<img src="
http://boyzforum.static.vanillaforums.com/uploads/FileUpload/7e/4a5fe5373ab1c1c8ef56f0be0b02df.png" />
Karya tulis anak baru, cerita fiktif yang selalu bikin kreasinya memuncak.
To Reader :
Maaf dikit, lanjutanya masih di proses, update tiap minggu, LEAVE COMMENT/S
Judul : My Own Live, Broke But It’s Perfect (?)
Teaser :
Rizal, seorang pegawai di suatu pabrik swasta di daerah pinggiran. Dia adalah orang yang sangat berbeda dari kebanyakan orang lainya. Tapi dia tetap seperti manusia pada umumnya. Tapi yang membuat perbedaan dan sangat berbeda yaitu kehidupan. Kehidupan seperti apa? Kehidupan GAY. Namun suatu ketika ayah nya tau bahwa Rizal sayang anak adalah anak yang “BERBEDA” saat ayahnya bertemu Rizal dalam keadaan yang aneh, BERCIUMAN dengan seorang COWOK. Alhasil saat Rizal pulang kerumah ayah nya langsung terlibat pertengkaran serius. Akan kah hidupnya sempurna seperti apa yang dia impikan dan bayangkan?
Part I : REMEMBERING H.I.M. (He Is My Father)
“Kemana kamu! Jangan lari!” suara teriakan yang begitu keras.
“Aku mending pergi dari sini!” teriak ku.
“Tidak kah kamu sadar?” suara teriakan yang masih begitu kencang terdengar.
“Tidak kah kamu sadar atas semua yang kau lakukan, nak?” seseorang mengulangi pertanyaannya.
“Ya, aku sadar. Aku sadar jika aku tak pantas di sini. Kenapa? Karna aku tak pantas bagi ayah” lirih ku yang di ikuti isak tangis ku. Aku langsung mengambil ransel yang sudahaku isi beberapa pakaian sedari kami bertengkar tadi.
“Nak, dengarkan apa yang ayah katakan. Kenapa kamu lebih memilih menjadi seorang GAY demi orang brengsek itu?”
“Aku tau yah! Ayah seorang yang alim dan arif, serta tau agama. Tapi aku ngga bisa bohongi perasaan ku. Aku cinta Yudha, yah. Aku benar – benar cinta dia.” jawab ku yang masih menangisi pertengkaran kami.
“Apa bisa itu di sebut CINTA?” tanya ayah ku yang masih berada di belakang pintu kamar ku sambil menatap tajam ke arah ku. Aku pun langsung beranjak pergi, dan mengambil ransel ku. Tapi saat aku sudah melewati pintu kamar ayah langsung menarik ransel ku hingga aku terjatuh ke lantai ruang tamu.
“Nak, dengarkan ayah. Ayah tau. Ayah mengerti perasaanmu. Ayah hanya tak ingin anak ayah jauh dari jalan-Nya” suara ayah yang mulai terdengar sendu.
“Aku tau yah. Aku tau hal itu. Aku mengerti itu. Aku juga tak ingin buat ayah kecewa” jawab ku yang ikut sendu. Dan mulai berdiri.
“Lantas, mengapa kau lakukan ini? Kenapa kamu memilih orang brengsek itu?” tanya ayah yang memojokkan ku.
“...”
“Jawab NAK!!” perintah ayah dengan suara yang mengeras.
“...”
“Kamu memang seperti ibumu, RIZAL IRFAN AFFANDI”
“Hey, kenapa ngelamun?” terdengar suara Yudha yang membuyarkan lamunan ku datang sambil membawa bungkusan kearah ku.
“Eh, ngga kok. Aku cuma teringat sesuatu” jawabku singkat.
“Yaudah, kamu makan dulu gih, nanti kamu baru cerita ke aku, kay?” Yudha yang menyodorkan bungkusan ke arah ku.
“Apa nih? Nasi goreng?” tanya ku sedikit kesal. Yudha pun mengangguk.
“Kamu tau kan aku ngga suka nasi goreng. Aku lebih suka bakmi.” cerocos ku.
“Aku tau. Tapi kan jam segini udah abis bakminya” jawab Yudha santai.
“Dasar!!!” kesal ku. Aku pun mulai menyantap apa yang ada di dalam bungkusan itu.
“Kamu memang seperti ibumu, RIZAL IRFAN AFFANDI”
“Ya, aku memang seperti ibuku. Apa itu masalah bagi ayah?”
kami pun terdiam untuk beberapa saat.
“Baik. Jika itu mau kamu. Ayah mengerti” ayah yang mulai mendekati ku. Lalu ayah memeluku dengan erat. Seakan ia tak ingin kami berpisah.
