BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

LITTMANN MEETS HUGO ^^end

edited March 2012 in BoyzStories
-IDENTITAS-

01:45

Angka-angka ini adalah angka-angka terakhir yang kulihat di jam tanganku sebelum aku mencoba memejamkan mataku. Aku baringkan kepalaku beralaskan tas ransel yang dari kost telah ku isi 1 kemeja, 1 celana panjang, perlengkapan mandi,dan beberapa buku. Cukub nyaman. Aku mengambil tempat di sudut ruangan,badanku dan lantai hanya dibatasi pakaianku.


TEEETTT.....!


Suara keras ini menggema di seluruh ruangan 6 mx6 m itu. Mataku terbuka spontan,rasa sakit menyerang kedua mataku seketika, seperti tanpa peduli dengan rasa sakit itu tubuhku segera bangun dan kakiku berlari kearah depan. Masih tidak seimbang sehingga beberapa kali hampir jatuh,tetapi tubuhku benar-benar sudah terlatih untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu untuk menjaga tubuhku tidak jatuh. Dari tempatnya ku tarik sebuah berangkar mendorongnya ke arah belakang ambulan yang baru saja terparkir. Pintu belakangnya sudah terbuka. Ku lihat ke dalam, seseorang berbaring dengan colar neck terpasang melilit lehernya dan face mask menutupi hidung dan mulutnya. Tampak bajunya berlumuran darah.

02:12
Kulirik jam tanganku sebentar,angka-angka ini yang tertera disana. Kepalaku terasa sakit. Tetapi kantuk ku hilang seketika setelah melihat keadaan orang yang datang itu.

Dua temanku,dengan seragam yang sama denganku, menyusul dari belakang memberikanku sepasang saputangan karet,aku segera memakainya. Mata mereka tampak merah,salah satunya masih memegang kepalanya,mungkin dia merasa sakit kepala.

" giliran siapa sekarang?" tanya Rani,saat kami bertiga sedang memindahkan pasien dengan tandenscop.
" gue." jawabku pendek.
"sesuai aba-aba gue, Satu... Dua... Tiga..."perintah gue. Kami mengangkat pasien,gue ada di posisi kepala. kami memindahkan pasien ke berangkar yang sudah dialasi papan keras terbuat dari kayu.
" BAPA! Bapa! Bisa dengar suara saya?" terik ku di dekat telinga pasien,pasien tidak menjawab. Rani dan Cipro membantu mendorong berangkar. Seorang petugas ambulan memegang tabung kecil yang dihubungkan dengan selang ke face mask.

"Resus!"perintah Cipro,ketua malam ini.

" Pak buka matanya pak! Coba buka matanya." terikku sambil menepuk-nepuk punggung pasien.

" bau alkohol!" kata Rani mengendus mulut pasien.
"pemabuk bodoh lainnya yang mengendarai motor disaat mabuk" ujarku sinis ke arah Rani dan Cipro. "dibuka matanya pak!" perintahku lagi pada pasien. Agak kuguncang tubuhnya.

Dia membuka matanya.

Kami bertiga saling melirik.
«13456737

Comments

  • Hahaha ini cerita pertama gue. Ngaku emang Latah setelah baca cerita teman-teman.
  • awal cerita yg bagus, berlatar dunia medik.
    lanjuut
  • @adinu, thx. Lu pengunjung pertama.
  • @adinu, thx. Lu pengunjung pertama.
  • Tok...... Tok...... Tok...
    " Permisi dok." sambil mengetuk pintu kamar dokter jaga. Tidak ada jawaban. Kulakukan sekali lagi. Namun tetap tidak ada respon. Aku tarik nafas sedalam mungkin satu kali. Mengumpulkan nyali untuk membuka pintu.

    Lampu kamar dimatikan, sehingga hanya cahaya dari luar kamar yang remang-ramang membantuku mencari dokter Bella, asisten bedah malam ini. Ku keluarkan hapeku untuk membantuku mencari dokter Bella diantara asisten-asisten lain yang sedang tidur dengan menyembunyikan tubuh mereka di dalam selimut. Kulirik jam di hapeku 02:17, aku arahkan ke beberapa orang yang tertidur disana. Tidak mudah mencari, karena hampir semuanya menutupi kepala mereka juga. AC sangat dingin dalam kamar jaga ini. Pasti nyaman sekali menyembunyikan tubuh di dalam selimut tebal salah satu dari mereka.

    HUAHHHHH! aku menguap.

    Ku perhatikan barang-barang yang tergeletak disamping kepala-kepala tertutup selimut itu. Aku mengenali hape dokter Bella yang diletakkan di samping kepalanya. Semakin kuamati semakin yakin bahwa ini memang dokter yang kucari.

