It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
haha... iya jg ya
ya udah, follow up trs certanya
sipp
wah, thanks for like
senang jg dpt pelanggan baru. hehe
"Benar, tuan muda Arlon."
"Hey! Bagaimana bisa kau kenal namaku? Aku bahkan tak ingat namamu dan kenapa kau ada disini?"
"Wah, wah kepribadian yang sangat berlawanan dengan kau yang berada di sekolah. Aku sungguh kagum dengan kemampuan aktingmu."
"Kau...." belum selesai Arlon berbicara, asisten pribadi ayahnya menyela pembicaraan mereka.
"Maaf tuan muda, tuan besar baru saja menelpon dan beliau bilang perwakilan perusahaan Maroon ingin membahas proyek produk musim panas ini dengan anda sebagai jubir dari pihak Utomo Corp"
"Aaaa....baiklah, rencanaku untu menyimpan energi untuk pelajaran renang besok gagal total sudah."
Arlon mengeluh lalu menengok ke arah pelayan tadi, "Hey, aku punya permintaan padamu senior....."
"Mark! Namaya saya, Mark, tuan. " Mark tersenyum jahil.
"Baiklah....hentikan cengiranmu yang jelek itu! Aku minta kau tidak membocorkan soal kepribadianku pada siapapun! Mengerti?!"
"Ummm....bagaimana ya.....apa untungnya aku menjaga rahasiamu?" Mark menghentikan cengirannya.
"Aduh! Jangan mempersulitku, waktuku tak banyak sekarang.....baiklah, aku akan memenuhi apapun permintaanmu dan akan kita bicarakan lagi besok!" ucap Arlon sambil berlalu tanpa menoleh lagi ke arah Mark.
"Apapun ya....oh, tuan muda... kau membuat kesalahan besar menjanjikan hal itu padaku!" seru Mark
"Kau akan sangat menyesalinya Arlon" bisik Mark sambil menyeringai licik.
critanya WOOOOOOOOWWWW
ist super kereeen, coba di film kan.
::Mark POV::
Pagi ini aku sengaja menunggu sang tuan muda di depan gerbang sekolah, tapi sepertinya ia datang agak terlambat karena hingga bel masuk berbunyi pun tak kulihat mobil perlente miliknya tiba di depan gerbang. Jam pelajaran pertama kuhabiskan dengan melamun di dalam kelas, gurauan dan godaan teman-teman perempuan pun tak kuhiraukan.
Tiba-tiba terlintas sesuatu di benakku dan langsung saja kuraih handphone dari saku celana seragamku.
To: Cindy
Subject: P.E
Kelas renang dimulai jam berapa?
Kukirim pesan singkat tersebut pada seorang siswi yang seingatku sekelas dengan Arlon dan dengan cepat ia membalas,
From: Cindy
Subject: ???
Test renang jam 10 nanti.
Ada apa say?
Balasan pesan gadis yang wajahnya pun tak kuingat itu tidak kubalas dan aku hanya tersenyum-senyum sendiri mengamati jam di dinding kelas yang menunjukkan pukul 09.50. Aku tak sabar memberi kejutan pada si tuan muda dan menagih janji yang ia tawarkan padaku kemarin malam.
::Arlon POV::
Harusnya hari ini bolos saja. Perundingan dengan perusahaan Maroon tadi malam memang berakhir dengan baik, namun memakan waktu lebih lama daripada perkiraanku. Jam empat pagi aku baru bisa tidur dengan nyenyak dan akibatnya aku terlambat ke sekolah hari ini. Urgh! Kepalaku pening rasanya tapi aku sudah terlanjur berdiri di pinggir kolam renang menunggu giliranku untuk mengikuti test renang hari ini. Aku merasa tak fokus selama beberapa saat hingga kudapati seseorang yang tak seharusnya berada di sini sekarang.
Aku melihatnya dikepung oleh semacam barikade wanita, ia sadar aku melihat ke arahnya dan melambaikan tangannya. Perlahan ia menggerakkan mulutnya, untung kacamataku belum kulepas hingga aku bisa membaca gerak bibirnya.
"Aku datang menagih janji..." ucapku perlahan mengulangi kata-kata yang ia ucapkan.
Janji? Oh, aku ingat....imbalan tutup mulut! Semoga saja ia tidak meminta yang aneh-aneh, tapi belum sempat aku membayangkan apa yang akan diminta olehnya guru renang memanggil namaku dan akupun bersiap.
::Mark POV::
Rencanaku mengagetkan si tuan muda sukses besar, meskipun aku harus mengambil resiko dengan membolos pelajaran dan dikerubungi oleh teriakan-teriakan siswi kelas satu. Sebenarnya aku bisa saja mencarinya saat istirahat siang nanti, tapi entah kenapa aku jadi tak sabaran untuk segera melihat wajahnya lagi. Mungkin juga karena aku sudah bosan dengan para gadis yang terlalu memuja ketampanan wajahku dan ingin mencari sesuatu yang berbeda.
Tapi... tunggu! Apa itu!
Sorakan-sorakan yang tadinya tertuju padaku kini berubah menjadi jeritan histeris, aku pun terkejut melihat si kutu buku hampir tenggelam di kolam renang. Sepertinya ia kram atau semacamnya dan entah apa yang merasuki diriku, tanpa melepas sepatu ataupun baju aku loncat ke dalam kolam hendak menolongnya. Tapi sepertinya aku sedikit terlambat, saat kepala kami berdua sudah berada di atas air si tuan muda sudah tak sadarkan diri.
Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan? Aku panik melihat ia masih tidak sadarkan diri setibanya kami di pinggir kolam. Ku hentakkan dadanya dengan pukulan tanganku, mencoba mengeluarkan air yang masuk ke paru-parunya tapi nihil adanya. Kini aku benar-benar panik. Aku tak tahu apalagi yang harus kulakukan tapi tiba-tiba seseorang meneriakkan beberapa kata yang membuatku mengambil sebuah tindakan tanpa pikir panjang.
"Cepat lakukan napas buatan!!"
::END POV::
I like this story, keren,
Ayo lanjut lagi...