It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sebagai bentuk perayaan siang itu kami,adrian ,gigih dan tentunya chattra menyempatkan diri untuk sekedar menghabiskan waktu akhir ini,
menikmati semilir angin siang di bawah rindangnya pohon beringin yang ada di tengah alun alun kota,alun alun yang di kemas begitu apik dan tertata dengan rapih,alun alun yang akan mengakhiri perjalanan tiga serangkai ini di bangku sekolah atas.
Dulu alun alun ini tak seindah sekarang,banyak perubahan yang di lakukan pemerintahan sekarang dalam mengemas wajah kota di pesisir selatan ini,layar raksasa di pasang di sisi selatan alun alun sementara di sisi barat berdiri megah masjid jami yang orang orang sini lebih mengenalnya dengan masjid agung kauman,di sisi utara nampak begitu indah pendopo dan kantor bupati yang menjadi tempat tugas orang nomor satu di kabupaten ini dan di arah timur berdiri gedung gedung pemerintahan seperti DPRD ,SETDA dan sebagainya.
Suasananya menjadi begitu asri karena di sekeliling alun alun di tanami dengan berbagai tanaman hias baik tanaman besar maupun kecil,dan juga di bangun jalur pedestrian,tempat pedagang dan parkir kendaraan sehingga semuanya terakomodir dengan baik.
Setiap akhir pekan tempat ini selalu ramai mulai dari yang sekedar cuci mata,berwisata kuliner ataupun muda mdui yang menghabiskan akhir pekan mereka dengan orang orang terkasih.
Tiga mangkuk bakso sudah siap di depan kami,sesekali gigih meledek chattra dengan menyuruhnya nge dance dan bernyanyi ,"hahahah" tawanya di selingi gumaman gumaman isengnya.
waktu itu kami berjanji meskipun nanti sudah pergi jauh merantau akan tetap saling memberi kabar.
Tanpa menunggu babibu lagi bakso yang sudah menantang sedari tadi langsun kami eksekusi dengan rakusnya.Bakso pak min yang selalu kami nikmati saban hari minggu,memang hanya sepekan sekali ,dengan menyisihkan sebagian dari uang saku kami yang mana setiap akhir pekan kita gunakan untuk menikmati bakso pak min yang enkanya tiada tandingannya dengan bakso manapun.
Menikmati bakso di hari itu merupakan hal terakhir yang bisa di lakukan sebelum akhirnya benar benar di pisahkan oleh masing masing cerita hidup yang akan kami lakoni.Inilah tiga bocah sowang yang coba menantang hidup untuk mengejar matahari.Lagi asik asiknya makan bakso si gigih nyelethuk
"Eh rencana kalian apa?"
Aku dan chattra saling berpandangan mendengar pertanyaan gigih.
"Kalau aku ya nyari kerja lah......habis itu kawin deh"
"Cieeeee......nikah apa kawin hehehehe"
Serentak chattra dan gigih memperolokku setelah mendengar jawaban dari mulutku.kontan aja mendengar olokan mereka aku ikutan ngakak,buru buru aku ralat jawabanku sebelumnya.
"Eh ,,eh ,, eh,, maksud aku nikah ding....moso kawin emange sapi?,terus kamu sendiri apa gih?"
"Otomatis kerja lah .. bantuin bonyok ngebiayain pendidikan dua adek aku sampai kelar baru mikirin nikah"
"Wadhoh...lama banget donk gih,sekarang aja kedua adek kamu masih di bangku SD,yen kamu gak tahan piye gih?"
"Yen ora tahan yo anune di bundel ae"(kalau gak tahan ya itunya di iket aja)
Mendengar jawaban gigih demikian,kontan saja aku dan chattra ngakak.
"Sableng" celethuk chattra
Bukannya marah di bilang sableng,malah gigih ikutan ngakak.
"Terus rencana kamu apa chatt?"sergahku"
"Sama seperti kamu,yan ,gih.Kerja,nabung dan setelah duitnya cukup baru masuk kuliah ngambil sastra.itu yang ada di otak aku sekarang"
Siang beranjak sore,suasana di alun alun kota semakin ramai orang orang yang berdatangan sekedar menikmati sore sembari bercengkrama dengan orang orang terkasih.
Sayup terdengar suara adzan ashar menggema dari atas menara masjid agung,sebelum berpisah kami menyempatkan diri berjamaah di masjid ini,sore itu nampak ramai jamaah yang datang mengisi bagian dalam area masjid agung.
Masjid ini begitu luas dengan area dalam di bagi menjadi dua bagian di bagian laki laki dan dua area di bagian perempuan jadi masjid ini jika terisi penuh tentu dapat menampung begitu banyak jamaah.
Sholat ashar sudah, inilah tiba saatnya perpisahan itu terjadi walaupun ini hanya sebatas pisah dengan mengenakan seragam tunas muda,karena bagaimanapun juga kita masih akan tetap bisa ketemu walaupun dengan intensitas pertemuan tidak serapat seperti ketika kemarin kita masih sekolah di sekolah tekhnik tunas muda.
Untuk beberapa saat kami hanya berdiri mematung di atas trotoar depan masjid agung,beku dan kelu .......
Perlahan gigih mulai memecah keheningan dengan menjabat tangan kami satu persatu dan berkata
"Sampai jumpa kawan....semoga segala cita bisa terwujud,aku pulang duluan"
Perlahan gigih meninggalkan kami berdua menuju ke halte sebelah timur alun alun,kami terus memandanginya hingga tubuh kurusnya hilang di tengah kerumunan orang orang yang sedang berjajar menunggu angkutan umum sore itu.
