It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tetep sabar, asal "Coming soon"nya jangan lama-lama kaya sebelumnya!
Sabar satriaperjaka,sabar itu kekasih tuhan.....!!
Ngomong2,kmu emang masih perjaka ya???*uuups sorry........
For the first gw bakalan nyangka dlm adegan sex antara rafa ma evan, bakalan swap position kaya joshua yg coba2 dibottomin ma iga. Tp ternyata nggak, rafa ttp konsisten ngebottomin si evan and gw harap ttp begitu yaa hahahaha....
Sumpah bibay! Gw suka banget cerita2 lo ini, I'm your fans braderrrr
“Apanya yang baik-baik aja, Raff? Udah berapa lama kita nggak saling ngomong? Udah berapa lama kita nggak jalan bareng? Udah berapa lama kita nggak punya waktu berduaan? Kamu bisa bilang kita masih baik-baik aja?!”
“Iya sebenarnya dan seharusnya kita baik-baik aja. Semua ini bermula karena temperamen kamu yang tiba-tiba tinggi Cuma untuk masalah sepele.”
“Masalah sepele apa?”
“Soal aku lupa jemput kamu, soal aku nggak bisa dateng tepat waktu, soal aku nggak bisa punya waktu sama kamu. Itu kan Cuma masalah sepele, dan kamu selalu melebih-lebihkannya seolah itu masalah besar.”
“Untuk apa kita pacaran kalo ketemu aja nggak pernah. Untuk apa pacaran kalo kamu nggak bisa nepatin janji kamu?”
“Emang kita nggak bisa pacaran lewat telepon? Lewat email, lewat facebook, twitter, sms?”
“Itu nggak sebanding dengan kita ketemu langsung. Jalan bareng, berduaan. Rasanya beda, Raff!” kata Gadis mulai meninggi walaupun masih belum sampai level yang sanggup membuat orang sekitar kita jadi nontonin kita. “Disini udah keliatan kalo kamu nggak pernah berusaha untuk ada. Kamu nggak pernah berusaha untuk membahagiakan aku. Aku nggak berjuang untuk hubungan kita.”
“Kamu lebay.”
“Aku lebay? Lebay dimananya?”
“Sikap kamu. Emang kamu nggak bisa ngerti ya sama kesibukan aku? Emang aku kaya nggak pernah aja khilaf lupa sama kamu.”
“Masalahnya... kamu dulu nggak pernah lupa sama janji kamu. Dulu kamu selalu berusaha untuk aku. Setiap kamu bikin janji sama aku pasti kamu akan selalu tepatin. Tapi itu dulu, sekarang... kamu berubah. Kamu nggak kaya dulu lagi. Udah berapa kali kamu bikin janji dan kamu nggak nepatin janji kamu. Kamu lupa.”
“Tapi sejujurnya aku nggak pernah lupa sama kamu!”
“Kalo itu kenapa kamu nggak pernah nelepon aku?”
Kata-kata Gadis bagaikan tonjokan bagi hati gua. memang benar, selama ini gua gak pernah berusaha untuk berbicara sama Gadis, karena gua terlalu gengsi untuk memulai. Gua gak mikirin bagaimana perasaan Gadis. Gua selama ini selalu berpikir dari sisi gua sendiri, gua gak pernah mencoba berpikir dari sisi Gadis. Gua gak pernah mencoba memposisikan diri gua di diri Gadis. Gua terlalu egois mengenai diri sendiri.
“Aku nungguin kamu nelepon, tapi kamu nggak pernah sekalipun nelepon aku. Sampai akhirnya aku yang harus nelepon kamu.”
Gua Cuma bisa terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.
“Dan aku tanya, sekarang kamu maunya gimana?” Gadis kembali membawa pembicaraan ini kebagian awal. “Kamu maunya gimana?”
Gua gak bisa jawab apa-apa. Gua Cuma bisa terdiam membisu. Karena sekarang bukan hak gua untuk memutuskan bagaimana kelanjutan hubungan ini. Gua ngerasa gadislah yang berhak, dan gua Cuma bisa menerima apapun Keputusan dia.
Dan setelah sekian lama gua dia, gua baru menyadari bahwa perlahan mata Gadis mulai berair, dan gua tidak mampu untuk berbuat apapun selain hanya diam.
Chapter 14
Coming Soon