aku lari kebelakang untuk melihat. Ternyata benar teman – teman kakak ku itu sedang main. “ ya udah deh aku pergi sendiri, minta kunci mobil dong aku pergi sendiri aja. Ngomong” pada mau makan disini gag?” tanya ku kepada mereka. Lalu bima menjawab “gag usah zal gw, zacky ma ucok nanti balik, palingan si Shinta aja yang tinggal” , “ehhh... jangan sembarangan ngomong! Gila lu bim masa ganggu waktu keluarga mereka” jawab Shinta yang terkejut. “ ya udah kali gag apa – apa kak shinta lagian kayak baru sebulan dua bulan aja di sini” jawabku dengan santai , “tuh kan Shin... gak apa – apa, adenya aja gak keberatan. lagian palingan juga si Billy mau ngenalin lo ke binyoknya” jawab ucok. “iya gak apa – apa kok beb. Lagian kenalin pacar doang gag apa – apa kali” lanjut kak billy. “ ya udah deh... kalo gitu aku ikut kamu ya zal buat belanja.”,” oke... yuks... kak pacarnya di pinjem dulu ya.. hahahaha” kataku dengan menggoda. “iya.. tapi balikin nya jangan ada yang lecet, pacak ku yang tercinta itu” balas kak billy dengan bercanda.
Aku pun segera meluncur ke sebuah pasar swalayan di daerah jakarta timur. Segera aku dan kak shinta membeli beberapa kilogram daging, Buah – buahan seperti pisang yang baik untuk pencernaan, jeruk kesukaan bunda dan mangga yang merupakan kesukaan ayah dan kak billy. Selain itu kami membali beberapa bumbu dapur. Sesampainya di kasir tiba – tiba Ardian teman dekat ku mengagetkan ku “wetsss... si Izal lagi sama cewe imut...” jawabnya sok tau. “heh! Sembarangan nih cewe kakak gw...” jawab ku agak kaget. “sorry – sorry gw kira cewek lo.. bis sejibun cewe di skola lo cuekin, kirain dah punya cewe lu.” Kata Ardian agak malu. “ iya gag apa – apa,” jawabnya dengan sabar. “ lu ngapain di sini ian?” tanya ku bingung. “lagi iseng aja, tau – tau ketemu si mas ganteng, kamu sendiri ngapain disini kok gag bilang – bilang aku.” jawabnya dengan nada bercanda. “ihhhh..... lo ian bikin gw geli, nih lagi belanja soalnya nyokab gw balik, bibi gw pada pulang terpaksa gw yg belanja”, “oh.. skalian masak ye?” lanjutnya sok tau. “ iye... ehh.. lo tau dari mana gw bisa masak?” tanya gw yang agak syok. “kan gw pernah nyobain masakan lu bego” jawabnya. “kapan? Perasaan gw cuman buatin buat Arya pas sakit?” , “ nah iya yang itu. Gw yang makanin abis gw laper. Hehehe...” jawabnya agak malu. “ ya udah deh gw balik dulu ian. Bye”. “bye” jawabnya singkat. Aku dan shinta pun segera pulang dan menyiapkan makanan sampai ayah dan bunda pulang.
Hari yang cukup panjang ku lampaui hari minggu yang cukup panjang dengan menyiapkan semua makanan. Akupun kembali ke kamarku. Saat ku buka pintu tiba – tiba ada kak Billy langsung berkata “Izal.. kamu kok masih nyimpenin foto – foto pas kamu di panti sih?” tanya nya yang geram melihat foto – foto itu. “iya kak, dari dulu mang aku simpen, lagian mereka kan bagian dari hidupku dulu” jawabku. “Tapikan sekarang kamu bagian dari keluarga kita, ngapain lagi nyimpenin foto – foto kayak gini. mang selama ini kamu nganggep kakak apa! Bukan keluarga kamu?!”katanya dengan nada emosi. “maaf kak bukannya aku tak menganggap mu tapi mereka temanku dulu, hanya sebatas kenangan, percaya deh.” Jawabku tuk meminta pengertian. “ya udah, tapi kakak gag mau kamu masih sering berhubungan sama anak – anak panti itu lagi. Karena kakak gag mau papa tau kalo kamu dari panti. Paham?!” jawab kakak ku sedikit keras. Lalu ia pun meninggalkan ku sendiri dikamar.
Kembali ku ke hari – hari yang menyenangkan yaitu kembali ke sekolah. Sebenernya hari ini sudah memasuki semester 2 di tahun pertama ini. Seperti biasanya aku dan kak billy berangkat ke sekolah bareng. Noting special at this time, seperti biasanya aku sama temen – temen kayak deric, yosef, hardian menempati tempat di kolom pertama, soalnya biar lebih jauh dari guru. Hahaha... tapi seperti biasanya monica yang biasanya paling pecicilan di kelas selalu menggodaku.
“Rizal.... gimana weekendnya? Btw aku bawain kamu coklat loh dari ausie..” kata monic sangat antusias.
“Aduh mekasih banget ya monic kamu mang baik deh” dengan pedenya.
“Enak aje lo!! Orang ini buat ijal...” seperti biasa dengan sewotnya si monic.
“Haha... Mamam lo ric, kena semprot monic” kata yosef dengan santai.
“Ya udah lah yah mendingan terima aja jal... gitu aja ribet amat...” kata hardian menengahi.
Mau gag mau gw ambil dan ngucapin thanks ke si monic dan dia langsung pergi dengan tenang karena cowok pujaan itu dah nerima hadiahnya
“jal lo kok kayak gag suka sih sama si monic” tanyanya dengan heran.
“aduh males banget ya... dah bawel ngeribetin lagi” jawabku dengan agak gag enak.
“Iya tapi dya cantik dah gitu tajir gile lagi kyak lo...” bujuk hardian seperti mau nyomblangin.
“Lo kira gw gila harta!! Gw gag pernah ya liat hubungan dari status. “ jawabku agak risih.
“tau dh yang udah tajir... hahahaha..” dengan nada yang sedikit mengejek.
“bodo ah kayak gitu aja di ribetin” jawabku agak males.
Bel masukpun berbunyi seperti biasanya hari pertama semester pasti wali kelas yang masuk. Tiba – tiba seorang wanita perawakan menado yang memiliki umur sudah kepala 3 itu pun dateng dengan seorang murid pria, tinggi. Putih dan yang gag kalah menarik itu wajahnya ganteng banget. Anak cewek aja ngeliatin terus.
