It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
setuju parah sama kamu :x apalagi bagian 1 dari 10 pria itu gay galur murni hha )
btw itu Xq-28 gen apa?ada something related kah sama kehomoseksualitasan seseorang?
mklum nubi kk..
Untuk pendapat dibuat cacat n keturunan jadi ikut cacat itu memang salah sepenuhnya.
Yang saya maksud, jika dalam tubuh pendahulu itu ada yg namanya adaptasi, pastinya butuh waktu lama. Kita ambil contoh penyakit deh. Kita mulai misalnya seorang tidak merokok, kemudian jadi merokok.
Perubahan yang terjadi: perubahan tipe sel trakhea. Dari sebelumnya striated border with cilia menjadi striated border without cilia.
Ini bentuk adaptasi standar seorang perokok. Nah, jika perokok ini punya anak maka anaknya memiliki kemungkinan punya cilia yang jadi lebih sedikit. Cetakannya sama, hasil sama. Tapi fungsi berkurang. Maka tidak heran jika pada kasus perokok ini didapati anak dengan gangguan hypersensitivity.
Fungsi cilia adalah menangkap benda2 asing yg masuk tubuh, including antigen. Yang penyebab hpr sensitivitas itu kebanyakan adalah antigen itu.
Nah, pemikiran dari perumpamaan itu berlaku juga pada sifat gay.
Kalau masalah cetakan DNA semua akan sama, kecuali untuk beberapa yg telah diadaptasi. Tadi soal cilia. Karena tubuh bapaknya yg perokok adaptasinya cilia tidak perlu. Maka saat cetak DNA anaknya dibuat, ada perubahan pada kecenderungan cilia di tubuh anak tidak berfungsi maksimal. Ada tp tdk berfungsi maksimal. Begitu. Pahami dulu dah.
Agaknya data penelitian di linkmu itu belum valid.
Untuk hewan, saya masih kembalikan ke insting awal mereka. Everythink happen cause adaptation. Penelitian di atas tentang bonobo saya tolak karena sejarah penelitiannya adalah memasukkan unsur environment dalam kontrol. Kecuali jika mereka mengikut sertakannya. Dan di atas hanya disebut observ. Jika tahu tentang penelitian n tata cara. Maka ini alasan berat mengapa saya masih kukuh dng pendirian.
Untuk DNA, ada gen apalah itu nama dan presentasi. Kamu sudah jawab sendiri bukan. Coba telaah, mengapa dari 4 bisa ke presentase 10%. Artinya gen itu terus menerus disandi bukan? Nah mungkin yang kamu pertanyakan, dan seharusnya kamu tanyakan adalah dari 0 ke angka 4%. Mengapa demikian, perhatikan perumpamaan perokok yg saya berikan pada @Ambigu tadi. Perokok itulah angka 0-nya. Dan keturunannya adaiah 1%-nya. Jika kamu pelajari lagi bagaimana genmu tadi disandi dari sekian panjang rantai A-C-T-G. Maka kamu bisa menelaah mengapa ada angka 4% galur murni gay dari yg tadinya 0%. Intinya qm kurang paham dng yg sy maksud sebelumnya.
dicek lagi ya soal replikasi DNA.
penelitian mana yang dinegasikan btw?
berdasarkan apa yang diungkapkan si dokter, bahwa emang bahwa gay atau tidak, refleksi wet dream tidak menunjukkan orientasi itu benar.
karena seorang yang exclusive hetero juga bisa mengalami gay wet dream.
berdasarkan referensi yang kubaca, wet dream memang memiliki keunikan sendiri bahwa itu random.
premisnya begini, pernakah seorang straight mempunyai fantasi seksual seks dengan gay? mostly sih gak? apalagi sampai beastialis?
so, wet dream sekalipun bisa dipengaruhi juga fantasi, tidak bisa diprediksi skala kerandomannya.
untuk faktor gay wet dream yang non psikis tak perlu dijadikan variabel lah.
kembali ke proporsi gay galur murni, justru situ salah mengambil konklusi keknya makanya jadi fallacy ku lihat.
cek statement yang didebatkan please
kita bukan membahas bagaimana angka 4% atau 10% itu lahir.
itu tugas science membahas itu, bukan bagian engineer cem kami-kami ini.
tapi berdasarkan riset itu, kesimpulan yang kita ambil mereka yang memiliki gen xq28 itu dipastikan mutlak 100% gay. no hesitate
nah. dan gen ini diwariskan si ibu kepada anaknya.
kasus ini contoh nyatanya, kidal deh.
wkwkwk
sebuah penelitian itu sah sampai-sampai diterbitkan dalam jurnal kan harus melalu kriteria valid, reliable, dan juga objektif. jadi jangan bilang gak valid yah.