    "dok." bisik ku sambil sedikit mengguncang tubuh orang yang kumaksud.

    "Eeehhhh...!" orang yang kumaksud membuka mukanya, dan melihatku dengan malas. Dokter Bella.
    dokter Bella berganti posisi dan membelakangiku sambil menarik selimutnya melintasi kepalanya. aku diam saja sejenak.

    "Keenaapaa....?" tanya sosok itu dari balik selimut. aku tidak mendengar sepenuhnya apa yang dia katakan. Aku hanya menebak bahwa ia mau aku mengatakan apa tujuanku membangunkanku.

    "em... ada pasien... di em... resus..... dok." jawabku mulai gugup. Kutarik nafas dalam.

    "HAH!?" dokter Bella berseru kaget, dia membuat gerakan tiba-tida menghadapkan mukanya ke arahku dan membuka selimut yang menutupi wajahnya.

    Sesaat mata kami saling pandang. Aku melihat kedua mata merahnya yang terbelalak, ekspresi wajahnya yang kaget seolah-olang aku baru menyampaikan sebuah kabar kematian salah satu kerabatnya. Aku tidak tahu apa yang dilihatnya dariku.

    " Kenapa baru bilang de!" lanjutnya gusar. Dia segera bangkit dan menuju cermin. Dia berusaha merapihkan rambut panjangnya yang ikal. Aku diam mematung dibelakangnya, menunggu perintah.

    Dari cermin dia melirikku. Sesaat dia seperti menyadari sesuatu.

    "laporkan!"perintahnya.

    "Pasien seorang pria, 25 tahun, mengalami kecelakaan motor, em...."
    " ABCDE!" potong dokter Bella
    " em.... Airway, Breating dan Circulation clear, em.... masalahnya di D dok, Disabelity dari GCS eye 3 verbal 4 motorik 6, Exposure clear." laporku, AC kamar ini terasa kurang dingin sekarang.
    Matanya melirikku lagi. " secondary survey?"

    " vulnus laseratum di frontal dan multipel ekskoriasis di wajah dan ektermitas."

    " GCS berapa tadi?"
    "13 dok"
    "Diagnosis?"
    "cedera kepala sedang dok....?"
    " Sudah Oksigenasi?"
    " em maksudanya dok?"
    "Sudah diberi oksigen?"
    " sudah dok."
    "apa tujuannya?"
    "emmmmm.....maksudnya dok?"
    "apa tujuan cedera kepala diberi oksigen?" nadanya agak naik kali ini dokter Bella berbalik menghadapku.

    "em....untuk...."

    " Cari tahu. lapor ke gue besok." potongnya, tidak menungguku mencoba menjawab.

    "iya dok."

    "saya kesana sebentar lagi." nadanya tenang kembali. ini perintah untuk ku kembali ke ruang resus.
    " Eh.....!" cegahnya. " Siapa nama lu dik?"