“Anak-anak kita kedatangan teman baru namanya Reza, coba kamu perkenalkan diri kamu.” Kata bu rini mempersilakan seorang pria
“Hai, nama gw Reza Pindahan dari Semarang” katanya dengan sedikit malu – malu.
“wah bu... reza jangan duduk di deket rizal bu, nanti rizal isengin lagi” kata deric asal sambil melihat ku yang masih saja cuek.
Teman – teman pun tertawa
“adanya juga kamu yang usil ric, mendingan kamu pindah depan aja deh sama si siska daripada di belakang nanti tambah ribut lagi.” Kata bu rini yang ingin memberikan pelajaran pada anak iseng yang satu ini
“yah ibu jangan gitu dong bu..” kata deric sedikit memohon agar tidak di pindahkan.
“Mendingan reza duduk di sebelah rizal aja. Kan rizal ramah, pinter lagi. Gih sana duduk” kata bu rini yang memang sangat mempercayaikudengan hal – hal seperti ini.
deric pun terpaksa duduk sama siska di depan dengan muka yang agak bete dia pindah dan si reza pun senyum kepadaku dan duduk di sebelahku. Bu rini pun memberi kita jam bebas untuk mendekatkan diri terhadap teman baru kami
dan segera meninggalkan kelas.
“kok kayaknya kamu familiar ya, kayak pernah ketemu...” kata reza agak sok tau.
“masa sih? Gw gag pernah ngeliat lu dh.. apa muka gw yang pasaran ya?” kataku yang agak heran padahal baru kali pertama akubertemu.
“gag lagi jal.... muka lu kan mang dah masuk di poster di jalan – jalan. Hahahaha..” kata yosef dengan agak – agak bercanda.
“gilaa.. lo kira gw model apa? Lagian gw juga gag pernah ke semarang” balasku yang agak bercanda soalnya lg males banget gara – gara kejadian tadi pagi.
“yo... mang lu gag bilang sama si ijal kalo kita pake muka dia yang ganteng buat promosi band kita? Kan label juga yang minta...” kata hardian yang agak bingung dengan jawaban dari ku.
“Kayaknya iya deh.. soalnya gw liat poster promosi gitu di toko kaset mukanya dia” jawab reza dengan sangat yakin.
“ah yang bener!!kok gw gag dikasih tau!!” sesaat ku kaget dengan statement dari mereka.
“soalnya kan rapatnya dah lama sekitar bulan lalu sebelum ulangan semester, kalo gag salah lu gag dateng deh jal soalnyasi billy sakit kalo gag salah..” kata hardian yang membuatku percaya dengan perkataannya.
“anjrit... lo pada kenapa kaga kasih tau gw... bisa mati gw ketawan nyokab gw ngband lg” kataku yang mulai was – was dengan kenyataan ini.
bel pun berbunyi tanda pergantian jam pelajaran. And it’s time to music class
“oke all... inget practise kalian... hari pertama langsung ngambil nilai.. and yang pertama maju.. Rizal...” kata ms dee yang udah kangen sama rizal.
“sorry ms... aku mo ngajarin reza dulu... abis dia kan murid baru” kataku untuk mengulur waktu karna aku juga belum siap
“oke kalo gitu Rizal kamu keruang audio sama rizal yang lain langsung maju ya” kata ms dee yang kemudian bersiap- siap memanggil anak yang lain.
di audio room
“lu bisa nanyi gag? Atau tau lagu lagu apa gitu?” tanyaku untuk memastikan.
“Bisa sih tapi suara gw gag bagus – bagus amat” jawabnya yang agak ragu.
“ya udah dh kalo gitu ngapalin lagu dulu...”kataku dan segera mulai menghafal lagu ku juga.
actually gw bantuin ngingetin lyric and after that we back to class
“gimana reza udah siap?” tanyanya untuk basa basi
“udah bu....” katanya dengan sedikit gerogi.
lalu ia menyanyikan lagu Sara Bareilles – love song
Head under water And you tell me to breathe easy for a while
breathing gets harder, even I know that
You made room for me but it's too soon to see
If I'm happy in your hands I'm unusually hard to hold on to
Blank stares at blank pages No easy way to say this
You mean well, but you make this hard on me
I'm not gonna write you a love song 'cause you asked for it
'cause you need one, you see
Ia menyanyikan lagunya dengan enjoy and penuh penjiwaan akan tetapi saat menyanyi ia selalu melihat ke arah rizal yang matanya sempat berpapasan... gag tau kenapa tiba - tiba rizal berfikir His eyes like wanna say love to me but moga – moga cuman perasaan gw.
“good... okey now your turn rizal but i hope you sing accustict” ms dee said coz she want to listen her voice.
“hmm.. okey miss i hope you like it” kataku dan kemudian ku petik gitar ku dengan alunan music yang sangat lembut dan menyanyikan lagu true colours
You with the sad eyes Don't be discouraged Oh I realize It's
hard to take courage In a world full of people
You can lose sight of it all And the darkness,
inside you Can make you feel so small
But I see your true colors Shining through
I see your true colors And that's why I love you
So don't be afraid to let them show Your true colors
True colors are beautiful, Like a rainbow
seperti biasanya rizal mulai memukau teman – teman di kelasnya termasuk reza. Dia pun sangat takjub. Reza pun hatinya tergetar dan membuat dirinya jatuh cinta. seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, ia merasakan kehangatan dari perasaan rizal.
“so beautiful... i love that song... your felling... they’re so amazing” ms dee said.
“emang gag salah kita milih dia jadi vocalist kita” kata yosef yang seneng ngliat penampilan gw.
“betul banget tuh..” kata deric yang tiba – tiba nyablak
“memangnya kalian udah resmi punya band sekolah? kok ms gag tau..” tanya ms deeyang agak bingung dengan apa yang mereka katakan.
“bukan band sekolah si bu... tapi band ph gitu...” kataku yang sedikit menjelaskan
“wah selamat ya... suara kamu sih memikat belum lagi muka kamu itu zal so cute...” kata ms dee dengan ekspresi bercanda
“wah ms jangan ngomong so cute ms... bibirnya dah turun tuh.. hahaha” goda si hardian.
Comments
yah begitulah hidup, setiap manusia memang punya kekurangan, kelebihan dan masalahnya sendiri. Mana ada sih yang sempurna? Kalo di cerita sih pasti ada – ada aja yang buat cerita yang seneng – seneng terus. But it’s reality, dunia nyata penuh dengan misteri, kalo cerita atau sinetron sih pasti bisa aja di tebak, tapi kenyataan manusia sendiri gag tau. Music class akhirnya kelar jadi waktunya pelajaran bahasa indonesia dengan ibu kartika.