kalau situ bilang mungkin penelitiannya hanya berlaku regional mungkin kita bisa terima, contohnya analisis penjualan di berbagi daerah itu berbeda karena adanya x factor. jadi hasil riset daerah A tidak dipukul rata di daerah B
tapi mengingat si peneliti kasus bertitle s3 (kayaknya prof deh) dan dari reputable university, yah tahu lah harusnya gimana penelitian mereka landasannya
masalah hewan ini,
seperti yang kubilang, kamu hanya merujuk pada forced sexually act sehingga mentrigger mereka jadi homo
makanya irelevan.
untuk kasus exclusive homosexual pada hewan
aku mengambil kasus black swan deh
lihat bagaimana banyak dari mereka memanfaatkan sex dengan female untuk generasi aja
ketika si betina sudah menghasilkan telur, betinanya diusir dan black swan jantan akan mengambil alih telur tsb untuk diasuh bersama dengan male partner.
NB: berdasarkan nature dari hewan itu, bisa kita simpulkan bahwa jika 2 cowok ganteng, cool, muda dan straight bisa saja akan melakukan gay sex jika memang forced.
misalnya 2 cowok ini tersesat dalam sebuah pulau tak berpenghuni dengan waktu yang lama (asumsi asupan makan di pulau itu mencukupi lah jadi mereka gak mati), probabilitas mereka melakukan gay sex mungkin akan tinggi.
please, gay2 binal jangan sampai fantasi kayak yang di atas yah untuk menggebet si straight yang di suka ha..ha..
thanks besar buat TSnya yah...
ho..ho...
For DNA, sebenarnya yang kamu permasalahkan di sebelah mananya? Saya kan membahasnya pada tataran Kromosom soal antigen H, lalu diseret ke tataran DNA soal gen Xq28. Apa yg diperdebatkan coba? Saya membahas antigen H, kan berhubungan dng soal kecenderungan become gay.
Untuk hewan, angsa memang bersifat demikian. Anaknya memang diasuh ayahnya, tapi perilaku black swan tidak seperti itu. Tapi mirip penguin. Sekelompok jantan bertugas menjaga anak. Tapi sampai mating yg kamu sebut gay itu jarang terjadi. Hanya pejantan muda sering mengikuti pejantan yg tua.
Untuk penelitian, sudah saya katakan selama environment masih masuk kontrol, penelitian blm sepenuhnya valid. Ini bukan soal apakah penelitiannya dilakukan prof atau bukan. N masuk jurnal atau tidak. Kamu tahu soal variabel tidak @Ascareus? Sepertinya kamu belum paham.
@shiki
oiyasorry gw bukan penganut darwinisme ... jd gw g percaya yg namanya teori evolusi ...hehe
sebelumnya si gw percaya ...apalagi gara2 ngeliat film2 dokumenter luar gitu ..tp semenjak SMA gara2 byk yg membuktikan letak keliruannya jd dari waktu itu gw udah g percaya ...
sampe skrg kan makin byk tuh bukti2 yg muncul kalo ada kekeliuran di teori evolusi ... jadi gw rasa teori evolusi itu di jaman skrg uda g jaman ...
trus kalo malah yg kasus perokok iya gw percaya ada gen cacat yg diturunkan ke anak ... tapi sepanjang perjalanan keturunan gw rasa itu gen bakalan bisa ilang ... kan makanya itu kalo nikah disuruh g boleh nikah ma keluarga yg deket2 biar semakin variatif persilangan sifat bawaan induknya ... n unsur2 cacat tadi jd makin bisa diminamilisir peluang keluarnya ....
toh seperti gw bilang sebelumnya ..."gw rasa kalo makin sering dipakai makin jelek cetakannya manusia sekarang harusnya uda g karuan bentuknya ...."
sampe skrg meskipun org cacat bawaan byk tapi g menularkjan manusia kan layaknya virus ... masih sgt2 byk manusia yg normal ...coba kalo dikalkulasikan jumlah yg cacat org pertama yg keluar dari jaman baheula sampe skrg ...harusnya kalo teori itu bener jumlah manusia yg normal udah menyusut drastis skrg ...