    " em... Elmo dok."
  • dilanjut ya ommm...
  • keren hehehe...ckck, pantes bf gua sering bau obat hahaha :p
  • ____________
    "HAI!" sapa seorang laki-laki.
    Suara musik malam berdentum keras. Suasana malam di club ternama di jakarta pusat ini sungguh meriah.
    " Hai!" jawabku.
    Laki-laki itu mau mengatakan sesuatu lagi. Segera ku tarik kerah kemejanya ke arahku dan membungkam mulutnya dengan mulutku,menghisapnya dalam.Ku dorong lidahku masuk kedalam mulutnya,menyapu isi rongga mulutnya. Dia membalas dengan sama liarnya. Ku tarik kepalaku tiba-tiba. Wajahnya tampak kecewa karena kehilangan ciumanku.
    " Kita keluar dari sini!" terikku setelah menyelesaikan ciumanku.
    " kemana?"tanyanya.
    " Ketempat kita bisa berdua saja." jawabku sambil memegang tonjolku. "Ada yang gue mau tunjukin." lanjutku nakal.
    Wajah laki-laki itu tampak senang. Matanya terpaku pada genggeman tanganku.
    Ku gapai lehernya, ku dekatkan lagi ke wajahku dan ku lumat lagi bibirnya yang ranum. Dia memejamkan matanya menikmati hisapanku di bibirnya.
    "bahkan Kau boleh lebih dari sekedar melihatnya malam ini" bisikku ditelinganya.
  • edited January 2012
    -sorry kekirim 2 kali-
  • 01:30
    Laki-laki ini mengerang keenakan saat aku menghisap penisnya. Kujilat-jilat kepala penisnya,membenamkannya kedalam mulutku. Kuremas pantatnya dan kutarik kembali. Kulakukan berkali-kali. Celananya turun setinggi lutut dan aku sedang berjongkok di depannya.
    "AH... ah...!" desahnya,sambil memejamkan matanya. Menghayati sensasi oral sex yang ku berikan.
  • edited January 2012
    -thx all- semoga bisa menghibur.
  • edited January 2012
    Kukeluarkan penisnya dari mulutku,bibirku bergerak naik sedangkan tanganku kananku tetap memberikan kocokan di penisnya yang membengkak. Kucium perutnya yang rata. Bayangan otot-otot perut yang teratur dilatihnya di gym membayang dibawah kulit putihnya sehingga membuat birahiku memuncak. Kujilat-jilat pusarnya. Menggigit kecil perutnya. Dia mendesah.
    "Ah...!"
    Aku naik kembali keatas menemukan dada bidangnya. Kujilat dan kuhisap pentilnya. Meninggalkan bekas merah disana.
    Kali ini dia melenguh lebih keras. Kugigit pelan, dia semakin melenguh keras. Dia tampak makin gelisah.
    "Erggg...!" erangku.
    Setelah puas menetek seperti bayi di dadanya yang bidang, aku naik ke leher. Menjilatnya dan menghisapnya. Ku kegigit dagunya kemudian ku tatap wajahnya. Kupegang dengan kedua tanganku agar wajah kita sejajar. Kunikmati sejenak wajah tampan laki-laki ini, lalu ku cium buas bibirnya yang merah. Sambil tetap berciuman ku giring dia ke ranjang kemudian mendorong tubuhnya kasar.
    Tubuhnya terhempas dan berbaring diatas ranjang sedangkan wajahnya mendongak ke arahku. Wajahnya tampak sedikit kaget. Dia menatapku. Tidak berkata apa-apa.
    Aku berdiri didepannya menapat tubuhnya tajam.
    Kubuka kancing bajuku satu persatu. Dia tetap diam,menunggu dengan tidak sabar. Setelah kancing yang terakhir ku buka kulihat dia menelan ludahnya,jakunnya terlihat naik turun. Ia bangkit mau memegangku.
  • Kutahan bahunya. Dan kudorong kasar kembali ke atas ranjang. Wajahnya memerah kesal menahan nafsunya.
    Ku lepaskan bajuku dan kali ini kuturunkan celanaku. Aku biarkan celana dalam tetap membalut pinggangku. Celana dalam Calvin Klein warna merah itu sangat kontras dengan kulit putihku.
    Kuangkat kedua tanganku memamerkan ketiaku yang kucukur bersih. Mengelus-elus kedua dada bidangku.
    Kulirik kembali laki-laki itu. Kulihat beberapa kali ia menelan ludah dan menjilat bibir atasnya. Aku berdiri didepannya meremas-remas tonjolanku yang masih terbungkus celana dalam.
    Laki-laki itu mengangkat badannya,menyingkirkan tanganku dan mencium-cium tonjolanku. Saat dia mau menurunkan celana dalamku, kujengut rambutnya. Aku menunduk dan menciumnya ganas.
    "gak sabar banget sih?" bisikku ditelinganya. Lalu menjilatnya telinganya.
    Ia mendesah.
  • edited January 2012
    Laki-laki itu kemudian berusaha menurunkan kembali celana dalamku. Kali ini kubiarkan.
    " Punya lu gede banget." pujinya saat melihat ukuran penisku. Dia menatap terpaku beberapa lamanya sambil menelan ludah.

    Kuangkat dagunya supaya dapat menghadap mukaku.
    " Jadi? Lu cuma mau memandanginya semalaman? "tanyaku.
    Dia tersenyum dan kemudian memasukan penisku kedalam mulutnya.
    " AH!"

    _______04:00____
    Aku melirik jam didinding setelah cape melampiaskan birahiku. Laki-laki itu berbaring disampingku dengan keringat di hampir seluruh tubuhnya. Dia menciumku. Aku diam saja kali ini.

    "minta pin lu dong." kata laki-laki itu. Kusebutkan pinku.
    " btw nama lu siapa?" tanyanya lagi.
    Ku cium bibirnya. Kemudian membisikan namaku. Lalu kubungkam bibirnya lagi dengan bibirku. Membalik tubuhnya dan ku masukan penisku kedalam anusnya. Mendorongnya pelan hingga seluruh penisku terbenam sempurna. Ku angkat pantatku lalu kuhentakkan penisku ke dalam anusnya.
    Dia mendesah-desah ditiap hentakanku merasakan sensasi gesekan penis dan dinding ususnya.

    "AH..... Ah.... Ruby...."
    _ _ _ _ _ _
Sign In or Register to comment.