“ selamat pagi semuanya” sapanya bu kartika dengan ramah
“kita langsung aja ya lanjut ke pelajaran berikutnya tentang puisi” lanjutnya dengan bersemangat
“yahhh....” seperti biasanya pasti murid – murid pada sedikit protes
“kita punya waktu dua jam pelajaran, jadi 20 menit kalian mengerjakan puisi, sisanya buat maju kedepan” katanya dengan berwibawa
memang sih seperti biasanya bu kartika itu memang baik tapi kalo buat masalah disiplin gag usah ditanya lagi, kalo dia udah ngasih tugas yah kerjain aja gag usah pake ngeluh, pasti nanti nilainya dikurangin.
“zal, bikin puisi tentang apa?” tanyanya kepadaku yang langsung menulis ketika bu kartika selesai menjelaskan.
“puisi tentang seseorang” jawabku kepadanya, dan ia pun menulis juga. Waktu yang diberikan pun habis dan kini saatnya membaca puisi kita.
“masing – masing baris memilih 3 anggotanya untuk membacakan puisinya” kata bu kartika yang membuat beberapa orang senang baris pertama itu gw, reza dan yosef.
Puisi gw
tak pernah ku bayangkan
aku tuk tidak dapat melihatmu
inginku melihat senyummu
tapi tak dapat ku lakukan
bisakah kita bertemu?
akankah kita dapat bertemu
ingin sekali ku tuk bertemu
engkau yang tak ku kenal
puisi reza
ingin ku katakan
aku sayang kamu
tapi hal ini tak pantas
untuk ku katakan kepadamu
perasaan ini sungguh janggal
tak dapat kukatakan
sampai tiba waktunya
melihat dirimu yang sesungguhnya
bel istirahat berbunyi seperti biasa
“jal, boleh tanya gag?” kata reza dengan serius.
“tanya apa?” balaskudengan santai.
“itu puisi buat siapa? Kata lu kan tadi itu buat seseorang.” Tanyanya dengan heran.
“lo anak baru gag usah nanya – nanya yang pribadi” jawab deric yang kesal karena tempat duduknya jauh dari temen – temennya.
“gag sah kasar juga kali ric...calm down... ” balas hardian untuk menenangkan.
“oke... gw ngerti... just want to know aja.” Balas reza yang jadiagak canggung.
“woi... kantin yuks... laper nih jal” kata monic yang baru saja datang dengan antusias
“yuk jal.. daripada di kelas mendingan ke kantin” kata yosef dengan semangat untuk segera meninggalkan kelas yang sudah mulai sepi.
Seperti biasanya kantin yang berada di pojok sekolah pun mulai ramai, terang saja ada sekitar 18 kelas yang berkumpul menjadi satu sehingga menjadikan kantin yang memiliki luas sekitar 300m2 pun tidak cukup luas untuk menampungnya. Untung saja ada taman sekolah yang menjadi alternatif bagi siswa yang tidak kebagian tempat duduk. Seperti biasanya rizal, dan yosef menjaga tempat di bawah pohon yang rindang sedangkan yang lainnya segera mengantri tuk mendapatkan makananmereka.
“lo gag usah mikirin orang yang gag ada buat lo jal.” Katanya yang kawatir dengan rizal.
“but you know, i never know who is my perents” balasnya dengan muka sedih.
“but don’t you know your family realy care about you.” Katanya agar membuat ku tidak sedih.
“ganggu gag?” kata billy yang datang menghampiriku.
“no, mang kenapa kak?” tanyaku.
“lo mau gag gantiin gw jadi ketua panitia pensi? Gw percaya bangt lu pasti bisa!” katanya agak maksa.
“ih.. pembina osis marah gag tuh? Mang mo ngapain sih? Sampe – sampe gag mau jadi panitia?” tanya ku bingung.
“gag bakal deh gw dah bilang sama pak yuda. Dia juga percaya kok lu bisa. Lagian papa nyuruh gw biar bawa si shinta ke rumah. Tau sendiri papa sibuk gila, nanti takut gag bakal ketemu, soalnya gw mo ngasih tau kalo kita bener – bener serius sama hubungan kita berdua. Please... i bag you’’ katanya dengan mohon.
“oke. I’ll tapi nanti gw minta bayaran ya.. hehehe” kataku dengan nada bercanda.
“eh kak billy, mau ketemu ade tercinta ya” balas deric seperti biasa gag tau diri.
“hahaha... bisa aja lo ric. Ngomong – ngomong gw gag pernah liatnih anak satu” katanya dengan melihat reza.
“dia anak baru kak, skalian temen sebangkunya rizal kak.” Jawab monic dengan santai.
“oh gitu.. bukannya lu biasanya sama si deric de?” tanya dia dengan agak bingung.
“disuruh bu rini kak, lagian katanya gw disuruh buat dia kebiasa sama sekolah kita makanya dia sama gw. Kenalin nih kak namanya reza” balas kubiasa aja.
“lu kenapa de? kok gag bisanya agak murung” jawab billy agak bingung.
“biasa kak gara – gara .....” blum selesai dia ngomong dah gw injek kakinya sambil senyum senyum.
“gag kok lagi bete aja.... hehehe ” kataku sambil ngelak.
“yaudah deh... duluanya.” Kata billy sambil berjalan kekelasnya .
setelah makan bel pun berbunyi dan kami semua kembali ke kelas...
Hari demi hari berjalan dengan cepat 4 harisudah aku berteman dengan reza. But i donno sometings stranger in my mind. Gag tau kenapa, aku suka mandangin reza,wajahnya yang menarik, perilaku yang baik, seperti meningalkan kesan berarti buat hidupku. Hari – hariku menjadi lebih baik, aku pun mengajak dia untuk datang kerumahku untuk membantuku membuat proposal dibantu dengan dia dan kak billy.
“nih proposal gimana? Menarik gag? Soalnya kita baru dapet seponsor dari salah satu perusahaan teh.” Menanyakan pendapat billy yang merupakan ketua osis.
“iya kak, baru satu aja yang setuju, mang kurang menarik ya?” tanya reza pada billy.
“bagus kok menarik, mungkin kamunya kali yang kurang presentasinya.” Kata billy.
“belum juga presentasi, rencananya baru besok presentasinya.” Balasku yang agakbingung.