“Tapi ayah memohon sesuatu kepada mu. Ayah mohon kamu tak lupa untuk mengunjungi ayah” lanjut nya. Beberapa detik kemudian ayah melepaskan aku.
“Kamu boleh pergi” desis ayah. Aku pun langsung berlari meninggalan ayah. Meninggalkan ruang tamu, halaman depan. Dan akhirnya aku meninggalkan rumah ku. Rumah yang sejak aku SD saampai kuliah itu aku huni.tanpa pikir panjang aku langsung mengarah ke halte bus yang terdekat.
“Ayah akan merindukan mu, nak. Sungguh” teriak ayah dari kejauhan.
“Aku juga akan merindukan ayah” batin ku. Aku sudah tak mampu untuk berteriak lagi.
Sesampai di halte aku pun langsung naik bus yang sudah akan berangkan. Yang ku pikirkan sekarang Yudha. Aku memutuskan untuk pergi kerumah Yudha.
“Udah makannya?” tanya Yudha. Aku pun mengangguk. Lalu dia mengambil sisa bungkusan itu dan membawanya ke dapur untuk dibuang.aku yang binggung langsung meletakkan tubuh ku dan merebahkannya di atas kasur.
“Kamu gak makan juga?” tanya ku ke Yudha yang barusaja datang.
“Ngga” jawabnya singkat.
“Kenapa?” Tanyaku penasaran.
“Udah kenyang”
“Kok bisa?” tanya ku mengintrograsi.
“Ih, tanya melulu, kayak aku artis aja nih, hehehhe. Aku tadi udah makan di warung” jawabnya santai.
“Dasar!” kesal ku sambil melemparkan bantal kearahnya. Tapi tak mengenainya.
“Certita yang tadi dong” pinta Yudha.
“Apa?” tanyaku memancing emosinya.
“Yang tadi, yang kamu lamunin saat aku dateng tadi” kesal Yudha.
“Males ah, ngantuk, besok aja. Ini udah jam 11” jawab ku yang sudah terkantuk.
“Tanggung nih, kamu itu kebiasaan bikin orang penasaran” kesal Yudha lagi.
Aku pun mengharaukan Yudha dan langsung tidur. Entah apa yang di lakukan nya. Aku ngga tau. Aku udah capek. Tapi aku kepikiran ayah ku yang aku janji kunjungi dia. Tapi sampai 2 tahun lamanya aku belum mengunjungi dia sama sekali. Aku jadi teringat itu terus. Kapan ini akan berakhir?
Comments
bagus, tp agak berat kayaknya
mungkin untuk menghilangkan kesan berat bisa ditambahin celetukan konyol atau nakal
~sok tau~plak!!.j
Ceritanya di lanjut donk neng hehehe
ilham msh mudik jeng
bener tuh kata si @pokemon
Awalan dan prkenalan yg baik,
Tentang Tokoh :
YUDHA, seorang montir di bengkel motornya sendiri. Di samping seorang montir, dia juga menjadi kekasih seorang RIZAL (sang tokoh utama). Seorang yang petualang mungkin cocok untuk meyebutkan pribadi seorang Yudha. karna dia sering menjajah hanya untuk memuaskan hobinya akan kendaraan, yang antik maupun tidak. Di kala Yudha bertemu dengan Rizal saat ada di pameran vespa, mereka pun akrab dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. Sungguh indah, bagai kan sepasang kekasih yang tak mau di pisah. Yudha sudah cinta mati terhadap Rizal.
Part II : This Feeling
Aku tebangun dari tidurku. Sekarang waktu menunjukan pukul 7.00. Ku lihat tidak ada Yudha di kamar ini. Aku beranjak dari kasur dan ternyata Yudha masuk kekamar saat aku sudah mulai keluar kamar.
"Selamat pagi" sapa Yudha.
"Selamat pagi juga MY BAD BOY" balas ku.
"Kok jadi BAD BOY?" tanya Yudha binggung. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah laku Yudha.
"Kamu masuk jam 9 kan?" tanya Yudha memotong tawa ku.
"Ah! Kamu ini udah tinggal 2 tahun masih aja ngga tau jam kerjaku” kesal ku. Terlihat Yudha menyeringai ke arah ku. Dan dia memperlihatkan tatapan iblisnya.
“Kenapa kamu?” tanya ku binggung dengan tampang Yudha.
“He he he. Main dokter – dokteran yuk! Aku pengen Check-up kamu.” Suara Yudha yang ku dengar dengan jelas di telingaku.