Dan, kini giliran aku..........
"Ok chatt sampai jumpa lagi.........kalau kamu mau ketemu aku,main saja ke rumah ya......pintu rumah aku terbuka lebar untuk kamu"
"Siap sob......suksess ya" jawabnya
Kami saling berjabat tangan dan lalu kukayuh sepeda ku meninggalkan trotoar masjid agung.
Itulah hari di mana aku meninggalkan chattra dengan segala kegundahannya.Hingga pada suatu hari nanti aku menemukan suatu hal yang mengungkap bagaimana keadaan dia yang sebenarnya,jawaban akan kesedihannya,jawaban akan ketakutan ketakutannya.
Terlepas dari itu semua dia tetap sang narsis si artis tiga b dari tunas muda.
Sore itu tepat satu minggu setelah lembar ijazah di bagikan ,chattra dengan di antar kaka iparnya, mas tono, suami dari mba prameswari meninggalkan kota kebumen menuju kota purwakarta untuk numpang di tempat mba agni selama chattra belum mendapat pekerjaan .
Dan ,tentunya bapak dan ibu chattra juga meminta mba agni untuk mencarikan pekerjaan bagi chattra,karena memang demikian tradisi yang ada siapa yang lebih dahulu merantau dan mapan di perantauan maka ia akan membawa adik adiknya.
Dulu sebelum mba agni ,mba prameswari lah yang terlebih dahulu bekerja di purwakarta kemudian di saat mba agni lulus smea di ajaklah dia bekerja di pabrik tekstil di mana mba prameshwari bekerja,yang tempatnya tidak jauh dari wadhuk jatiluhur yang kesohor itu.
Sore itu suasana terminal bus kebumen nampak lain dari biasanya,lebih ramai Terlihat di sana muka muka polos seperti chattra memenuhi sudut sudut terminal dengan berbekal tas tas ukuran jumbo.
Chattra tersenyum kecil melihat mereka mereka itu, dan dalam hatinya ia berbisik "kita semua adalah kompetitor "....
Sesaat chattra kembali tenggelam dengan lamunannya,ia tak memperdulikan pedagang yang entah sudah berapa kali menawarinya makanan kecil.
Bapak ibu nya memang tidak ikut mengantar chattra hingga ke terminal demi mengirit biaya, karena untuk biaya perjalanan ini saja ,Chattra harus berhutang ke kak iparnya yang lain yakni mas Yatin suami dari kaka nya yang nomer dua ,mba kanya.
Chattra berhutang atas nama dirinya sendiri bukan atas nama orang tuanya lima ratus ribu sudah merupakan nominal yang luar biasa besarnya di jaman seperti itu apalagi melihat chattra yang baru merasakan memegang uang sebanyak itu.
Niat nya uang itu akan di gunakan sebagai modal awal mencari pekerjaan,di potong untuk beli oleh oleh dan biaya transport uang tersebut kini hanya tinggal separonya.
"Chatt.....ini ticketnya"
Suara mas tono membuyarkan lamunan chattra,dengan agak sedikit kaget ia menimpali perkataan mas tono sekenanya.
"iya mas.....kita pakai bis apa ? lewat jalur mana?"
"kita pakai bus patas ac ..lewat selatan saja chatt turun di bandung nanti nyambung lagi dari bandung ke purwakarta,soalnya yang lewat purwakarta nggak ada baik yang jalur utara maupun jalur selatan"
sembari mengangguk chattra melkihat dua ticket yang di sodorkan mas tono di situ tertulis bus patas ac bandung-kebumen puspa jaya.
Mas tono mengajak chattra untuk segera menuju bus tersebut.......
"ayo chatt kita ke bus"
mendengar ajakan mas tono chattra bergegas bangkit dan mengekor di belakang kaka iparnya itu,setelah beberapa menit mencari cari bus puspa jaya dengan nomor polisi seperti yang tertera di karcis tersebut,akhirnya mas tono menemukan di mana bus itu di parkir.
"itu chatt busanya"sembari tangan mas tono menunjuk ke satu bus yang di parkir paling ujung di antara bus lainnya.
"yang itu mas?"chattra balik bertanya untuk memastikan dan di pertegas dengan acungan telunjuk tangannya ke arah bus yang di maksud.
"iya...bus yang warna biru metalic itu"
Derap langkah mereka semakin di percepat,masih lengang, penumpang di bus tersebut belum terlalu ramai baru beberapa orang saja,sangat kontras, beda dengan bus bus jurusan jakarta,terlihat begitu sesak dan berjubel.
"Pantesan jakarta padat kalau tiap tahun selalu kebanjiran orang orang daerah yang akan mencoba peuntungannya di ibu kota" gumamnya dalam hati.
"Ayok chatt sini naik......bus nya sepuluh menit lagi berangkat lhoh"
"Iya mas".........
Sebelum akhirnya chattra benar benar naik ke dalam bus sekali lagi ia memandangi langit kebumen yang akan ia tinggalkan,Tunas muda,pak mint,dan genk sowang serta bapak dan ibu satu persatu melintas di pikiran chattra.
"Selamat tinggal , doakan saya pak , bu semoga berhasil dengan segala keterbatasanku ini" dalam hatinya lirih ia berbisik.
Chattra bergegas memasuki bus dan menuju ke mas Tono yang sedari tadi sudah lebih dulu masuk.