“Itu berarti bagus, blum preentasi aja dah dapet sponsor, kakak kemarenan harus presentasi dulu baru dapet tuh sponsor” balasnya yang agak lega dengan jawaban yang telah ku berikan.
“kalo gitugag usah dirubah lagi kal ya? Soalnya aku dah bilang sama pak yuda dia sih bilang proposalnya bagus.” Jawabku tenang.
“ya udah deh kalo gitu gw balik ya?” kata reza.
“eh jangan dulu, mendingan main aja dulu ke kamar daripada langsung pulang.”balasku.
“ya udah gw mo ke tempatnya santi dulu ye.”katanya segera menghilang ke balik pintu dobel itu.
aku pun mengajak ia untuk bermain ke kamar ku akan tetapi aku menyuruhnya untuk masuk duluan soalnya aku maunyiapin minumsama mau bilang ke bibi untuk menyiapkan makan malem, jadi ku harap dia bisa makan malem di rumah ku. Seakan ku tak mauia pergi terlalu lama. Sesaat aku berfikir, perasaan apa yang ku lakukan ini? Apakan aku sayang dia? Karna tak mau ambil pusing akhirnya ku sudahi lamunan ku. Saat ku buka pintu, aku terkejut ia telah memegang sebuah buku, sebuah buku yang berisi foto –foto kenangan saat aku di panti asuhan.
“apa yang kamu lakukan!” bentak ku yang heran atas kelancangannya.
“ sorry aku cuman mau liat – liat, pas aku liat di bawah ada foto berserakan” katanya agak takut.
entah mengapa aku yang biasanya marah karena masalah ini sedikit lebihtenang, bahkan yosef dulu saat meihat fotoku sekitar satu minggu aku nyuekin dia. Tapi mengapa dengan reza aku tak bisa, apa ada yang salah denganku? Mengapa aku tidak dapat marah dengan waktu yang lama? Sebentar saja ia berkata maka hati ku serasa luluh dan merasa biasa aja. Ku harap aku tidak mempunyai perasaan yang lebih dari sahabat.aku pun bersikap biasa, dan aku mengajaknya untuk bermain PS. Bahkantak terasa hari sudah gelap dan akupun mengajak ia makan malam sebelum akhirnya ia pulang
Di sekolah, aku yang mulai sibuk dengan pensi yang akan di selengarakan di alua sekolah pun merasa hari demi hari begitu singkat, banyak sekali yang harus dikerjakan, kami parapanitia pun membentuk kelompok demi kelompok untuk mempercepat pemberian proposal, yah kurang lebih lima perusahaan sudah menerima proposal kami dan mereka setuju untu mendonorkan sebagian profitnya untuk kemudian di gunakan untuk mengadakan pensi yang diselengarakan weekend ini. Banyak sekali persiapan – persiapan yang di butuhkan untuk pensi ini. Seperti seksi acara, seksi konsumsi, seksi keamanan, seksi perlengkapan dan seksi lainnya. Aku yang menjadi ketua harus dengan teliti mengecek kekurangan demi kekurangan dari seksi – seksi tersebut agar nantinya pensi dapat berjalan dengan lancar. Rencananya pensi diadakan dua hari dengan mengundang beberapa kelompok di sekitar sekolahan yang sebelumnya sudah kami undang sebelum aku menjadi ketua panitia.
hari demi hari telah berjalan # hari sebelum pensi aku sudah sediit lebih lega karena kami sudah mengaturnya sedemikian rupa sehinga beberapa hari sebelum pensi kami dapat sedikit lebih santai sebelumakhirnya kami bekerja keras untuk mendekor dan membuat panggung. Aku yang sekarang sedang santai – santainya mencari tahu keberadaan kak billy untuk menanyakan pendapat kepadanya tapi saat di kelas.
“eh rizal, kakak kamu mana?” tanya bima kepadaku.
“lah? Memang kak billy gag ada dikelas?” yanya ku yang heran karena ia tadi mengantarkan ku sampai di sekolah.
“orangdia gag masuk jal.gw kira dia sakit” sambung zacky.
“enggak kok malah tadi dia yang nganteri aku sampai di seolah. Jadi dia dimana?” aku yang bingung dan segera menelponnya
“halo? Kenapa dek kok tumben telpon?”
“adanya jugaaku yang nanya kakak dimana? Kok aku tanyain ke kelas gag ada?” tanya ku agak kesal.
“ohh... kakak lagi jempuk om jeff, soalnyakan dia udah lamagag ke rumah takutnya nanti kesasar lagi” belanya.
“ia tapi kasih kabar dong, jadi aku gag kayak orangbego nanya – nanya temen kakak” sahutku kesal
“ia deh maaf, kan kakak tadi buru – buru jadi gag sempet ngasih kabar, eh itu om jeff dah dateng nanti ketemu di rumah aja yah” jawabnya yang langsung mematikan telepon tanpa menunggu jawabku.
“gimana jal? Kemana tuhanak?” tanya ucok yang mengagetkan ku.
“ah elu tiba – tiba nongol, bikin kaget aja. Katanya jemput om jeff.” Jawabku yang agak sesal.
“om yang mana tu?” tanyanya lagi.
“mana gw tau?! Lagian lu pada kayak gag tau historinya aja gw ma si billy.” Jawabku agak kesal.
“oh iya lupa gw, lukan baru akrab 2 tahunan ya? Sebalumnya kan kamu jadi dibandung.” Jawab bima agak nyantai.
“Bodo ah... gw balik ke kelas dulu...” aku melesat pergi tanpa menghiraukan mereka semua.
Tak seperti biasanya aku pun pulang naik angkot. Memang sih agak ribet tapi aku senang entah mengapa aku dapat berbincang dengan beberapa teman yang searah dengan rumahku termasuk dengan reza. Memang sih agak care naik angkot soalnya makan waktu yang lebih lama, bukan karena jarak yang lebih jauh, tapi karena angkot yang ngetem agak lama. Tapi ini pengalaman kuyangdahulu selalu di manjakan oleh ibuku.
Sesampainya aku dirumah, aku yang terkejut dengan seorang pria yang memiliki badan tinggi dan agak berotot pun segera terbengong – bengong. Dalam hati ku aku berfikir siapa dia? Kok bisa ada orang asing di rumahku? Aku yang memandangnya dengan agak bingung ia pun mulai berkata
“kamu Rizal ya?” tanyanya dengan yakin
“iya, kamu sendiri siapa? Sedang apa disini? Kak billy mana?” tanyaku yang membuat dia agak heran.