@ascareus
waduh ini maksudnya memaklumi manusia bersikap kyk gitu apa malah mau nyindir nih..?? masa disama-sama in ma anjing n kucing...hihihi
hahaha ati2 kalo dia dah balik ke bf ... diperkosa asal2an lho scara hewani ... )
tapi, kalo kita bahas seperti ini, bakalan ga ada ujungnya loh
dalam perspektif psikologi aja, psikoanalisa freud dan behavioristik watson selalu bertentangan.
tapi ternyata, keduanya dipake di psikologi modern kan?
makanya, psikologi yang ga mau repot akhirnya ambil jalan tengah: genetik itu kecenderungan, nanti lingkungan yang bikin kecenderungan itu bakalan jadi perilaku netap (traits) atau tidak.
contoh: gen bakat berenang. dia cenderung bakat renang.
tapi, kalau tidak dilatih, sama aja enggak bisa kan?
bedanya orang bakat renang ama yang enggak:
mereka berdua sama-sama start belajarnya. setelah 3 bulan belajar bareng, yang bakat ternyata udah bisa renang 3 gaya. yang ga bakat cuma 2 gaya.
jadi, mirip dengan dulu gw baca pembahasan perspektif psikologi ttg gay. ada orang secara genetik dia kecenderungan gay. tapi, kalau memang secara behave dia ga turutin kecenderungan itu, dia bakal jadi biasa aja (palingan dia capek sendiri dengan defence nya)
dan ada orang yang secara genetik kagak gay. tapi secara behave dipancing terus, ya bakalan bisa jadi "sedikit gay" ahahahah. (contohnya sepupu gw ) )
yah, semoga ini tidak memperpanjang perdebatan yang ada.
oh ya, buat dua sahabat yang lagi berargumen, anda berdua hanya beda teknik approach nya aja. ya mirip seperti ttg psikologi yang saya sebut diatas.
case 1 penelitian
aku gak ngerti sih, entah kamu sejenius itu sehingga mungkin kasarnya seakan kau adalah bapak penelitian dunia
seakan ada privilage menjudge apa yang mereka teliti.
indirectly tell they all are the stupid one
so funny
they are far smart than you/me/us here kecuali kau bisa membuktikan point kesalahan dimananya, plus data-data
kalau hanya sebatas hanya opini, pointless
kamu ngerti gak bagaimana sistem itu hidup?
kalau kamu ngerti mungkin kamu gak tahu
jangan ajari aku tentang variabel lah. aku sudah terlalu pahit dengan yang namanya diksi ini kwkwkw
please tahu pointnya apa yang aku tekankan
case2, the black swan
aku gak ngerti dengan pattern of thinkingnya. at least kalau debat beri data pendukung yang mendukung
berasumsi dari link ini
http://www.livescience.com/1125-homosexual-animals-closet.html
hampir 1/4 back swan diasuh oleh homosexual couple
nah, pointnya, kasih link kalau ternyata si couple ini ternyata fake dan sesuai pada argumenmu di atas
kalau gak, what have you say just another pointless opinion.
see, opinion not fact.
case3, kamu memang gak ngerti apa yang aku perdebatkan kayaknya. please lihat lagi konsep yang diperdebatkan.
cek page belakangnya aja.
Case 1: Penelitian mereka tidak salah. Penelitian itu benar. Tapi masih bisa disanggah. Alasannya karena penelitian selalu dimulai dari tahap environment as control. Jika lingkungan masuk dalam variabel ini, mau penelitiannya 1/4% benar atau 100% benar. Tetap bisa disanggah. Penelitian pure for proofing itu tidak hanya didasari atas 1 penelitian yang dilakukan dalam waktu yang lama. Maka saya tanya apakah kamu ngerti arti variabel atau tidak. Di kalangan scientist, like myself, ini sudah hal biasa untuk mendebat hasil penelitian. Bahkan sering kami melakukan riset ulang hanya untuk melihat bahwa hasil riset itu benar atau salah. Bahkan bisa sampai hitungan puluhan sampe belasan kali.
Case 2: homosexuality di hewan different from human. Lihat kasus domba yang saya paparkan. Nah, sekalipun domba itu sudah male to male mating, tapi jika disodori betina birahi tetep dikawin juga. Coba manusia, gay kamu sodori cew yg lagi horny, jadi inget tritnya @RaphaelLates, apakah ia mau kawin? Itu makanya saya tekankan bahwa di human itu adalah mentally bukan bawaan.
Case 3: yang @Ambigu tanyakan adalah apa ada gay bawaan lahir. Jawabnya tidak. Sekalipun kamu menyebut genetic Xq-28, itu tidak berlaku. Bagaimanapun cetak seorang laki2, ya tetep seorang laki2 dengan testosteron. Sedangkan untuk gay activity itu butuh estrogen. Dua hormon ini ada dalam tubuh siapa pun. Hanya beda takaran. Trigernya ada pada hipofisa anterior di otak. Jadi semua kontrol adalah otak. Jika gay itu bawaan lahir bayi2 itu pasti nyusunya ma bapak. Kan serem. Jadi maksud galur murni adalah tend to be gay. Bukan lahir langsung jadi gay. Pahami dulu deh.