BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

keragaman gender, pengaruh budaya barat?

edited September 2011 in BoyzRoom
Entah bersifat genetik atau merupakan proses psikologis keragaman gender di indonesia adalah fakta yang harus diterima, suka ataupun tidak suka.
Meskipun akan selalu ada orang yang tidak menyetujui keragaman ini dengan membuat pemaksaan atau hukuman bagi gender yang mereka anggap berbeda, tetap saja tidak akan mengubah fakta yang ada.
Sebenarnya adalah suatu ironi bahwa banyak orang mengatakan "akibat pengaruh budaya barat" untuk pembangkangan gender ini, mungkin mereka lupa atau bahkan sengaja melupakan kenyataan bahwa keragaman gender ini sudah ada sejak dahulu dan diakui ataupun tidak, merupakan budaya nusantara.
Pemaksaan gender dengan keharusan2 yang harus dipatuhi dan seringkali dipaksakan ini selalu berkaitan dengan orientasi seksual heteronormatif yaitu laki2 harus maskulin, berhubungan dengan perempuan, melahirkan anak dsb.

Konon keragaman gender ini sempat membuat kagum orang eropa maupun timur tengah yang menjelajah ke Indonesia "kagum" dan menganggap praktek seksualitas di Indonesia tidak bermoral.
Apakah gender di Nusantara hanya ada 2 yaitu laki dan perempuan ataukah 3 jika ditambah dengan waria? ternyaua tidak!
dalam budaya bugis kita mengenal adanya 5 gender, yaitu
1.orowane (laki2)
2.makkunrai (perempuan)
3.calalalai (perempuan yang maskulin)
4.calabai (laki-laki yang feminim)
5.bissu (netral)

Comments

  • calalai (perempuan maskulin) dan calabai (pria feminin)
    calalai adalah salah satu gender yang di akui di masyarakat bugis, yaitu seorang wanita yang bertingkah laku selayaknya lelaki dan biasanya mempunyai pasangan seorang perempuan lain.
    calabai (pria feminim) yaitu pria yang bertingkah laku dan berkehidupan layaknya perempuan. banyak diantaranya juga berpakaian seperti perempuan dan biasanya memiliki pasangan pria juga.

    kemampuan untuk mentolerir gender ke 3 dan ke 4 merupakan konsep gender yang telah berlangsung lama, konklusi mengenai gender dalam masyarakat bugis terdapat dalam petuah petuah yang menggambarkan pruralisme dan fleksibilitas masyarakat bugis dalam memandang tiap tiap kelompok masyarakat.
    fleksibilitas tersebut dalam sebuah ungkapan berikut
    "meskipun dia adalah laki laki, tetapi jika ia memiliki sifat kewanita-wanitaan maka ia adalah calabai, meskipun ia adalah perempuan jika memiliki sifat kelaki-lakian maka ia adalah calalai"
    menurut kata dasarnya, calabai artinya bukan laki-laki.
Sign In or Register to comment.