“bukannya billy udah bilang tadi di telepon?” jawabnya yang singkan membuat ku membuka ingatan ku kembali akan perbincangan siang itu.
“oh iya.. lupa.. maklum masih muda.. jadi agaknya lupa” jawabku agak nyantai sebenernya sih... ih.. bete banget.
“hahahahaha... kamu ini ya sudah masuk gih.. skalian mandi” balasnya.
Akupun segera mandi dan bersiap – siap untuk menuliskan beberapa pidato ku dan kekurangan – keurangan dari pensi dan menyiapkan beberapa rencana tambahan seperti mic cadangan, subwofer cadangan dan perlengkapan lainnya. Begitu sibuk sampai – sampai kak billy dan om jeff yang masuk kedalam kamarku tak ku hiraukan bukan karena apa – apa soalnya bener – bener konsentrasi. aku yang masih belum sadar dengan kedatangan mereka segera meraih hp ku dan menelpon bendahara pensi.
“halo.. kak berta, aku punya usul, untuk mengurangi pengeluaran mendingan kita gag usah sewa peralatan band, soalnya aku udah minta tolong sama beberapa orang untuk meminjamkan perlengkapan mereka dan mereka setuju, udah gitu buat mic cadangannya kebetulan juga ada yang punya jadi kita pake yang dari sekolah sama yang dari anak – anak aja jadinya gag banyak pengeluaran gimana?” kataku dengan orang yang berada di ujung telepon itu
“oke deh kalo gitu, terussoal konsumsi aku juga udah pesenya zal jadinya udah beres.” Lanjutnya.
“thanks ya kak berta, semuanya jadi lebih gampang deh.” Jawabku karna sudah lebih mendingan bebanku.
“ah.. gag usah gitu lagian kamu juga kan yang paling banyak kerja sampe – sampe lupa waktu sama jam istirahat.”
“ gag juga kok.. ya udah deh kalo gitu udah dulu kak, nanti ganggu jam istirahat kakak lagi, sampe ketemu besok ya kak.” Kataku sambil mematikan telpon.
setelah itu aku kembali mengecek beberapa daftar untuk segera tidur, karna rasanya badan ini lelah sekali, saat aku berbalik aku terkejut dengan kehadiran mereka.
“wah dek, kayaknya kamu sibuk banget ya? Maafin kakak ya dah repotin ade.. sambil mengacak rambutku,” kata billy agak merasa bersalah.
“gak apa – apa kok kak, lagian nanti juga kan giliran aku yang jadi ketua osis..hahahaha... ya udah kak mo tidur duluya.” Kataku agak males dengan kehadiran omjeff yang membuat kakak jadibolos.
“lah jal kamukan belum makan, nanti sakit lagi” balas om jeff yang agak kuatir.
“gak kok dah makan tadi siang” balasku yang sudah lelah.
“jelas –jelas kata berta tadi belum makan siangnya.” Balas billy dansegera menyuruh bibi untuk membawakan ku makanan.
“tapi tadi pagi sarapan kan dah banyak,” ngelesku.
“pake boong lagi jelas – jelas kamu tadi pagi telat bangun makanya tadi aku anterin kamu. Udah makan aja nanti sakit lagi” kata billy yang udah agak bete. Aku pun makan, setelah kurang lebih 3 suapan kak billy dan om jeff pun pergi akupun segera tidur tanpa menghabiskan makananku. Memangsih perutku terasa agak sakit, tapi kupikir setelah tidur pasti agak baikan.
hari demi hari hari pensi pun tiba, sehari yang lalu kita para panitian sibuk buat dekor sama tata panggung. Dan malemnya banyak yang nginep soalnya panggung sama dekornya belum siap kurang lebih jam 3 pagi baru siapsemua. Jam 5 pagi aku pun kembali kerumah untuk mandi dan membawa buku pelajaran hari ini. Memang sih sedikit soalnya sekolah pulang cepat sekitar jam 10an dengan izin dari kepsek. Badan rasanya mang sakit soalnya aku yang seharusnya hanya menata panggung tapi harus mendekor dan harus ngecek semuanya.
saat jam pelajaran bahkan aku puntertidur, akibat lelah yang teramat sangat atas pensi yang cukup melelahkan ini.
“jal bangun jal!!” kata reza sambil menginjak kaki ku aku pun segera membuka mata agar tidak ketahuan guru.
“cape banget ya jal?” tanyanya basa basi.
“cape banget malah.” Balasku dan segera tertidur.
pensi pun berlanjut, aku cukup sibuk untuk memeriksa segala sesuatunya dengan rapih untung saja pensi pertama semuanya baik baik saja mulai dari penampilan dari sekolah lain seperti modern dance, band (bukan boyband loh soalnya di indo saat itu belum terkenal) tiap sekolah memiliki ciri khasnya sendiri. Pensi hari pertama pun usai
pensi hari ke dua bisa di bilang sangat melelahkan pasalnya mulai dari pagi sampai sore karena pada hari sabtu sekolah sudah libur. Tapi subuh – subuh kami para panitia sudah mengecek peralatan. Akhirnya para pendatang pun berdatangan. Hari ini sangat ramai terangan sekolah yang libur jadi banyak siswa dari sekolah lain yang datang. Sekolah pun menjadi heboh. Sangat ramai maka dari itu kami harus ekstra lebih keras dari kemarin.dari awal sampai hampir akhir semuanya tampil dengansempurna hingga akhirnya.
“Rizal... mampus kita! Si bandnya lu gag bisa tampil, soalnya deric katanya sakit!!!” histeris reza yang sudah pusing
“waduh gimana dong, coba cari yanglain lagian za kan lu yang jadi vocalnya dulu.” Balasku yang sudah pusing.
“gag mkin si yosef lagi jagain dia di rumah sakit, banyak anak – anak juga yang gag dateng soalnya males dateng ke pensi.” Balas reza.
“jadi nanti siapa yang tampil dong? coba gw tanya seksi acara.” Dengan segera aku memangggil seksi acara dan bertanya
“ra, bandnya si deric gag bisa tampil ada band penganti gag?”
“yah jal, gag ada soalnya yang main bandnya aja pada tepar di ruang uks soalnya pada ngantuk” balasnya panik
“jadi gimana? Masa iya penutup dari luar sekolah?” tanyaku kepada seksi acara.
“lah kan kamu biasa nyanyi kan zal?” tiba” pak yuda menyambung.
“iya zal... dari pada sekolah lain, tapi mang suaranya dia bagus pak”tanya seorang seksi acara.