“Apaan sih? Aku kan bentar lagi nyiapin barang – barang presentasi” tolak ku. Tapi Yudha langsung berlari kecil ke arah ku. Dia memeluk ku dan mulai menciumi bibir ku.
“STOP!” bentak ku ke Yudha. Dan aku mendorongnya hingga pelukannya terlepas dari tubuh ku. Aku lang sung meninggalkan dia dan menuju kekamar mandi untuk menghindari “PERMAINAN GILA”, tapi mungkin ngga terlalu gila. Setibanya aku langsung menyalakan kran air dan mengunci pintu. Aku duduk di pojok dekat dengan bak mandi. Aku hanya bisa menangis saat itu. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. “Knock Knock Knock”. Begitu kira – kira bunyi nya.
“Sorry sayang, aku udah maksain kamu. Udah maksa kamu untuk *eng-ing-eng*” suara Yudha yang terdengar menyesal.
“Tolong keluar lah sayang, kumohon.” Lanjut nya.
“Kenapa? Agar kamu bisa melanjutkan PERMAINAN tadi?” suara ku yang di ikuti isak tangis.
“Kumohon” ulang Yudha.
“Aku tau. Aku tau jika kamu lagi ada pikiran yang berat.” Ucap Yudha yang ikut merintih.
“Kamu tau kan?” tanya ku.
“Kamu tau kan kalo aku itu pengecut?” ulang ku.
“Tidak, kamu bukan orang seperti itu. Aku tau kau sangat pemberani hanya saja aku khawatir kepadamu sayang.” Jawab Yudha.
“Aku tau kita lalui masa – masa yang sulit. Aku ngga tau apa yang menjadi beban mu sekarang.” Lanjut nya. Aku langsung mematikan dan masuk kedalam bak yang sudah penuh terisi air. Tapi ku sadar. Ini bukan lah jalan yang harus ku lalui. Aku sadar akan pentingnya Yudha, Pentingnya Yudha sebagai PENDAMPING ku. Aku beranjak dari bak dan membuka pintu kamar mandi. Kulihat Yudha yang duduk di samping pintu. Melihat ku keluar dari kamar mandi yang basah Yudha langsung berdiri dan memeluk ku.
“Aku tau apa yang kamu rasakan.” Bisik Yudha.
“Aku juga merasakan itu. Tolong ceritakan apa yang kamu keluh dan kesah kan.” Lanjut nya. Aku pun menceritakan tentang ayah ku ke Yudha. Kunjungan kerumah Ayah. Cerita yang menghantui ku akhir – akhir ini. Aku sangat merindukan ayah ku.
“Kamu harus mengunjungi dia. Bagaimana juga dia itu ayah mu.” Ucapan Yudha saat aku mengakhiri ceritaku. Aku pun mengangguk ke Yudha tanda bila aku menyetujui saran nya.
“Bagus lah, aku khawatir kepadamu sayang. Jangan lah kamu terus bersedih.” Lanjut Yudha.
“Ya.” Suara ku lirih.
“Kamu siap – siap untuk kerja.” Ucap yudha.
Jam menunjukan pukul 8.00. aku pun langsung kembali ke kamar mandi untuk mandi.
“Aku Ke Bengkel Dulu. Aku Mau Buka Bengkel.” Teriak Yudha.
“Makanan nya ada di meja dapur.” Lanjut nya masih dengan berteriak.
Aku keluar dari kamar mandi. Dan tak melihat sosok Yudha saat aku melangkah menuju kamar. Aku besiap – siap untuk kerja. Tak lupa aku juga menyiapkan bahan presentasi ku dan memasukannya kedalam tas. Kemudian aku meuju dapur untuk makan, makan masakan Yudha. Yudha itu COWOK bengkel, tapi dia juga pandai masak.
“You Got 1 Message(s)”. aku melihat tulisan di layar hp ku. Ku buka isi dari pesan itu.
From : Lita the Opportunity Gank
Kamu dimana? Atasan cari – cari kamu. Kamu suruh datang secepatnya. Suruh presentasi desain baru.
Aku langsung melihat kearah jam dinding, jam itu menujukan pukul 8.30. Aku mengunyah makanan ku cepat – cepat. Dan segera memanas kan Vespa, motor unik kesayangan ku. Setelah 10 menit aku langsung segera berangkat menuju kantor. Tak lupa dengan helm yang selalu menemaniku setiap aku naik Vespa ku ini. Dalam perjalanan ku aku hanya memikirkan presentasi ku, apakah akan berjalan lancar? Mengingat semua bahan sudah siap untuk di presentasikan aku yakin hari ini akan sukses. Aku yakin itu. KEEP POSITIVE THINK ! ! !
loh?! o.O
hehehehheeee