“gag usah ditanya diakan anak kesayangan ms dee.” Lanjut pak yuda yakin.
“nah bagus kalo gitu, gag usah repot lagi. Kasih pengumuman ya zacky.” Lanjutnya.
tiba – tiba dari panggung
“wah sepertinya band kemasyuran sekolah kita gag bisa tampil, tapi jangan kecewa, sang vocalis sekaligus ketua panitia kita bakalan memberi kejutan.. please welcome... Rizal” kata ucok yang menjadi mcnya.
dengan gitar acoustic yang telah di persiapkan sebelum –sebelumnya kemudian aku memasuki panggung.
“sorry semua, kebetulan band kita sedang berhalangan... i’ll sing a song bleeding love from leona lewis.. hope you enyoyed” kataku sambil memetikan kembali gitar itu.
Closed off from love
I didn't need the pain
Once or twice was enough
And it was all in vain
Time starts to pass
Before you know it you're frozen
But something happened
For the very first time with you
My heart melted to the ground
Found something true
And everyone's looking 'round
Thinking I'm going crazy
But I don't care what they say
I'm in love with you
They try to pull me away
But they don't know the truth
My heart's crippled by the vein
That I keep on closing
You cut me open and I
cukup baik sambutan akhir dari sekolah kami, Dan perform dari ku menjadi akhir dari pensi ini. Kami para panitia pun segera merapikan barang – barang yang harus dikembalikan. Daat aku mengambil kardus yang ber isi minuman untuk panitia tiba – tiba dadanku melemas, pandanganku mulai kabur, kepalaku mulai berat, ku paksakan tuk tetap bertahan tapi tiba – tiba pandangan ku menghitam.
sabar... masih buat konsep...
setiap orang pernah bahagia
tapi apakah hidup selalu senang
ataupun selalu sedih
setiap orang punya jalan
termasuk diriku sendiri
maka aku akan hidup
seperti yang ku inginkan
bukan dengan rengekan
bukan dengan keluhan
tetapi dengan tekatku
yang ingin meraih keinginanku.
Chapter 03 : Disappointment
aku terbangun entah mengapa aku mencium bau yang paling tidak ku suka yaitu minyak kayu putih. Perlahan ku buka mataku, aku melihat sesodok pria yang menggunakan baju serba putih. Hah? Siapa nih orang pikirku, mengapa aku meliat orang berpakaian serba putih? Apakah aku sudah mati? Lalu saat aku berusaha berpaling untuk menghindari sosok tersebut tapi aku terkejut melihat kak billy yang tertidur entah sejak kapan.
“ini di rumah sakit? Kok aku bisa di sini?” tanya ku kepada seorang suster yang cukup menarik.
“iya mas,kemaren malem mas dateng udah gag sadarkan diri. Makanya mas jangan pernah maksain diri” nasihatnya yang semalam melihat suatu pertengkaran yang gag penting.
“kok suster ngomong gitu? Orang aku jaga diri kok?” jawabku agak heran
“kalo kamu jaga diri, gag mkin kamu ada disini, lagian semalem temen kamu itu pada saling nyalahin kok” jawabnya.
“oh... sus, kayaknya perutku sakit deh? Kok bisa ya?”tanyaku agak heran.
“ya iyalah, wong dah tigaharian makannya gag teratur dah gitu jarang masuk makanan lagi” jawabnya agak jengkel.
“oh cuman itu,kalo gitu udah bisa pulang dong sus?”tanyaku lagi.
“belum, soalnya hasil lab belum keluar. Mungkin nanti sore, soalnya baru pagiini diambil semplenya.” Jelasnya sambil memberikan obat.
entah mengapa tiba – tiba aku mengantuk. Mungkin karena efek dari obat yangtadi ku minum.
ku bika pagar rumahku, tapi apa yang kulihat? papaku mempermasalahkan akan aku yang jatuh sakit.
“kamu itu ibu seperti apa! Menjaga anaknya saja tidak becus!” kata papa yang marah akan kondisiku.
“itu bukan salah saya mas, kan harusnya billy yang jaga dia.” Bela mama.
“maaf pa, aku yang membuatnya menjadi seperti ini” kata kakak yang sudah gemetaran.
“memang kamu anak gag tau di untung! Udah dikasih apa yang kamu mau tapi malah gak ngurus adik mu dengan baik!” bentak papa.
“ya sudahlah mas, lagi pula rizal cuman sakit dikit doang, dah gitukan dia bukan anak kita” kata mama dengan cuek
“iya pa cuman anak pungut doang juga” kata kak billy dengan santai.
“bener juga ya cuman anak pungutini” kata papa dengan santai.
“itu dia pa, si anak pungut.....” kata kak billy dengan nada yang meremehkan.
Tiba – tiba aku terbangun dan terkejut dengan kedatangan teman – temanku
“kenapa lu jal? Mimpi buruk?” kata monic yang cemas akan keadaan ku.
“ah enggak.. gag apa –apa, kak billy mana?” tanyaku langsung to the point.
“kakak lo balik tadi, mang kenapa? Ada yang di perluin?” tanya yosef yang biasanya rada cuek.
“enggak kok, dah lama pada disini?” tanyaku.
“gag kok... baru aja dateng” kata reza yang mengagetkan ku karna ia ada di sampingku tapi aku tidak merasakannya.
“lagian lu sih kebanyakan kerja jal.. tugas gw aja lu yang handle” kata berta yang gag enak hati.
“hahahaha.. gag kali mukin akunya aja yang gag becus ngurusin pensi”
“gaglah jal... lo cocok cuman lunya yang gag jaga diri!” kata deric yang rada kesel sama temannya ini.
“lu bukannya sakit ric?” kataku yang bingung.
“iya... tapi dah mendingan kok, lagian kita dirawat masih satu lantai.” Balasnya dengan saqntai
“mendingan lu buruan balik, nanti lu sakit lebih parah lagi” kataku yang agak santai
“adanya juga kamu jal... orang kamu yang gag tiduran di kasur” kata monic yang care banget sama rizal.
“gimana de? Udah enakan” kata kak billy yang baru saja datang.
“gag kayaknya kak, nih dingin banget udaranya.”
“orang ac dah mati kok masa masih dingin? Ku panggilin dokter duludeh yan” kata kak billy yang langsung sigap meninggalkan ruangan.
dokterpun datang, dan segera mengecek keadaanku. Dan berkata.
“rizal ini terkena tipes jadi dimohon untuk tidak melakukan sentuhan, maaf ya dik, mohon keluar atau jaga jarak apabila berkunjung.”
“tuh kan de, kamu sekarang tipes. Mending kamu banyak – banyak istirahat.” Kata kak billy dengan sabar.
4 hari kemudian.
“wah rizal, kayaknya lusa kamuudah bisa pulang deh kalokondisi kamu kayak gini.” Kata seorang suster yang selalu menemaniku siang harinya.
“hahaha... bagus deh kan kalo gini aku bisa cepet – cepet pulang.” Kataku dengan sedikit tersenyum.
tiba – tibaada yang mengetok dan masuk.
“rizal, gw jenguk loe nih.” Kata yosef yang tidak biasanya dateng.
“lu sama siapa aja yo kesininya?” tanyaku yang agak heran.
“gw cuman sama sodara gw aja kok, hehehe... soalnya dia juga lagi gag da kerjaan maen ke tempat gw, skalian aja gw aja.” Katanya santai.
“lah kok gag di ajak masuk aja? Takut kena tular ya... hahahaha” becandaku.
“ya elah lu juga gag kenal ini” jawabnya cuek seperti biasanya.
“yah kenalan lah, gitu aja kok ribet lagian gw bosen banget nih yo, temenin ya.. kak billy blum dateng.” Kataku dengan memohon kepadanya.
“ya sudah saya permisi dulu ya.” Kata suster itu dan segera meninggalkan kami.
“fiz... masuk aja deh kayaknya aku bakalan lama deh.. hehehe” kata yosef dari balik pinyu.
tiba – tiba kulihat sosok orang yang paling aku benci di dunia ini, seseorang yang dulu pernah mencampakan ku, dengan ingatan foto yang ditemukan kakak ku beberapa waktu lalu. Mataku hanya terpaku padanya yang membuatju seakan ingin marah.
“Untuk apa kamu kesini!!” bentak ku yang yang mengagetkan yosef dan sepupunya itu.
“kamu kenapa si zal?! Tiba – tiba marah gag jelas.” Sontaknya kaget setelah mendengar bentakan ku.
“tunggu! Jangan bilang kamu rizal!” katanya yang tiba – tiba mengagetkan yosef.
“kamu kenal dia fiz?” tanyanya yang heran.
“yo kamu taukan orang yang selama ini meninggalkan ku saat di panti!” tanyaku pada yosef yang memang sahabatku dari dulu.
“jelas tau lah, kan lu sering cerita” katanya denagn enteng enteng
“dan itu DIA!” sontak tiba – tiba ruangan menjadi hening dan seseorang tiba – tiba muncul.
“ada apa sih ini?!” kata kak billy. “kamu kenapa nangis de?” sesaat dan melihat seseorang yang biasanya tidap pernah di lihat tapi familiar buat di liat. “bukannya lo hafiz yang sering mengirimkan surat dulu?! Ngapain lo disini!” bentaknya mengagetkan kami.
“sekarang lo keluar! yo tolong bawa dia keluar, gw gag mau ade gw liat nih anak lagi.” Katanya yang kemudian menghampiriku.
“udah gag apa – apa, kan udah ada kakak disini” sambil mengacak rambutku. “sekarang kamu istirahat ya.” Katanya sambil tersenyum.
kesehatan ku mulai membaik walaupun akibat kejadian 2 hari yang lalu menyebabkan kesehatanku menurun tapi sekarang keadaanku sudah membaik, rencananya lusa baru pulang, tapi karna kak billy yang hari ini tidak menjengukku ku putuskan untuk segera pulang. Aku sudah tak sabar lagi untuk bertemu dengan keluarga ku. Aku meminta yosef untuk mengantarku kerumah pun membantuku mulai dari membayar administrasi yang menggunakan kartu tabunganku, sampai mengantarku ke rumah. Saat di rumah aku bingung kok pak parman yang biasanya menjaga rumah kok gag ada, untung aku membawa kunciku dan masuk ke pekarangan bersama yosef.
di teras aku mendengar beberapa orang berbicara.
“ma, kenapa dari dulu gag ngomong sih ma kalo rizal itu anakdari suami mama pertama?” kata seseorang yang ku yakini itu suara kak rizal.
“mama cuman gag maunanti dia berfikir yang aneh – aneh, dulu yang membuang anak itu kan ayah kandungnya.” Kata mama dengan santainya.
“aku gag yakin ma dengan semua itu, mungkin saja mama sendiriyang membuangnya.” Kata billy yang gag berusaha mengorek informasi.
“okey mama tau kamu memang paling gag bisa di boongin, dan mama jujur memang mama yang membuangnya! Terus kenapa?” katanya yang memang gag suka masa lalunya di ungkit kembali.
“tapi mama gag mikirin apaperasaan rizal gimana kalo tau mama yang buang, mama puas dah buang dia?” kata kak billy dengan nada mengejek.
“terserahlah yang penting jangan sampai papa dan rizal tau, mama bingung kalo mereka harus berbuat apa?” kata mama.
aku yang mendengar pembicaraan itu segera pergi meninggalkan barang – barang ku dan yosef yang heran akan kepergianku.
“rizal!! Kamu mau kemana?” teriaknya heran dengan tingkah lakunya.
aku yang syok dan segera meninggalkan rumah, tapi di tengaj jalan aku dengan kebimbangan ku terhenti dan di saat itu hujan rintik – rintik datang. Akupuntiba di sebuah taman yang memang tidak terlalu besar tapi memiliki banyak pohon yang dapat melindungiku dari hujan yang mulai deras ini, walaupun tidak dapat melindungiku seutuhnya.
dalam pikiran ku aku punterus bertanya – tanya. Mengapatuhan tidak adil? Apakan sepanjang hidupku aku akan selalu di tinggalkan? Ibuku membuangku lalu mengambilku kembali, hafizmeninggalkan ku dengan tiba – tiba dan mulai kembali dalam kehidupanku. Mengapa dengan mereka? Bukankah mereka telah meninggalkan ku? Buat apa aku kembali kepada mereka? Haruskah aku tetap bersama mereka? Tidak kah mereka berfikir bagaimana perasaan ku saat mereka meninggalkan ku? Kesedihan meliputi diriku, hujan yang mengenaiku sedikit demi sedikit membuat tubuhku melemah, seharusnya aku tidak perlu pulang cepet- cepet, andaikan aku menuruti kata dokter, pasti aku sedang istirahat di kamar rawat. Akupun mejamkan mataku untuk menenangkan diri sampai aku tidak sadarkan diri.
“tadi lu bilang apa yo?” tanya billy yang kaget mendengar kepulangan rizal. “sekarang orangnya mana?” tanyanya tak sabar.
“nah itu dia kak, tadi dia diem di depan rumah pas aku angkatin barang – barang di taksi terus kayaknya matanya nangis deh sambil lari keluar, pasaku panggil – panggilin di cuekin jadi ku tunggu aja disini.” Penjelasan yosef yang singkat.
“berarti dia mendengarnya ma?!” kata billy yang kemudian meneteskan air matanya
“iya, itu semua... salah... salah mama” katanya dengan hati yang terguncang.
“aku akan mencarinya>” kata billy yang kemudian di susul oleh yosef dan menghilang dari pandangan sang mama.
“yo.. biasanya dia kalo sedih kemana?” tanya billy ke yosef.
“gag tau... biasanya ya ngedekem dikamar kalo lagi sedih... kalo di sekolah sih.. palingan mojok di kelas.” Kata yosef yang bingung mencari kemana.
2 jam sudah berlalu, karna hari sudah terlalu larut billy pun mengajak yosef kembali ke rumah untuk mengantarkannya pulang dan saat di rumah.
“ma, aku anterin si yo ke rumah dulu ya...” kata billy yang masuk ke rumah untuk mengambil kunci. Sebelum ia meraih kunci telepon pun berdering, dan billy pun mengangkat telepon.
“halo ingin berbicara dengan siapa?” tanya billy dengan terburu buru
“ini papa bil, katanya adik kamu baru masuk rumah sakit ya?” tanya papa di ujung saluran telepon.
“gag kok dari kmaren – kemaren?” jawab billy bingung.
“tapi papa baru di hubungin pihak rumah sakit, katanya dia di temukan dalam kondisi pingsan dan basah.” Jawabnya bingung.
“ya udah berarti dia masuk rumah sakit lagi, aku kesana dulu pa.” Jawab billy dengan ter gesah - gesah.
perlahan lahan ku buka mataku, entah mengapa aku tidak dapat melihat dengan jelas situasi di sebuah ruangan dengan penerangan yang menyilaukan mataku. ku buat tubuhku tuk berada di posisi duduk, dan kulihat sesosok yang aku kenal yaitu reza. “za, kenapa gw disini?” tanyaku heran. “lah elu ngapain tiduran di taman?” katanya yang membuat ku bingung, ku ingat –ingat kembali kejadian itu. “za, lu bisa bawa gw balik gag? Please... males banget gw di rumah sakit” bujuk ku kepada reza. “oke deh, mungki lu cuman kecapean.” Katanya dan segera mengantarku pulang ke rumah. sesampainya di rumah, akupun segera masuk dan bibi lah yang membukakan pintu lalu berkata “lah den bukannya masuk rumah sakit?”, “ah gak kok, ada mama sama kak billy gag bi di rumah?”, “gag ada den, memang kenapa?” tanya bibi, “ah gak... kalo gitu aku ke kamar ya bi.” Kataku segera ke kamar dan membereskan barang – barangku. Untung aja masih ada simpenan atm, maka aku segera pergi meninggalkan rumah tanpa bibi tau dan segera aku menghilang dari kesunyian rumah.
dengan keadaan yang kurang baik maka aku meninggalkan rumah, dan mencari sebuah kost – kostan milik pak ruben yang merupakan guru di sekolahnya. “kamu kenapa jal kok mau ngekost?” tanyanya saat baru datang. “gak apa-apa, lagi marahan aja sama kak billy,tapi pak jangan bilang – bilang ya.” Permintaan ku kepada pak ruben. “ya udah berartikamu gag lama kan ya? Tapi kamu masih ke sekolahkan?” tanyanya kepadaku. “masihlah pak, cuman lagi males aja di rumah.” jawabku yang meyakinkan pak ruben.
di rumah sakit. “sus, katanya tadi ada pasien ya di rumah sakit ini namanya rizal?” tanya billy kepada seorang wanita.”ada mas di ruang UGD... “ belum selesai berbicara billypun segera menarik tangan ibunya dan pergi meninggalkan suster tersebut. Sesampainya di UGD, “sus... yang namanya rizal dimana ya?” tanyanya tergesah – gesah, “wah mas kalo gag salah setengah jam lebih dia udah keluar, katanya cuman kecapean aja, jadinya dia dibawa pulang sama temannya bernama reza.” Penjelasan suster yang membuat billy bimbang.”billy mendingan sekarang kita cepet – cepet pulang, pasti reza udah saampe dari tadi.” Kata mamanya segera pergi keluar dari rumah sakit.
billy dan mamanya pun segera sampai di rumah dan bertanya kepada bibi “bi, rizal dimana?” kata mama tergesah – gesah, “ada dikamar bu, tadi katanya capek mau istirahat.”, “oh yaudah deh coba bil, kamu liatin dulu.” Kata mamayang segera duduk dan billy yang segera naik ke lantai atas. “bi.... gak ada kok, malah barang – barangnya sekarang gag ada!” kata billy yang kemudian melihat sepucuk surat di ganggang pintu.
dear mama
aku menenangkan diri sejenak, ingin aku rasanya bertanya mengapa kamu membuangku? tapi itu hanyalah sisa masalalu, kini aku ingin menenangkan diri aku akan terus menjalani hidupku, tapi tolong sebelum aku dapat menerima kenyataan ini jangan pernah mencariku, begitupun papa dan kak billy, jaga diri kalian, ku tau kalian masih akan tetap hidup walaupun tanpa aku, aku minta satu lagi, aku minta bayarin uang sekolah, itu ajah. Kalo untuk sehari – hari aku masih punya tabungan.
billy pun tak dapat berbuat banyak ia mengerti akankekecewaan yang di berikan ibunya, mungkin dia butuh waktu untuk berfikir, mungkin dia butuh waktu tuk mengerti, setiap orang punya pikiran masing – masing. Setiap orang memiliki pandangan tersendiri juga tergantung dari sudut mana kita berfikir. Kini rizal ingin menyendiri dari keluarganya. Itu keputusan dia, di mata billy, ia heran mengapa semua ini dapat terjadi dan berfikir apakan rizal kelewatan tapi di sisi rizal ia yang dahulu memikirkan bagaimana kehidupan ibunya, bagaimana keadaannya, mengapa ia di tinggalkan? Terkejut dengan kenyataan yang menyakitkan. Ibu yang dia anggap orang yang baik adalah orang yang membuangnya di sebuah panti dan menyebabkan kenangan – kenangan menyakitkan tentang masa lalunya.